M 12 Peter
M 12 Peter
ABSTRAK
Makalah ini menyajikan teori value engineering (VE) dan praktiknya pada proyek
konstruksi, khususnya pada perencanaan mekanikal dan elektrikal pada bangunan gedung
komersial di Jakarta. Makalah ini pertama-tama memaparkan teori VE pada umumnya,
dan penerapan pada kasus perencanaan mekanikal dan elektrikal khususnya pada sebuah
gedung komersial di Jakarta. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam melakukan kegiatan
bisnis pengelolaan pembangunan proyek gedung terdapat tiga apek penting, yaitu: 1)
desain suatu elemen bangunan dengan biaya awal yang besar biasanya menghasilkan
biaya operasi rendah namun tidak menjamin life cycle cost dari elemen tersebut bernilai
optimum. 2) Agar penerapan VE bisa efektif diperlukan peninjauan kondisi lapangan dan
penyesuaian penerapan metodologi standar VE. 3) Pemilik aset hendaknya selalu terlibat
baik langsung maupun mewakilkan kepada manajer proyek yang terpercaya dalam
penerapan VE pada setiap proses pelaksanaan pembangunan proyek, sehingga didapat
desain yang menjamin life cycle cost yang optimal.
Kata kunci: Pengelolaan proyek, value engineering, life cycle costing, mekanikal dan
elektrikal.
A. PENDAHULUAN
Melaksanakan pembangunan gedung dengan kecukupan biaya dan ketepatan waktu
saja, tidaklah cukup. Sebagai pelaksana proyek gedung, kebanyakan dari mereka
hanya berorientasi pada kedua hal di atas. Mereka berpendapat bahwa proyek akan
mengalami kegagalan apabila pekerjaan penyelesaiannya dilaksanakan tidak tepat
waktu atau munculnya pembengkakan biaya. Akan tetapi, hendaknya perlu
diperhatikan bahwa kedua hal itu hanya merupakan titik awal dari suksesnya proyek
yang sedang dilaksanakan.
Permasalahan adalah bagaimana proyek yang dilaksanakan mampu menciptakan
kondisi yang mendorong perkembangan bisnis pemilik aset menjadi lebih maju dan
berkembang Engineering untuk Pengelolaan Konstruksi tanpa melupakan standar
proses yang berlaku di negara.
Pemilik aset hendaknya berperan aktif dalam perencanaan dan konstruksi proyek
dapat dilihat pada gambar 1, serta tidak menyerahkan begitu saja semua permasalahan
kepada pihak konsultan. Melalui pendekatan ini, proyek gedung yang akan dibangun
secara dinamis mampu merefleksikan misi dan citra perusahaan, serta membuat
suasana menjadi lebih inovatif, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih energik.
Untuk itu, sebagai pemilik aset diharapkan selalu berada bersama dalam tim untuk
mengikuti proses pelaksanaan dan mengartikulasikan visi ke depan dalam konsep
ruang kerja yang diinginkan. Di samping itu, ia dapat memberikan motivasi juga harus
dapat merealisasikan visi yang diinginkan. Dengan kata lain, pemilik aset hendaknya
turut terlibat dalam pembangunan dan bukan sekedar sebagai pemilik saja.
Kita dapat memahami bahwa tidak banyak orang yang berani melakukan pendekatan
ini, karena hanya beberapa yang memiliki pemahaman di bidang konstruksi dan
desain. Selain itu, tidak banyak pelaku bisnis di bidang ini, karena trauma dengan
melihat pengusaha jenis ini, sekali mengalami kegagalan mereka sulit untuk
melupakannya.
Tujuan paper adalah 1) memaparkan teori value engineering dan praktiknya terhadap
proyek konstruksi; dan 2) menyajikan sebuah studi kasus praktik Value Engineering
di bidang Mekanikal dan elektrikal pada sebuah gedung komersial di Indonesia
Hindarkan Spekulasi.
