Anda di halaman 1dari 8

PRATAMA FAILA SUFASUSTIKA

14312241001
IPA A 2014

1. Jelaskan detail fungsi ekologis masing-masing jenis soil makroorganisme dan


peranannya.
Jawab:
Organisme tanah atau biota tanah merupakan semua makhluk hidup baik hewan (fauna)
maupun tumbuhan (flora) yang seluruh atau sebagian dari fase hidupnya berada dalam
sistem tanah. Ada beberapa jenis organisme tanah, berikut fungsi ekologis masing-
masing jenis organisme tanah dan peranannya sebagai berikut.

a. Pemecah bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau (mites), kumbang,
dan collembola yang memecah-mecah bahan organik yang besar menjadi bagian-
bagian kecil.
Peran: mendaur ulang (recycle) bahan organik dengan cara memakan bahan tanaman
dan hewan yang mati, kotoran hewan dan organisme tanah yang lain. Mereka
memecah bahan organik menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat
dibusukkan oleh jasad renik seperti jamur dan bakteri.

b. Pembusuk (dekomposer) bahan organik seperti jamur dan bakteri yang memecahkan
bahan-bahan cellular.
Peran: memecah bahan organik menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga
dapat dibusukkan. Ketika organisme tanah memakan bahan organik, sisa makanan
dan kotoran mereka dapat membantu perbaikan struktur dan kesuburan tanah.
Organisme tanah memperbaiki struktur tanah. Bahan sekresi dari organisme tanah
dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi agregate yang lebih besar.
Contoh: bakteri mengeluarkan kotoran yang berbentuk dan bersifat seperti perekat
(organic gum). Miselia atau hifa cendawan mampu menyatukan butir tanah menjadi
agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti semen yang menyatukan
agregat. Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh miselia jamur dan
aktinomisetes.Jamur-jamuran memproduksi bahan berupa benang-benang halus yang
disebut hifa. Zat perekat dari bakteri dan hifa jamur dapat mengikat partikel-partikel
tanah secara kuat sehingga agregate tanah yang besar pun tidak mudah pecah
walaupun basah. Agregate tanah yang besar tersebut dapat menyimpan air tanah
dalam pori-pori halus di antara partikel-partikel tanah untuk digunakan oleh tanaman.
Dalam keadaan air berlebihan, air dapat dengan mudah mengalir keluar melalui pori-
pori besar diantara agregatagregat tanah yang besar. Peranan actiomycetes yakni
perombakan bahan organik (pupuk kandang, sisa tanaman)
Pembentukan humus, penghancur selulosa

c. Mycorrhiza bersimbiosis dengan tanaman dan membantu tanaman untuk


mendapatkan hara posfor, sedangkan rhizobium membantu tanaman untuk
mendapatkan nitrogen.
Peranannya: Organisme tanah membantu meningkatkan ketersediaan hara bagi
tanaman. Ketika organisme tanah memakan bahan organik atau makanan yang lain,
sebagian hara yang tersedia disimpan didalam tubuh mereka dan hara yang tidak
diperlukan, dikeluarkan didalam kotoran mereka (contoh, phosphor dan nitrogen).
Hara di dalam kotoran orgnisma tanah ini dapat diserap oleh akar tanaman. Sebagian
organisme tanah membina hubungan simbiosis dengan akar tanaman dan dapat
membantu akar tanaman menyerap lebih banyak unsur hara dibandingkan kalau tidak
ada kerjasama dengan organisme tanah. Sebagai contoh adalah mycorrhiza, yang
membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak posfor, sedangkan rhizobia
membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak nitrogen.

d. Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter mengikat hara di dalam
tanah.
Peranannya: peranan alga dalam tanah yakni penting dalam kolonisasi, membantu
proses pembentukan tanah, penambat N2 pada padi sawah (contoh: Nostoc,
Anabaena). Azotobacter merupakan bakteri gram-negatif aerob nonsimbiotik yang
berfungsi senagai pengikat N bebas sehingga bakteri ini mempunyai pengaruh
terhadap sifat fisik dan kimia tanah dalam meningkatkan kesuburan tanah.

