Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Asam urat lebih dikenal dimasyarakat sebagai sebutan untuk suatu penyakit, tetapi
sebenarnya asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yaitu hasil degradasi purine
nukleotide yang merupakan bahan penting dalam tubuh sebagai komponen dari asam nukleat
dan penghasil energi dalam inti sel. Asam urat selalu ada dalam tubuh manusia, yang apabila
kadarnya meningkat dalam menimbulkan beberapa keluhan.1,2,3 Peningkatan kadar asam urat
darah atau hiperurisemia adalah kadar asam urat darah diatas 7,0 mg/dL pada laki-laki dan
diatas 6,0 mg/dL pada perempuan. Hiperurisemia dapat terjadi karna peningkatan metabolisme
asam urat (over production), penurunan pengeluaran asam urat urin (under excretion), atau
gabungan keduanya. Peningkatan kadar asam urat dalam darah ini akan mengakibatkan
penyakit asam urat. Peningkatan asam urat berhubungan dengan penyakit degeneratif seperti
Kardiovaskular dan gangguan ginjal. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk deteksi dini
terhadap faktor risiko hiperurisemia. Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini
hiperurisemia adalah pengukurang lingkar pinggang. Pengukuran panjang lingkar tulang rusuk
dengan tulang panggul melewati pusar yang diukur menggunakan pita meteran non-elastis,
dikatakan obesitas bila lingkar pinggang 90 cm untuk laki-laki dan 80 cm untuk perempuan.
Pengukuran lingkar pinggang menggambarkan penumpukan lemak tubuh bagian atas atau
upper body obesity. Upper body obesity berkaitan dengan risiko hipertrigliseridemia,
hipertensi, diabetes, asam urat, dan aterosklerosis. Peningkatan kadar asam urat dan kejadian
gout pada orang dengan obesitas berhubungan dengan akumulasi lemak visceral (obesitas
abdominal) yang ditandai dengan bertambahnya ukuran lingkar pinggang.4,5
Menurut WHO penyakit asam urat atau dengan nama lain gout penyakit asam urat lebih
sering terkena pada laki-laki (7%) dan pada wanita (2%). Prevalensi hiperurisemia di dunia
mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari National Health and Nutrition Examination
Survey (NHANES III), menyebutkan bahwa hiperurisemia meningkat pada orang dewasa di
Amerika Serikat, yaitu 2,7% pada tahun 1994 dan menjadi 3,9% pada tahun 2008.6
Berdasarkan hasil Riskesdas 2012 mengungkapkan bahwa prevalensi penyakit
hiperurisemia di Indonesia adalah 11,9% dan di Jawa Timur adalah 26,4%. Data Dinas
Kesehatan Kabupaten Pacitan, menunjukkan bahwa penyakit hiperurisemia menduduki
peringkat ke 6 dari 10 besar penyakit tidak menular, jumlah penderita penyakit hiperurisemia
dengan prevalensi 13,2%. Data jumlah pasien hiperurisemia di wilayah kerja Puskesmas
Tanjungsari Pacitan pada tahun 2013 sebesar 155 pasien, tahun 2014 sebanyak 309, tahun 2015
sebanyak 268 pasien.7,8
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Wulandari dan Hesti Murwani didapatkan
lingkar pinggang dan indeks massa tubuh sama-sama berhubungan dengan peningkatan kadar
asam urat pada wanita usia 50 tahun. Sebanyak 50,98% dengan lingkar pinggang 80 cm
memiliki kadar asam urat yang tinggi. Dari 51 subjek, diperoleh 54,9% (n=28) subjek memiliki
kadar asam urat tinggi diatas 6,1 mg/dl dan 45,1% (n=23) memiliki kadar asam urat di bawah
normal.6
Pada tahun 2010, artritis gout diasosiasikan sebagai penyebab utama kematian akibat
penyakit kardiovaskuler. Analisis 1383 kematian dari 61527 penduduk Taiwan menunjukkan
bahwa individu dengan artritis gout dibandingkan dengan individu yang memiliki kadar asam
urat normal, hazard ratio (HR) dari semua penyebab kematian adalah 1,46 dan HR dari
kematian karena penyakit kardiovaskuler adalah 1,97. Sedangkan individu dengan artritis gout,
HR dari semua penyebab kematian adalah 1,07 dan HR dari kematian karena penyakit
kardiovaskuler adalah 1,08 (Kuo et al, 2010).9
Pada lokasi penelitian banyak ditemukan lingkar pinggang lebih besar dari batas
normal. Rata-rata memiliki kadar asam urat yang tinggi. Oleh sebab itu, penulis terdorong ingin
melakukan penelitian hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar asam urat pada kegiatan
Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September 2017.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Menurut WHO terdapat lebih banyak penderita asam urat pada laki-laki dibandingkan
perempuan di dunia dan prevalensi hiperurisemia meningkat pada orang dewasa di
Amerika Serikat.

