Ki Hajar Dewantara lebih dikenal sebagai Bapak pendidikan Indonesia. Nama asli ki hajar dewantara
adalah Raden Mas suwardi suryaningrat. Beliau merupakan keturunan dari keraton Yogyakarta. Pada
umur 40 tahun, beliau merubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Beliau tidak memakai gelar nama
kebangsaannya lagi dikarenakan beliau ingin lebih dekat dengan layar secara fisik maupun hatinya.
Biografi Ki hajar dewantara memang penuh pengabdian kepada Indonesia. Sudah banyak sekali hal
bermanfaat yang dilakukan oleh beliau.
Ki hajar dewantara bersekolah di ELS yang dulu merupakan sekolah dasar Belanda. Selanjutnya beliau
juga melanjutkan sekolah di STOVIA yang merupakan sekolah dokter untuk bumiputera. Tetapi selama
sekolah di Stovia beliau tidak sampai tamat dikarenakan sakit. Hal ini juga banyak diceritakan disemua
buku biografi Ki Hajar Dewantoro. Beliau juga pernah bekerja menjadi wartawan diberbagai media cetak
terkenal pada masa itu. Seperti mideen java, sedyotomo, De ekpress, kaoem moeda, poesara, oetoesan
hindia, dan tjahaja timoer. Tulisan beliau diberbagai media tersebut sangat komunikatif dan juga kritis,
sehingga dapat meningkatkan semangat rakyat pada masa itu.
Ketika membahas tentang biografi Ki hajar dewantara memang tidak pernah ada habisnya. Ada banyak
sekali hal yang harus kita banggakan untuk beliau. Pada tahun 1908 beliau aktif sebagai pengurus di
organisasi boedi oetomo. Selanjutnya beliau juga membuat organisasi sendiri bersama Douwes Dekker
atau lebih dikenal dengan Dr. Danudirdja Setya Budhi dan Dr Cipto Mangoekoesoemo mendirikan
sebuah organisasi yang bernama Indische Partij pada tanggal 25 desember tahun 1912. Organisasi ini
merupakan partai politik pertama di Indonesia yang beraliran nasionalisme untuk mencapai Indonesia
merdeka. Ketika ingin mendaftarkan partai ini, mereka di tolak oleh Belanda, karena dianggap
menumbuhkan nasionalisme pada rakyat.
Dengan ditolaknya partai tersebut, mereka akhirnya komite boemi poetra yang digunakan untuk membuat
kritik ke pemerintahan Belanda. Mereka menulis berbagai kritikan untuk pemeritahan Belanda yang
dimuat di surat kabar De ekpress yang pemiliknya pada saat out adalah Douwe Dekker. Dalam tulisan
tersebut mereka mengatakan bahwa tidak mungkin merayakan kemerdekaan, di Negara yang sudah kita
rampas sendiri kemerdekaannya. Karena tulisannya itu beliau di buang ke pulau Bangka, sebagai
hukuman pengasingannya oleh pemerintahan Belanda. Cerita ini banyak ditemukan di buku-buku biografi
ki hajar dewantara.
Setelah pulang dari pengasingan dan sempat melakukan perjalanan ke Belanda. Beliau akhirnya
mendirikan taman siswa. Selama pendirian taman siswa ini banyak sekali tantangan dan halangan dari
pihak pemerintahan Belanda. Dengan segala kegigihannya, akhirnya taman siswa mendapatkan ijin
berdirinya. Setelah masa kemerdekaan, beliau menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan. Jika
kalian mengunjungi Yogyakarta, anda bisa mengunjungi museum yang didedikasikan untuk ki hajar
dewantara. Sekian artikel tentang biografi Ki Hjar Dewantara, semoga dapat memberikan informasi untuk
anda.
Gelar doktor kehormatan (Doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat
Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959
Nama Lengkap: Bendoro Raden Mas Ontowiryo
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : 11 November 1785
Warga Negara : Indonesia
Wafat : 8 Januari 1855 di Sulawesi
Ayah : Hamengkubuwana III
Ibu : R.A. Mangkarawati
Gelar : Pahlawan Nasional
Pangeran Diponegoro adalah tokoh sentral di dalam Perang Diponegoro. Lalu, seperti apa
sosok tokoh Pahlawan Nasional yang satu ini? Kita akan membahasnya untuk anda. Diponegoro
lahir pada 11 November 1785 di Jogja. Setelah melakukan perjuangan sekian lama, ia
menghembuskan nafas terakhirnya pada 8 Januari 1855 di Sulawesi. Saat itu ia sudah menginjak
usia 69 tahun. Diponegoro adalah putra dari tokoh yang disegani bernama Hamengkubuwana III.
