Anda di halaman 1dari 96

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang fenomena yang berupa alam secara sistemat sehingga IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta.

Konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan.

Kimia merupakan salah satu dari cabang IPA yang dapat menjadi

vahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek nengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pem

ajaran pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Namun pada

umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif

mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konscp

kimia karena guru cenderung dengan metode pembelajaran ceramah


dengan pencatatan materi ane konvensional, padahal perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi seraakin maju. Sehingga siswa sering bosan

dengan pembelajaran kimia yang berakibat pada hasil belajar kimia.

Kebosanan yang dialami siswa saat pembelajaran kimia yang

berkepanjangan akan mengakibatkan rendahnya hasil kimia pada siswa

tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Kualitas dan kuantitas sampai saat ini masih merupakan suatu

masalah yang menoniol dalam setiap usaha pembaharuan sistem

pendidikan Nasional.

Upaya perbaikan, perubahan dan pembaharuan di bidang

pendidikan juga masih merupakan tanggung jawab guru sebagai salah satu

komponen kegiatan belajar mengaiar di sekolah. Salah satunya yaitu

penggunaan metode pembelajaran. Dalam metode pembelajaran guru

mempunyai peran yan sangat penting. dimana metode vang digunakan

harus sesuai dengan zaman atau keanajuan teknologi serta mampu

diterapkan dalam sekolahan tersebut. Fakta di lapangan menunjukkan

bahwa kimia dianggap sebagai perangkat faktcr-faktor yang perlu

dihafalkan. Hal tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan siswa mengenai

kegunaan kimia dalam praktek sehari-hari. sehingga siswa cepat bosan dan

tidak tertarik pada mata pelajaran kimia. Padahal kimia juga bisa dipelajari

dengan pemahaman konsep dan pengetahuan nyata schingga siswa dapat

mengamati atau mengalami scadiri. Dari observasi awal yang peneliti

lakukan diketahui bahwa hasil belajar kognitif pada siswa kelas XI IPA 2

SMAN 1 Natar pada pembelajaran sebelumnya. belum memenuhi kriteria


ketuntasan baik secara individual klasikal maupun didasarkan pada

Standar Ketuntasan Minimum (SKM) mata pelajaran kimia yang telah

ditetapkan dalam silabus ini yaitu mencapai minimum 70 dan sekurang-

kurangnya 75% dari jumlah siswa di kelas tersebut.

Berdasarkan beberapa tes harian, nilai rata-rata hasil belajar siswa

kelas XI IPA 2 masih relatif rendah. Sebagian siswa kelas XI IPA 2

kurang tertarik dengan pelajaran kiania. Menurut mereka, kimia

merupakan pelajaran yang membahas hal-hal abstrak yang sulit digunakan

secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga merasa kesulitan

dalam mempelajari kimia, khususnya yang ada hubungannya dengan

rumus dan hitungan. Keengganan siswa dalam menerima pelajaran kimia

yang akhirnya berakibat pada kurang kesiapan siswa dalam menerima

pelajaran kimia yang berujung pada hasil belajar kognitif yang masih di

bawah standar ketuntasan belajar klasikal standar. Adapun keaktifan siswa

belum dapat dioptimalkan oleh guru mengingat ketersediaan media, sarana

dan p:asarana yang terbatas. Dengan adanya kemajuan teknologi siswa

tidak hanya dituntut untuk mengetahui konsep & teori akan tetapi siswa

juga di tuntut untuk trampil dalam menerapkan pengetahuan untuk

menghadapi masalah dalam kehidupan dan teknologi. Strategi yang

dilakukan guru sebaiknya berorientasi pada tujuan pembelajaran

mengembangkan kemampuan akademik dan interaksi sosial. Untuk itu,

guru perlu menghadirkan suasana bermakna dalam pembelajaran dengan

keterbatasan yang ada.


Pembelajaran yang bermakna diharapkan dapat menghadirkan

pengalaman yang kongkrit dalam memahami konsep kimia yang menurut

sebagian siswa adalah konsep yang abstrak dan sulit untuk di aplikasikan

dalam lingkungan sekitar. Metode eksperimen merupakan metode yang

sifatnya obyektif, baik yang dilakukan di dalam atau di luar kelas maupun

di dalam suatu laboratorium tertentu dan Fungsi dari metode eksperimen

merupakan penunjang kegiatan proses belajar untuk menentukan prinsip

tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang dikembangkan.

Sedangkan Metode Mind Mapping merupakan cara kreatif bagi peserta

didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran,

merencanakan penelitian baru. Pembelajaran in menjadikan mengingat

dengan lebih baik (konsentrasi), karena belajar melihat gambaran secara

keseluruhan dengan imajinasi dan asosiasi. Mind map menggunakan

kemampuan otak dan pengenalan visual untuk menghasilkan hasil yang

maksimal. Dengan kombinasi warna, gambar dan cabang- cabang

melengkung, Mind map lebih merangsang secara visual daripada

pencatatan tradisional. yang cenderung nier dan satu warna sehingga ilmu

yang diperoleh dari pembelajaran mudah ditcrapkan dalam kehidupan

sehari-hari, dengan mengkaitkan ilmu yang di dapat dengan lingkungan.

teknologi. dan masyarakat.

Keterkaitan ilmu pengetahuan dengan lingkungan. teknologi. dan

masyarala: tersebut bisa di ajarkan pada siswa melalui pendekatan SETS.

SETS merupakan akronim dari Science. Environment. Tecnology, and

Society. bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki kepanjangan


Sains, Lingkungan. Teknologi dan Masyarakat. SETS diturunkan dengan

landasan filosofis yang m rminkan kesatuan unsur unsur SETS dengan

mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam susunan akronim tersebut Visi

SETS merupakan cara pandang ke depan yang membawa ke arah

pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini

mengandung aspek sains lingkungan teknologi dan masyarakat (SETS)

sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruh secara timbal balik.

Secara keseluruhan keempat unsur SETS tersebut akan selalu menyatu tak

terpisahkan. Metode Mind Mapping bervisi SETS merupakan suatu metode

pembelajaran vang memanfaatkan maiinasi dan asosiasi dengan belajar

melihat gambaran secara keseluruhan yang dikaitkan dengan aspek Sains,

Lingkungan. Teknologi dan Masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling

mempengaruhi secara timbal balik yang dapat membantu siswa untuk

belajar lebih cepat, mudah dan efisien sehingga hasil belajar siswa dapat

meningkat lebih baik. Berdasarkan permasalahan diatas maka akan

dilakukan upaya pengembangan pembelajaran dengan visi yaitu, penulis

melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas XI IPA 2 Pada Materi Pokok Laju Reaksi Melalui

Penggunaan Kombinasi Metode Eksperimen dengan Metode Mind

Mapping Bervisi SETS Pada Siswa Kelas XI IPA, 2 SMAN 1 Natar

Tahun Pelajaran 2015/2016".

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar helakang yang telah dipaparkan di atas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah

melalui penggunaan kombinasi metode eksperimen dengan metode Mind

Mapping bervisi SETS pada materi pokok laju reaksi dapat meningkatkan

hasil belajar kimia siswa kelas xi IPA 2 SMAN 1 Natar Tahun Pelaiaran

2015/2016

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Manfaat dan tuiuan penelitian yang ingin dicapai adalah sesuai

dengan latar belakang dan perumusan masalah yang penulis paparkan

yaitu sebagai berikut

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah penggunaan kombinasi metode

eksperimen dengan metode Mind Mapping bervisi SETS dapat

meningkatkan hasil belajar kimia pada materi pokok laiu reaksi pada

siswa XI IPA 2 SMAN 1 Natar Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar kimia swa

2) Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran

b. Bagi Guru
1) Hasil penelitian ini akan memberikan wawasan kepada guru

tentang metode pencatatan yang tepat khususnya pokok

bahasan laju reaksi

2) Meningkatakan rangsangan bagi guru untuk menciptakan

strategi pembelajaran yang baik pada mata pelaiaran kimia dan

pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan

pembelajaran untuk semua pelaiaran,

2) Memberikan perbaikan kondisi pembelajaran kimia di kelas XI

IPA 2 SMAN 1 Natar.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Belajar dan Hasil Belajar serta Faktor yang Mempengaruhinya

1. Pengertian Belajar

Adapun dufiniai belajar menurut pakar pendidikan, diantaranya sebagai

berikut:

a. Gagne

"Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai

seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan

diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

b. Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience

(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman).

c. Geoch

Learning is change in ponformancc as a result of practice". (Belajar

adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

d. Menurut Morgan
"Learning is relatively permanent change in behavior which occurs as

result of eksperimence or praktice". Yang artinya adalah sebagai

berikut: "Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

merupakan hasil dari pengalaman atau latihan".

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk memperoleh pengetahuan.

perubahan tingkah laku yang berasal dari proses pembelajaran atau

hasil dari interaksi antara individu dengan ndividu dan individu dengan

lingkungannya sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku

yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Hasil belajar juga merupakan

realisasi atau pemekaran dari kecakapan-percakapan potensial atau

kapasitas yang dimiliki seseorang. Berikut ini berapa definisi tentang Hasil

belajar atau prestasi belajar antara lain:

a. Menurut Winkel: Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan

manusia yang berubah dalam sikap dan tingkah lakunya"

b. Hasil belajar menurut Gagne antara lain

1) Informasi verbal yaitu kualitas mengungkapkan pengetahuannya

dalam bentuk bahasa. baik lisan maupun tulisan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang.

3) Strategi kognitif yaitu keaktifan menyalurkan aktifitas kognitifnya.


4) Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerakan dalam urusan dan koordinasi

5) Sikap adalah kemampuan untuk menerima atau menolak obiek

berdasarkan penilaian terhadap objek.

Dari definisi di atas, bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang telah

dicapai dalam suatu perubahan adanya proses, latihan atau pengalaman

dan usaha belajar dalam hal ini mewujudkannya berupa hasil.

3. Aspek-Aspek Hasil Belajar

Menurut Benyamin Bloom secara garis besar hasil belajar

diklasisfikasikan menjadi 3 antara lain

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahu atau ingatan, pemahaman aplikasi.

analisis. sintesis dan evaluasi.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari

penerimaan. jawaban atau reaksi, menilai. organisasi dan internalisasi

c. Ranah psikomotorik berkaitan dengan Hasil belajar keterampHan dan

kemampaan bertindak individu yang terdiri dari lima aspek. yakni

gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual

keharmonisan atau ketepatan. gerakan keterampilan kompleks dan

gerakan ekspresif dan interpretatif.

Jadi ketiga Hasil belajar yang telah dijelaskan di atas penting

diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan

menyusun alat-alat penilaian. baik tes maupun bukan tes.


4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor vang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi tiga

macam, yaitu

a. Faktor-Faktor Stimuli Belajar

Stimuli belajar yaitu segala hal di luar individu yang merangsang,

individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimuli

dalam hal ini mencakup materiil, penugasan, serta suasana lingkungan

eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar.

b. Faktor Faktor Metode Belajar

Cara mengajar atau lebih dikenal dengan metode pembelajaran.

menyangkut cara guru memberikan pengalaman belajar siswa sehingga

kemampuannya dapat berkembang, dan belajar dapat berjalan secara

efisien serta bermakna bagi siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar.

metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai

dengan tujuan yang ingin di capai setelah pengajaran berakhir. Seorang

guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya apabila dia tidak

menguasai satupun metode mengajar. Metode yang digunakan seorang

guru dapat mempengaruhi proses belajar dari peserta didik, misalnya

peta kongep, digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pokok

tentang tumbuhan atau klasifikasi hewan. Karena dengan peta konsep

ini peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya dan dengan peta
konsep yang dibuat oleh peserta didik tentunya daya ingat peaserta

didik terhadap materi tersebut akan lebih baik.

c. Faktor fulltor individual Faktor individual sangat besar pengaruhnya

terhadap belajar seseorang, seperti kondisi kesehatan jasmani dan

rohani, kapasitas mental, usia dan lain sebagainya.

oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun

alat-alat penilaian. baik tes maupun bukan tes.

5. Faktor-Faktor yang Mempeagaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi tiga

macam, yaitu

a. Faktor-Faktor Stimuli Belajar

Stimuli belajar yaitu segala hal di luar individu yang merangsang,

individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar,

stimuli dalam hal ini mencakup materiil, penugasan, serta suasana

lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelaiati oleh si

pelajar.

b. Faktor Faktor Metode Belajar

Cara menga atau lebih dikenal dengan metode pemBelajaran.

menyangkut cara guru memberikan pengalaman belajar siswa

sehingga kemampuannya dapat berkembang. dan belajar dapat

berjalan secara efisien serta bermakna bagi siswa.10 Dalam

kegiatan belajar mengajar. metode diperlukan oleh guru dan

penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin di


capai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya apabila dia tidak menguasai satupun

metode mengajar. Metode yang digunakan seorang guru dapat

mempengaruhi proses belajar dari peserta didik, misalnya peta

konsep, digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pokok

tentang tumbuhan atau klasifikasi.

B. Metode Eksperimen

Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti Ilmu

alam, Ilmu kimia dan sejenisnya. Biasanya digunakan metode yang sifatnya

obyektif baik yang dilakukan di dalam atau di luar kelas maupun di dalam

suatu laboratorium tertentu. rungsi dari metode cksperimen merupakan

penunjang kegiatan proses belajar untuk menentukan prinsip tertentu atau

menjelaskan tentang princip prinsip yang dikembangkan.

1. Keuntungan Penggunaan Metode Eksperimen

a. Dapat memberikan gambaran yang kongkrit tentang suatu peristiwa

b. Siswa dapat mengalami proses

c. Siswa dapat mngembangkan keterampilan inkuiri

d. Siswa dapat mengembangkan sikap Ilmiah

e. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelaran lebih efektif dan

efisien.

2. Persiapan Guru Sebelum Melaksanakan Praktikum

a. Menentukan tuiuan praktikum

b. Menyiapkan prosedur praktikum


c. Menyiapkan lembar pengamatan

d. Menyiapkan alat dan zat

e. Menyiapkan lembar observasi kegiatan praktikum

C. Metode Mind Mapping

Mind Mapping disebut juga peta pikiran. Yakni suatu cara mencatat yang

kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. l4 Peta

pikiran membantu siswa menangkap pikiran dan gagasan pada kertas dengan

jelas, lengkap dan mudah. Metode ini merupakan visi terhadap keseluruhan

ntak yang membinatsiswa mampu membuat catatan yang menyeluruh satu

pokok bahasan dalam satu halaman. Dengan metode ini siswa akan mudah

mengidentifikasi secara kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang

mereka rencanakan dengan dimulai hal yang paling sederhana, misalkan

mereka yang membuat Mind Mapping yang bertemakan buah-buahan. maka

tema utama adalah buah, selanjutnya buah di kelompokkan lagi,

pengelompokannya berdasarkan warna atau rasanya sehingga siswa dapat

lebih mudah memahami tentang buah.

