Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TAMBAHAN MATA KULIAH GEOLOGI FISIK

1. Buatlah tulisan mengenai perkembangan ilmu geologi di mulai dari zaman klasik
hingga zaman modern.
2. Buatlah tulisan mengenai bumi yang meliputi bagaimana asal muasalnya,
strukturnya, penyusunnya, dan lain-lain.
3. Buatlah tulisan mengenai teori pengapungan benua dan teori tektonik lempeng.

PEMBAHASAN

1. Perkembangan ilmu geologi zaman klasik dan zaman modern


a. Perkembangan Ilmu Geologi Zaman Klasik

Keadaan bumi ini, termasuk material penyusunnya dan proses-proses


yang terjadi pada bumi telah menjadi objek studi beberapa abad lalu. Beberapa
topik yang sangat menarik seperti fosil, batu mulia, gempa bumi dan aktivitas
gunung api telah dipelajari di Yunani kurang lebih dari 2300 tahun lalu.
Aristoteles merupakan filosof terkenalyang sering mengeluarkan pendapatnya
yang berhubungan dengan bumi, meskipun pandangan-pandangannya tentang
bumi tidak Selalu di dasari pada suatu observasi dan eksperimen.

Aristoteles percaya bahwa batuan yang menyusun bumi terbentuk


dibawah pengaruh bintang-bintang di langit dan gempa bumi muncul pada saat
udara terkumpul di dalam tanah dan dipanasi oleh sumber panas yang berasal
dari pusat bumi. Kemudian dikeluarkan dengan ledakan yang dahsyat. Ketika
dikonfrontasikan dengan fosil ikan yang dijumpai dalam batuan, Aristoteles
mengatakan bahwa sejumlah basar ikan hidup tak bergerak di dalam bumi dan
akan dijumpai jika dilakukan penggalian.

Walaupun penjelasan dan pandangan Aristoteles telah cukup memadai


pada masa itu, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul mengenai
keberadaan bumi kita ini, mereka terus menerus mencoba untuk mencari
penjelasannya selama berabad-abad dengan melakukan observasi dan
percobaan. Hal ini dilakukan untuk menolak pandangan-pandangan dari
Aristoteles yang pada waktu itu banyak diterima oleh masyarakat, tetapi tidak
bisa diterima dengan akal manusia. Selanjutnya Frank D. Adams mengatakan
dalam bukunya The Birth and Development of the Geological Sciences (New
York; Dover, 1938) bahwa selama masa-masa pertengahan, Aristoteles
dihormati sebagai kepala dan pimpinan dari semua filosof di Yunani dan
pendapatnya dalam bidang apapun, merupakan hasil akhir dan dijadikan sebagai
hukum.

Selama abad 17 dan 18, doktrin katastrofisme sangat berpengaruh pada


formulasi penjelasan tentang kedinamisan bumi. Katastrofisme merupakan
suatu faham yang mempercayai bahwa bentuk permukaan bumi telah
berkembang dengan pengaruh utama adalah katastrof yaitu pengrusakan yang
hebat dan terjadi dengan tiba-tiba. Kenampakan bentang alam seperti
pegunungan dan lembah, yang saat ini diketahui proses pembentukannya
membutuhkan waktu yang lama, dan dalam faham ini dijelaskan terbentuk
sebagai akibat pengrusakan tiba-tiba dan terus menerus.

b. Lahirnya Ilmu Geologi Modern

Akhir abad ke 18 merupakan awal dari lahirnya ilmu geologi modem.