e. Pembangun struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah, ulat-ulat, dan jamur
semuanya membantu mengikat partikel-partikel tanah sehingga struktur tanah
menjadi stabil dan tahan terhadap erosi.
Peranannya: Organisme tanah yang lebih besar dapat memperbaiki struktur tanah
dengan cara membuat saluran-saluran (lubang-lubang) di dalam tanah (contohnya
lubang cacing), dan membantu mengaduk-aduk dan mencampur baurkan partikel-
partikel tanah, sehingga aerasi (aliran udara) tanah menjadi lebih baik. Pembuatan
saluran-saluran dan lubang-lubang ini memperbaiki infiltrasi dan pergerakan air
didalam tanah, serta drainase

f. Patogen seperti jenis jamur tertentu, bakteri dan nematoda dapat menyerang jaringan
tanaman.
Peranannya: peranan jamur yakni Penghancur selulosa dan lignin. Peranan bakteri
yakni Dekomposisi bahan organic (BO), Fiksasi N non-simbiotik (Azotobacter,
Clostridium, Bacillus), Fiksasi N simbiotik (Rhizobium), Nitrifikasi (Nitrosomonas,
Nitrobakter), Oksidasi Sulfur (Thiobacillus), Patogen tanaman (Pseudomonas-
penyakit Akar lunak). Mekanisme patogen menyarng tanaman ini yakni dari proses
Inokulasi atau penularan, penetrasi, infeksi, invasi, dan penyebaran. Kemampuan
pathogen menyerang tanaman inang dipengaruhi oleh senjata yang dimiliki oleh
pathogen, dimana senjata ini sangat tergantung pada jenis pathogen itu sendiri.
Secara umum senjata yang dimiliki pathogen untuk menyerang tanaman dapat
dibedakan menjadi dua yaitu fisik-mekanik dan biokimia. Senjata fisik-mekanik
dapat berupa jarum (stilet) seperti yang dimiliki nematode atau berupa austarium
yang dimiliki oleh fungi. Sedangkan yang biokimia dapat berupa enzim, toksin,
antibiotic, zat pengatur tumbuh (ZPT) dan senyawa yang berfungsi sebagai racun
atau penyumbat.

g. Predator atau pemangsa, termasuk protozoa, nematoda parasite dan jenis jamur
tertentu, semuanya memangsa organisme tanah yang lain sebagai sumber makanan
mereka.
Peranannya: Organisme tanah dapat membantu pengendalian serangan hama dan
penyakit. Organisme tanah yang memakan organisme lain yang lebih kecil dapat
menekan serangan hama penyakit dengan cara mengontrol jenis dan jumlah orgnisme
di dalam tanah. Sebagai contoh protozoa memangsa bakteri dan jamur. Peranan
nematoda yakni Mengubah humus menjadi unsur hara yang dapat dimanfaatkan
tanaman. Menggali tanah sehingga menambah udara yang masuk ke dalam tanah.
Meningkatkan struktur tanah dan drainase air. Membawa ke atas unsur hara dari
bagian dalam tanah untuk memberikan pasokan makanan pada perakaran tanaman.

h. Occupant / penghuni adalah jenis organisme tanah yang menggunakan tanah sebagai
tempat tinggal sementara pada tahap siklus hidup tertentu, seperti ulat (larvae) dan
telur cacing.
Peranannya: ulat bulu dapat menjadi salah satu pupuk yang dapat menyuburkan
tanaman. Ketika mati, ulat bulu akan diuraikan menjadi unsur unsur hara yang
sangat diperlukan dan juga sangat penting bagi kesuburan tanaman. Unsur hara ini
akan menyerap dan masuk ke dalam tanah, yang menyebabkan penggemburan pada
tanah, dan juga mempermudah penyerapan air.

i. Akar tanaman
Peranannya: Jumlah dan panjang akar pada tanaman tumbuh pada tanah remah
umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang
tumbuh pada tanah berstruktur berat.Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk
menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan
baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama
pembentuk agregat tanah