Mind Mapping (peta pikiran) adalah suatu metode pencatatan yang

berbeda dari bentuk pencatatan secara konvensional. Lebih lanjut, peta

pikiran adalah teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan

memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik

grafik sehingga lebih mudah memahaminva. Tabel 2.1 tentang perbedaan

catatan biasa dengan Mind Mapping berikut ini menjelaskan perbedaan antara
catatan tradisional (catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (Mind

Mapping)

Tabel 2.1 Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping.

Catatan Biasa Mind Mapping

1. Hanya berupa tulisan-tulisan saja 1. Berupa tulisan, symbol dan gambar.

2. Hanya dalam satu warna 2. Berwarna-warni

3. Untuk mereview ulang 3. Untuk mereview ulang diperlukan

memerlukan waktu yang lama waktu yang pendek

4. Waktu yang diperiukan untuk 4. waktu yang diperlukan untuk belajar

belajar lebih lama lebih cepat dan efektif.

5. Membuat individu menjadi lebih 5. Membuat individu menjadi lebih

statis kreatif

Dari uraian terscbut, peta pikiran (Mind Mapping) adalah suatu teknik

mencatat yang mengembanglan gaya bervisual. Peta pikiran memadukan dan

mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.

Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan

seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik

sceara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna. simbol.

bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang

diterima.

1. Cara Membuat Mind Map (Peta Pikiran)

Karena mind map begitu mudah dan alami, bahan-bahan untuk membuat

mind map sangatlah sedikit antara lain:


a. Kertas kosong yang tak bergaris

b. Pena dan pensil warna

c. Otak

d. Imajinasi

Cara membuat Mind Mapping adalah sebagai berikut:

a. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjang nya

diletakkan mendatar. Dimulai dari tengah untuk memberi kebebasan

pada otak agar dapat men ke segala wilayah dan untuk

mengungkapkan dirinya dengan lehih bebas dan alami.

b. Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral. sebuah gambar dapat

memberikan seribu makna kata dan membantu dalam menggunakan

imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita

tetap lebih fokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan

otak kita.

c. Menggunakan warna. Bagi otak. warna sama menariknya dengan

gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi

kepada pemikiran kreatif. dan menyenangkan.

d. Menghuhbungkan gambar-gambar utama ke gambar pusat dan

hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua,

dan seterusnya. Otak bekerja menurut asosiasi. otak senang

mengingatkan dua atau tiga atau empat hal sekaligus. Sehingga mind

mapping alkan lebih mudah di mengerti dan di ingat.


e. Membuat garis hubung yang melengkung. bukan garis lurus. garis

yang berupa garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang

lurus dan organis, seperti cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.

f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci tunggal

memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map. Setiap

kata tunggal atau seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan

hubungannya sendiri. Penggunaan kata tunggal. akan lebih bebas dan

lebih bisa memicu ide serta pikiran baru.

g. Menggunakan gambar. Seperti gambar sentra setiap gambar bermakna

seribu kata. Jadi bila mempunyai 10 gambar di dalam mind map maka

mind map tersebut setara dengan 10.000 kata catatan.

2. Kiat-kiat untuk membuat Mind Mapping (peta pikiran)

Ada beberapa kiat dalam pembuatan Mind Mapping (peta pikiran)

antara lain:

a. Di tengah kertas membuat lingkaran dari gagasan utama

b. Menambahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin

kunci gunakan pulpen warna-warni.

c. Nuliskan kata kun atau frase pada tiap-tiap cabang, kembangkan

untuk menambahkan detail-detail,

d. Menambahkan simbol dan ilustrasi.

e. Menggunakan huruf kapital

f. Menulis gagasan gagasan penting dengan huruf yang lebih besar.

g. Menghidupkan peta pikiran Anda.


h. Menggaris bawahi kata-kata tersebut dan gunakan huruf huruf

tebal.

i. Sikap kreatif dan berani

j. Menggunakan bentuk-bentuk acak untuk menuniukkan poin-poin

atau gagasan gagasan.

k. Membuat peta pikiran secara horison.

3. Fungsi Mind Map (Peta Pikiran)

Menurut Tony Buzan. peta pikiran dapat membantu banyak hal. Yaitu

a. Merencanakan

b. Berkomunikasi

c. Menjadi lebih kreatif

d. Menyelesaikan masalah

e. Memusatkan perhatian

f. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

g. Mengingat dengan lebih baik

h. Belajar lebih cepat dan efisien

Menurut Michael Michaliko dalam buku Cracking Creative Mind

Mapping, mengatakan bahwa kegunaan peta pikiran adalah :

a. Mengaktifkan seluruh otak

b. Membereskan akal dari kekusutan mental

c. Memungkinkan kita fokus pada pokok bahasan.

d. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian informasi

informasi yang saling terpisah.


e. Memungkinkan kita mengelompokkan konsep. dan membantu kita

dalani membandingkan.

4. Tujuan Pembuatan Mind maap (Peta Pikiran)

Peta pikiran mengaiarkan cara meneatat yang sistematis dan

mendorong aliran proses berfikir yang alami, yakni dengan

menciptakan putaran umpan balik yang positif antara otak dan catatan.

Potensi otak menghasilkan gagasan yang sangat tidak terbatas.

Kemampuan ini dicapai secara maksimal jika membiarkan ide

mengembara seperti air yang mengalir, bebas belum ada keinginar

untuk menatanya.

Tujuan peta pikiran adalah menciptakan atau menangkap pikiran

serta data yang dianggap penting sesuai dengan cara sendiri, sedang

membuat catatan merupakan kegiatan mengorganisasikan pikiran

sendiri (kreativ, Inovatif). Mencatat berarti meringkas pikiran orang

lain seperti diekspresikan dalan buku artikel. ceramah dan sebagainya.

Tujuan membuat Mind Mapping adalah untuk mengingat segala

sesuatu yang dipikirkan dalam pikiran yang berangkat dari gagas

sentral. Karena pikiran akan mergeluarkan gagasan lebih cepat dari

yang akan ditulis. Maka tidak boleh ada waktu sela dalam menulis.

Jika berhenti akan melihat pena atau pensil bergetar diatas kertas.

5. Manfaat Mind Mapping


Ada beberapa manfaat dalam penggunaan Mind Mapping atau pcta

pikiran antara lain

a. Fleksibel, jika seorang pembicara tiba tiba teringat untuk

menjelaskan suatu hal tentang pemikiran. Anda dapat dengan

mudah menambahkannya ditempat yang sesuai dalam peta pikiran

Anda tanpa harus kebingungan.

b. Dapat memusatkan perhatian. Anda tidak perlu berfikir untuk

menangkap setiap kata yang dibicarakan. Sebaliknya, Anda dapat

berkonsentrasi pada gagasan gagasannya.

c. Meningkatkan pemahaman, ketika membaca tulisan atau laporan

teknik, peta pikiran akan meningkatkan pemahaman dan

memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.

d. Menyenangkan imajinasi dan kerativitas yang tidak terbatas. Dan

hal tu menjadikan pembuatan dan peninjauan ulang catatan lebih

menyenangkan.

D. Visi SETS

Pembelajaran sains di sekolah-sekolah selama ini kebanyakan hanya

menekankan pada pembelajaran sainstya saja tanpa menghubungkan dengan

unsur lain seperti teknologi. lingkungan maupun masyarakat yang tergabung

dalam SETS. Untuk itulah pembelajaran bervisi SETS memberi penekanan

penting pada kesalingterkaitan antar elemen-elemen SETS. SETS kepanjangan

dari Science, Environment, Technology and soctcy, dalam bahasa Indonesia

menjadi sains (Ilmu pengetahuan). lingkungan. teknologi dan masyarakat.


Pada konteks pembelajaran bervisi dan bervisi SETS. Urutan SETS

membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains (S - pertama) ke bentuk

teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan Masyarakat (S - kedua) diperlukan

pemikiran tentang berbagai implikasinya dalam Lingkungan (E) secara fisik

maupun mental. Oleh karena itu unsur sains, lingkringan. teknologi dan

masyarakat saling berkaitan satu sama lain.

Visi SETS merupakan cara pandang ke depan arah yang membawa ke

pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini

mengandung aspek sains, ingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai satu

kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik. Sementara visi

SETS merupakan cara pembelajaran dengan cara mengaitkan aspek Sains,

Lingkungan. Tekirologi dan Masyarakat yang sesuai secara timbal balik

sebagai satu bentuk keterkaitan intergratif. Dengan demikian, SETS dapat di

anggap sebagai simpul pertemuan (hubungan antar berbagai (Ilmu)

pengetahuan yang telah dan akan diketahui oleh manusia.

1. Karakteristik Visi SETS

Ada beberapa ka akteristik dari visi SETS, antara lain:

a. Tetap memberi pengaiaran sains.

b. Membawa murid ke uasi untu memanfaatkan konsep sains kee bentuk

teknologi untuk kepentingan masyarakat.

c. Meminta murid untuk berfikir tentang bagaimana kemungkinan

akibat yang terjadi dalam proses pentrasferan sains tersebut ke bentuk

teknologi.
d. Meminta murid untuk menjelaskan keterkaitan antara unsur sains

yang dibincangkan dengan unsur lain SETS.

e. Membawa murid untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian

daripada menggunakan konsep sains tersebut bila diubah dalam

bentuk teknologi berkenaan.

f. Dalam konteks kontruktivisme. murid dapat diaiak berbincang

tentang SETS dari berbagai macam arah dan dari berbagai macam

titik awal bergantung pengetahuan dasar vang dimiliki oleh siswa

vang bersangkutan.

2. Kelebihan visi SETS

Dianjurkan visi SETS tersebut adalah karena sejumlah kelebihan berikut:

a. Visi SETS memberi peluang pada peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan sekaligus kemampuan berfikir dan bertindak

berdasarkan data analisis dan sintesis yang bersifat komprehensif

dengan memperhitungkan aspek sains lingkungan. teknologi dan

masyarakat scbagai satu kcsatuan tak terpisah.

b. Visi SETS memberi wadah secara mencukupi kepada para pendidik

dan peserta didik untuk menuangkan kemampuan berkreasi dan

berinovasi di bidang minatnya dengan landasan SETS secaa kuat.

c. Visi SETS memberi kesempatan pendidik dan peserta didik untuk

mengaktualisasikan diri dengan kelebihan SETS

d. Visi SETS mengukur keberHasilan penyampaian suatu konscp dalam

pembelajaran bervisi SETS dengan adanya suatu evaluasi. Evaluasi

bersifat non nvensional yakni yang ditekankan dis bukan hanya


konsep dasar tetapi juga pengembangan aplikasi konsep dasar

tersebut dan keterkaitannya dengan unsur-unsur SETS.

Ciri Pembelajaran bevisi SETs perlu ditampilkan. Yang di maksud di

sini, konsep sains yang dipelajari tidak sekedar diperkenalkan sebagai

konsep sains murni akan tetapi dikaitkan dengan unsur lain dari SETS.

Pembelajaran bervisi SETS dapat bersifat sangat menantang pengajaran

sains bervisi SETS akan sangat membantu perkembangan intelektual,

penalaran, keterampilan, serta inisiatif dan kreatifitas siswa.

Didalam pembelajaran menggunakan visi SETS, siswa diminta

menghubungkaitkan antara unsur SETS, Yang dimaksudkan adalah siswa

menghubungkaitkan antara konsep sains yang di pelajari dengan benda-

benda berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS,

sehingga memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas

tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lingkungan, teknologi,

masyarakat, baik dalam bentuk kelebihan ataupun kekurangannya.

E. Metode Mind Mapping bervisi SETS

Metode Mind Mapping merupakan pembeiajaran yang membantu siswa

untuk belajar lebih cepat mudah dan efisien melalui pengaitan antara konsep

yang telah dimiliki. Pembelajaran itu menjadikan mengingat lebih baik

(konsentrasi) karena belajar melihat gambaran secara keseluruhan dengan

imajinasi dan asosiasi. visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang

membawa ke arah pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam

kehidupan ini mengundung aspek sains, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat sebagai satu kasatuan saling mempengaruhi secara timbal balik.


Secara keseluruhan. serta empat unsur SETS tersebut akan selalu menyatu tak

terpisahkara. Metode Mind bervisi SETS merupakan suatu metode

mbelajaran yang memenfaatkan imajinasi dan asosiasi dengan belajar melihat

gambaran secara keseluruhan yang dikaitkan dengan aspek sains. lingkungan.

teknologi dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi

secara timbal balik sehingga dapat membantu siswa belajar lebih cepat.

mudah dan efisien.

F. Pengertian Kimia

Chemistry is the stud of matter and the changes it undergoes. Kimia

adalah Ilmu tata susunan. sifat, dan reaksi uatu unsur atau zat, Sedangkan

Ilmu kimin adalah bagian dari inti pengetahuan Alam (Natural Science) yang

mengambil materi (matter) sebagai objek. Yang dikembangkan oleh Ilmu

kimia adalah deskripsi tentang materi. khususnya kemungkinan perubahan

menjadi benda lain (transformation of matter) secara permanen serta energi

yang terlibat dalam perubahan termaksud.

G. Laju Reaksi

1. Kemolaran

Sering dibutuhkan penentuan konsentrasi suatu larutan secara kuantitatif

dari ada beberapa cara untuk memperoleh konsentrasi larutan secara

kuantitatif suatu istilah yang sangat berguna yang berkaitan dengan

stoikiometri suatu reaksi dalam larutan disebut konsentrasi molar atau


molaritas, dengan symbol M. Dinyatakan sebagai mol solute jumlah suatu

dalam tarutan dibagi dengan volume larutan yang dinyatakan dalam liter.

a. Pelarutan Zat Terlarut Murni

Zat kimia di laboratorium kebanyakan berupa zat padat. Larutan

dibuat dengan mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah

tertentu. Prosedur pembuatan larutan dengan molaritas tertentu dapat

dilakukan dengan cara

1) Zat terlarut atau solut ditimbang dengan tepat, dimasukkan

kedalam abu takar.