James Hutton seorang dokter dan petani dari Skotlandia merupakan orang
yang pertama kali memperkenalkan ilmu geologi modem. la mempublikasikan
teorinya tentang bumi dalam bukunya "Theory of the Earth". Dalam buku
tersebut James Hutton memperkenalkan prinsip "Uniformitarianism" atau
prinsip keragaman. Prinsip inilah yang kemudian merupakan konsep dasar
dalam mempelajari ilmu geologi modem. Secara ringkas pada prinsip ini
dikatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung
sekarang ini juga terjadi pada waktu lampau. Jadi tenaga dan proses-proses yang
terjadi pada bumi pada masa sekarang ini telah terjadi sejak lama sekali, yaitu
sejak terbentuknya bumi ini. Jadi untuk mempelajari batuan yang terbentuk di
masa lampau, kita harus memahami tentang proses-proses yang terjadi di masa
sekarang termasuk juga hasil atau akibat dari proses tersebut. Berdasarkan
prinsip uniformitarism ini kemudian muncul prinsip yang berbunyi masa kini
merupakan kunci masa lalu (The present is the key to the past).
Sebelum muncul teori tentang bumi yang dikemukakan oleh James
Hutton, belum ada yang dapat membuktikan bahwa geologi berhubungan
dengan periode waktu yang sangat panjang. Sebaliknya Hutton dapat
menjelaskan dengan bukti nyata bahwa proses-proses yang terjadi
bagaimanapun lemah dan lambatnya. Apabila terjadi pada waktu yang lama,
dapat menghasilkan suatu perubahan yang sama seperti yang dihasilkan oleh
suatu proses yang dahsyat dan tiba-tiba.

Meskipun James Hutton dapat dikatakan sebagai orang pertama yang


mengemukaan prinsip dasar dalam ilmu geologi modern, tetapi karena teori
ditulis dalam bahasa yang sulit dimengerti dan tidak dipublikasikan dengan luas,
maka idenya tidak banyak diketahui oleh masyarakat pada waktu itu. Seorang
geologiawan Inggris, Charles Lyel, yang berjasa memperkenalkan dan
menyebarluaskan prinsip dasar dalam ilmu geologi modem tersebut, antara
tahun 1830 sampai 1872, Lyel menghasilkan sebelas edisi buku Principles of
Geology. Dalam buku tersebut, Lyel mengilustrasikan dengan baik
konsep-konsep kesamaan dari alam dengan waktu. Lyel juga memperlihatkan
secara lebih meyakinkan bahwa proses-proses geologi yang dapat diamati
sekarang dapat berlaku dan terjadi juga di masa yang lalu. Walaupun doktrin
uniformitarianism pertama kali tidak dikemukakan oleh Lyel, tetapi beliaulah
yang berhasil menyebarluaskannya. Penerimaan dari konsep dasar ini berarti
penerimaan tentang sejarah yang panjang dari bumi kita ini. Walaupun
prose-proses yang terjadi pada bumi mempunyai intensitas yang sangat
bervariasi, tetapi memerlukan waktu yang lama untuk membentuk atau
merusakkan kenampakan utama dari bentang alam permukaan bumi.

Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil atau sisa organisme yang
hidup lebih dari 15 juta tahun lalu, dijumpai pada puncak pegunungan yang
tingginya 3000 meter di atas permukaan laut sekarang ini. Ini berarti bahwa
pegunungan itu telah terangkat sekitar 3000 meter dalam waktu 15 juta tahun.
Jadi rata-rata peningkatan permukaan bumi tersebut hanya sekitar 0.2 milimeter
setiap tahun. Sedangkan rata-rata proses erosi yang terjadi juga sangat kecil. Jadi
memerlukan puluhan sampai jutaan tahun oleh alam untuk membentuk
pegunungan dan meratakannya kembali. Tetapi biarpun waktu yang terus
berjalan ini relatif pendek dalam sekala waktu geologi (sejarah bumi), dari
rekaman yang terdapat dalam batuan yang menyusun bumi dapat terlihat bahwa
bumi telah mengalami banyak siklus pembentukan pegunungan dan erosi.

Sangat penting untuk diingat bahwa walaupun banyak kenampakan


bantang alam fisik yang kelihatan seperti tidak mengalami perubahan dalam
kurun waktu puluhan tahun, kita harus tetap mengamatinya sebab
bagaimanapun juga semuanya mengalami perubahan dalam sekala waktu yang
berbeda-beda (ratusan, ribuan atau bahkan jutaan tahun).