2. Bagaimana cacing tanah dapat mempengaruhi struktur tanah dan dinamika air tanah?
Jawab:
Cacing tanah dapat mempengaruhi struktur tanah dan dinamika air tanah. Cacing
tanah mempunyai kontribusi yang penting pada struktur tanah dan pembentukan agregat
tanah. Organisme tanah yang lebih besar dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara
membuat saluran-saluran (lubang-lubang) di dalam tanah (contohnya lubang cacing), dan
membantu mengaduk-aduk dan mencampur baurkan partikel-partikel tanah, sehingga
aerasi (aliran udara) tanah menjadi lebih baik. Pembuatan saluran-saluran dan lubang-
lubang ini memperbaiki infiltrasi dan pergerakan air didalam tanah, serta drainase.
Agregat yang dibentuk oleh cacing memiliki stabilitas terhadap air yang lebih tinggi.
Ketika bahan organik dan tanah masuk ke dalam pencernaan tanah kalsium, asam humat,
bahan organik dan polisakarida akan melekat satu dengan lainnya dan membentuk
kotoran cacing, dimana kotoran cacing tersebut lebih porous dan remah dan mempunyai
banyak kelebihan seperti stabilitas terhadap hantaman air sangat kuat, ketersediaan hara
tinggi, dan kemampuan menahan hara yang tinggi. Kompleks organik-mineral dibentuk
setelah aktifitas cacing tanah. Sebagai hasilnya, agregat yang tahan air dengan > 1000 m
meningkat dengan nyata. Dengan meningkatnya stabilitas agregat, bahan organik yang
terkombinasi akan lebih tahan lama di dalam tanah dan tidak didekomposisi dengan
mudah. Ditambah lagi saluran/ lubang dari cacing penuh dengan kotoran cacing baik.
Kotoran-kotoran yang diproduksi terus menerus akan memproduksi pori nonkapiler,
selanjutnya memperbaiki ventilasi dan permeabilitas, dan memperbaiki struktur tanah.
Selain itu, agregate tanah yang besar dapat menyimpan air tanah dalam pori-pori
halus di antara partikel-partikel tanah untuk digunakan oleh tanaman. Dalam keadaan air
berlebihan, air dapat dengan mudah mengalir keluar melalui pori-pori besar diantara
agregateagregate tanah yang besar.
Kesemua sifat tersebut sangat mempengaruhi erosi tanah. Selain dapat
memperbaiki sifat fisik tanah terutama meningkatkan porositas tanah, cacing tanah juga
mampu menyebarkan hara (terutama bahan organik) ke lapisan tanah yang lebih,
meningkatkan ketersediaan hara melalui casting (kotoran) yang diproduksinya, kapasitas
tukar kation, populasi mikroorganisme potensial, dan daya penyangga air.

3. Apa pengaruh tumbuhan terhadap sifat kimia, fisika dan biologi tanah?
Jawab:
a. Pengaruh Tumbuhan pada Sifat Fisika Tanah
Pengaruh tanaman terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan
tekstur tanah yang diperlakukan. Hal ini dapat dikaitkan dengan sifat polaritas air
yang bermuatan negatif dan positif yang selanjutnya berkaitan dengan partikel tanah
dan bahan organik. Air tanah mempengaruhi mikroorganisme tanah dan tanaman di
atasnya. Kadar air optimal bagi tanaman dan mikroorganisme adalah 0,5 bar/
atmosfer. Salah satu peran tanaman yaitu sebagai granulator, yaitu memperbaiki
struktur tanah. Perananan tumbuhan dalam pembentukan agregat yang stabil terjadi
karena mudahnya tanah membentuk kompleks dengan bahan organik. Hai ini
berlangsung melalui mekanisme : Penambahan bahan organik dapat meningkatkan
populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan, karena tumbuhan
bisa digunakan sebagai sumber energinya. Miselia atau hifa cendawan tersebut
mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi seperti
semen yang menyatukan agregat. Peningkatan secara fisik butir-butir prima oleh
miselia jamur dan aktinomisetes. Dengan cara ini pembentukan struktur tanpa adanya
fraksi liat dapat terjadi dalam tanah. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui
ikatan bagian-bagian pada senyawa organik yang berbentuk rantai panjang.
Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antar bagian negatif liat
dengan bagian negatif (karbosil) dari senyawa organik dengan perantara basa dan
ikatan hidrogen. Peningkatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian
negatif liat dan bagian positf dari senyawa organik berbentuk rantai polimer.