2) Air yang audah didestilasi ditambahkan.

3) Labu digoyang dan diputar untuk melarutkan solute.

4) Setelah itu air ditambah lagi, dengan menggunakan pipet tetes, air

ditambah hati-hati sehingga volumenya sampai pada garis yang

mengelilingi leher labu tersebut.

5) Labu ditutup kemudian dikocok agar larutan menjadi homogen.

b. Pengenceran Larutan Pekat

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi

tinggi) dengan cara menambahkan pelarut yang diperoleh volumc

akhir vang lebih besar. Melalui proses ini mol solute tetap konstan dan

hanya volumenya yang bertambah, jika molaritas larutan M dengan

volume V, akan didapatkan jumlah mol dalam solute.



= =

Karena jumlah mol solute tetap sama seiama pengenceran, maka hasil

perkalian molaritas dengan volume senyawa yang semula digunakan

(MiVi) harus sama dengan hasil akhir senyawa tersebut setelah

pengenceran (MfVf). Hal ini menghasilkan persamaan

2. Konsep Laju Reaksi

a. Pengertian laju reaksi

Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi

ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat

dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau

laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya

dinyatakan dalam mol per liter tetapi untuk reaksi fase gas. satuan

tekanan atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal, dapat digunakan

sebagai konsentrasi. Satuan waktu dapat detik. menit. jam. hari. atau

balkan tahun, bergantung apakah reaksi itu cepat ataukah lanibat.

b. Stoikiometri laiu reaksi

Bahwa dalam setiap reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan

umum diantaranya: A B

A diumpamakan sebagai reaktan dan B sebagai produk. Persamaan ini

memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu reaksi, molekul

reaktan bereaksi sedangkan molelul produk terbentuk. Sebagai


hasilnya dapat diamati hasilnya dengan cara memantau menurunnya

konsentrasi rcultai atau meningkatnya konsentrasi produk.

Menurunnya jumlah molekul A dan meningkatnya iumlah molekul B

seiring dengan waktu. Secara umum lebih mudah menyatakan laju

dalam perubahan konsentrasi terhadap waktu. Jadi, untuk reaksi di

atas laiu dapat dinyatakan sebagai:

[] []
= =

[] dan [] adalah perubahan konsentrasi (dalam molaritas)

selama waktu . Karena konsentrasi A menurun selama selang waktu

tersebut. [] merupakan kuantitas negative. Laju reaksi adalah

kuantitas positif sehingga tanda minus diperlukan dalam rumus laju

agar lajunya positif Sebaliknya. laju pembentukan produk tidak

memerlukan tanda minus sebab [] adalah kuantitas positif

(konsentrasi B meningkat seiring waktu).

Sedangkan untuk penulisan rumus laju untuk rcaksi yang lebih

rumit, misalkan, reaksi: 2A B

Dua mol A menghHang untuk setiap mol B yang terbentuk. Dengan

demikian hilangnya A adalah 2 kali lebih cepat dibandingkan laiu

terbentuknya B. Penulisan lajunya sebagai: -

1 [] []
= =
2

Untuk reaksi : aA + bB cC+ dD

1 [] 1 [] 1 [] 1 []
Laju reaksinya = = = + = +

c. Penentuan laiu reaksi

Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika rerata

mobil dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka:


= =

Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi

perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu

terjadinya reaksi:

perubahan konsentrasi
=
perubahan waktu

Jika konsentrasi diukur dalam mol L-1dan waktu dalam detik, maka

laju reaksi mempunyai satuan mol L-1 S-1. sebagai contoh reaksi fasa

gas

NO2 (g) + CO(g) NO(g) + CO2 (g)

NO2 dan COdikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika

sebuah kuar dapat mengukur konsentrasi NO2, laju reaksi rerata dapat

diperkirakan dari nisbah perubalian konsentrasi NO. NO terhadap

interval waktu, t:

[] [] []
= -

Perkiraan ini bergantung pada intervak waktu t yang dipilih, sebab

laju dihasilkannya No berubah dari waktu ke waktu. Dari data pada

gambar 2.3 laiu reksi rerata pada 50 detik pertama adalah:

[]
= = 3,2 x 10-14 mol L-1S-1

selama 50 detik pertama, laju rerata iaiah, 1,6 x 10-14 mol L-1S-1dan

selama 50 detik ketiga ialah 9,6 x 10-14 mol L-1S-1 jelas bahwa mol

reaksi melambat dengan beralunya waktu, dan memang laju rerata

bergantung pada interval waktu yang dipilih. Laju rerata ialah lereng

garis lurus yang menghubungkan konsentrasi pada titik awal dan titik

akhir pada suatu interval waktu. Laju sesaat suatu rcaksi diperoleh

dengan menganggap waktu yang sangat kecil. t (dengan demikian

nilai NO yang semakin kecil). Sewaktu t mendekati 0, laju lneniadi

lereng kurva pada waktu t. Lereng ini ditulis sebagai turunan [NO]

terhadap waktu:

[NO]tt NOt []
= lim =
0

Laju sesaat suatu reaksi pada saat awal (pada t = 0) disebut laju awal

reaksi tersebut.

3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelajuan suatu reaksi kimia antara lain:

a. Sifat pereaksi

Dalam suatu reaksi kimia. terjadi pemutusan ikatan dan

pembentukan ikatan baru, sehingga kelajuan reaksi harus tergantung

pada macam ikatan yang terdapat. Secara percobaan kecepatan reaksi

tergantung pada senyawa senyawa yang melakukan reaksi bersama.

Sebagai contoh, reaksi permanganate dalam larutan bersifat asam oleh

on ferro, terjadi sangat cepat. MnO4- akan lenyap secepat penambahan

larutan ferro sulfat. Faktor yang menentukan adalah kecepatan

bercampurnya larutan. Pada keadaan lain, reduksi ion permanganate


dalam larutan yang bersifat asam oleh asam oksalat, H2C2O2. berjalan

tidak cepat. Warna ungu karakteristik dari MnO4- tidak hilang setelah

lama larutan-larutan dicampurkan.

b. Konsentrasi

Percobaan menunjukkan bahwa kelaiuan reaksi kimia yang bersifat

homogen tergantung pada konseatrasi pereaksi pereaksi. Reaksi

homogen merupakan reaksi yang teriadi hanya dalam satu fasa.

Reaksi heterogen berjalan yang meliputi lebih dari satu fasa.

Kenyataan buhwa reaksi heterogen berbanding dengan luas

permukaan antara fasa-fasa pereaksi. Kelajuan suatu reaksi homogen

tergantung pada konsentrasi dari pereaksi pereaksi dalam larutan.

Larutan dapat berupa cairan atau gas. Dalam larutan. cairan

konsentrasi pereaksi dapat diubah berdasarkan penambahan pereaksi

atau pengambilan pereaksi atau dengan pengubahan volume dari

system atau berdasarkan penambahan atau pengurangan pelarut. Data

reaksi antara gas hydrogen dengan nitrogen oksida pada tabel 2.2

dibawah ini merupakan contoh hubungan konsentrasi dengan laiu

reaksi.

Tabel 2.2 Data percobaan antara gas hydrogen dengan nitrogen

oksida pada suhu 800o C

Konsentrasi molar Awal Laju Awal


Percobaan
NO H2 atm/menit
I 0,006 0,001 0,25
II 0,006 0,002 0,050
III 0,006 0,003 0,075
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa laju reaksi berlangsung

lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Sehingga kelajuan

reaksi tergantung pada konsentrasi konsentrasi pereaksi-pereaksi,

karena jumlah tumbukan naik sesuai dengan kenaikan konsentrasi.

c. Temperatur

Berdasarkan pengamatan pada setiap percobaan kelajuan

menunjukkan bahwa hampir menaikkan kelajuan dari setiap reaksi.

Lebih lanjut. penurunan dalam suhu akan menurunkan kelajuan dan

ini tak tergantung apakah reaksi eksoterm atau endotermis. Perubahan

kelujuan terhadap suhu dinyatakan oleh suatu perubahan dalam

tetapan kelajuan spesifik k. Untuk setiap reaksi, k naik dengan

kenaikan suhu. Besarnya kenaikan berbeda-beda dari satu reaksi

dengan reaksi lainnya.

d. Katalisator

Katalis adalah zat yang mempengaruhi laju reaksi. yang pada akhir

reaksi didapatkan kembali tanpa mengalami perubahan kimia. Ada

dua mempercepat reaksi, dan katalis negatif yang dikenal sebagai

inhibitor, yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif

berperanan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat orientasi

molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Hal ini sesuai dengan

syarat teriadinya reaksi, yaitu energi tumbukan molekul molekul

reaktan harus melampaui energi pengaktifan dan orientasi molekul

harus sesuai untuk terjadinya reaksi. Kompleks teraktivasi adalah


keadaan antara (intermediate), yang rnempunyai energi tinggi

sehingga tak stabH. dan akan cepat berubah. menjadi produk. Banyak

logam yang dapat mengikat cukup banyak molekul molekul gas pada

permukaannya, misalnya: Ni, Pt, Pada. dan V. Gaya tarik-menarik

antara atom logam dengan molekul gas dapat memperlemah ikatan

kovalen pada molekul gas, dan bahkan dapat memutuskan ikatan itu.

Akibatnya molekul gas yang terserap pada permukaan logarn mi lebih

realatif daripada molekul gas yang tidak terseran, Prinsip mi adalah

kerja dan katalis heterogen. yang banyak dimanfaatkan untuk

mengkatalis reaksi reaksi gas. Di beberapa negara maiu. kendaraan

bermotor telah dilengkapi dengan katalis dan oksida logam atau

paduan logam pada knalpotnya sehingga dapat mempercepat reaksi

antara gas CO dengan udara. Dalam industri banyak dipergunakan

nikel atau platina sebagai katalis pada reaks hidrogenasi terhadap

asam lemak tak jenuh.

4. Teori Tumbukan

Menurut teori ini, reaksi kimia teriadi karena adanya molekul-molekul

yang saling bertumbukan. Laju suatu tahap roaksi sangat tergantung pada

jumlah tumbutkan persatuan waktu. dan fraksi tumbukan efektif. Makin

banyak tumbukan yang terjadi akan makin cepat reaksi berlangsung,

namun demikian hanya fraksi tumbukan yang efektif yang

memungkinkan reaksi cepat berlangsung. Yang dimaksud dengan

tumbukan yang efektif, adalah tumbukan antar molekul yang orientasinya


sesuai dan memungkinkan untuk menghasilkan produk. Dengan

perkotaan lain, hanya bila tumbukan menghasilkan energi yang dapat

melampui energi pengaktifan maka reaksi akan dapat berlangsung.

Tumbukan efektif danat teijadi jika:

a. Molekul molekul memliiki energi yang cukup agar dapat mula

bereaksi dengan memutuskan ikatan kimia lawan, dan molekul itu

sendiri ikatan kimianya akan putus karena tumbukan dari molekul lain

lawan. Energi yang diperlukan ini dinamakan energi aktivasi (Ea),

yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk

niemulai reaksi.

b. Posisi tumbukan harus tepat mengenai sasaran. sehingga ikatan kimia

lawan dan molekul itu sendiri dapat putus. Jadi putusnya ikatan kimia

memerlukan 2 hal penting. yaitu tumbukan dengan Ea dan posisi yang

tepat. Perhatikan gambar di atas, walaupun energi cukup, namun jika

posisinya tidak tepat. tidak semua energi mengenai ikatan. sehingga

terjadi pemborosan energi. Sebaliknya walaupun posisinya tepat

mengenai sasaran, namun jika energi molekul belum mencapai Ea,

tumbukannya akan pelan. sehingga gaya tarik pada ikatan kimia tidak

dapat diputus.

H. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah penggunaan kombinasi metode

eksperimen dengan metode Mind Mapping bervisi SETS pada materi pokok

Laju Reaksi dapat meningkatkan Hasil belajar kimia siswa kelas Xl IPA 2

SMAN Natar Tahun Pelajaran 2015/2016.

I. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

1. Dalam skripsi Evi Lisnayanti (4301405056 jurusan kimia Takultas MIPA

Universitas Negeri Semarang yang beriudul "Pengaruh Penerapan Metode

Pembelajaran. Mind Mapping bervisi SETS terhadap Hasil belajar kimia

siswa untuk pokok bahasan Termokimia. Populasi dalam penelitian ini

adalah kelas XI IPA SMA Negeri semarang. sebagai kelas eksperimen

adalah kelas IPA 3 sedangkan sebagai kelas kontrol adalah kelas XI IPA

2. Setelah pembelajaran, rata rata hasil posttest pada kelas kksperimen

sebesar 79 dan kelas kontrol sebesar 73 dan untuk mengetahui ada

tidaknya hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

digunakan uji t. Hasil yang diperoleh sebesar 4.689dan

sebesar 1,67. > berarti bahwa belajar kelas

eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Dengan demi adanya pengaruh

positif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping

bervisi SETS terhadap hasil belajar siswa.

2. Dalam skripsi Nisa Nur Hidayanti (4301406056) jurusan kimia Fakultas

MIPA Universitas Negeri Semarang yang berjudul Efektifitas

Pembelajaran Bervisi SETS Berbasis Elektronik terhadap Hasil Belajar


Kimia Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan SMA Negeri 2 Pemalang. Dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata Hasil post test kelas

eksperimen sebesar 78 dengan kriteria baik dan kelas kontrol sebesar 74

dengan kriteria cukup baik. Uji peningkatan Hasil belajar di peroleh

> , artinya sctelah pembelajaran ada peningkatan hasil

belajar yang signifikan. Raia-rata nilai afektif dan psikomotorik kelas

eksperimen sebesar 20 dan 91 dengan kriteria sangat baik. Dengan

demikian reinbelajaran bervisi SETS berbasis elektronik efektif

membantu ketuntasan hasil belajar dan ada peningkatan hasil belajar yang

signifikan. Persaniaan dari hasil kedua penelitian di atas adalah

pembelajaran dengan bervisi SLTS mempunyai pengaruh yang sangat

baik untuk meningkatkan motivasi dan Hasil belajar yang dilakukan

dengan penelitian kuantitatif. Sedangkan perbedaan dari keduanya adalah

metode yang digunakan.

Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

maupun visi yang sama seperti yang digunakan pada penelitian pertama pada

kajian pustaka di atas. Tetapi pada metode dikombinasi dengnn metode

eksperimen, diseruaikan dengan materi u reaksi yang membutuhkan suatu

percobaan dalam penyampaian materi. Jen penelitian yang digunakan adalah

PTK. Sedangkan pada penelitian yang kedua pada kajian pustaka di atas,

peneliti menggunakan visi SETS sebagai kaiian relevansi dalam melakukan

pen yang dilakukan pada SMAN 1 Natar. Sehingga nembelajaran dengan

mengkombinasikan metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi


SETS diharapkan dapat diterapkan pada pembelajaran kimia dengan materi

pokok Laiu Reaksi dengan jenis tindakan Penelitian Tindakan K-las pada

siswa kelas Xl IPA 2 SMAN Natar tahun ajaran 2015/2016 dan mampu

meningkatkan Hasil belajar siswa.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun penjelasan mengenai PTK adalah

sebagai berikut

1. Pengertian PTK

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang didasarkan atas

einpat konsep yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing). dan refleksi (reflection). Dalam bahasa inggris

PTK diartikan dengan Classroom action Research (CIR). Penelitian

tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar

yang terjadi di kelas, bukan pada input (silabus, materi, dan lain-lain)

ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertujun atau mengenai hal-hal

yang terjadi di dalam kelas. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat tiga

unsur atau konsep. yaitu

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat

dan penting bagi penelit


b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan.

c. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Peneltian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di

keelas atau di sekolah tempat mengajar. dengan penekanan pada

penyempurnaan atau an praktik dan proses dalam pembelajaran. Bisa juga

penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan kajian sistematik upaya

perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan

melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi

mereka mengenai hasil dari tindakan- tindakan tersebut. 2.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan PTK

PTK dilakukan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4

tahap seperti berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana,

oleh siapa. dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada PTK

dimana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap

menyusun raucangan harus ada kesepakatan antara guru yang akan

melakukan dakan dengan penelit yang akan mengamati proses

jalannya tindakan.

b. Tindakan (pelaksanaan)
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu

tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi yang apa

digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas.

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan observasi) adalah kegiatan pengamatan (pengambilan

data) untuk memotret seberana jauh efek tindakan telah mencapai

sasaran. Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman

pengamatan. catatan lapangan. jurnal harian. observasi aktivitas di

kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, atau alat perekam

elektronik. Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif.

misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.

d. Refleksi

Refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau

upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator yang terkait

dengan suatu PTK. Refleksi ini dilakukan sccara kolaboratif, yaitu

adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas

penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya

implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini

pula suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan.

3. Tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan kelas (PTK)

Tujuaa, utama PTK adalat memecahkan permasalahan yang nyata

didalam kelas. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata

guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertuiuan


untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam

peningkatan mutu pembelaiaran di kelas yang dialami langsung dalam

interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Adapun manfaat

penelitian tindakan kelas dalam pembelaiaran adalah:

a. Inovasi pembelajaran

b. Pengembangen kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas

c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik

B. Sabyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMAN 1 Natar

yang berjumlah 35 siswa semester tahun ajaran 2015/2016

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Natar. Sedangkan waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan September 2015 sepetti pada Tabel 3.2 sebagai

berikut :

No Tahapan Tanggal/bulan Alokasi Kegiatan

Waktu

1 Siklus I 10 September 2 x 45 1. Penjelasan tentang materi yang akan

(Pertemuan 2015 menit disampaiakan dengan menggunakan

I) kombinasi metode eksperimen

dengan metode mind mapping bervisi

SETS.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan


kombinasi metode eksperimen

dengan metode mind mapping bervisi

SETS pada materi kemolaran.

2 Siklus I 14 September 2 x 45 Pelaksanaan pembelajaran dengan

(Pertemuan 2015 menit kombinasi metode eksperimen dengan

II) metode mind mapping bervisi SETS

pada materi laju reaksi

3 Siklus I 19 September 2 x 45 Pelaksanaan tes evaluasi siklus I

(Pertemuan 2015 menit

III)

4 Siklus II 24 September 2 x 45 1. Siswa dikelompokkan menjadi 3-4

(Pertemuan 2015 menit anak

I) 2. Siswa melakukan percobaan secara

berkelompok mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi laju reaksi.

3. Siswa mengumpulkan hasil

percobaan yang dilakukan.

5 Siklus II 26 September 2 x 45 1. Siswa membuat mind mapping

(Pertemuan 2015 menit bervisi SETS dengan tema mengenai

II) faktor-faktor yang mempengaruhi

laju reaksi dengan cara berdiskusi.

2. Setiap kelompok mempresentasikan

hasil mind mapping di depan kelas.

3. Kelompok yang tidak menjelaskan


diberi kesempatan bertanya

6 Siklus II 30 September 2 x 45 Tes Evaluasi siklus

(Pertemuan 2015 menit

III)

D. Desain Penelitian

Berdasarkan nenjelasan langkah-langkah PTK di atas, maka PTK terdiri

atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus ke empat

tahapan tersebut meliputi observasi dan perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan refleksi, Penelitian ini dirancang dalam tiga tahap yaitu pra

siklus. siklus 1dan siklus 2. Adapun langkah langlah yang dilakukan dalam

pene adalah sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Dalam pra siklus ini peneliti melihat hasil belajar kimia pada mid

semester pertama yang pelaksanaannya belum menggunakan

kombinasi metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi

SETS. Hasil belajar dan ketuntasan klasikal pada mid semester pertama

kemudian dirata-rata sebagai nilai pra siklus. Untuk mengetahui

tingkat keaktifan siswa peneliti juga menggunakan hasil mid semester

pertama data dari guru pengampu yang tidak menggunakan kombinasi

metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.

2. Siklus I

Rincian pada setiap kegiatan adalah sebagai berikut


a. Perencanaan dalam penelitian ini adalah mencari untuk mengatasi

masalah yang timbul berdasarkan observasi awal. Perencanaan

yang dilakukan antara lain:

1) Mengdentifikasikan permasalahan bersama guru keias

2) Menyusun rencana pembelajaran

3) Menyusun Mind Mapping bervisi SETS yang belum lengkap.

dengan cara : Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari

berbagai sumber, antara lain buku buku pelajaran yang

digunakan di sekolah, internet dan maka.

4) Merancang dan membuat Mind Mapping bervisi SETS

5) Membuat lembar observasi keaktifan siswa

6) Membuat lembar observasi keaktifan guru

7) Menyusun alat evaluasi untuk melihat hasil belaiar siswa

anakah suduh ercapai secara optimal.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan ke-1

a) Guru menyiapkan fisik siswa dengan mengatur posisi yang

baik dai mengundisilan siswa agar siap belajar

b) Guru menyampaikan tujuan pembelaiaran.

c) Guru memotifasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi

laju reaksi sangat erat hubungannya dengan kehidupan

sehari-hari.

d) Guru men pada siswa tentang pembelajaran yang akan

dilakukan
e) Yaitu dengan kombinasi metode eksperimen dengan

metode mind mapping bervisi SETS.

f) Guru menjelaskan cara pembuatan mind mapping bervisi

SETS di papan tulis dengan tema buah-buahan yaitu

dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1) Memulai dengan membuat gambar yang

menggambarkan arti buah- buahan ditengah white

board sebagai gambar Sentral

2) Membuat beberapa cabang tebal yang memancar dari

gambar sentral, den menggunakan dol warna yang

berbeda-beda pada setiap cabang

3) Menulis setiap katu kunci tunggal pada setiap cabang

dengan huruf kapital. Misalkan: warna, rasa dan

bentuk.

4) Menggambar lagi cabang-cabang lanjutan yang

memancar dari tiap kata kunci tersebut dengan warna

sesuai warna cabang sebelumnya.

5) Kemudian menulis kata kunci lagi pada setiap anak

cabang tersebut, yaitu untuk Warna kuning, hijau,

mcrah, coklat, untuk Rasa manis. asam dan untuk

Bentuk bulat. lonjong.

6) Dari kata-kata kunci tersebut ditarik cabang-cabang

lanjutan lagi dengan spidol warna yang berbeda atau

sesuai warna cabang sebelumnya dan di beri kata kunci


sesuai kata kunci sebelumnya sebagai contoh untuk

buah yang berwarna kuning antara lain jeruk. mangga,

pisang. dan seterusnya untuk kata kunci yang lain.

7) Menambahkan gambar-gambar kecil pada anak cabang

yang mewakili dan menguatkan ide-ide dengan spidol

warna dan imajinasi.

8) Dari gambar sentral diberi cabang tebal lagi dengan

warna yang berbeda dan membuat 4 lingkaran

melingkar dengan anak panah vang saling

berhubungan. lingkaran l tentang Ilmu Pengetahuan

yang berisi vitamin, lingkaran 2 tentang Lingkungan

yang berisi (a. Buah-buahan berkurang karena di ambil

dari lingkungan, b. Sampah dari kulit buah bermanfaat

untuk pupuk kompos). lingkaran 3 tentang Teknologi

yang berisi jus buah dan untuk lingkaran ke-4 tentang

Masyarakat yang berisi (a. kebutuhan vitamin

masyarakat terpenuhi, b. Pendapatan masyarakat

bertambah)

9) Mind mapping bervisi SETS dengan tema buah-buahan

sudah jadi.

g) Guru menanyakan pada siswa apakah ada yang belum jelas

tentang mind mapping yang di jelaskannya.

h) Guru menjelaskan sedikit tentang kemolaran melalui

diskusi informasi
i) Guru membagikan mind mapping bervisi SETS tentang

kemolaran yang belum lengkap

j) Siswa melengkapi mind mapping bervisi SETS tentang

kemolaran yang belum iengkap tersebut.

k) Siswa yang sudah selesai melengkapi Mind mapping

bervisi SETS tentang kemolaran mempresentasikan di

depan kelas

l) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya

m) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa.

n) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS

tentang kemolaran yang dilengkapi siswa

o) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

tentang materi yang belum jelas

p) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang

dipelaiari atau memberikan konfirmasi tentang hasil

eksplorasi dan claborasi siswa.

q) Guru memotivasi siswa agar tertarik pada materi yang akan

dipclajari pada pc muan berikutnya.

(1) Contoh reaksi yang berlangsung cepat yaitu reaksi bom

atau petasan dan realisi yang berlangsung lambat yaitu

perkaratan besi atau fosilisasi sisa organisme

(2) Penghitungan laju reaksi berbeda dengan penghitungan

laju mobil yang sedang berjalan


r) Siswa diminta untuk belajar tentang materi berikutnya atau

konsep laju reaksi di rumah

s) Guru memberi tugas tentang kemolaran untuk dikerjakan di

rumah

t) Guru menutu mengakhiri pelajaran dengan membaca salam

2) Pertemuan ke-2

a) Guru memberikan arahan kepada siswa tentang

pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan mind

mapping bervisi SETS

b) Guru menjelaskan sedikit tentang laju reaksi melalui

diskusi informasi

c) Guru membagikan Mind mapping bervisi SETS tentang

konsep laiu reaksi yang belum lengkap

d) Siswa melengkapi Mind mapping bervisi SETS tentang

konsep laiu reaksi yang belum lengkap tersebut

e) Siswa yang sudah melengkapi Mind mapping bervisi SETS

tentang konsep laiu reaksi mempresentasikan di depan

kelas

f) Siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya

g) Guru meraberi kesempatan siswa untuk bertanya tertang

materi yang belum jelas

h) Guru memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa.


i) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS

tentang konsep laiu reaksi yang dilengkapi siswa

j) Guru memberi kesempatan sisw untuk bertanya tentang

materi yang belum jelas

k) Guru bersama sama siswa menyimpulkan materi yang

dipelajaran

l) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan salam

3) Pertemuan ke-3

Mengadakan tes evaluasi siklus l

c. Pengamatan Dalam pene tindakan kel pengamatan akan dengan

beberapa aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan terhadap siswa

a) Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengaiar

(KBM).

b) Keaktifan siswa dalam melengkapi mind mapping berwisi

SETS dan dalam proses pembelajaran.

c) Pengamatan terhadap pelaksanaan tes siklus I

2) Pengamutan terhadap guru

a) Menyiapkan kondisi fisik peserta didik

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan

dalam pembelajaran dengan mengingat kembali materi

yang telah disampaikan.


d) Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk

belajar.

e) Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah

melakukan diskusi dengan peneliti pada tahap perencanaan

yaitu, melakukan tinda yang tertera dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran.

f) Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar

mengajar yang berlangsung dengan materi laju reaksi.

g) Guru memotivasi siswa untul mengerjakan tugas

h) Guru memberikan tes pada siswa untuk dapat di ketahui

keberhasilan pertemuan pada siklus I

i) Memberikan tes soal secara individu untuk mengetahui

tingkat pemahaman peserta didik sesuai kompetensi yang

ditentukan.

j) Menyimpulkan materi di akhir tembelaiaran dengan metode

tersebut.

d. Refleksi

Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja dan

aktivitas peserta didik. Analisis dilakukan untuk mengukur baik

kelebihan maupun kekurangan yang apat pada siklus 1 kemudian

mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan

pada pelaksanaan siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan
1) Mengidentifikas masalah dan rumusan masalah berdasarkan

permasalahan yang muncul di siklus I.

2) Guru menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelaiaran (RPP) dengan penggunaan kombinasi metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.

3) Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.