Pemilik aset hendaknya selalu mengingatkan kepada kontraktor dan konsultan bahwa
harga yang diajukan dalam proses pembangunan dijabarkan secara rinci dan jelas di
dalam pengajuan perencanaannya. Membuat perkiraan merupakan ilmu noneksakta
dan sangat riskan yang dapat berpengaruh terhadap pengurangan peralatan khusus
pada bangunan gedung karena estimasi yang terlalu dini. Apabila dihadapkan pada
pilihan yang sulit, kita dapat meminta arsitek untuk membuat daftar peralatan gedung
yang sesuai dengan ketersediaan atau kecukupan dana. Kita harus memberikan
prioritas realisasipenyelesaian menurut daftar, dan yang lebih penting lagi adalah
rincian jadual waktu pengerjaan, umpamanya diawali dengan penyelesaian atap,
kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan lantai kamar mandi yang dijadualkan setelah
selesai pekerjaan atap. Kita harus menjalin kerja sama dengan kontraktor untuk
membuat alternatif pilihan harga material dan membuat keputusan yang tidak
mengikat terhadap sub kontrak.
yang dihasilkan merupakan rekomendasi yang dibuat oleh sebuah tim multidisiplin
yang mewakili berbagai pihak yang terlibat. VE adalah usaha yang sistematis untuk
meningkatkan nilai (value) serta mengoptimalkan life-cycle cost and energy.
Teknik VE dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, seperti penghematan
biaya, mempersingkat waktu pelaksanaan serta meningkatkan mutu, kehandalan dan
kinerja. VE juga dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya uang, tenaga kerja
dan material dengan menghilangkan biaya yang tidak perlu tanpa mengorbankan mutu
ataupun performance.
Penerapan VE sedapat mungkin dilaksanakan pada awal pekerjaan/proyek. Semakin
awal proses VE dilakukan, semakin besar potensi penghematan yang dapat dicapai.
Hubungan antara waktu pelaksanaan VE dengan penghematan biaya dapat dilihat
pada Gambar 2., idealnya penerapan VE dapat dilakukan pada tahap planning and
analysis sampai working drawings .
Tahap Kreatif :
Pada tahap kreatif dapat ditemukan 4 alternatif sebagai berikut: Alternative Awal
mengunakan Water Cooled Chiller York; Alternatif I Water Cooled Chiller Carrier;
Alternatif II Air Cooled Chiller Carrier; Alternatif III Air Cooled Chiller York, yang
kemudian akan dianalisis pada tahap selanjutnya.
Tahap Penentuan
Assesment awal
Tujuan tahap ini mengenevaluasi alternatif-alternatif yang dihasilkan tahap
kreatif; dan mengkaji keuntungan dan kelemahan. Berikut ini disajikan Simple
T Chart keuntungan dan kerugian aktivitas ME dari gedung tesebut.
Assesment kedua
Tujuan tahap ini mengevaluasi alternatif-alternatif yang dihasilkan pada tahap
kreatif; dan mengkaji kriteria yang seperti pada pada Tabel 7.
Berdasarkan kreteria diatas dapat dibuatkan Relative Weight Worksheet dan
Feasibility Ranking Format
Relative Weight Worksheet
Hasil hitungan Relative weight worksheet ditunjukkan pada Tabel 8.
Feasibility Ranking Format
Feasibility Ranking Format untuk menghitung total weight dari masing-masing
alternatif dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 6. Simple T Chart Keuntungan dan Kerugian
Analisis (Perbandingan Ide) Bobot
Keuntungan Kerugian
Desain Awal Keawetan Jangka Panjang Teknologi tdk Sederhana 1,0
Water Cooled Chiller Biaya pemeliharaan rendah Biaya relatif mahal 2,0
(Screw Compresor) Penghematan Wkt Petaka 2,0
Jumlah 5,0
Alternatif I Keawetan Jangka Panjang Teknologi tdk Sederhana 1,0
Water Cooled Chiller Biaya pemeliharaan rendah Biaya relatif mahal 2,0
(Recip Compresor) Penghematan Wkt Petaka 2,0
Jumlah 5,0
Alternatif II Penghematan Wkt Petaka Keawetan Jangka panjang 2,0
Air Cooled Chiller Teknologi Sederhana Lama Waktu Petaka 0,5
Carrier Biaya Relatif Murah 3,5
Jumlah 6,0
Alternatif III Penghematan Wkt Petaka Lama Waktu Petaka 2,0
Air Cooled Chiller Mudah Dilaksanakan Keawetan Jangka panjang 1,0
York Biaya Relatif Murah 3,5
Jumlah 6,5
Tabel 7. Kriteria
Biaya Relatif Murah 3,5
Mudah Dilaksanakan 1,0
Penghematan waktu Petaka 2,0
Teknologi Sederhana 0,5
Keawetan jangka Panjang 1,0
Biaya Pemeliharaan rendah 2,0
Total Nilai 10,0
Assesment ketiga
Tujuan tahap ini mengenevaluasi alternatif-alternatif yang dihasilkan tahap kreatif;
dan mengkaji yang diambil dari rumus sebagai berikut :
Dt = jml keputusan utk perbandingan Bobot relatif
N = jumlah alternatif yang dihasilkan dari fase kreatif
Dt = (N x (N-1) ) / 2
Dt = (6 x (6-1) ) / 2
Dt = 15
Format Matrik
Penentuan Bobot dapat dilihat pada Tabel 10.
