Burniandito - 0403010151
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
25
Bagan alir penelitian diatas disusun berdasarkan studi pustaka yang sudah
dibahas sebelumnya, dan bertujuan untuk memudahkan dalam pembahasan dan
proses analisa.
26
27
28
29
d. Prosedur
Pada dasarnya, prosedur pencacahan semi mekanis ini sama dengan
prosedur pencacahan manual, yaitu memerlukan satu petugas perekam data lalu-
lintas untuk setiap jalur pada ruas jalan yang diamati.
Penggolongan jenis kendaraan yang digunakan yaitu berdasarkan sumbu
roda atau berat kendaraan, yang telah ditetapkan oleh beberapa institusi pengelola
jalan raya. Jenis kendaraan/moda yang diamati diklasifikasikan menjadi 10 kelas,
yaitu :
1. Sedan, Jeep, Minibus, combi, Pick Up, dan sebagainya;
2. Angkutan Umum Kecil, seperti angkot;
3. Bus kecil, seperti : metro mini atau kopaja;
4. Bus besar, seperti : PPD, Patas AC, dll;
5. Truk kecil, truk tangki 2 as;
6. Truk besar 3 as;
7. Trailer, Truk Gandeng (>3 as);
8. Motor;
9. Kendaraan tak bermotor, seperti; gerobak, sepeda, dll;
10. Pedestrian.
30
e. Periode Pencacahan
Pencacahan dilakukan selama dua jam pada waktu puncak pagi hari dan
waktu puncak sore hari pada hari-hari kerja. Periode yang dipakai antara pukul
07.00 09.00 dan 17.00 19.00, dengan interval pencacahan setiap 15 menit.
31
d. Prosedur
Speed Gun bekerja sesuai dengan prinsip kerja alat doppler principle
meter, yaitu menggunakan radar atau gelombang ultrasonik yang diarahkan pada
kendaraan yang lewat. Pantulan gelombang tersebut akan memiliki frekuensi yang
berbeda dan perubahan frekuensi ini akan sebanding dengan kecepatan kendaraan
yang lewat. Kecepatan kendaraan dapat dibaca langsung pada layar digital. Data
kecepatan ini selanjutnya dicatat pada lembar data yang telah disediakan.
e. Waktu Pelaksanaan
Studi pengumpulan data kecepatan dalam penelitian ini akan dilakukan
pada waktu-waktu puncak pagi dan sore berikut :
1) 07.00 09.00
2) 16.00 18.00
32
N=
(S .K )2 (3.1)
E
dimana :
N = jumlah sampel minimum
S = deviasi standar sampel (km/jam)
K = konstanta tingkat kepastian
E = kesalahan yang diizinkan
33
d. Prosedur
Prosedur kendaraan uji ini memiliki fleksibilitas dalam hal mengevaluasi
kualitas arus lalu-lintas. Sebuah kendaraan uji dikemudikan secara berulang-ulang
di sepanjang rute studi. Jumlah ulangan tergantung pada tingkat ketelitian dan
klasifikasi jalan serta volume (minimal 12 trips). Dengan cara manual, teknik ini
memerlukan seorang pengemudi, seorang pencatat, dan dua buah stopwatch untuk
setiap kendaraan uji. Teknik yang digunakan yaitu Moving Vehicle Method :
Kendaraan test bergerak berulang-ulang melalui ruas jalan dengan
kecepatan rata-rata;
Route dibagi ke dalam segmen-segmen yang memiliki karakteristik fisik
dan lalu-lintas yang sama;
Hanya untuk jalan dua arah saja.
Data yang dibutuhkan :
T12 = Travel Time = waktu perjalanan dari 1 ke 2 (dengan
stopwatch).
M21 = Opposing Traffic = Jumlah kendaraan dari arah berlawanan
yang dijumpai selama berjalan dari titik 2 ke titik 1.
O12 = Overtaking = jumlah kendaraan yang menyusul kendaraan test
sewaktu bergerak dari 1 ke 2.