4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan ke-1

a) Guru membimbing siswa dalam pembentukan kelompok

masing-masing 3-4 siswa dalam satu kelompok

b) Guru memberikan arahan pada siswa tentang petunjuk

praktikum yang akan dilakukan

c) Guru menanyakan kepada siswa apakah masih ada yang

belum jelas dari petunjuk praktikum.

d) Siswa melakukan percobaan secara berkelompok mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

e) siswa melakukan praktikum dan guru mengawasinya serta

mengajukan pertanyaan pada tiap kelompok tentang

praktikum yang di lakukan.

f) Siswa mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja secara

berkelompok.
g) Siswa mengumpulkan hasil percobaan yang dilakukan

h) Guru menanyakan beberapa pertanyaan lisan tentang

praktikum yang dilakukan untuk menguji kepahaman siswa

i) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk

membuat laporan praktikum secara kelompok dan akan

didiskusikan pada pertemuan berikutnya

j) Memotivasi siswa agar siswa tertarik pada materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya.

k) Siswa diberi tugas mencari data tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi untuk didiskusikan pada

pertemuan berikutnya.

l) Guru nenutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca

salam

2) Pertemuan ke-2

a) Guru memberikan arahan pada siswa tentang pembelajaran

yang anan dilakukan pada nertemuan ini. yaitu dengan

mind mapping bervisi SETS

b) Guru melakukan sedikit tanya jawab dan penjelasan yang

berkaitan dengan materi sebelumnya dan materi yang akan

dipe yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi laju Reaksi

c) Siswa membuat Mind mapping bervisi SETS dengan tema

faktor-faktor yang mempengarui laju reaksi berdasarkan

teori tumbukan dengan cara berdiskusi dengan data dari

internet dan buku panduan


d) Guru berlekeliling mengamai pembuatan Mind mapping

bervisi SETS siswa

e) Hasil Mind mapping berisi SETS siswa di presentasikan di

depan kelas

f) Kelompok yang tidak menjelaskan diberi kesempatan untuk

bertanya.

g) Guru memeriksa dan menilai Mind mapping bervisi SETS

hasil keria sisva

h) Siswa diberi kesempatan bertanya kepada guru

i) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang di

pelajari

j) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca

salam

3) Pertemuan ke-3

Melakukan tes evaluasi siklus II

c. Pengamutan

Dalam penelitian tindakan kelas. pengamatan dilaksanakan dengan

beberapa aspek yang di amati adalah scbagai berikut:

a) Pengamatan terhadap siswa

1) Antusias siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM)

2) Keaktifan siswa dalam membuat mind mapping dengan

cara berdiskusi.

3) Penilaian terrhadap keaktifan siswa (komponen penilaian


4) Pengamatan terhadap pelaksanaan tes siklus II

b) Pengamatan terhadap guru

1) Menyiapkan kondisi fisik siswa

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan

dalam pmbelajaran dengan mengingat kembali materi yang

telah disampaikan.

4) Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk

belaiar. Guru melaksanakan apa yang telah disepakati

setelah melakukan diskusi dengan peneliti pada tahap

perencanaan yaitu. melakukan tindakan yang tertera dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran.

5) Guru melakukan pengelolaan kelas dalam proses belajar

mengajar yang berlangsung dengan materi laju reaks

6) Guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas

7) Guru memberikan tes pada siswa untuk dapat di ketahui

keberhasilan pertemuan pada siklus II berikan tes soal

secara individu untuk mengetahui tingkat pemahaman

peserta didik sesuai kompetensi yang ditentukan.

Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran dengan

metode tersebut.

d. Refleksi

Hasil pengamatan pada siklus II dikumpulkan untuk dianalisi dan

dievaluasi oleh peneliti dan guru kalas. Diharapkan setelah


berakhir siklus II pembelajaran dengan Dengaan kombinasi metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS pada

materi pokok laju reaksi dapat meningkat sehingga berpengaruh

pada peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas xi IPA2

SMAN Natar.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengunipulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada tiga cara

yaitu:

1. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dokumen, artinya barang-barang tertulis. Di

dalam melaksanakan metode dokumentasi. peneliti menyelidiki benda-

benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan- peraturan.

notulen rapat. catatan harian dan sebagainya. Melalui metode lain

penulis mengumpulkan data mengenai daftar sasaran penelitian, yaitu

daftar nama siswa kelas XI IPA 2 SMAN 1 Natar. Peneliti juga

mengumpulkan bahan kajian yang dapat digunakan sebagai berbagai

dasar pelaksanaan penelitian ini.

2. Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan

jalan pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan

Lembar pengamatan ini digunakan untuk pengambilan data guru

selama proses kegiatan pembelaiaran anakah sudah sesuai dengan


skenario pembelajaran melalui kombinasi metode eksperimen dengan

metode mind mapping bervisi SETS.

Selain itu, juga digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama

mengikuti kegiatan belaiar mengaiar. Obervasi ini dilakukan untuk

mendapatkan nilai keaktifan siswa. Indikator keaktifan dalam

penelitian ini adalah apabila keaktifan peserta didik dalam proses

pembelajaran meningkat ditandai dengan skor 75% siswa aktif dalam

pembelajaran.

3. Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan. pengetahuan inteligensi.

kemampuan atau bakat yang d oleh individu atau kelompok.Tes ini

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam belajar kimia

pada materi pokok laju reaksi. Dari hasil pengamatan yang diolah

dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan keberhasilan

pembelajarar melalui kombinasi metode eksperimen dengan metode

mind mapping bervisi SETS.

Apabila data telah terkumpul, data diklasifikasikan menjadi dua

kelompok data. yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan

data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data

kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut diisikan untuk sementara

karena akan sangat bermanfaat untuk menyertai dan melengkapi

gambaran yang di peroleh dari analisis data kuantitatif.


F. Indikator Keberhasilan

Dalam menganalisis data untuk mendapatkan hasil belaiar digunakan data

keaktifan siswa dan kerjasama pendidik serta hasil belajar itu sendiri.

a. Perhitungan persentase pengelolaan pembelaiaran oleh guru

Keberhasilan kinerja guru dinilai dari pengamatan (observasi dalam

pengelolaan pembelaiaran. Kinerja guru dapat dikatakan berhasil

apabila mencapai skor 75%

jumlah skor
= x 100%
Skor Maksimum

b. Perhitungan persentase keaktifan siswa. indikator keaktifan dalam

penclitian ini adalah apabila keaktifan peserta didik dalam proses

pembelaiaran meningkat ditandai dengan skor 75% siswa aktif dalam

pembelajaran.

jumlah skor
c. = x 100%
Skor Maksimum

Kriteria penafsiran variabel penelitian ini di tentukan:

<30% = keaktifan peserta didik kurang

31% -59 = keaktifan peserta didik cukup

60% 75% = keaktifan peserta didik baik

>75 % = keaktifan peserta didik sangat baik

d. Data mengenai hasil belajar Data mengenai hasil belajar data mengenai

hasil belajar dianibil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam

memecahkan masalah dan di antalisis dalam bentuk rata rata

ketuntasan belajar.

1) Menghitung rata rata.


Untuk menghitung rata-rata di gunakan rumus:

Keterangan : = Rata-rata nilai

=Jumlah seluruh nilai

N = jumlah peserta didik

2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Data yang di peroleh dari hasil belajar peserta didik dapat di

tentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis

deskriptif prosentase dengan perhitungan:

Jumlah siswa tuntas belajar


= x 100%
Jumlah seluruh s

Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu

menyelesaikan atau mencapai minimal 70 dan sekurang kurangnya

75% dari jumlah peserta didik di kelas tersebut.


BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah 1. Sejarah Singkat Pendirian dan Penyelenggaraan a.

Pendirian sekolah Menengah Atas (sMA) Negeri 1 Natar beralamat di

Jalan Ganesha No. 5 A Tanjung Aman Natar Lampung Utara. sMA Negeri

1 Natar didirikan tahun 1963 yang merupakan kelas jauh dari SMA Negeri

Tanjung Karang. b. Penyelenggaraan SMA Negeri 1 Natar merupakan

satuan pendidikan berbentuk SMA yang diselenggarakan oleh Pemerintah

dan berkedudukan di bawah pembinaan Dinas Pendidikan Kabupaten

Lampung Utara. 2. Tugas Pokok Tugas pokok SMA Negeri Natar adalah

menyelenggarakan pendidikan tnenerigah atas tiga tahun bagi lulusan

sekolah menengah pertama (SMP) atau yang scderajat di dacrah

Kabupaten Lampung Utara dan sekitarnya. yang mengutamakan perluasan

pengetahuan dan peningkatan keterampilan pesertu didik tuk melanjutkan

pendidikan lie ieniang pendidikan tinggi. 3. Fungsi SMA Negeri Ikatabaai

Untuk menyelenggarakan tugas Dokok diatas, sMA Negeri 1 Natar

mempunyai fungsi a. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan di sekolah

yang meliputi 1) Menyusun program kerja sekolah 2) Mengatur kegiatan


belaiar mengaiar (KBM) serta penilaian kemajuan dan hasil belajar peserta

didik 3) Mengatur kegiatan bimbingan dan konseling bagi peserta didik 4)

Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan Belanja dan Sekolah (RAPBS)

b. Melal sanal an pembinaan kepeserta didikan c. Melaksanakan

bimbingan dan nenilaian terhadap guru-guru dan tenaga kependidikan lain

di sekolah d. Menyelenggarakan administrasi pendidikan di sekolah. yang

meliputi l) Administrasi ketenagaan 2) Administra i keuangan 3)

Administrasi kepesertadidikan 4) Administrasi pcrlengkapan 5)

Administrasi kurikulum 6) Administrasi kerja sama dan kehumasan e.

Merencanakan. mengembangkan. mendayagunakan idan melaksanakan

pemeliharaan sarana prasarana pendidikan. 60 f Metaksanakan pembinaan

hubungan kerasama antara sekolah dengan orang tua BP3. masvarakat

sekitar dan atau lembaga-lembaga yang erkait dengan tugas pokok dan

fungsinya. 4. Tuiuan Pendidikan. Tujuan p didil (batu) SMA Negeri Natar

adalah sama dengan tuiuan pendidikan SMA vaitu untuk a. Meninghau

pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan lan pendidikan ke jeniang

yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian. b. Meningkatkan

kemampuan peserta didik anggota masyarakat dalam mengadakan

hubungan imbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar.

5. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Natar Pengakuan kualitas sekolah oleh

masyarakat merupakan dorongan pemacu kerja untuk mengutamakan

perluasan pengetahuan dan peningkatan keteraanpilan peserta didik dalam

upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. a. Visi Menuju peserva


didik yang berprestasi, berwawasan kapan hidup dalam bidang agrobisnis

berdasar an iman dan taqwa b. Misi 1) Meningkatkan prestasi akademik

peserta didik 2) Membentut, peserta didik yang bersahltak mulia dan

berbudi pekerti luhur 3) Meningkatkan wawasan tentang agrobisnis 4)

Meningkatkan prestasi kegiatan ekstrakurikuler 5) Meningkatkan

kemampuan dalam bidang teknologi informatika komputer 6) Menumbuh

kembangkan minat apresiasi seni 7) Meningkatkan kemampuan berbahasa

Inggris. c. Tujuan Sekolah 1) Meningkatkan pembelaiaran vang inovatif

sehingga proses KBM tidak menjenuhkan 2) Meningkatkan kompetensi

guru dalam pengembangan metode dan strategi pembelajaran Kurikulum

2013 3) Nilai tata-rata ujian nasional mencapai 7.00 Persentase keulusan

lebih dari 95% 5) Persentase lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi

Negeri mencapai 50% 6) Memfungsikan Laboratorium Komputer 7)

Meningkatkan pemberdayaan Laborat IPA 8) Mampi menggunakan

jaringan teknologi informatika dan komunikasi 9) Memili sanggar seni,

vol al group, paduan suara, seni lukis, tabuan kolintang dan seni tari yang

mampu berprestasi ditingkat kabupaten, propinsi dan nasional. 10)

Meningkatkan pemberdayaan Derpustakaan 11) Meningkatkan kebersihan

ungan sekolah 12)Terwujudnya lingkungan sekolah yang rindang, indah.

aman dan sehat B. Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Perencanaan Proses

perencanaan dalam siklus I merupakan persiapan yang dilakukan sebelum

pelaksanaan penelitian tindakan kelas Perencanaan tersebut meliputi: 1)

men tifikasi perm an yang ada be sama guru kelas B.


A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan Proses perencanaan dalam siklus I merupakan

persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian

tindakan kelas Perencanaan tersebut meliputi:

1) Mengidentifikasi permasalahan yang ada bersama guru kelas

2) Melakukan kolaborator dengan guru kelas.

3) Menyusun rencana pembelaiaran

4) Menyusun Mind Mapping bervisi SETS yang belum lengkap

dengan cara: Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari

berbagai sumber, antara lain buku-buku pelajaran yang

digunakan di sekolah, internet dan makalah.

5) Merancang dan membuat Mind Mapping bervisi SETS

6) Membuat lembar keaktifan siswa

7) Membuat lembar observasi keaktifan guru

8) Menyusun alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa

apakah sudah tercapai secara optimal

b. Tindakan

Tindakan pada siklus I berupa pelaksanaan dari rencana yang telah

disusun din disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan kombinasi metode eksperimen dengan

metode mind mapping bervisi SETS. Deskripsi pelaksanaan

tindakan pembelajaran adalah sebuaai berilut:

1) Pertemuan I
Sikus I pada pertemuan dilaksanakan pada hari kumis, tanggal

10 September 2015. dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a) Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari

guru yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara

serempak oleh siswa. Kemudian guru menanyakan kepada

siswa, siswa siapa saia yang tidak masuk sekolah. Salah

satu siswa meniawab bahwa semua siswa berangkat.

Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran

siswa dapat yaitu mamahami pengertian kemolaran melalui

metode mind mapping bervisi SETS. Guru memotivasi

siswa dengan merjelaslan hubungan materi dengan

kehidupan sehari-hari diharankan siswa akan tertarik

dengan materi yang akan di sampaikan. Siswa

mendengarkan guru dengan sungguh sungguh, tetapi ada

empat siswa yang duduk di bangku belakang terlihat asyik

berbicara sendiri dengan teman sebangkunya sehingga

tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.

b) Kegiatan Inti

Guru memberikan arahan kepada siswa tentang

pembelajaran yang akan di lakukan yaitu

mengkombinasikan metode eksperimen dengan metode

mind mapping bervisi SETS. Kemudian Guru menjelaskan

cara pembuatan mind mapping bervisi SETS di papan tulis


engan tema buah-buahan. Digunakan tema buaah-buahan

supaya siswa lebih mudah dalam memahami cara

pembuatan mind mapping karena penggunaan kata-katanya

lebih umum dan sering di temukan dalam kehidupan

sehari-hari.

Selanjutnya guru menjelaskan secara garis besar

konsep kemolaran. Kemudian Guru membagi mind

mapping bervisi SETS dengan tema kemolaran yang belum

lengkap untuk di lengkapi oleh siswa. Sebelum siswa

melengkapi mind mapping guru menanyakan kepada siswa

apakah ada yang belum jelas dengan mind mapping

tersebut. Ada satu siswa yang bertanya. bagaimana cara

melengkapi hubungan SETS dengan materi? Guru

menielaskan bahwa dalam lingkaran SETS sudah ada kata

kuncinya kemudian untuk tempat tempat yang kosong di

lengkapi dengan cara mengliubungkan kata kunci yang ada

misalnya untuk sience berisi kemolaran dan technology

berisi pembuatan sabun mandi. Maka dampak untuk

environment (lingkungan) misalkan menyebabkan

pencemaran lingkungan dan manfaat social (masyarakat)

badan bersih dan sehat. Selesai menjelaskan guru bertanya

apakah sudah paham dan siswa yang bertanyapun

menjawab sudah paham.


