Negara & Konstitusi 3ME Kelompok 5
Negara & Konstitusi 3ME Kelompok 5
Secara umum negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad pertengahan yang ditandai
dengan ide demokrasi dapat dikatakan: tanpa konstitusi, negara tidak mungkin
terbentuk. Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu negara. Dasar-dasar
penyelenggaraan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hukum dasar.
Penyelenggaraan bernegara Indonesia juga didasarkan pada suatu
konstitusi. Hal ini dapat dicermati dari kalimat dalam pembukaan UUD 1945
alinea keempat
A. KONSTITUSINALISME
1. Gagasan tentang Konstitusionalisme
Suatu negara demokrasi harus memiliki dan berdasar pada suatu
konstitusi, apakah ia bersifat naskah (written constitution) atau tidak
bersifat naskah (unwritten constitution). Akan tetapi, tidak semua
negara yang berdasar pada konstitusi memiliki sifat
konstitusionalisme. Di dalam gagasan konstitusinalisme, undang-
undang dasar sebagai lembaga mempunyai fungsi khusus yaitu
menetukan dan membatasi kekuasaan di satupihak dan di pihak lain
menjamin hak-hak asasi warga negara (Mirriam Budiardjo, 1977).
Jadi dapat disimpulkan, di dalam gagasan konstitusinalism, isi
daripada konstutisi negara bercirikan dua hal pokok, yaitu sebagai
berikut.
a. Konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa
agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warganya.
b. Konstitusi itu menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga
negara.
2. Negara Konstitusional
Setiap negara memiliki konstitusi sebagai hukm dasar. Namun
tidak setiap negara memiliki undang-undang dasar. Inggris tetap
merupakan negara konstitusinal meskipun tidak memiliki undang-
undang dasar. Konstitusi Inggris terdiri atas berbagai aturan pokok
yang timbul dan berkembang dalam sejarah bangsa tersebut.
Konstitusi tersebar dalam berbagai dokumen seperti Magna Charta
(1215), Bill of rights (1689) dan Parliament Act (1911). Konstitusi
dalam kaitan ini memiliki pengertian yang lebih luas dari undang-
undang dasar.
B. KONSTITUSI NEGARA
1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi dapat diartikan secara luas dan sempit, sebagai berikut.
a. Konstitusi (hukum dasar) dalam arti luas meliputi hukum dasar
tertlis dan tidak tertulis.
b. Kontitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hukum dasar
tertulis, yaitu undang-undang dasar. Dalam pengertian ini undnag-
undang dasar merupakan konstitusi atau hukum dasar yang
tertulis.Di negara-negara mendasar dirinya atas dasar demokrasi
konstitusional, undang-undang dasar mempunyai fungsi khas, yaitu
membahas kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga
penyelengggaraan kekuasaan tidak bersifat semena-mena. Hak-hak
warga negara akan lebih dilindungi. Gagasan ini dinamakan
konstitusionalisme. Pada prinsipnya, untuk menjamin hak-hak yang
diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.
2. Kedudukan Konstitusi
a. Konstitusi sebagai Hukum Dasar
Konstitusi berkedudukan sebagai Hukum Dasar karena ia
berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehidupan suatu negara. Secara khusus konstitusi memuat aturan
tentang badan-badan pemerintahan (lembaga-lembaga negara), dan
sekaligus memberikan kewenangan kepadanya.
b. Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi
Konstitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai hhukum
tertinggi dalam tata hukum negara yang bersangkutan. Hal ini
berarti bahwa aturan-aturan yang terdapat dalam konstitusi, secara
hierarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi (superior) tehadap
aturan-aturan lainnya
3. Isi, Tujuan, dan Fungsi Konstitusi Negara
Apabila kita membaca pasal demi pasal dalam UNDANG-
UNDANG DASAR 1945 maka kita dapat mengetahui beberapa hal
yang menjadi darpada konstitusi Republik Indonesia ini. Hal-hal yang
diatur dalam UNDANG-UNDANG DASAR 1945 antara lain:
1) Hal-hal yang sifatnya umum , misalnya tentang kekuasaan
dalam negara dan identitas-identitas negara.
2) Hal yang menyangkut lembaga-lembaga negara, hubungan
antarlembaga negara, fungsi, tugas, hak, dan kewenangannya.
3) Hal-hal yang menyangkut hubungan antar negara dengan
warga negara, yaitu hak dan kewajiban negara terhadap
warganya ataupun hak dan kewajiban warga negara terhadap
negara, termasuk juga hal asasi manusia.
4) Konsepsi atau cita negara dalam berbagai bidang, misalnya
bidang pendidikan, kesejahteraan, ekonomi, sosial, dan
pertahanan.
5) Hal mengenai perubahan undang-undang dasar.
6) Ketentuan-ketentuan peralihan atau ketentuan transisi.
Gagasan konstitusionalisme menyatakan bahwa konstitusi
di suatu negara memilki sifat membatasi kekuasaan pemerintah dan
menjamin hak-hak dasar warga negara. Sejalan dengan sifat
membatasi kekuasaan pemrintahan maka konstitusi secara ringkas
memiliki 3 tujuan, yaitu
a. Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik;
b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa ittu sendiri;
c. Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya (IICE UIN, 2000).
Selain itu, konstitusi negara bertujuan menjamin pemenuhan hak-hak
dasar warga negara. Konstitusi negara memilki fungsi-fungsi sebagai
berikut (Jimly Asshiddiqie,2002).
a. Fungsi penentu atau pembatasan kekuasaan negara.
b. Fungsi penagtur hubungan kekuasaan antarorgan negara.
c. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara
dengan warga negara.
d. Fungsi pemberi atau sumber legistimasi terhadap kekuasaan
negara ataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.
e. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber
kekuasaan yang asli (dalam demokrasi adalah rakyat) kepada
organ negara.
f. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of
unity), sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaaan
(identity of nation) serta sebagai center of ceremony.
g. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social
control), baik dalam arti sempit yaitu bidang politik dan dalam
arti luas mencakup bidang sosial ekonomi.
h. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan
masyarakat (social engineering atau social reform).