2. Asal-muasal, Struktur dan Penyusun dari Bumi

a. Asal-muasal Bumi
Ketika alam semesta mulai terbentuk sekitar 12 miliar tahun silam, dua
unsur pertama yang hadir adalah hidrogen dan helium. Reaksi inti yang dialami
oleh generasi bintang-bintang termuda menghasilkan banyak unsur lain, yang
semuanya dimuntahkan ke antariksa atau ruang angkasa dalam wujud awan
debu dan gas. Lima miliar tahun yang lalu, salah satu dari awan-awan tersebut
memampat, segulugan bola debu dan gas tercipta di bagian tengah awan dan
terus berpusar. Gravitasi menarik rapat bola ini sedemikian rupa sehingga
menjadi sangat panas. Terciptalah sebuah bintang baru yang kita sebut
matahari.
Asal-usul bumi
Radiasi yang dipancarkan oleh matahari yang baru lahir menolak materi
awan debu di sekitarnya. Yang tersisa kini hanyalah sebuah cakram debu yang
mengitari matahari. Perlahan-lahan butir-butir debu tersebut saling bergabung
dalam proses yang disebut akresi. Lambat laun, cakram debu berubah menjadi
sejumlah planet, yang salah satunya adalah bumi.
Masa bumi terus bertambah sehingga medan gravitasinya pun
meningkat. Akibatnya, terbentuklah bola padat yang terus memampat sehingga
intinya mulai meleleh. Inti bumi terdiri dari lelehan besi pekat, yang diselimuti
oleh mantel silikat padat. Aktivitas gunung api dan gempuran hujan meteor
membentuk rupa permukaan planet baru ini. Ketika pembentukan bumi hampir
selesai, sebuah benda seukuran planet Mars membenturnya sehingga
terlemparlah awan materi ke jalur orbit bumi. Selanjutnya, awan debu ini
memampat dan menjadi satelit bumi yang dikenal dengan nama bulan.

b. Struktur dan Penyusun Bumi


Berbicara tentang Bumi, kita tidak boleh melupakan selubung udara
yang menyelimuti Bumi. Selubung udara itu disebut atmosfer. Nah, sebelum
mengenal lebih jauh tentang lapisan bumi, kita akan membahas atmosfer
terlebih dahulu. Lapisan atmosfer tersusun atas udara. Semakin jauh dari
permukaan bumi, lapisan udara semakin tipis. Lapisan atmosfer melindungi
Bumi dari pancaran sinar dan panas Matahari. Oleh karena itu, lapisan
atmosfer paling berperan dalam mendukung adanya kehidupan di muka Bumi
ini. Lapisan atmosfer ini memiliki ketebalan 640 kilometer.
Atmosfer terdiri atas lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, dan
termosfer. Lapisan troposfer terbentang sejauh 10 km dari permukaan bumi.
Lapisan troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan Bumi. Lapisan
inilah yang memengaruhi cuaca. Sebagian besar awan yang menyebabkan
hujan terbentuk di lapisan ini. Di atas lapisan troposfer terdapat lapisan
stratosfer. Lapisan stratosfer berjarak 1050 km di atas permukaan bumi.
Udara di lapisan stratosfer sangat dingin dan tipis. Balon cuaca dan beberapa
pesawat terbang dapat mencapai lapisan stratosfer. Lapisan ozon berada di atas
lapisan ini. Lapisan ozon adalah lapisan yang penting karena melindungi Bumi
dari sinar ultraviolet dari Matahari. Sinar ultraviolet ini jika langsung
mengenai Bumi akan membunuh semua makhluk hidup.
Lapisan di atas stratosfer yaitu mesosfer. Lapisan mesosfer berjarak 50-
80 km di atas permukaan bumi. Mesosfer memiliki campuran oksigen,
nitrogen, dan karbon dioksida yang sama dengan lapisan di bawahnya. Namun,
kandungan uap airnya sangat sedikit.
Lapisan di atas mesosfer yaitu lapisan termosfer. Lapisan termosfer
terbentang pada ketinggian 80500 km di atas permukaan bumi. Di lapisan ini
terjadi efek cahaya yang disebut aurora. Lapisan yang paling jauh dari
permukaan bumi yaitu lapisan eksosfer. Eksosfer ada di ketinggian 700 km di
atas permukaan bumi. Setelah lapisan eksosfer adalah angkasa luar.

