TEKNIK ASEPTIK
NPM : 1506730956
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPARTEMEN BIOLOGI
2017
2
TEKNIK ASEPTIK
I. TUJUAN
1. Memahami teknik-teknik aseptik.
2. Mempraktikan teknik menuang medium secara aseptik.
3. Mempraktikan teknik transfer mikroorganisme secara aseptik
Keterangan:
3. Nisrina N. - - - -
4. Rabbil P. A. - - 1 -
5. Sarah S. - - - 1
6. Triana K. L. - - 1 1
Keterangan
B: Bakteri - : Tidak ada Kontaminasi
K: Kapang 1, 2, dst : Jumlah koloni (kontaminan)
yang terbentuk
Keterangan:
B : Bakteri
+ : Ada (sangat sedikit)
++ : Cukup banyak
+++ : Banyak
++++ : Sangat Banyak
- : Tidak ada pertumbuhan
III. PEMBAHASAN
3.1. Menuang Medium
4
memastikan agar telah rata menutupi cawan petri dan tunggu agar hingga
mengeras. Simpan cawan petri secara terbalik untuk menghindari uap air
menetes ke permukaan media (Society for General Biology 2006: 6).
Berdasarkan hasil penuangan medium yang dilakukan kelompok
4C setelah inkubasi 24 jam, medium Hilmi terkontaminasi. Permukaan
agar milik Monika dan Rabbil tidak rata. Hal ini disebabkan cawan petri
yang tidak diputar dengan perlahan sehingga ketika mengeras, permukaan
agar menjadi tidak rata. Selain itu, terdapat embun pada tutup cawan petri
Nisrina dan Triana. Hal ini disebabkan oleh penuangan medium pada suhu
yang masih tinggi sehingga uap terperangkap di tutup cawan petri.
Setelah inkubasi 48 jam, medium Hilmi, Monika, Rabbil, dan
Triana terkontaminasi oleh 1 koloni bakteri atau khamir dan medium Sarah
serta Triana terkontaminasi oleh 1 koloni kapang. Kontaminasi
disebabkan oleh cara kerja yang kurang steril, seperti kurang lama
memanaskan leher erlenmeyer, penuangan agar yang jauh dari api, dan
membuka tutup cawan petri yang terlalu lebar.
3.2. Transfer Biakan
Medium yang digunakan untuk praktikum transfer biakan
merupakan Mueller-Hinton Agar (MHA). Medium ini memiliki sifat yang
nonselektif sehingga seluruh mikroorganisme dapat tumbuh pada medium
ini. Oleh sebab itu, diperlukan teknik aseptik dalam melakukan transfer
biakan sehingga hanya biakan yang diinginkan yang dapat tumbuh di
medium ini (Acharya 2013: 1).
Biakan yang akan ditransfer ke medium MHA merupakan jenis
Bacillus sp. Bacillus sp. merupakan bakteri gram positif dan anaerob
fakultatif yang dapat ditemukan di tanah dan suplai air. Bakteri ini
berbentuk batang dan mampu membentuk endospora. Endospora Bacillus
sp. mampu bertahan pada suhu 100oC selama satu menit, 70oC selama 10
menit, dan ethanol 95% selama 20 menit. Selain itu, spora Bacillus sp.
tahan terhadap lingkungan asam dan garam dalam waktu yang cukup lama.
Bentuk koloni Bacillus sp. sangat bervariasi, dapat berukuran besar sampai
sangat besar, berwarna abu-abu keputihan, dan dapat terlihat kering namun
6
apabila diamati, terlihat basah atau berlendir. Variasi pada koloni Bacillus
sp. sangat bergantung pada strain dan spesiesnya. Karakter yang
membedakan Bacillus sp. dengan bakteri lainnya ialah Bacillus sp.
diidentifikasi sebagai katalase positif (mampu mengkatalis hidrogen
peroksida dengan air dan oksigen) (University of California 2017: 1).
Pengamatan inokulasi bakteri dilakukan dua kali, yakni setelah
diinkubasi selama 24 jam dan 48 jam. Hasil inokulasi bakteri setelah 24
jam adalah tidak ada kontaminasi dari mikroorganisme lain dan
pertumbuhan bakteri Monika sedikit, Nisrina dan Hilmi cukup banyak,
Sarah dan Triana banyak, dan Rabbil sangat banyak. Perbedaan ini
disebabkan ketrampilan membuat streak tiap praktikan berbeda-beda.
Hasil inokulasi bakteri setelah 48 jam juga tetap tidak ada kontaminasi dari
mikroorganisme lain, pertumbuhan bakteri Monika sedikit, Nisrina cukup
banyak, Sarah, Hilmi dan Triana banyak, dan Rabbil sangat banyak.