P12 = Passed = jumlah kendaraan yang disusul oleh kendaraan test
sewaktu bergerak dari 1 ke 2
34
1 2
35
e. Waktu Pelaksanaan
Studi waktu tempuh dan tundaan seringkali dilakukan untuk merefleksikan
kondisi lalu-lintas pada jam-jam sibuk dan dalam arah dengan pergerakan lalu-
lintas terberat. Periode waktu yang dipakai adalah :
1) 07.00 09.00 (puncak pagi)
2) 16.00 18.00 (puncak sore)
36
dimana :
FV = free flow speed untuk light vehicle pada kondisi actual (km/jam)
FVO = base free flow speed untuk light vehicle
FVW = adjustment for effective carriageway width (km/jam), additive
FFVSF = adjustment factor for side friction conditions, multiplicatory
FFVCS = adjustment factor for city, multiplicatory
dimana :
C = capacity
CO = base capacity
FCW = adjustment factor for carriageway width
FCSP = adjustment factor for directional split
37
38
Tabel 3.1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kota Depok Tahun 2006
Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan Penduduk
(jiwa) (km2) (jiwa/km2)
Sawangan 166.276 45,69 3.639,22
Pancoran Mas 254.797 29,83 8.541,64
Sukmajaya 314.147 34,13 9.204,42
Cimanggis 392.512 53,54 7.331,19
Beji 143.592 14,30 10.041,40
Limo 149.156 22,80 6.541,93
Kota Depok 1.420.480 200,29 7.092,12
Catatan : Berdasarkan sensus Penduduk 2000
39
40
41
3.3.5. Perhubungan
Salah satu potensi Kota Depok adalah di sektor perhubungan. Jumlah
angkutan, ijin trayek, jumlah penumpang yang ada di Kota Depok merupakan
investasi yang menunjang pembangunan di Kota Depok.
Lalu-lintas Angkutan Penumpang Kereta Api merupakan alat transportasi
yang banyak diminati hal ini dikarenakan biayanya yang relatif murah dan cepat
sampai di tujuan. Sedangkan jumlah angkutan kota menurut trayek yang terdaftar
sebanyak 2.880 angkutan kota. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.2.dan
Tabel 3.3.. Sementara itu kondisi jalan di Kota Depok menurut data tahun 2005
yang sudah di beton sepanjang 27.227 meter, yang di-hotmix 245.577 meter, yang
dipenetrasi 47.719 meter dan yang masih dalam tahap perkerasan 6.200 meter.
(lihat Tabel 3.4.)
Tabel 3.2. Nilai Karcis Kereta Api Terjual Menurut Stasiun Kereta di Kota
Depok Tahun 2006
Kartu
No. Stasiun Umum Jumlah
Trayek Langganan
Bulanan Sekolah
1 Pondok Cina 1.795.597 231.625 - 2.027.222
2 Depok Baru 8.464.632 1.450.125 - 9.914.757
3 Depok Lama 7.622.963 3.850.380 38.145 11.511.488
4 UI 2.352546 311.435 - 2.663.981
5 Citayam 3.629.614 1.119.720 55.440 4.804.774
Jumlah 23.865.352 6.963.285 93.585 30.922.222
Periode Oktober 2005 September 2006
Sumber : PT Kereta Api Cabang Kota Depok
42
Tabel 3.3. Jumlah Angkutan Kota Menurut Trayek di Kota Depok Tahun 2006
43
Tabel 3.4. Panjang Jalan Menurut Status, Kelas Jalan, Jenis Permukaan dan
Kondisi Jalan di Kota Depok Tahun 2006
(meter)
Uraian Negara Propinsi Kabupaten Kota Jumlah
I. Jenis Konstruksi
a. Perkerasan - - - 6.200 6.200
b. Penetrasi - - - 47.179 47.179
c. Hotmix 28.500 21.050 - 247.577 297.127
d. Beton - 5.095 - 27.227 32.322
Jumlah 28.500 26.145 - 328.723 383.368
II. Kondisi Jalan
a. Baik 28.500 26.145 - 19.550 74.195
b. Sedang - - - 285.403 285.403
c. Rusak - - - 23.770 23.770
d. Rusak Berat - - - - -
Jumlah 28.500 26.145 - 328.723 383.368
III. Kelas Jalan
a. Arteri 28.500 26.145 - 9.320 63.965
b. Kolektor - - - 319.403 319.403
Jumlah 28.500 26.145 - 328.723 383.368
Sumber : Dinas PU Kota Depok
44
Pada gambar berikut dapat dilihat titik-titik lokasi survei lalu lintas yang
dilakukan pada beberapa ruas jalan raya akses pusat kota Depok.
45
Jalan raya Margonda bisa dikatakan sebagai salah satu pintu gerbang
utama kota Depok dengan wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan klasifikasi kelas
fungsi, jalan raya Margonda termasuk kelas fungsi kolektor primer dengan status
adalah jalan provinsi.