Ia adalah seorang raja dari Mataram. Sang ibu bernama R.A. Mangkarawati, ia berdarah Pacitan.
Saat dilahirkan, Diponegoro memiliki nama Bendoro Raden Mas Ontowiryo. Sang Ayah sempat
punya niat untuk mengangkatnya sebagai raja. Hanya saja waktu itu ia sadar bahwa ia hanya
putra dari seorang selir, sehingga menolak keinginan dari ayahnya tersebut. Sepanjang hidupnya,
Diponegoro pernah mempersuntingnya banyak istri, diantaranya adalah Raden Ayu
Ratnaningrum, Bendara Raden Ayu Antawirya, dan Raden Ayu Ratnaningsih.
Kehidupannya lebih banyak dihabiskan untuk mendalami agama. Ia juga dikenal sangat
merakyat dan banyak tinggal di Tegalrejo. Ada satu momen dimana ia melakukan
pemberontakan terhadap keraton dan ini bermula saat keraton berada di bawah pemerintahan
Hamengkubuwana V (1822). Ia saat itu bertindak sebagai anggota perwalian. Ia tidak menyukai
prosedur perwalian tersebut. Diponegoro adalah sosok pejuang luar biasa. Ia tidak suka dengan
Belanda sejak mereka berani memasang patok di tanah miliknya yang berlokasi di Tegalrejo. Itu
tidak lain adalah karena Belanda dinilai semena-mena terhadap masyarakat.
Mereka juga suka membebani pajak kepada rakyat. Ia pun menunjukkan ketidaksukaannya
secara terbuka dan sikap ini ternyata banyak mendapat dukungan dari masyarakat. Sang paman
Pangeran Mangkubumi kemudian memintanya pindah dari Tegalrejo untuk memikirkan strategi
melawan kaum kafir. Ia menamai perjuangan tersebut sebagai Perang Sabil. Semangat tersebut
tidak hanya menyulut semangat orang-orang terdekatnya saja, namun mleluas hingga ke Kedu
dan Pacitan. Bahkan tokoh agama penting seperti Kyai Maja juga turut serta di dalam perjuangan
tersebut.
Perang tersebut menyebabkan kerugian di pihak kolonial. Mereka kehilangan banyak prajurit,
bahkan mencapai 15.000 orang. Karena dinilai membahayakan, mereka pun membuat sayembara
dengan hadiah 50.000 Gulden supaya orang tertarik ikut serta dalam perburuan tersebut.
Diponegoro baru berhasil ditangkap di tahun 1830.
Beberapa minggu setelah ditangkap, 28 Maret 1830, ia bertemu dengan Jenderal de Kock di
Magelang. Sang jenderal meminta supaya Diponegoro tidak melakukan aksi serangan lagi. Ia
pun menolaknya, sehingga berdampak pada pengasingan dirinya ke Ungaran, kemudian
Semarang, dan terakhir Batavia. Tidak berhenti disini, ia kembali dipindahkan beberapa kali dari
satu tempat ke tempat lainnya, bahkan sampai ke Manado.
Nama lahir : Kusno Sosrodihardjo
Lahir : Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901
Meninggal : Jakarta, 21 Juni 1970 (umur 69)
Makam : Blitar, Jawa Timur
Kebangsaan : Indonesia
Zodiac : Gemini
Jabatan: Presiden Indonesia pertama yang menjabat
pada periode 19451966
Ayah : Raden Soekemi Sosrodihardjo
Ibu : Ida Ayu Nyoman Rai
Nama Soekarno diberi ketika soekarno sering mengalami sakit ketika memiliki nama Koesno
Sosrodiharjo. Menurut orang zaman dulu, orang tersebut keberatan nama sehingga sering sakit.