Struktur Bumi bagian dalam terbagi dalam beberapa lapisan, seperti


halnya sebuah bawang. Bumi secara umum terdiri dari beberapa lapisan yaitu
bagian paling atas disebut litosfer atau crust, lapisan di bawahnya adalah
astenosfer atau mantel dan yang paling bawah adalah inti bumi. Bagian dalam
dari bumi dapat diketahui dengan mempelajari sifat-sifat fisika bumi yaitu
dengan metode geofisika., terutama dari kecepatan rambatan getaran atau
gelombang seismik, sifat kemagnetannya dan gaya berat serta data panas bumi.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa bagian dalam bumi tersusun
dari material yang berbeda-beda mulai dari permukaan bumi sampai ke inti
bumi. Dengan metode geofisika tersebut juga diketahui bahwa berat jenis bumi
keseluruhan adalah sekitar 5,52. Kerak bumi sendiri yang merupakan lapisan
terluar dan disusun oleh batu-batuan mempunyai berat jenis antara 2,5 sampai
3,0. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa material yang menyusun bagian
dalam bumi merupakan material yang lebih berat dengan berat jenis yang lebih
besar daripada batuan yang menyusun kerak bumi.

Struktur internal bumi secara umum dibagi menjadi sebagai berikut:

1) Kerak

Kerak Bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua
kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai
ketebalan sekitar 510 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan
sekitar 2070 km. Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan
basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit,
yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak Bumi dan sebagian mantel bumi
membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas
terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 200-400 C. Kerak dan
bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer. Karena
konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi
lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 30 0C setiap km,
namun gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang
lebih dalam. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah:
Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi
(Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K)
(2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).

2) Mantel

Selubung bumi atau yang biasa disebut mantel bumi ini merupakan
lapisan yang menyelubungi inti bumi dan merupakan bagian terbesar dari
bagian bumi sekitar 83.2 persen dari volume dan 67.8 persen dari
keseluruhan masa bumi. Terdiri dari material yang berfasa cair ,sering pula
selubung bumi disebut sebagai lapisan astenosfer. Pada lapisan ini tempat
terjadinya pergerakan-pergerakan lempeng-lempeng yang disebabkan oleh
gaya konveksi atau energi dari panas bumi. Pergerakan tersebut sangat
mempengaruhi bentuk muka bumi. ketebalann selubung ini berkisar
2.883 km. Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc dekat dengan inti dan 3.3
gr/cc didekat kerak bumi. Pada wilayah selubung bagian atas akan mulai
terbentuk intrusi magma yang diakibatkan oleh batuan yang menyusup dan
meleleh.

3) Inti

Inti bumi terletak mulai kedalaman sekitar 2900 km dari dasar kerak
bumi sampai ke pusat bumi. Inti bumi dapat dipisahkan menjadi inti bumi
bagian luar dan inti bumi bagian dalam. Batas antara selubung bumi dan
inti bumi ditandai dengan penurunan kecepatan gelombang P secara drastis
dan gelombang S yang tidak diteruskan. Keadaan ini disebabkan karena
meningkatnya berat jenis material penyusun inti bumi dan perubahan sifat
meterialnya dari yang bersifat padat menjadi bersifat cair. Meningkatnya
berat jenis disebabkan karena perubahan dari material silikat yang menusun
selubung bumi menjadi material campuran logam yang kaya akan besi (Fe)
di inti bumi. Perubahan sifat material menjadi cairan disebabkan karena
turunnya titik lebur material yang mengandung besi dibandingkan material
yang kaya silikat. Itulah sebabnya material yang menyusun inti bumi bagian
luar berupa cairan yang kaya logam Fe. Sebaliknya semakin bertambahnya
tekanan ke bagian yang semakin dalam akan mengakibatkankan naiknya
titik lebur material logsm. Hal ini menyebabkan material yang menyusun
inti bumi bagian dalam merupakan material logam yang bersifat padat.
Komposisi material penyusun inti bumi diketahui dengan perkiraan bahwa
unsur besi merupakan unsur yang banyak dijumpai pada kerak batuan
penyusun kerak bumi. Dengan meningkatnya berat jenis pada batuan yang
makin dalam letaknya, maka kadar besi juga akan semakin meningkat,
sehingga pada selubung bumi mempunyai kemungkinan mengadung kadar
besi yang lebih besar daripada kerak bumi. Berat jenis inti bumi bagian luar
yang disusun oleh material kaya besi yang cair sama dengan berat jenis
berat jenis besi dalam keadaan cair. Karena inti bumi bagian dalam disusun
oleh material kaya besi yang padat, maka batas antara inti bumi bagian luar
dengan inti bumi bagian dalam mempunyai temperatur sama dengan titik
lebur besi pada tekanan ditempat tersebut. Selain itu, komposisi penyusun
inti bumi juga diketahui dengan mendasarkan pada komposisi meteorit
yang dijumpai mengandung logam besi dan nikel sebanyak sekitar 7%
sampai 8%. Sehingga diperkirakan material logam penyusun inti bumi
adaalah unsur besi dan nikel.