Dari data geometrik jalan, diketahui jalan raya Margonda termasuk jalan
dengan tipe 4/2 D, artinya ruas jalan dengan empat (4) lajur dan dua (2) arah
dengan median pemisah arus lalu lintas. Lebar total jalur lalu lintas adalah 15 m,
lebar median pemisah (traffic island) adalah 1 m, dan lebar masing-masing trotoar
pada setiap sisi kiri badan jalan sebesar 0,5 m.
Mengenai kondisi pengaturan lalu lintas yang ada, sesuai dengan kelas
fungsi jalan yaitu kolektor primer maka pada jalan raya Margonda ditetapkan
batas kecepatan kendaraan sebesar 60 km/jam. Selain itu seperti kita ketahui
bersama jalan raya Margonda merupakan kawasan tertib lalu lintas (KTL) untuk
wilayah kota Depok.
46
Lokasi Survei
47
Lokasi Survei
48
Lokasi Survei
Jalan Tole Iskandar termasuk kelas fungsi kolektor primer dengan status
adalah jalan provinsi. Dari data geometrik jalan, diketahui jalan ini termasuk jalan
dengan tipe 2/2 UD, artinya ruas jalan dengan dua (2) lajur dan dua (2) arah tanpa
median pemisah arus lalu lintas. Lebar total jalur lalu lintas adalah 7 m, lebar total
bahu jalan adalah 4 m.
Mengenai kondisi pengaturan lalu lintas yang ada, sesuai dengan kelas
fungsi jalan yaitu kolektor primer seharusnya batas kecepatan kendaraan yang
ditetapkan sebesar 60 km/jam, namun mengingat kawasan sekitar jalan ini
merupakan kawasan perkotaan yang sangat padat (setipe dengan jalan Akses UI)
dan tidak memungkinkan kendaraan untuk melaju > 40 km/jam, maka batas
kecepatan yang ditetapkan adalah 40 km/jam.
49
Lokasi Survei
Jalan raya Citayam termasuk kelas fungsi arteri sekunder dengan status
adalah jalan kota. Dari data geometrik jalan, diketahui jalan ini termasuk jalan
dengan tipe 2/2 UD, artinya ruas jalan dengan dua (2) lajur dan dua (2) arah tanpa
median pemisah arus lalu lintas. Lebar total jalur lalu lintas adalah 6 m, lebar total
bahu jalan adalah 4 m.
Mengenai kondisi pengaturan lalu lintas yang ada, sesuai dengan kelas
fungsi jalan yaitu arteri sekunder serta mengingat kawasan sekitar jalan ini
merupakan kawasan perkotaan yang sangat padat (setipe dengan jalan Akses UI)
dan tidak memungkinkan kendaraan untuk melaju > 40 km/jam, maka batas
kecepatan kendaraan yang ditetapkan sebesar 40 km/jam.
50
Lokasi Survei
Jalan raya Sawangan termasuk kelas fungsi kolektor primer dengan status
adalah jalan provinsi. Dari data geometrik jalan, diketahui jalan ini termasuk jalan
dengan tipe 2/2 UD, artinya ruas jalan dengan dua (2) lajur dan dua (2) arah tanpa
median pemisah arus lalu lintas. Lebar total jalur lalu lintas adalah 7 m, lebar total
bahu jalan adalah 6 m.
Mengingat kawasan sekitar jalan ini merupakan kawasan perkotaan yang
sangat padat (setipe dengan jalan Akses UI) dan tidak memungkinkan kendaraan
untuk melaju > 40 km/jam, maka batas kecepatan kendaraan yang ditetapkan
sebesar 40 km/jam.
51
Jalan Tanah Baru termasuk kelas fungsi arteri sekunder dengan status
adalah jalan kota. Dari data geometrik jalan, diketahui jalan ini termasuk jalan
dengan tipe 2/2 UD, artinya ruas jalan dengan dua (2) lajur dan dua (2) arah tanpa
median pemisah arus lalu lintas. Lebar total jalur lalu lintas adalah 6 m, lebar total
bahu jalan adalah 10 m.
Mengenai kondisi pengaturan lalu lintas yang ada, sesuai dengan kelas
fungsi jalan yaitu arteri sekunder serta mengingat kawasan sekitar jalan ini
merupakan kawasan perkotaan yang sangat padat (setipe dengan jalan Akses UI)
dan tidak memungkinkan kendaraan untuk melaju > 40 km/jam, maka batas
kecepatan kendaraan yang ditetapkan sebesar 40 km/jam.
52