Dari beberapa buku biografi Ir soekarno menyebutkan bahwa nama dari bapak Ir soekarno
adalah Raden Soekemi Sosrodihardjon dan beliau mempunyai ibu yang bernama Ida Ayu
Nyoman Rai. Bung karno meninggal dunia pada umur 69 tahun yaitu pada tanggal 21 juni 1970
di Jakarta. Banyak sekali sejarah yang menceritakan tentang masa-masa kejayaan beliau. Ketika
masih kecil beliau tinggal bersama kakeknya di daerah Tulungagung, jawa timur.
Pada saat beliau berumur 14 tahun beliau diajak untuk tinggal di Surabaya dan bersekolah di
Hoogere Burger School (H.B.S) oleh teman ayahnya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto.
Dari buku biografi Ir. Soekarno diceritakan bahwa beliau mulai kenal dengan pemimpin serikat
islam pada saat beliau tinggal di Surabaya. Pada saat itu serikat islam di pimpin oleh Bapak
Tjokroaminoto. Pada saat itu juga soekarno mulai gabung dengan organisasi Pemuda java atau
Jong Java. Bung karno tamat dari sekolah hoogere burger School pada tahun 1920. Setelah itu
beliau melanjutkan sekolah di ITB yang dulu bernama Technische Hoge School dan lulus pada
tahun 1925.
Jika melihat dari biografi Ir. Soekarno beliau banyak mendirikan dan bergabung dengan berbagai
organisasi. Pada saat tinggal di bandung, beliau pernah mendirikan organisasi Algemene Studi
Club pada tahun 1926. Pada tahun 1927 Ir soekarno merubah organisasi ini menjadi Partai
Nasional Indonesia. Ketika mendirikan Partai Nasional Indonesia inilah, bung karno ditangkap
oleh Belanda pada bulan desember 1929 dan beliau dibebaskan pada bulan desember tahun 1931.
Hal itu juga dikarenakan Pledoi Indonesia menggugat yang sangat terkenal pada waktu itu.
Ir soekarno mempunyai 3 istri, istri pertama bernama Fatmawati dan mempunyai anak yang
bernama rachmawati, megawati, Guntur dan juga guruh. Dari istri keduanya yang bernama
hartini beliau mempunyai dua anak yang bernama bayu dan taufan. Istri ketiga beliau merupakan
seorang wanita yang mempunyai kebangsaan Jepang yang bernama naoko nemoto dan berganti
nama bernama ratna sari dewi dan dikarunia anak bernama kartika. Ketika berbicara tentang
biografi Ir. Soekarno memang tidak ada habisnya. Ada banyak sekali sejarah tentang perjalanan
hidup presiden pertama Indonesia ini.
Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.
Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit
karena melawan bangsamu sendiri.
Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10
pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.
Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian bahwa kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada
batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan diatas
segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Bangunlah suatu dunia dimana semuanya bangsa hidup dalam damai dan
persaudaraan.
Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan
minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat
itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bistik tapi budak.
Kalau perempuan itu baik, maka jayalah negara. Tetapi kalau perempuan itu buruk,
maka runtuhlah negara.
PENDIDIKAN SOEKARNO
Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto
Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto (1911)
Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)
Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi
Bandung) (1920)
PENGHARGAAN SOEKARNO
Gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri antara lain dari
Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas
Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Agama Islam Negeri Jakarta, Columbia University
(Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar
University (Mesir).
Penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo
yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi emas dari
Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, atas jasa Soekarno dalam mengembangkan solidaritas
internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi
rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari politik apartheid.
Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria
(April 2005).
Nama : Prof. Mohammad Yamin, S.H.
Tanggal Lahir : 24 Agustus 1903
Tempat Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Zodiac : Virgo
Meninggal : Jakarta, 17 Oktober 1962 (umur 59)
Makam : Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat.