Setelah 10 menit berlalu dan terdengar bunyi bel

yang menandakan jam pelajaran telah selesai. Kemudian

guru menanyakan apakah sudah ada yang selesai

melengkapi mind mapping. Siswa yang sudah selesai

melengkapi mind mapping untuk dapat menjelaskannya di

depan kelas. Tetapi belum ada siswa yang selesai

melengkapinya dan guru memberi tambahan waktu 5

menit. Setelah 5 menit, guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil mind mappingnya di depan kelas

Siswa pertama vang maiu ke depan adalah Randi. Randi

mejelaskan hasil mind mappingnya, setelah selesai

menjelaskan Randi memberikan kesempatan kepada

teman- teman untuk bertanya. Reni yang duduk di paling

depan mengaiukan pertanyaan. Apa pengertian kemolaran

dan apa satuannya Jawaban Randi, kemolaran adalah

menyatakan mlah mol zat dalam satuan liter larutan (1 liter

larutan bukan pelarut) dengan satuan mol L-1 sehingga

Reni menjadi paham. Kemudian presentasi dilanjutkan

oleh Depri. Selesai menjelaskan ada siswa lain yang

bertanya yaitu Jovizal yang menanyakan tentang rumus

pengenceran larutan pekat. Depri menjawab bahwa rumus

pengenceran larutan pekat adalah nt n2 atau V1M1 =

V2.M2, n. = mol zat. V = volum. M- kemolaran. Setelah

Depri menjelaskan, Guru memberi kesempatan pada satu


siswa lagi untuk menjelaskan dan menunjuk Sarah. Siswa

ini di tunjuk karena hampir selama penjelasan materi

berlangsung ngobrol sendiri dengan temannya.

Setelah Sarah menjelaskan mind mapping dan tidak

ada teman lain yang bertanya, guru memberikan soal untuk

menguji kepahaman siswa. Kemudian guru meminta

tolong salah satu siswa untuk mengumpulkan seluruh hasil

mind mapping teman temanya untuk di periksa dan di nilai

sedanukan siswa yang lain diminta untuk mengeriakan soal

soal yang di berikan guru. Selesai mengoreksi hasil mind

mapping guru meminta Aftyah untuk menuliskan hasil

jawannya di papan tulis. Jawaban tersebut di koreksi

bersama- sama dan kemudian guru bei siswa impulkan

materi yang di pelajari.

c) Penutup

Guru memberikan PR kepada siswa untuk

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Kemudian Guru

memotivasi siswa dengan menghubungkan materi

berikutnya dengan kehidupan sehari-hari seperti bom atau

petasan merupakan contoh reaksi yang berlangsung cepat

sedangkan perkaratan besi berlangsung lambat. Penjelasan

ini diharapkan agar siswa tertarik pada materi yang akan

disampaikan pada pertemuan berikutnya dan belaiar di

rumah. Sehingga siswa akan lebih siap dalam menerima


materi mater selanjutnya. Guru mengakhiri pertemuan

dengan berpesan kepada siswa agar belajar di rumah.

Selanjutnya Guru mengucapkan salam.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 September

2015 dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a) Pendahuluan

Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka

dan dijawab serempak oleh siswa. Kemudian guru

mengadakan presensi kepada siswa dan semua siswa tidak

ada yang absen. Dilanjutkan dengan mengumpulkan PR

yang kemarin diberikan. Kemudian guru menyampaikan

tujuan materi pada pertemuan ini dan memotivasi siswa

mengenai materi laiu

b) Kegiatan Inti

Guru memberikan arahan pada materi yang akan

disampaikan dengan metode mind mapping bervisi SETS

pada siswa. Kemudian guru menjelaskan secara garis besar

tentang konsep laju reaksi melalui diskusi informasi.

Materi laju reaksi, siswa mendengarkan dengan tenang.

Selesai menjelaskan guru meminta siswa membagikan

mind mapping bervisi SETS dengan tema laju reaksi yang

telah disiapkan guru untuk di lengkapi siswa dan diberi

waktu 15 menit.
Seluruh siswa terlihat tenang melengkapi mind

mapping dengan menngunakan pensil warna yang sudah

disiapkan sebelumnya. Selesai melengkapi, siswa

mempresentasikan hasil mind mapping di depan kelas dan

siswa tersebut adalah yang kemarin belum dapat

kesempatan maju depan. Dalam pertemuan ini ada 5 anak

yang menjelaskannya di depan kelas dan siswa pertama

yang yang maju adalah Rahman., siswa tersebut:

inenjelaskan husit mind mappingnya dengan ielas,

kemudian Karlina bertanya: Apa rumus laju untuk reaksi

berikut : 3O2 (g) 3O2 (g)

ditinjau dari hilangnya reaktan dan munculnya

produk? Rahman menuliskan jawaban di papan tulis

sambil menjelaskan bahwa rumus laju untuk, reaksi

1 [] 1 [2 ]
3O2 (g) 3O2 (g) adalah laju = 3 =2

Karlina pun akhirnya mengerti. Presentasi

diteruskan oleh siswa berikutnya dan presentasi selalu di

akhiri dengan jawaban pertanyaan yang diajukan siswa

lainnya. Selama presentasi berlangsung siswa terlihat

tenang memperhatikan penjelasan temannya. Lalu Guru

memberikan soal untuk menguji kepahaman siswa, seluruh

siswa mengerjakan soal dan guru mengoreksi hasil mind

mapping siswa. Pada akhir kegiatan inti inti ini Guru


bersama sauna siswa menyimpulkan materi yang

dipelajari.

c) Penutup

Guru memotivasi siswa dengan menghubungkan

materi berikutnya dengan kehidupan sehari-hari seperti

penggunaan katalis berupa enzim pada pembuatan roti

sehingga roti yang dihasilkan mengembang dan hasil

produksi bertambah. Penjelasan ini diharapkan agar siswa

tertarik pada materi berikutnya. Kemudian Guru

mengumumkan akan diadakannya ulangan pada pertemuan

berikutnya berkaitan dengan materi kemolaran dan laju

reaksi, siswa terlihat sedikit gaduh. Guru mengakhiri

pertemuan dengan berpesan kepada siswa agar belajar di

rumah untuk mempersiapkan materi ulangan. Selaniutnya

guru mengucapkan salam.

3) Pertemuan III

Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 17 September

2015. dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a) Pendahuluan Guru mengawali pertemuan dengan salam

pembuka dan dijawab serempak oleh siswa. Kemudian

guru memberikan pengarahan sebelum evaluasi siklus I

dilaksanakan. Siswa dengan tenang mendengarkan

pengarahan dari guru.

b) Kegiatan Inti
Guru memberikan instruksi agar semua buku dimasukkan

ke dalam Kemudian guru membagikan lembar evaluas tas.

kepada siswa berupa 20 soal pilihan ganda. Sebelum

mengerjakan terrlihat para siswa berdoa terlebih dahulu.

Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tenang dan

sungguh.-sungguh. Guru berkeliling mengawasi siswa

mengerjalan soal

c) Penutup

Setelah siswa selesai mengerjakan soal siswa

mengumpulkan lembar jawaban. Selanjutnya Guru

mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.

Berdasarkan nilai evaluasi siklus I dari jumlah siswa

sebanyak 36, diperoleh siswa yang memenuhi kriteria

tuntas yaitu yang memperoleh nilai 70 sebanyak 18

siswa, sedangkan yang tidak tuntas yaitu yang

memperoleh nilai 70 sebanyak 18 siswa. Dan rilai rata-

rata kelas sebesar 67,91 serta ketuntasan klasikal sebesar

50%.

c. Observasi (pengamatan)

Selama proses tindakan berlangsung, peneliti juga

melakukan pengamatan atau observasi terhadap proses tindakan

yang telah dilaksana peneliti mengamati jalannya proses

pembelajaran dengan berpedoman pada format lembar observasi


yang telah disiapkan. Hasil observasi peneliti pada siklus I adalah

sebagai berikut:

1) Hasil pengamatan kepada siswa

Pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa saat

pembelajaran berlangsung adalah penilaian keaktifan siswa.

Keaktifan siswa meningakat menjadi 64.44% dengan

indikator. indikator yang telah ditentukan sebelumnya.

Teriadinya peningkatan keaktifan tersebut karena siswa ikut

aktif dalam proses pembelajaran dimana adanya presentasi dari

siswa dalam menielaskan mateii yang di lanjutkan dengan

sistem tanya jawab dengan siswi lain. Selain itu siswa juga

akut aktii dalam pembuatan mind maapping berwisi SETS

sehingga guru baik maupun siswa ikut aktif saat proses

pembelajaran berlangsung. Namun keaktifan siswa tersebut

belum menyeluruh dan perlu adanya perbaikan kembali.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus I berupa gan peneliti terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yaitu tentang

kelebihan dan kekurangannya. Dengan memperhatikan hal-hal

yang perlu diambil dan dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus

berikutnya yaitu sikius II. Pada pelaksanaan siklus I ini

pelaksanaan pembelajaran materi laju reaksi melalui kombinasi

metode eksperimen dengan metode Mind mapping bervisi SETS

masih belum berjalan sesuai rencana tindakan. Hal ini disebabkan


siswa belum memanami mekanisme pembelajaran dengan

menggunakan metode ini dengan benar. Untuk itu perlu adanya

perbaikan ulang mengenai perencanaan yang nantinya akan

digunakan dalam pembelajaran pada siklus II. Hasil refleksi pada

siklus I adalah:

1) Siswa kurang altif dalam mengajukan pertanyaan.

2) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan mind mapping masih

kurang.

3) Kurangnya percaya diri siswa dalam presentasi

4) Sikap antusias siswa dalam pembelajaran masih kurang.

5) Guru belum menjelaskan prosedur mind mapping bervisi SETS

dengan baik.

6) Guru belum mengelola kelas dengan baik. Perhatian guru

kenada siswa dalam pembelajaran kurang merata.

7) Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif

perlu ditingkatkan

8) Keaktifan siswa belum meneapai indikator yang ditentukan.

9) Hasil belaiar siswa belum mencapai indikator yang ditentukan.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II berupa kegiatan mempertimbangk dan

memilih upaya yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah

yang diteinukan pada siklus, diantaranya:


1) Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan

permasalahan yang muncul dari siklus I.

2) Menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) melalui kombinasi antara metode

eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS.

3) Melakukan kolaborasi dengan guru kelas.

4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran

b. Tindakan

Tindakan pada siklus II berupa pelaksanaan dari rencana

yang telah disusun dan disiapkan yaitu guru melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan kombinasi eksperimen dengan

dengan metode mind mapping bervisi SETS. Deskripsi

pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Siklus II pada pertemuan dilaksanalan pada hari Sabtu, tanggal

19 September 2015. dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a) Pendahuluan Sebelum pelaksanaan tindakan siklus II

dimulai. penelitian bersama guru menyiapkan at dan bahan

yang dibutukan ke dalam kegiatan praktikum vang akan

didilakukan. Persiapan yang dilakukan berupa penyiapan

tabung reaksi, bejana air, Stopwatch. sumbat tabung reaksi,

pisau, pualam dan asam klorida 2M 5M dan IM.


Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari

guru yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara

serempak oleh siswa, Kemudian guru meng presensi

kepada siswa. semua siswa idak ada yang absen dalam

pertemuan ini. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu siswa dapat menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi laju reaksi melalui percobaan. siswa

dapat rkan grafik dari percobaan yang dilakukan dan

trampil alam melakukan praktikum. Selain itu guru juga

memberikan himbauan kepada seluruh siswa untuk

berhati-hati dalam melakukan praktikum.

b) Kegiatan Inti

Guru membagi siswa meniadi 5 kelompok yang

terdiri dari 7-8 siswa dan membagikan petunjuk praktikum

yang akan di laksanakan. Kemudian guru menjelaskan

secara garis besar petunjuk praktikum tersebut. Semua

siswa terlihat tenang mendengarkan penjelasan dari guru.

Sebelum praktikum di mulai guru memastikan pada siswa

apakah masih ada yang belum jelas dari pentuniuk

praktikum tersebut. Namun tidak ada pertanyaan dari

siswa. Praktikum dilaksanakan oleh siswa secara

berkelompok. Setiap kelompok terlihat berkonsentrasi

dalam praktikum walaupun kadang-kadang terdengar

sedikit suara canda gurau dari para siswa.


Guru mengawasi jalannya praktikum dan sesekali

mengajukan pertanyaan pada setiap kelompok tentang

praktikum yang dilakulan. Seperti yang ditanyakan pada

kelompok 1. yaitu mengapa konsentrasi asam klorida yang

digunakan berbeda? Andry mewakili kelompok 1

menjawab, karena percobaan ini dilakukan guna

mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan

reaksi dan jawaban tersebut dibenarkan oleh Guru, dimana

percobaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa

konsentrasi merupakan salah satu dari faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi.

Sedangkan kelompok 2 sibuk dengan

eksperimennya. dimana Juni mendapat tugas mengawasi

stopwatch, Akhfi menyiapkan bejana air yang berisi

aquades. Maria mengisi tabung reaksi dengan asam klorida

yang kemudian diisi dengan batu pualam lalu disumbat

yang akhirnya dimasukkan dalam bejana air oleh Ilwan.

setiap kelompok mencatat hasil praktikum yang dilakukan.

Setiap kelompok mencatat hasil percobaannya

kemudian hasil percobaan tersebut dikumpulkan pada

Guru yang sebelumnya sudah ditulis dalam bukunya

masing-masing. Setelah selesai percobaan dan hasil

praktikum dikumpulkan Guru bersama siswa

menyimpulkan praktikum tersebut, oleh Guru kelompok 3


diminta untuk menielaskan hasil percobaannya. Kelompok

3 yang diwakili oleh Maksum menjelaskan bahwa dari 3

percobaan tersebut reaksi yang paling cepat terjadi pada

konsentrasi 2M, karena semakin tinggi konsentrasi maka

teaksinya semakin cepat.

