Tidak ada keselamatan tanpa mendengarkan Injil, dan itulah sebabnya Yesus memerintahkan
agar Injil diberitakan kepada semua makhluk (Mar. 16:15).
Perumpamaan tentang penabur mengajarkan kita bahwa benih Injil harus ditanamkan sebelum
karya keselamatan dapat terjadi dalam kehidupan orang berdosa (Luk. 8:11). Injil, yang adalah
kuasa Allah yang menyelamatkan (Rom. 1:16), adalah instrumen yang dipakai Roh Kudus untuk
membangunkan orang berdosa yang tertidur sehingga ia dapat percaya.
Kita melihat ini terjadi pada hari Pentakosta. Setelah Petrus memberitakan Injil, Roh Allah
menusuk hati orang-orang dengan panggilan, dan mereka bertobat dan percaya (Kis. 2:36-37).
Kita melihat ini dalam Yohanes 16:7-8. Karya pemanggilan Roh Kudus berkaitan dengan
karyaNya dalam orang percaya. Ayat 7 mengatakan bahwa Roh Kudus akan datang kepada orang
percaya, dan ayat 8 mengatakan bahwa Roh Kudus akan menginsafkan dunia. Proses ini terjadi
sambil orang percaya memberitakan Injil.
Karya penginsafan Roh Kudus berbarengan dengan pemberitaan Injil oleh orang percaya. Roh
mendiami orang percaya, Ia menegor dunia melalui Injil yang mereka beritakan. Penginsafan akan
dosa, kebenaran, dan penghakiman hanya datang melalui Injil, bukan melalui wahyu alami.
Wahyu umum (yaitu terang melalui dunia ciptaan dan hati nurani) memberikan cukup terang untuk
menghukum manusia dan untuk membuat dia mencari Allah (Rom. 1:20; 2:14-15), tetapi tidak
memberikan cukup terang untuk keselamatan. Hanya ketika Injil datang barulah ada penginsafan
akan dosa dan iman dalam Kristus. Kita melihat hal yang sama dalam Kisah Rasul 1:8. Kita
melihatnya juga di 2 Korintus 5:18-21. Kristus menyatakan keselamatan melalui duta-dutaNya.
Negara Nepal [Editor: David Cloud menjadi misionari ke Nepal] mengilustrasikan hal ini. Nepal
berada dalam kegelapan rohani selama dua millenium setelah Kristus. Tidak ada orang percaya,
karena negara itu tertutup bagi pemberitaan Injil. Para pemimpinnya melindungi Hinduisme
sebagai agama resmi, karena sistem tersebut memberikan mereka posisi makmur dan penuh kuasa
di atas piramida sistem kasta Hindu. Tanpa adanya pemberitaan Injil tidak ada keselamatan. Orang
Nepal yang percaya Kristus pada masa ini adalah yang pergi ke India dan mendengar Injil. Pada
tahun 1950an, Raja Tribhuvan membuka pintu bagi bantuan dana luar dan pengaruh dari luar
negeri dan dengan itu membuka pintu bagi masuknya Injil, dan barulah sejak saat itu kuasa
penyelamatan Kristus masuk ke Nepal.
Perhatikan pernyataan Yesus yang luar biasa dalam Yohanes 20:21-23. Konteksnya adalah
penginjilan. Ini adalah perikop padanan dengan Matius 28:18-20; Mar. 16:5; Luk. 24:44-48; dan
Kis. 1. Konteksnya adalah Kristus mengajar orang-orang percaya pada waktu antara
kebangkitanNya dengan kenaikanNya, dan Dia menekankan pemberitaan Injil ke seluruh dunia.
Pengampunan dosa yang disebut di Yohanes 20:23 adalah melalui penerimaan Injil. Jika orang
percaya tidak memberitakan Injil, maka tidak ada pengampunan dosa.