3.3. Pembahasan alat yang digunakan
Terdapat beberapa alat yang digunakan pada praktikum teknik
aseptik, yakni: tabung, cawan petri, botol erlenmeyer, dan jarum tanam.
Tabung dan jarum tanam digunakan untuk transfer biakan sedangkan
cawan petri dan botol erlenmeyer digunakan untuk penuangan media.
Tabung (tube) merupakan alat yang terbuat dari kaca dengan satu
ujung yang tertutup dan ujung lainnya terbuka. Apabila bukaan tabung
melengkung keluar, disebut tabung reaksi (test tube). Apabila bukaan
tabung lurus, disebut tabung kultur (culture tube). Apabila bukaan tabung
terdapat putaran (screw) untuk tutup plastik, disebut screw-capped tube.
Tabung yang digunakan pada transfer biakan merupakan screw-capped
tube, yang berguna untuk wadah agar dimana bakteri akan diinokulasi.
Namun, tidak jarang transfer biakan dilakukan menggunakan screw-
capped tube (Dubey & Maheshwari 2000: 2).
Cawan petri (petri dish) merupakan alat yang terbuat dari kaca
(atau plastik untuk cawan petri sekali pakai) yang terdiri dari dua cawan,
yakni tutup dan alas. Cawan petri sering digunakan untuk isolasi dan
kultivasi berbagai macam mikroorganisme. Pada praktikum penuangan
7
medium, agar dituang secara aseptik ke alas cawan dan ditutup dengan
tutup cawan. Cawan petri kaca disterilisasi dengan cara diletakkan di
autoklaf atau oven (Dubey & Maheshwari 2000: 2--3).
Botol erlenmeyer merupakan botol kaca dengan bukaan yang
sempit dan alas yang luas. Botol erlenmeyer mampu mengukur cairan
dengan volume 100, 250, 500, 1000, 2000 ml. Botol erlenmeyer harus di
sterilisasi sebelum penggunaan mikrobiologi. Saat sterilisasi, tutup kaca
dimasukkan ke mulut botol agar kondisi dalam botol tetap steril (Dubey &
Maheshwari 2000: 3).
Jarum tanam merupakan jarum dengan kawat panjang dan gagang.
Secara umum, jarum tanam berfungsi untuk transfer koloni mikroorganisme
(Dubey & Maheshwari 2000: 6) Jarum tanam terbagi menjadi dua, yakni
jarum tanam bulat dan tajam. Jarum tanam bulat berfungsi untuk
menginokulasi mikroorganisme dengan cara menggoreskan ke medium agar
sedangkan jarum tanam tajam berfungsi untuk menginokulasi
mikroorganisme dengan cara menyentuh (menusuk) (Roosheroe dkk. 2006:
166).
IV. KESIMPULAN
1. Teknik aseptik merupakan teknik untuk menjaga area kerja bebas dari
mikroorganisme yang tidak diinginkan sehingga resiko kontaminasi dapat
diminimalisasi.
2. Penuangan medium Mueller-Hinton Agar (MHA) dilakukan dengan teknik
aseptik agar tidak ada kontaminasi pada medium oleh mikroorganisme
yang ada di lingkungan.
3. Transfer biakan dilakukan dengan teknik aseptik agar tidak ada
mikroorganisme lain yang tumbuh selain Bacillus sp.
V. DAFTAR ACUAN
Acharya, T. 2013. Mueller Hinton Agar (MHA): Composition,
preparation, and uses. https://microbeonline.com/why-mueller-
8
hinton-agar-is-used-in-routine-antibiotic-susceptibility-testing/.
diakses 19 September 2017. pk 15.17 WIB.
Baird, R. M., N. A. Hodges, & S. P. Denyer. 2000. Handbook of
Microbiological Quality Control in Pharmaceuticals and Medical.
CRC Press, Boca Raton: 251 hlm.
Dubey, R. C. & D. K. Maheshwari. 2002. Practical Mikrobiology.
Rajendra Ravindra Printers Ltd., New Delhi: 397 hlm.
Roosheroe, I. G., W. Sjamsuridzal, & A. Oetari. 2006. Mikologi: Dasar
dan Terapan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta: 254 hlm.
University of California. 2017. Bacillus sp.
http://wineserver.ucdavis.edu/industry/enology/winemicro/winebac
teria/bacillus.html. diakses 19 September 2017. pk 18.28 WIB.
Society for General Biology. 2006. Basic Practical Micrbiology: A
Manual. Education Department, Spencers Wood: 40 hlm.
Science Kit. 2008. Pouring Plates from Prepared Bottled Media. Science
Kit & Boreal Laboratories, New York: 2 hlm.
9
LAMPIRAN
5. Monika Silvia N.
[Sumber: Dokumentasi Kelompok 3C]