Kemudian Guru sedikit menambahkan. Konsentrasi

dun luas permukaan berhubungan dengan frekuensi

tumbukan yang nantinya akan dijelaskan pada teori

tumbukan. Makin besar konsentrasi makin besar pula

kemungkinan partikel saling bertumbukan, sehingga reaksi

bertambah cepat. Sedangkan kelompok 4 diminta untuk

menuliskan persamaan reaksi dari percobaan tersebut.

Kemudian Mirawati sebagai perwakilan kelompok maju

kedepan dan menuliskan persamaan reaksinya yaitu:

CaCO2 (s) + 2IICl(aq) CaCl2 (g) + II2O(l) + CO2 (g)

dan Guru membenarkan jawaban tersebut. Kemudian guru

memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membuat

laporan yang yang dikumpulkan pada pertemuan

berikutnya. Selanjutnya didiskusikan dengan materi yang

akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c) Penutup
Guru memberikan motivasi siswa agar tertarik

dengan materi yang akan di sampaikan pada pertemuan

berikutnya. sebagai contoh fungsi katalis yaitu

penambahan kalsium karbida dalam penyimpanan buah

sehingga lebih cepat matang. Selain itu guru juga memberi

tugas siswa untuk mencari data tentang factor-faktor yang

berhubungan dengan laiu reaksi dan penarapannya dalam

SETS. Lalu Guru mengakhiri pertemuan dengan berpesan

kepada siswa agar belajar di rumah. Selanjutnya guru

mengucapkan salam.

2) Pertemuan II

Siklus pada pertemuan II dilaksanakan pada Hari Kamis

a) Pendahuluan

Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari

guru yang dilanjutkan dengan jawaban salam secara

serempak oleh siswa. Kemudian guru mengadakan

presensi kepada siswa. Semua siswa hadir dalam

pertemuan ini. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan

dimana siswa dapat menjelaskan faktor faktor yang

mempengaruhi laju reaksi, membedakan diagram potensial

baik yang menggunakankan katalis atau tidak, dan

menjelaskan peranan katalis dan energi pengaktifan

dengan menggunakan diagram.


Guru juga memotivasi siswa dengan contoh contoh

penerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari -hari supaya

antusias dalam pembelajaran ini. Semua siswa terlihat

tenang dan antusias dalam memperhatikan penielasan guru.

b) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan secara garis besar faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi dan teori tumbukan. Sebelun

menjelaskan guru melakukan sedikit tanya jawab mengulas

materi sebelumnya dan materi yang akan di pelajari.

pertanvaan yang di ajukan di antaranya: sebutkan faktor-

faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Pertanyaan ini di

jawab oleh Karlina, dengan jawaban faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi, luas

permukaaan, suhu dan katalis.

Guru membenarkan jawaban Karlina, kemudian

menanyakan kembali kenapa katalis termasuk salah satu

faktor-faktor tersebut? Kemudian Randha Kentama di

tunjuk untuk menjawab, tetapi Randha diam karena tidak

tahu jawabannya kemudian ditujukan ke Putri dan Putri

pun menjawab. Karena katalis dapat mempercepat laju

reaksi. Guru membenarkan jawaban Indah dan

menambahinya beberapa reaksi kimia yang berlangsung

lambat dapat di percepat dengan menambahkan suatu zat

ke dalamnya, dan zat tersebut setelah reaksi selesai tidak


berubah. Zat tersebut dinamakan katalis yaitu suatu zat

yang dapat mempercepat laiu reaksi tanpa dirinya

mengalami perubahan yang kekal. Semua siswa terlihat

tenang mendengarkan penjelasan dari guru. Selesai

menjelaskan, guru meminta siswa untuk membentuk

kelompok sesuai dengan kelompok pada saat praktikum

kemarin. Setelah semua siswa berkelompok guru memberi

tugas untuk membuat mind mapping bervisi SETS sccara

berkelompok dengan tema Laju Reaksi dengan cara

berdiskusi menggunakan data-data dari internet dan buku

punduan.

Diskusi pembuatan mind mapping diberi waktu 20

menit. Setiap kelompok berdiskusi dengan teratur dan

sedikit canda gurau dari sebagian siswa. Sedangkan Guru

berkeliling mengamati pembuatan mind mapping bervisi

SETS tiap kelompok. Setelah 20 menit Guru meminta tiap

kelompok untuk mempresentasikan hasil mind

mappingnya di depan kelas secara bergantian sesuai urutan

kelompok. Dimulai dari kelompok 1. semua anggota maju

kedepan untuk menielaskan hasil mind mappingnya, Irsan

yang mewakili temannya menjelaskan hasil mind mapping

bervisi SETS dengan tema laju reaksi. Kelompok lain

mendengarkan dengan tenang. selesai menielaskan.

kelompok memberi kesempatan kepada kelompok lain


untuk bertanya. Diwakili Mustaqim kelompok 2 bertanya:

Jelaskan pengaruh kenaikan suhu dalam suatu reaksi kimia

di lihat dari teori tumbukan. Pertanyaan Mely di jawab

oleh Yunita. Kenaikan suhu akan mengakibatkan ruaksi

berlangsung semakin cepat. Dalam teori tumbukan di

jelaskan bahwa iika terjadi kenaikan suhu maka molekul-

molekul yang bereaksi alan bergerak lebih cepat, sehingga

energi kinetiknya tinggi dan energi yang dihasilkan pada

tumbukan antar molekul menjadi besar dan cukup di

gunakan untuk berlangsungnya reaksi. Jadi semakin tinggi

suhu semakin banyak energi yang dihasilkan schingga

reaksi berlangsung cepat dan kelompok 2 menjadi

mengerti. Kemudian presentasi dilanjutkan kelompok 2,

kelompok 2 menjelaskan hasil mind mappingnya dan

disampaikan oleh Dio selesai menjelaskan Dio memberi

kesempatan kepada kelompok lain. Elda dari kelompok 3

bertanya mengenai contoh peranan katalis dalam

kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan SETS.

Pertanyaan dijawab Aventus salah satu anggota kelomnok

2. Contoh peran katalis dalam kehidupan sehari-hari adalah

catalitic converte pada knalpot sedangkan hubungannya

dengan SETS dijelaskan oleh Nurkholis anggota kelompok

2 juga. Bahwa gas buang kendaraan bermotor merupakan

sumber utama polusi udara yang mengandung gas


berbahaya, antara lain gas CO. gas NO. dan gas NO2. Gas

CO berbahaya karena dapat meracuni darah, sedangkan

gas NO dan NO2 bertanggung jawab terhadap terjadinya

lubang ozon dan hujan asam. Selain gas gas tersebut, asap

kendaraan juga mengandung timbel yang perasal dari zat

aditif pada bensin. Berbagai cara telah dilakukan untuk

mencegah polusi tersebut, tetapi belum ditemukan cara

yang terbaik. Salah satu cara untuk menghilangkan polusi

timb dilakukan dengan mengganti timbel yang bebas

timbel.

Untuk mencegah terbentuknya gas-gas berbahaya

pada gas buang kendaraan bermotor. salah satu penelitian

yang dilalukan merekomendasikan untuk mengkondisikan

agar teriadi reaksi antar gas CO dengan gas NO dan reaksi

antara hidrokarbon dengan NO2

CO g) + NO(g) CO2 (g) + 2NO2(g)

Reaksi tersebut hanya dapat berlangsung pada suhu

yang sangat tinggi, sedangkan pada suhu yang sangat

tinggi mesin bekeria tidak efektif. Oleh karena itu.

diperlukan suatu katalis yang dapat mempercepat reaksi

tersebut pada suhu rendah. Dari penelitian telah ditemukan

suatu katalis yang terbuat dari campuran logam platina dan

rhodium Pt Rh). Katalis terscbut dipasang pada knalpot

kendaraan yang dibentuk seperti sisir. Dari hasil penelitian


tersebut ternyata katalis tersebut mampu bekeria dengan

baik pada suhu 4000C dan dapat bertahan sampai 50.000

mil 80.000 km). Di negara maju yang sangat

memperhatikan masalah lingkungan, kendaraan diwajibkan

untuk memasang katalis ini pada knalpot, dikenal sebagai

catalytic converten. Kemudian bertanya kembali kepada

apakah sudah mengerti dari dari jawabannya tersebut dan

Rieska menjadi paham. Dilanjutkan presentasi dari

kelompok 3. selesai hasil mind mapping kelompok 3 di

sampaikan Dwi dari kelompok 5 menanyakan mengenai

hubungan energy pengaktifan dengan kataslisator dalam

suatu reaksi kimia.

Jawaban dari kelompok 3 oleh Haidir. adalah katalis

berperan menurunkan energi aktifasi, lalu Melia

menambahi bahwa suatu reaksi tanpa katalisator

mempunyai energi aktifasi yang besar, sehingga dengan

penambahan katalisator suatu reaksi kimia mempunyai

energi aktifasi dan reaksi pun berlangsurg lebih cepat.

Setelah kelompok 3 presentasi di laniutkan kelompok 4

dan 5. Presentasi berjalan cukup tenang lancar. Semua

kelompok sudah menjelaskan hasil mind mappingnya.

Kemudian guru bersama sama siswa membahas kembali

sekaligu menyimpulkan materi dari presentasi yang tadi

sudah disampaikan masing-masing kelompok. Lalu hasil


mind mapping yang tadi dikerjakan dan laporan praktikum

pada pertemuan sebelumnya dikumpulkan untuk diperiksa

dan dinilai oleh guru, sepulang sekolah dapat di ambil di

ruang guru.

c) Penutup

Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat

lagi dan mengumumkan pada pertemuan berikutnya akan

diadakan evaluasi. Siswa terlihat sedikit gaduh, kemudian

guru meminta untuk tenang dan mengumpulkan hasil mind

mapping yang tadi dikerjakan serta laporan praktikum

kemarin. Mind mapping dan laporan praktikum dapat di

ambil di kantor sepulang sekolah, kemudian Guru

membaca salam untuk mengakhiri pelaiaran.

3) Pertemuan III.

Pertetnuan III siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 26

September 2015, dengan alokasi waktu 2x45 menit.

a) Pendahuluan Guru mengawali pertemuan dengan salam

pembuka dan dijawab serempak oleh siswa. Kemudian

guru memberikan pengarahan sebelum evaluasi siklus

dilaksanakan, siswa dengan tenang mendengarkan

pengarahan dari guru.

b) kegiatan inti

Guru memberikan instruksi agar semua buku dimasukkan

ke dalam tas. Kemudian guru membagikan lembar evaluasi


kepada siswa berupa 20 soal pilihan ganda. Sebelum

mengerjakan terlihat para siswa berdoa terlebih dahulu,

Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tenang dan

sungguh- sungguh. Guru berkeliling taengawasi siswa

mengeriakan soal. Terlihat 2 siswa di pojok belakang

sedikit berisik dan bekeriasama. Guru meminta para siswa

untuk tenang dan kembali mengerjakan soal evaluasi

secara sendiri-sendiri

c) Penutup

Setelah siswa selesai mengerjakan soal, siswa

mengumpulkan lembar jawab. Kemudian guru mengakhiri

pertemuan dengan salam penutup. Adapun hasil nilai tes

evaluasi siklus 2 pada materi laju reaksi ini. dari 36 siswa

diperoleh siswa yang tuatas dengan memperoleh nilai 70

sebanyak 30 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas

yaitu yang memperoleh nilai 70 sebanyak 5 siswa.

Sedangkan nilai rata-rata yang dineroleh pada siklus II ini

sebesar 76.94 dengan ketuntasan 83%. Observasi Selama

proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan

atau observasi terhadap proses tindakan yang telah

dilaksanakan. Peneliti mengamati jalan proses

pembelajaran dengan berpedoman pada format lembar

observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi peneliti

pada siklus II adalah sebagai berikut:


1) Hasil pengamatan kepada siswa Pengamatan yang

dilakukan peneliti terhadap siawa saat pembelajaran

berlangsung adalah penilaian keaktifan siswa.

2) Ketuntasan keaktifan siswa meningkat meniadi 88,15%

dengan indikator indikator yang telah di tentukan

sebelumnya.

3) Terjadinya peningkatan keaktifan tersebut, disebabkan

siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran dan adanya

presentasi dari siswa dalam menielaskan materi yang di

lanjutkan dengan sistem tanya iawab dengan siswa lain

juga dibentuknya kelompok diskusi sehingga

mempermudah dalam pembuatan mind mapping

bervisi SETS dan proses pembelajaran berlangsung

lebih terarah dimana seluruh siswa ikut aktif dalam

pembelaiaran.

d. Refleksi

Setelah pembelaiaran pada siklus II selesai dan telah

diketahui keaktifan maupun hasil belajar siswa maka diperoleh

beberapa refleksi selama siklus II ini berlangsung. Adapun hasil

refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan prosedur mind mapping bervisi SETs

dengan baik.

2) Pembelajaran melalui kombinasi metode eksperimen dengan

metode mind mapping bervisi SETS telah berialan sesuai


rencana tindakan. Baik guru maupun siswa telah menjalankan

pembelajaran sesuai dengan mekanisme yang direncanakan

sehingga pembelajaran berlangsung secara optimal.

3) Pengalokasian waktu telah sesuai rencana tindakan sehingga

90 seluruh waktu dapat dimanfaatkan secara optimal.

4) Siswa yang bertanya pada siklus ini meningkat.

5) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran di akhir pembelajaran

lebih baik dari sebelumnya.

6) Keberhasilan keaktifan siswa telah tercapai yaitu sebesar

16,94% dimana siklus 1 masih 50

7) Kemampuan siswa dalam membuat mind mapping bervisi

SETS sudah baik.

8) Tumbuhnya rasa percaya diri siswa dalam diskusi dan

presentasi.

9) Sikap antusias siswa saat pembelaiaran meningkat.

10) Guru dapat mengelola kelas dengan baik.

11) Perhatian guru kepada siswa dalam pembelaiaran sudah

merata.

12) Cara guru dalam mengkondisian siswa sudah lebih baik

B. Pembahasan

1. Siklus I

Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari lembar

observasi. pelaksanaan pembelajaran mind mapping bervisi SETS


pada siklus I ini, keaktifan siswa belum sesuai dengan yang

diharapkan. Masih banyak siswa yang belum ikut aktif dalam

pembelajaran. hal ini tidak terlepas dari kinerja guru juga. Penjelasan

guru mengenai metode mind mapping bervisi SETS sudah baik. Guru

memberikan tema buah-buahan sebagai contoh pembuatan mind

mapping supaya siswa mudah mengerti dan pembelajaran dapat

berlangsung dengan lancar tetapi pengelolaan waktu dalam proses

pembelaiaran melalui kombinasi metode eksperimen dengan metode

mind mapping bervisi SETS ini masih kurang optimal sehingga siswa

belum dapat memehami prosedur pembelaiaran semestinya.