3. Teori Pengapungan Benua dan Tektonik Lempeng


a. Teori Pengapungan Benua
Teori Apungan Benua (Continental Drift) pertama kali diperkenalkan
oleh Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi asal Jerman dalam bukunya
yang berjudul The Origin of Continents and Oceans pada tahun 1915. Alfred
Wegener beranggapan bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya
bersatu (benua tunggal) yang dikenal sebagai super-kontinen yang bernama
Pangaea. Nama Pangaea sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"semua daratan.

Gambar Perkiraan Bentuk Benua Pangaea

Selanjutnya, teori ini terus berkembang hingga ditemukannya bukti-


bukti tentang keberadaan super-kontinen Pangaea pada 200 juta tahun yang
lalu. Bukti-bukti tersebut diantaranya:
1) Kecocokan Benua
Apabila potongan-potongan benua yang ada saat ini digabungkan
menjadi satu, akan terdapat kecocokan bentuk-bentuk benua yang dapat
membentuk suatu daratan besar, yaitu super-kontinen Pangaea. Salah satu
kecocokan tersebut dapat ditemukan pada kemiripan garis pantai yang ada
di benua Amerika Selatan bagian Timur dengan garis pantai benua Afrika
bagian Barat. Kedua garis pantai ini apabila dihimpitkan satu dengan
lainnya akan saling berhimpit.
Gambar Ilustrasi Penggabungan Potongan Benua

2) Persebaran Fosil
Persebaran binatang dan tumbuhan di muka bumi ini sangat tersebar
luas. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil binatang dan
tumbuhan, seperti :
a) Fosil Cynognathus, reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu,
dimana fosilnya ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua
Afrika.
b) Fosil Mesosaurus, reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang
hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di
benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
c) Fosil Lystrosaurus, reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun
yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di benua benua Afrika, India, dan
Antartika.
d) Fosil Clossopteris, tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu,
dimana fosilnya ditemukan di benua benua Afrika, Amerika Selatan,
India, Australia, dan Antartika.
Ditemukannya berbagai fosil binatang dan tumbuhan dengan
kemiripan tertentu di berbagai lokasi di muka bumi ini, menandakan dahulu
mereka hidup di satu daratan, yaitu super-kontinen Pangaea.
3) Kesamaan Jenis Batuan
Jika benua dalam satu waktu bergabung, maka batuan dan
pegunungan pada waktu yang sama di lokasi yang berdampingan dan di
benua yang berhadapan haruslah cocok. Jalur pegunungan Appalachian
yang berada di Timur benua Amerika Utara dengan sebaran berarah Timur
Laut secara tiba-tiba menghilang di pantai Newfoundland. Pegunungan
yang memiliki umur sama dengan pegunungan Appalachian juga
ditemukan di Timur Greenland, Irlandia, Inggris, dan Norwegia. Kedua
pegunungan tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya
pemisahan / pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu
jalur pegunungan yang menerus. Sehingga, menandakan bahwa dahulu
kedua daratan yang terpisah ini adalah satu.

Secara garis besar, teori Apungan Benua (Continental Drift) ini


melihat dari unsur-unsur bentuk, struktur, dan umur yang sama atau identik.
Namun teori ini masih memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menjelaskan
sebab terjadinya benua atau super-kontinen Pangaea pecah, sehingga
muncul teori baru Teori Penjalaran Dasar Laut (Sea Floor Spreading).

b. Teori Tektonik Lempeng


Teori tektonika Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam
bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya
bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang
dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan
padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa
mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang
sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih
dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi.
Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates).
Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih
kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak
relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh),
konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas
vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya
umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng
lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.

Anda mungkin juga menyukai