Agama : Islam
Ayah : Tuanku Oesman Gelar Baginda Khatib
Ibu: Siti Saadah
Kisah hidup Mohammad Yamin pada masa penjajahan pemerintahan Belanda, di isi dengan
bergabung dengan beberapa organisasi kepemudaan. Salah satu organisasi yang ia ikuti saat
beliau masih kuliah adalah Jong Sumateranen Bond. Bersama organisasinya ini Beliau terlibat
dalam panitia Sumpah pemuda. Setelah mendapatkan gelar S 1 nya ia juga bergabung menjadi
anggota PARTINDO yang tidak bertahan lama. Biografi Mohammad Yamin dilanjutkan
keikutsertaan Mohammad Yamin mengikuti organisasi Gerinda bersama kapau Gani, Amir
Syarifuddin dan Adenan. Pada saat pemerintahan penjajah jepan Mohammad Yamin masih tetap
bergerak untuk mencapai kemerdekaan melalui Pusat Tenaga Rakyat bentukan Jepang. Selain itu
ia juga terpilih sebagai anggota dalam badan bentukan pemerintahan jepang yaitu badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Terlepas dari biografi Mohammad Yamin yang mencatat keberhasilan karier nya di bidang
politik, beliau juga merupakan seorang sejarahwan dan sastrawan. Beliau juga dikenal sebagai
perintis puisi Modern di Indonesia. Beliau sering menulis dan menerbitkan tulisan-tulisannya
dalam journal berbahasa belanda maupun berbahasa melayu. Karyanya yang telah diterbitkan
adalah puisi Tanah Air dan Tumpah Darahku. Karyanya tersebut sebagian besar berbentuk
sonata. Tidak hanya terbatas pada puisi, beliau juga menerbitkan esai, drama dan terjemahan
karya Shakespeare dan Rabindranath Tagore.
Pahlawan Nasional Indonesia ini mengakhiri Biografi Mohammad Yamin dengan tutup usia di
Jakarta pada tanggal 17 oktober 1962 di usia nya 59 tahun. Berdasarkan perjuangan hidup
Mohammad Yamin kepada Indonesia, beliau mendapat penghargaan Bintang Mahaputra RI dari
Presiden, Penghargaan Corps Polisi Militer atas jasanya telah menciptakan lambang gajah mada
dan Panca Darma corps, dan penghargaan panglima Kostrad.
PENDIDIKAN MOHAMMAD YAMIN
Hollands Indlandsche School (HIS)
Sekolah guru
Sekolah Menengah Pertanian Bogor
Sekolah Dokter Hewan Bogor
AMS
Sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta
Pada tanggal 14 maret tahun 1862, pangeran antasari diberi sebuah gelar oleh pemimpin
kesultanan banjar pada waktu itu dengan gelar panembahan amirudin khalifatul mukminin.
Nama awal beliau bukanlah pangeran antasari tetapi gusti inu kartapati. Orang tua dari pangeran
antasari adalah pangeran mas'ud dan ibunya adalah Gusti hadijah. Pangeran antasari memiliki
saudara perempuan yang bernama ratu antasari. Adiknya menikah dengan seorang sultan yang
bernama sultan muda abdurahman. Tetapi suami adiknya meninggal terlebih dahulu sebelum
mereka mempunyai keturunan. Dalam biografi pangeran antasari, beliau tidak hanya dianggap
sebagai kepala suku di banjar. Tetapi diberbagai tempat lainnya di Kalimantan.
Pada saat itu kepemimpinan banjar di pimpin oleh sultan hidayatullah, tetapi kemudian sultan
hidayatullah diasingkan di cianjur oleh Belanda. Perjuangan selanjutnya diteruskan oleh
pangeran antasari. Pada saat itulah gelar panembahan amirudin khalifatul dicanangkan kepada
pangeran antasari yang berarti seorang pemimpin pemerintah, seorang panglima perang dan juga
pemuka agama. Dengan gelar tersebut, pangeran antasari menjadi terus berjuang untuk mengusir
Belanda dari banjar. Jika membaca buku biografi pangeran antasari, anda dapat mengetahui
cerita ini lebih detail.
Pada tanggal 25 april tahun 1859 pangeran antasari dan pasukannya menyerang tambang batu
bara milik pemerintahan Belanda. Setelah kejadian tersebut semakin banyak perpecahan
peperangan yang terjadi di kota banjar untuk melawan Belanda. Banyak sekali pos-pos Belanda
yang diserang oleh pangeran antasari dan pasukannya seperti di daerah martapura, tanah laut,
tabalong dan masih banyak lainnya. ada banyak sekali perang yang diceritakan dalam biografi
pengeran antasari. Hal ini semakin membuat Belanda memperbanyak pasukannya dan akhirnya
pasukan pangeran antasari mengubah benteng pertahanannya didaerah muara teweh.
