?Ikan Tambakan
Ikan tambakan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Upaordo: Anabantoidei
Famili: Helostomatidae
Genus: Helostoma
Spesies: H. temminckii
Nama binomial
Helostoma temminckii
Cuvier, 1829
Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah tropis,
tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada awalnya berasal dari Thailand hingga Indonesia[1] sebelum akhirnya
diintroduksi ke seluruh dunia. Ikan ini juga dikenal dengan nama gurami penciumkarena kebiasaannya "mencium"
saat mengambil makanan dari permukaan benda padat maupun saat berduel antara sesama pejantan. Di Indonesia
sendiri, ikan ini memiliki banyak nama seperti bawan, biawan, hingga ikan samarinda.[2]
Daftar isi
[sembunyikan]
2 Habitat
3 Perilaku
o 3.1 Makanan
o 3.2 Reproduksi
5 Referensi
Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran
yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri berbentuk nyaris bundar atau mengarah cembung ke luar, sementara sirip
dadanya yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Di kedua sisi tubuhnya terdapat gurat sisi, pola
berupa garis tipis yang berawal dari pangkal celah insangnya sampai pangkal sirip ekornya. Kurang lebih ada sekitar
43-48 sisik yang menyusun gurat sisi tersebut.[3] Ikan tambakan diketahui bisa tumbuh hingga ukuran 30
sentimeter.[1]
Salah satu ciri khas dari ikan tambakan adalah mulutnya yang memanjang. Karakteristik mulutnya yang menjulur ke
depan membantunya mengambil makanan semisal lumut dari tempatnya melekat. Bibirnya diselimuti oleh semacam
gigi bertanduk, namun gigi-gigi tersebut tidak ditemukan di bagian mulut lain sepertifaring, premaksila, dentary, dan
langit-langit mulut. Ikan tambakan juga memiliki tapis insang (gill raker) yang membantunya menyaring partikel-
Ada dua jenis ikan tambakan berdasarkan warnanya, namun mereka masih termasuk dalam spesies yang sama:
ikan tambakan berwarna hijau dan ikan tambakan berwarna pucat atau merah muda. Belakangan, ada juga jenis
ikan tambakan yang ukurannya lebih kecil dari ikan tambakan kebanyakan dan bentuknya bundar nyaris menyerupai
balon. Variasi genetis ikan tersebut biasa dikenal dengan nama "gurami pencium kerdil" atau "balon merah muda". [4]
Habitat[sunting | sunting sumber]
Ikan tambakan merupakan ikan air tawar yang bersifat bentopelagik (hidup di antara permukaan dan wilayah dalam
perairan). Wilayah asli tempatnya tinggal umumnya adalah wilayah perairantropis yang dangkal, berarus tenang, dan
banyak terdapat tanaman air.[1] Pada awalnya ikan tambakan hanya ditemukan di perairan air tawar Asia Tenggara,
namun belakangan mereka menyebar ke seluruh wilayah beriklim hangat sebagai binatang introduksi.[4]
Ikan tambakan adalah ikan omnivora yang mau memakan hampir segala jenis makanan. Makanannya bervariasi,
mulai dari lumut, tanaman air, zooplankton, hingga serangga air. Bibirnya yang dilengkapi gigi-gigi kecil
membantunya mengambil makanan dari permukaan benda padat semisal batu.[1] Ikan tambakan juga memiliki tapis
insang (gill raker) yang membantunya menyaring partikel plankton dari air. Saat sedang mencabut makanan yang
menempel di permukaan benda padat memakai mulutnya itulah, ikan ini bagi manusia terlihat seolah-olah sedang
Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Di alam liar, dalam waktu kurang dari 15 bulan,
populasi minimum mereka sudah bisa bertambah hingga dua kali lipat populasi awalnya. Reproduksi ikan tambakan
sendiri terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba. [4] Di Thailand misalnya, musim kawin ikan tambakan terjadi
Perkawinan antara kedua ikan tambakan yang berbeda jenis kelamin terjadi di bawah tanaman air yang mengapung.
Ikan tambakan betina selanjutnya akan melepaskan telur-telurnya yang kemudian akan mengapung di antara
tanaman air. Tidak seperti anggota subordo Anabantoidei lainnya, ikan tambakan tidak membuat sarang maupun
menjaga anak-anaknya sehingga anak ikan tambakan yang baru menetas sudah harus mandiri. Sehari setelah
pertama kali dilepaskan ke air, telur-telur tersebut akan menetas dan setelah sekitar dua hari, anak-anak ikan
tambakan sudah bisa berenang bebas.[4]
Ikan tambakan juga dijuluki sebagai "ikan gurami pencium" karena kebiasaannya dalam memakai bibirnya untuk
"mencium" benda-benda lain maupun ikan tambakan lainnya. Sebenarnya ikan tambakan tidak bena-benar
mencium. Saat sedang mencium benda-benda padat semisal batu, ikan ini sebenarnya sedang menggerogoti
makanan yang menempel pada permukaan benda padat tersebut. Ikan tambakan jantan juga saling beradu mulut
satu sama lain untuk menegaskan supremasinya atas pejantan lain saat menjaga wilayah kekuasaannya. Perilaku
adu bibir ini tidak pernah berakibat fatal, namun di dalam tangkapan, ikan tambakan jantan yang terus menerus kalah
usai duel adu bibir bisa mati akibat stress.[5]
Manfaat bagi manusia[sunting | sunting sumber]
Ikan tambakan sudah sejak lama membawa manfaat bagi manusia. Di wilayah aslinya di Asia Tenggara, ikan ini
dibudidayakan untuk diambil dagingnya. Ikan tambakan juga biasa dipancing di alam liar. Belakangan, ikan
tambakan menjadi salah satu komoditas ikan hias air tawar karena wujud dan perilakunya yang unik. [1] Sebagai
dampak dari popularitasnya sebagai ikan hias, sejumlah besar ikan tambakan yang masih berukuran kecil diekspor