Analisis Matrik
Hasil analisis matriks dapat dilihat pada Table 11.
Tabel 11. Analisis Matrik
KRITERIA
Teknologi Sederhana
Mudah dilaksankan
Biaya Relatif Murah
Total Ket
No ALT
A B C D E F
10 = Bobot sangat Pen
10 6,8 8,4 8,7 6,1 9,4
1 = Bobot tdk. Penting
1 2 2 2 2 1
1 Desain Awal
10 13,5 16,8 17,4 12,3 9,4 79,4
2 2 2 3 3 2
2 Alt I
20 13,5 16,8 26,1 18,4 18,7 113,5
3 3 3 2 3 3
3 Alt II
30 20,3 25,2 17,4 18,4 28,1 139,4
3 3 3 3 3 4
4 Alt III
30 20,3 25,2 26,1 18,4 37,4 157,4 Tertinggi
1 - Poor; 2 - Fair, 3 - Good; 4 - Excelent
Tahap Pengembangan :
Pada tahap ini bertujuan: Mengembangkan alternatif terbaik dari sisi ekonomi; dan
Mengetahui Life Cycle Cost
Tabel 14. Life Cycle Cost Worksheet Alt.III VS Desain Awal (2)
No Air Cooled Water Cooled
Alt III Desain Awal
SUB TOTAL MECHANICAL INVESMENT USD 359.272 USD 669.332
TOTAL OPERATION COST/YEAR (356 days) USD 384.665 USD 362.543
Dalam Juta Rp
SUB TOTAL MECHANICAL INVESMENT 3.305 6.158
TOTAL OPERATION COST/YEAR (356 days) 3.539 3.335
PVIFA (12,40) 6,7 6,7
NPV 27.016,06 28.505,01
PVIFA (20,40) 4,9 4,9
NPV 20.646,00 22.501,30
Tahap Rekomendasi
Kesimpulan: Berdasarkan analisis Value Engineriing, maka dipilih alternatif III yaitu
Air Cooled Chiller dengan merk York.
Saran:: Sebelum menentukan kapasitas Chiller perlu menghitung perkiraan beban
pendinginan, yang sesuai dengan bangunan Pulogadung Trade Centre , sehingga
konsumsi listrik untuk sistem tata udara dapat optimal.; Pengunaan Air Cooled
Chiller dengan merk York. adalah tepat dan dapat diterapkan.
F. KESIMPULAN
Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa dalam melakukan kegiatan bisnis
pengelolaan pembangunan proyek gedung terdapat beberapa isu penting (lihat tabel 12
dan 13) , yaitu: 1) Desain dengan biaya awal biasanya menghasilkan biaya operasi
yang rendah namun tidak menjamin life cycle cost yang optimum. 2) Agar penerapan
VE bisa efektif diperlukan peninjauan kondisi lapangan dan penyesuaian penerapan
metodologi standar VE. 3) Pemilik aset hendaknya selalu terlibat baik langsung
maupun mewakilkan manajer proyek yang terpercaya dalam penerapan VE agar setiap
proses pelaksanaan pembangunan proyek, sehingga didapat desain yang menjamin life
cycle cost yang optimal.
G. DAFTAR PUSTAKA
1) Back WE and Boles, WW, 1992,Defining Triangular Probability Distribution
From. Historical Cost Date, Journal of Construction Engineering and
Management.
2) Brown J.A, 1998, 15 Keys for Successful Construction, Estimating and Bidding
Transaction of AACE Internasional, AACE International.
3) Clarke, DE, 2001, Monte Carlo Analysis = Ten Years of Experience, Technical
Article-Roll of RiskSeries 43.
4) Chandra, S., 1986, Introduction and The Application of Value Engineering for
Efficiency, Jakarta.
5) Dell'Isola, A., 1982, Value Engineering in the Construction Industry, 3th, Van
Nostrand Reinhold, New York.
6) Kelly, J. and S. Male, 1993, Value Management in Design and Construction,
E&FN Spoon, London.
7) O'Brian, Value Analysis in Design and Construction, McGraw-Hill.
8) Yuan, LL and Pheng, LS, 1992, Just-in-Time Productivity for Construction,
National Prints, Singapore.
9) Zimmerman, Larry W. and D.H. Glen, 1982, Value Engineering a Practical
Approach for Owners Designer and Contractors, Van Nostrand Reinhold,