Sudah berkali-kali pemerintahan Belanda menyuruh pangeran antasari untuk menyerah. Tetapi
beliau tidak pernah mau dan tetap ingin melawan Belanda. Pada tanggal 11 oktober tahun 1862
pangeran antasari meninggal dunia di tanah kampung bayan, bengkok karena sakit paru-paru dan
cacar yang dideritanya. Setelah terkubur hampir 91 tahun didaerah hulu sungai, akhirnya makam
pangeran antasari dipindahkan di daerah pemakaman pahlawan perang banjar, Banjarmasin.
Itulah beberapa cerita tentang biografi pangeran antasari yang tidak pernah menyerah untuk
mengusir Belanda.
Prof. Mr. Soepomo lahir di kota Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 22 Januari 1903. Dalam
biorafi soepomo disebutkan bahwa ia terlahir dari kalangan keluarga ningrat aristocrat jawa.
Kakek dari pihak ibunya adalah Raden Tumenggung Wirjodirodjo, bupati Nayak dari Sragen.
Sedangkan Kakek dari pihak ayahnya adalah raden Tumenggung Reksowardono, bupati Anom
Sukaharjo pada masa kejayaannya dulu. Pada tahun 1917 pahlawan Soepomo beruntung
memiliki keluarga dari keluarga priyayi, sehingga ia memiliki kesempatan untuk bisa menjajaki
pendidikan di ELS yaitu sekolah yang setingkat dengan sekolah dasar di daerah Boyolali.
Kemudian di tahun 1920 Soepomo melanjutkan pendidikannya di MULO di kota Solo. Setelah
itu meneruskan pendidikan hukumnya di Bataviasche Rechtsschool di Batavia dan lulus pada
tahun 1923. Kemudian ia ditunjuk oleh kolonial Belanda sebagai pegawai negeri
pemerintahannya yang di bantu oleh ketua dari pengadilan negeri Sragen tahun 1977. Kemudian
di antara tahun 1924 hingga 1927, beliau mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya
ke Rijksuniversiteit Leiden di Belanda yang dibimbing oleh Cornelis van Vollenhoven. Ia adalah
seorang professor hukum arsitek yang dikenal sebagai tokoh ilmu hukum adat Indonesia dan
seorang ahli hukum di bidang hukum internasional, yaitu salah satu konseptor Liga Bangsa
Indonesia.
Soepomo bukan hanya mengupas adanya sistem agraria tradisional saja akan tetapi juga meneliti
hukum-hukum kolonial yang terkait dengan pertahanan di daerah Surakarta. Dengan
menggunakan bahasa belanda yang ditulis secara halus dan tidak langsung dan menggunakan
argument kolonialnya, kritik Soepomo atas wacana-wacana kolonial yaitu tentang proses transisi
agrarian di letakkan dalam disertasinya tersebut. Ia meninggal pada tanggal 12 September 1959
di Jakarta dan dimakamkan di daerah Solo.
PENDIDIKAN SOEPOMO
ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917)
MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920)
Bataviasche Rechtsschool di Batavia (lulus tahun 1923)
Rijksuniversiteit Leiden/Leiden University (1924)
KARIR SOEPOMO
Pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta
Anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Ketua Panitia Kecil Perancang UUD
Menteri Kehakiman
Rektor Universitas Indonesia (1951-1954)
PENGHARGAAN SOEPOMO
Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional (1965)
Nama : Tuanku Imam Bonjol
Lahir : 1772, Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat,
Indonesia
Meninggal : 6 November 1864, Kota Manado, Indonesia
Makam : Desa Lotta Kec. Pineleng, Minahasa, Sulawesi
Utara
Warga Negara : Indonesia
Ayah / Ibu : Bayanuddin / Hamatun
Agama : Islam
Pada tahun 1821 terjadi perang padrie yang di pimpin oleh tuanku imam bonjol. Perang ini
merupakan perang antara kaum padre yang ingin belajar agama dengan baik dan benar melawan
kaum adat yang dimotori oleh pemerintahan Belanda. Dengan perlawanan yang keras dari kaum
padre membuat seluruh pasukan Belanda menjadi menyerah. Pada tahun 1824 pemerintahan
Belanda mengadakan perjanjian damai yang lebih dikenal dengan perjanjian masang. Tetapi
tidak membutuhkan waktu yang lama, perjanjian damai tersebut juga dilanggar sendiri oleh
pemerintahan Belanda. Cerita tentang pernah padrie dan perjanjian masang banyak diceritakan di
berbagai buku biografi Tuanku imam bonjol.