Walaupun cara memotivasi dan membangkitkan siswa untuk

belajar sudah baik. Saat proses pembelajaran, siswa diajak untuk

menghubungkan mnteri dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa

tidak asing dengan materi yang sedang dipelajari. Kemampuan guru

dalam menjawab pertanyaan dari siswa sudah baik. Tetapi hanya

beberapa siswa saja yang bertanya, masih banyak siswa yang belum

aktif karena para siswa banvak yang belum mengerti tentang proses

pambelajaran yang berlangsung. Pemberian tes untuk menguji

kepahaman siswa cukup baik.

Cara guru dalam mengkondisikan siswa saat pembelajaran kurang

baik. terlihat belum semua siswa ikut aktif khususnya ketika

presentasi. Keterampilan guru dalam mengelola kelas sudah baik.

Ketepatan guru dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir kurang

baik. disebabkan waktu yang tidak cukup. Berdasarkan pengamatan


terhadap siswa, banyak siswa yang kurang siap dalam mengikuti

pembelajaran mind mapping bervisi SETS ini. Banyak siswa yang

kerapiannya masih kurang. Selain itu juga siswa belum memahami

tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode mind

mapping yang dijelaskan oleh guru. Keaktifan siswa pada saat

pembelajaran juga masih dalam kategori cukup dikarenakan belum

semua siswa berpartisipasi aktif dalam presentasi. Ada yang berbieara

sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi pendengar

saja. Keberanian siswa dalam presentasi masih dalam criteria cukup,

hanya siswa tertentu saja yang berani mempresentasikan mind

mappingnya. Hal ini juga disebabkan kurang kesiapan siswa dalam

membawa peralatan yang di perlukan untuk membuat mind mapping

dilihat dari banyak siswa yang masih saling pinjam terutama pensil

warna sehingga waktu yang dibutuhlan bertambah lama dan beberapa

mind mapping belum lengkap.

Berdasarkan lembar observasi diperoleh persentase keaktifan siswa

dalam pembelaiaran materi Laju Reaksi pada siklus I melalui

kombinasi metode eksperi dengan metode mind mapping bervisi SETS

adalah 64.75 %. Hal ini belum mencapai indikator keberhasilan yang

ditetapkan yaitu sebesar 75% Berdasarkan nilai ulangan siklus I pada

sub materi pokok laiu reaksi. dari 36 siswa terdapat 18 belum tuntas.

Rata-rata hasil belajar aspek kognitiff siswa yang diperoleh dari

ulangan pada siklus I sebesar 67,91 dan ketuntasan klasikal sebesar

50%. ketuntasan klasikalnya belum memenuhi indikator keberhasilan


yang ditetapkan yaitu sebesar 75%. Sehingga perlu dilaksanakan

siklus II sebagai perbaikan.

2. Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran telah berjalan dengan

lebih baik. Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti lakukan dari

lembar observasi, pelaksanaan pembelajaran melalui kombinasi

motode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS pada

siklus II ini pembelajaran berlangsung lebih terarah, Keberhasilan

keaktifan siswa sudan sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak

terlepas dari kinerja guru pula. Cara guru dalam mengjondisikan siswa

yang kurang aktif saat pembelajaran sudah baik. terlihat hampir semua

siswa ikut aktif khususnya ketika presentasi karena siswa di bentuk

kelompok sehingga keterampilan guru dalam mengelola kelas lebih

baik. Dan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran dengan

metode mind mapping bervisi SETS ini semakin baik dan efisien.

sehingga siswa dapat memahami prosedur pembalajaran semestinya.

Penjelasan guru mengenai metode ini sudah lebih baik sehingga siswa

dapat melaksanakan pembelajaran sesuai prosedur.

Terutama dalam menielaskan hubungannya dengan SETS. Cara

memotivasi dan membangkitkan siswa untuk belajar lebih baik dari

sebelumnya Saat proses pembelajaran. siswa diaiak untuk

menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa

tidak asing dengan materi yang sedang di pelajari dengan ditambah


data yang diperoleh dari internet. Kemampuan guru dalam menjawab

pertanyaan dari siswa sudah baik. Pemberian tes untuk menguji

kepahaman siswa juga sudah baik. Ketepatan guru dalam

menyimpulkan materi di kegiatan akhir sangat baik, disebabkan waktu

yang cukup.

Berdasarkan pengamatan terhadap siswa, banyak siswa yang sudah

dalam engikuti pembelajaran mind mapping bervisi SETS ini. Banyak

siswa yang kerapiannya sudah rapi, siswa sudah memahami benar

tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode mind

mapping yang dijelaskan oleh guru. Keaktifan siswa pada saat

pembelajaran juga sudah dikategori baik terlihat dari hampir semua

siswa berpartisipasi aktif dalam presentasi, walaupun masih ada yang

berbicara sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi

pendengar saja. Tetapi pembelajaran lebih kondusif dari sebelumnya.

Keberanian siswa dalam presentasi sudah baik, terlihat dengan semua

siswa mempresentasikan hasil mind mappingnya melalui kelompok

masing- masing. Kesiapan siswa dalam membawa beralatan yang di

perlukan untuk membuat mind mapping ada peningkatan, banyak

siswa yang tidak saling pinjam terutama pensil warna sehingga tidak

membutuhkan waktu yang lama delam pembuatan Mind mapping.

Berdasarkan lembar observasi diperoleh persentase keaktifan siswa

dalam pembelajaran materi Laju Reaksi pada siklus II melalui

kombinasi metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi


SETS adalah 75.86%. Hal ini sudah mencapai indikator kcbcrhasilan

yang ditetapkan yaitu sebesar 75%.

Berdasarkan nilai ulangan siklus I pada materi pokok Laju reaksi.

dari 36 siswa terdapat 6 siswa belum tuntas Rata-rata hasil belajar

kognitif siswa yang diperoleh dari ulangan pada siklus sebesar 76.94

dan ketuntasan klasikal sebesar 83%. Hasil belajar ini sudah lebih baik

siap dalam mengikuti pembelajaran mind mapping bervisi SETS ini

Banyak siswa yang keraniannya sudah rapi. siswa sudah memahami

benar tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode

mind mapping yang diielaskan oleh guru. Keaktifan siswa pada saat

pembelajaran juga sudah dikategori baik terlihat dari hampir semua

siswa berpartisipasi aktif dalam presentasi. Walaupun masih ada yang

berbicara sendiri dengan temannya dan ada pula yang hanya menjadi

pendengar saia. Tetapi pembelajaran lebih kondusif dari sebelum

Keberanian siswa dalam presentasi sudah baik, terlihat dengan semua

siswa mempresentasikan hasil mind mappingnya melalui kelompok

masing- masing.

Kesiapan siswa dalam membawa peralatan yang di perlukan untuk

membuat mind mapping ada peningkatan, banyak siswa yang tidak

saling pinjam terutama pensil warna sehingga tidak membutuhkan

waktu yang lama delam pembuatan Mind mapping. Berdasarkan

lembar observasi diperoleh persentase keaktifan siswa dalam

pembelaiaran materi Laju Reaksi pada siklus II melalui kombinasi

metode eksperimen dengan metode mind mapping bervisi SETS


adalah 75.86%. Hal ini sudah mencapai indikator kebcrhasilan yang

ditotapkan yaitu scbosar 75%. Berdasarkan nilai ulangan siklus I pada

materi pokok Laju reaksi. dari 36 siswa terdapat 5 siswa belum tuntas.

Rata-rata hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari ulangan pada

siklus II sebesar 76.94 dan ketuntasan klasikal sebesar 93%. Hasil

belajar ini sudah lebih baik dari keadaan scbelumnya pada saat siklus I

yang rata-ratanya sebesar 67.91. Ini menunjukkan hasil belajar

kognitif pada siklus II dengan menggunakan kombinasi metode

tersebut su mengalami peningkatan, da: ketuntasan klasikalnya sudah

memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75%.

sehingga tidak perlu dilaksanakan tindakan berikutnya sebagai

perbaikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang "Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas XI IPA 2 Pada Materi Pokok Laju Reaksi Melalui Penggunaan

Kombinasi Metode Eksperimen dengan Metode Mind Mapping Bervisi SETS

Pada Siswa kelas IPA 2 SMAN 1 Natar Tahun Pelajaran 2015/2016" maka

dapat diambil kesimpulan: bahwa penerapan pembelaiaran aktif in nggunakan

lumbinasi metode eksperimen dengan metode Afind Mapping Bervisi SETs

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok iaiu reaksi kelas

XI IPA 2 SMAN 1 Natar. Keberhasilan penerapan kombinasi metode

eksperimen dengan metode Mind Mapping Bervisi SETS sebagai upaya untuk

men hasil belajar siswa di kelas XI IPA 2 SMAN 1 Natar kendal di uniukkan

dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu keaktifan pada

saat proses pembelajaran. Juga ditunjukkan adanya peningkatan nilai tes akhir

dari masing-masing siklus.

Rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 67,91 serta ketuntasan klasikal

sebesar 50%. Sedangkan keaktifan siswa sebesar 64.75%. Dilihat dari

indikator keberhasilan, siklus belum berhasil dan perlu perbaikan pada siklus
II. Rata-rata hasil belajar pada siklus sebesar 76.94 dengan ketuntasan

klasikal 83% Sedangkan keaktifan siswa sebesar 75,86.

B. Saran

Berdasarkan pada simpulan diatas maka peneliti mengajukan saran-saran

sebagai berikut:

l. Dalam pembelaiaran kimia, proses pembelajaran disarankan

menggunakan model, strategi dan metode belajaran yang bervariasi

sesuai dengan situasi di dalam kelas dan materi yang diajarkan. sehingga

dapat meringkutkan kualitas hasil pembelajaran.

2. Perlu dilakukan penelitian yang seienis dengan ruang lingkup yang lebih

luas
DAFTARPUSTAKA Nelinnad Binadja, 2005e, paduman praktis

Pengembangan Rencana Pembelajaram Berdasar Kurikulum 2004

Bervisi dam Berpendekatan SETS, Semarang Laboraturium SETS

UNNES Semarang, 1999, Pendidik SEIS enerapannya pada urada

Pengajaran Makalah disajikan alam Seminar 1 okakarya Pendidikan

SETp, Keria sama antara SEAMEO RESCAM dan UNNES, 14-15

Desenber 1999. Pendidikan SETS dalam penerapanna dalam Mengajar,

makalah disajikan pada Seminar Lokakarya Nasional pendidikan SETS,

Semarang: UNNES, Arikunto, Suhar imi. Dasa D. iar Evalua.. ndidikan,

Yogyakarta: Bumi Aksara, 1005. dkk. Penelitian Tindakan Kelus,

Jalaarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Cet. VII. "rascduse reitelitian Saatu

Pendekatan Praktik, Jakarta Rineka Cipta, 200t. Basir, M. Muzamil, dan

M. Malik M. Said, thudbhola tal Manahij wa nuruqut Tadris. (Mekkah:

Darul Liwa't.th. Chang, Raymond, Chemistry, America: Northern

Arwona University, 2005,8th Ed. .ensep Konsep Inti illid Jakarta:

Penerbit Kimia Dasar Erlangga 2005. ttn www chem oro/materi k fisikal

Ma reaksitheori tumbukanl tumbukan pembelajaran bervisi dalam James

E. Brady,KINtL1 UNIVERSI:ts Maas ae strukur Jilid I, Jakarta:

Binarupa Aksara 1999. Keenun. dlak, Kinatu Untuk Universita J!ul

Jalkarta: Penerbit Erlangga 1984 uzandur, Langkah penculan Tindataan

Sebaga! Pengenbangan Profesi Guru. (Jakarta: PT. Rajawali Pers, M"'ya

ti Arifin dkk. srrrrrrel Re.lnim Mergny nr Kimi, Bandung: Iurusan

Pendidikan Kimia Upi, 2000 Kusumah, wijaya, dan Dedi Dwitagama,

stengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jtkarta: PT. Indeks. 2010. Cet. 3.


Mulyasa, E. KTSP Sebuah panduan P Bandung: Remaja Rosda Karya,

2008. Kurtkulun Berbasis Kompetensi, Karakteristik Dan Implementasi,

Bandung: Remaja Ros 2009. Pasaribu, P., T. Lukman, Melipatgandakan

potensi otak Teknik Praktis Melejitkan Daya Ingat, Jakarta: Gramedia

2005. Pra: a, Crys, Fajar, du, Kimia Daiar 2, Yag akarta: UNY, 2003

Purwanto. E Hari Belajar, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2000. Purwanto,

Ngalim, Psikologi Pendidikan Bandung: IT. Remaja Rosda Karya, 2007 t

Kirikulum Ralith ing Dendiknas, Model Pe hang nin Silnihue Mnrn

Pcajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembela aram 1p Terpadu. (Jakarta

pusat Depdiknas), hlm. 4. putra, Yovan P. stemori lan1'embeluaran

Bandung: cv: Yrama Widya, 2008. sastrohamidjojo, Sardjono, lima

Danan, Yogyakarta: UGM, 2008. Siberman, Melvin L, Active Learning:

101 pembelajaran Akty, Yogyakarta: PUSTAKA INSAN MADANI,

2007. Soemanto, Wasty, Psikologi pendidikan Jakarta: Rineka Cipta,

2006. Sudjana, Nana, Penilaiun llusil Belajar proses Belajar dan

Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdatarya, 2003. Sikarna, i Mare. mrt

Kimin naen, ynovnkarta. Tmniean pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNNES Suprntono. Agus. Cooperatrve Learnmg

Yogvakarta: Pustaka Pelatar. 4010. Survabrata. Sumadi, Psikologi

Pendidikan. Jakarta: PT Raia Grafindo Persada. 2008, Susilo, Penelitian

Tindakan K Yogyakarta: Pustaka Book Publisher 2000 Syaodih, Nana,

Landasan Psikologi Proses Fendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya 2009. Tim Penyusun, Pedaman Penulisan pkrinsi program

Strata Satu (S Semarang: Fakultas Tarbiyah LAIN Walisongo Semarang,


2010. T. Morgan, Clifford, Introduction to paychologo, New York:

Pretee Hall, 1971. Tony Buzan. Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2008,

Anda mungkin juga menyukai