1.2.2 Tingginya prevalensi penderita penyakit hiperurisemia di Indonesia menurut Riskesdas


adalah 11,9 % dan hiperurisemia menduduki peringkat ke enam dari sepuluh penyakit
tidak menular lainnya.

1.2.3 Masih terbatasnya informasi mengenai kejadian hubungan antara lingkar pinggang
dengan asam urat di Indonesia.
1.3 Hipotesis
Adanya hubungan antara pola konsumsi, indikator obesitas ( IMT dan Lingkar
pinggang ), usia, jenis kelamin, hipertensi dan aktivitas dengan kadar asam urat pada
pengunjung di Posbindu Kedoya Selatan periode September 2017.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara
Lingkar Pinggang dengan kadar asam urat pada pengunjung di Posbindu Kedoya Selatan
Jakarta Barat periode September 2017.

1.4.2 Tujuan Khusus


a. Diketahui sebaran pola konsumsi, indikator obesitas (IMT dan Lingkar Pinggang), usia,
jenis kelamin, tekanan darah, kebiasaan olahraga, konsumsi alkohol, dan status
penyakit pada pengunjung Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September
2017.

b. Diketahui hubungan antara pola konsumsi dengan asam urat pada pengunjung
Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September 2017.

c. Diketahui hubungan antara indikator obesitas (IMT dan Lingkar Pinggang) dengan
asam urat pada pengunjung Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September
2017.

d. Diketahui hubungan antara usia dengan asam urat pada pengunjung Posbindu Kedoya
Selatan Jakarta Barat periode September 2017.

e. Diketahui hubungan antara jenis kelamin dengan asam urat pada pengunjung Posbindu
Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September 2017.

f. Diketahui hubungan antara tekanan darah dengan asam urat pada pengunjung Posbindu
Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September 2017.

i. Diketahui hubungan antara kebiasaan olahraga dengan asam urat pada pengunjung
Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September 2017.
j. Diketahui hubungan antara konsumsi alkohol dengan asam urat pada pengunjung
Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September 2017.

k. Diketahui hubungan antara status penyakit dengan asam urat pada pengunjung
Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September 2017.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Untuk Peneliti
a) Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terutama
mengenai hubungan antara nutrisi, indicator obesitas ( IMT dan Lingkar
Pinggang ), usia, jenis kelamin, hipertensi dan aktivitas dengan kadar asam urat
pada pengunjung di Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September
2017.
b) Penelitian ini dapat memberikan pengalaman peneliti terutama dalam bidang
penelitian klinik
1.5.2 Untuk institusi pendidikan

a) Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan bagi mahasiswa fakultas
kedokteran tentang hubungan antara nutrisi, indikator obesitas ( IMT dan
Lingkar Pinggang ), usia, jenis kelamin, hipertensi dan aktivitas dengan kadar
asam urat pada pengunjung di Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode
September 2017.

1.5.3 Untuk masyarakat


a) Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi peningkatan kadar asam urat pada pengunjung di
Posbindu Kedoya Selatan Jakarta Barat periode September 2017.

Anda mungkin juga menyukai