Pada saat Belanda melanggar perjanjian tersebut, rakyat padrie dan juga dari kaum adat akhirnya
sadar kalau semua hal tersebut hanya akan merugikan rakyat Sumatra barat dan membuat
Belanda dapat masuk ke daerah minangkabau. Akhirnya warga padrie dan kaum adat juga
melakukan perjanjian damai sendiri yang ditulis di plakat tabek patah. Pada tahun 1833 akhirnya
seluruh rakyat miangkabau sumatera barat bersatu untuk mengusir Belanda dari tanah mereka.
Akhirnya Belanda selama 3 tahun menyerah dna tidak dapat menguasai daerah bonjol yang
merupakan daerah incaran mereka. Jika membaca buku biografi tuanku imam bonjol, anda akan
tahu bagaimana perjuangan tuanku imam bonjol melawan penjajah Belanda.
Selanjutnya Belanda mengeluarkan pasukan lebih banyak yang lebih dikenal dengan pasukan
sepoys. Hampir 6000 pasukan Belanda mengepung seluruh daerah di bonjol. Akhirnya daerah
bonjol baru dapat direbut oleh Belanda pada 16 agustus tahun 1837. Tunaku imam bonjol
dibuang oleh Belanda ke daerah cianjur, kemudian pindah ke ambon dan akhirnya beliau pindah
ke lontan daerah manado. Beliau wafat pada tanggal 6 november tahun 1864 di pembuangan
terakhirnya yaitu di manado. Melihat semua perjuangan beliau di buku biografi tuanku imam
bonjol, memang sangat besar rasa cinta beliau terhadap Indonesia.
Rasa juang dan patriotisme yang sangat tinggi harus selalu kita junjung dari beliau. Beliau adalah
seorang pemimpin yang sangat baik, selain itu beliaulah yang mengajarkan tentang agama islam
di seluruh tanah minangkabau. Beliau tidak hanya mementingkan kehidupannya sendiri. beliau
juga memperjuangkan semua kepentingan rakyat dan benar-benar berjuang untuk mengusir
Belanda dari sumatera barat
Bung tomo yang memiliki nama lengkap Soetomo adalah laki-laki kelahiran Surabaya pada tanggal 02
Oktober 1920, merupakan putra dari Kartawan Tjiptowidjojo terlahir dari keluarga kelas menengah setengah
priyayi, bung tomo juga menempuh pendidikan yang hampir setara dengan anak-anak kompeni saat itu,
padahal waktu itu sangat sulit mendapatkan akses pendidikan bagi warga pribumi, bung tomo muda juga aktif
mengikuti berbagai macam organisasi, salah satunya adalah organisasi kepanduan bangsa indonesia yang juga
merupakan organisasi cikal bakal pramuka di indonesia, bung tomo sendiri mengatakan bahwa selama
bergabung dengan organisasi ini banyak sekali hal yang ia pelajari sebagai landasannya memperjuangkan
negara indonesia, mengetahui biografi bung tomo merupakan hal yang sangat penting untuk menumbuhkan
rasa nasionalisme generasi muda indonesia.
Bung tomo juga memiliki karir yang cemerlang di segala bidang yang pernah bung tomo geluti, diantaranya
adalah sebagai jurnalist, bung tomo memiliki minat yang sangat tinggi terhadap dunia jurnalistik pada masa
mudanya, puncak karir bung tomo di dunia jurnalistik adalah menjadi pemimpin redaksi pada kantor berita
antara, membahas biografi bung tomo dengan pertempuran sepuluh november yang sangat sengit tidak bisa
terlepas dari peran ulama-ulama dan kyai-kyai di jawa timur, diantaranya adalah KH. Wahab Chasbullah yang
saat itu menjabat sebagai panglima laskar Hizbullah yang berada di garis terdepan peperangan sepuluh
november.
Bung tomo mengalami kekecewaan yang sangat mendalam terhadap model pemerintahan orde baru yang di
pimpin oleh soeharto, sehingga membuatnya menjadi lantang meneriakkan ketidak adilan yang dilakukan oleh
pemerintahan orde baru, sehingga pada puncaknya bung tomo sempat dipenjara oleh pemerintah orde baru
yang merasa khawatir dengan protes dan kritik yang dilakukan oleh bung tomo.
Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Lebih baik kita hancur
lebur daripada tidak merdeka