b. Pengaruh Tumbuhan pada Sifat Kimia Tanah


Pengaruh tanaman terhadap kesuburan kimia tanah antara lain dengan adanya
dekomposisi, karena pada proses ini terjadi perubahan terhadap komposisi kimia
bahan organik dari senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana. Proses yang terjadi dalam dekomposisi yaitu perombakan sisa tanaman
atau hewan oleh miroorganisme tanah atau enzim-enzim lainnya, peningkatan
biomassa organisme, dan akumulasi serta pelepasan akhir. Akumulasi residu tanaman
dan hewan sebagai bahan organik dalam tanah antara lain terdiri dari karbohidrat,
lignin, tanin, lemak, minyak, lilin, resin, senyawa N, pigmen dan mineral, sehingga
hal ini dapat menambahkan unsur-unsur hara dalam tanah.
Selain itu kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah,
daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah. Meningkatkan daya jerap dan
kapasitas tukar kation (KTK). Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK)
tanah berasal dari tumbuhan dan bahan organik. tumbuhan dapat meningkatkan
kapasitas tukar kation dua sampai tiga puluh kali lebih besar daripada koloid mineral
yang meliputi 30 sampai 90% dari tenaga jerap suatu tanah mineral. Peningkatan
KTK akibat penambahan bahan organik dikarenakan pelapukan tumbuhan akan
menghasilkan humus (koloid organik) yang mempunyai permukaan dapat menahan
unsur hara dan air sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian bahan organik dapat
menyimpan pupuk dan air yang diberikan di dalam tanah. Peningkatan KTK
menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara. Meningkatkan
kation yang mudah dipertukarkan dan pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral
oleh asam humus. Adanya tumbuhan dapat menjaga keberlangsungan suplai dan
ketersediaan hara dengan adanya kation yang mudah dipertukarkan. Nitrogen, fosfor
dan belerang diikat dalam bentuk organik dan asam humus hasil dekomposisi bahan
organik akan mengekstraksi unsur hara dari batuan mineral. Mempengaruhi
kemasaman atau pH. Penambahan tanaman dapat meningkatkan atau malah
menurunkan pH tanah, hal ini bergantung pada jenis tanah dan tanaman yang
ditambahkan. Penurunan pH tanah akibat penambahan tanaman dapat terjadi karena
dekomposisi bahan organik yang banyak menghasilkan asam-asam dominan.
Sedangkan kenaikan pH akibat penambahan bahan organik yang terjadi pada tanah
masam dimana kandungan aluminium tanah tinggi , terjadi karena bahan organik
mengikat Al sebagai senyawa kompleks sehingga tidak terhidrolisis lagi.

c. Pengaruh Tumbuhan pada Sifat Biologi Tanah


Penambahan tumbuhan dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi
mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas
dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Secara umum, tumbuhan dapat
meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme yang dapat dijadikan
sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah.
Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik meningkat.
Bahan organik segar yang ditambahkan ke dalam tanah akan dicerna oleh berbagai
jasad renik yang ada dalam tanah dan selanjutnya didekomposisisi jika faktor
lingkungan mendukung terjadinya proses tersebut. Dekomposisi berarti perombakan
yang dilakukan oleh sejumlah mikroorganisme (unsur biologi dalam tanah) dari
senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana. Hasil dekomposisi berupa senyawa
lebih stabil yang disebut humus. Makin banyak bahan organik maka makin banyak
pula populasi jasad mikro dalam tanah.

4. Simpulan dari the feed back system dari orang yang menggunakan metode soil food web
E.R. Ingham
Jawab:
Pada aspek praktis pertanian, mereka bekerja dengan prinsip-prinsip alami dan
tidak berusaha memaksa alam untuk menyesuaikan diri dengan kontrol produksi tanaman
jarak pendek, berarti seperangkat alat manajemen praktis dikembangkan agar pertanian
dapat benar-benar berkelanjutan. Pendekatannya adalah bekerja dengan planet ini secara
jangka panjang, bukannya berpacu dalam keuntungan jangka pendek yang pada akhirnya
menghancurkan sumber daya yang dibutuhkan untuk tetap hidup. Permakultur telah
emmahami bahwa alam bekerja dengan menggunakan seluruh kehidupan, mulai dari
mikroorganisme hingga siklus nutrisi untuk membangun tanah. Jika kita mengabaikan
sebagian dari sifat sistem yang digunakan untuk membangun dunia biologis, maka kita
akan membahayakan diri kita sendiri.
Umpan balik, dalam biologi, respons dalam sistem (molekul, sel, organisme, atau
populasi) yang mempengaruhi aktivitas atau produktivitas sistem yang terus berlanjut.
Intinya, ini adalah kontrol reaksi biologis dengan produk akhir reaksi itu.

Anda mungkin juga menyukai