Anda di halaman 1dari 10

Nama : Vindy Eka Goutama

NIM : C1314015

1. Gerakan disetiap Pola PNF pada Extremitas


a. Extremitas Atas

Elevation, Abduksi dan External


Scapula
Rotation
Flexion, Adduksi, dan Internal
Shoulder
Rotation
Elbow Ekstensi, Pronasi

Wrist Fleksi, Radial Deviasi

Finger Flexion dan Adduksi

Depression, Adduksi, dan Internal


Scapula
Rotation.
Extension, Abduksi, dan External
Shoulder
Rotation
Elbow Ekstensi, Supinasi

Wrist Ekstensi, Ulnar Deviasi

Finger Ekstensi dan Abduksi

Elevation, Adduksi, dan Internal


Scapula
Rotation
Flexion, Abduksi, dan Eksternal
Shoulder
Rotation
Elbow Ekstensi, Supinasi

Wrist Ekstensi, Radial Deviasi

Finger Ekstensi dan Abduksi


Deppresion, Abduksi, dan External
Scapula
Rotation.
Extension, Adduksi, dan Internal
Shoulder
Rotation
Elbow Fleksi, Pronasi

Wrist Fleksi, Ulnar Deviasi


Fleksi, Adduksi,
Finger
dan Oposisi

b. Extremitas Bawah

Flexion, Adduksi, dan External


Hip
Rotation
Knee Ekstesni

Ankle Dorso Fleksi dan Inversi

Toe Ekstensi
Ekstensi, Abduksi, dan Internal
Hip
Rotation
Knee Ekstesni

Ankle Plantar Fleksi dan Eversi

Toe Fleksi

Hip Fleksi, Abduksi, dan Internal Rotation

Knee Ekstesni

Ankle Dorso Fleksi dan Eversi

Toe Ekstensi

Ekstensi, Adduksi, dan External


Hip
Rotation
Knee Ekstesni

Ankle Plantar Fleksi dan Inversi

Toe Fleksi
2. Teknik-teknik PNF
a. Rhytmic initiation merupakan metode PNF dengan gerakan satu arah
melalui ROM yang diinginkan. Metode ini mencakup 4 fase yaitu:
Passive, Assited, Resisted dan Independent.
Caranya : Pada tahap awal terapis melakukan gerakan pasif yang
diiringi gerakan aktif oleh pasien, gerakan selanjutnya di berikan
tahanan baik otot agonis maupun antagonis dan dapat dilakukan dalam
waktu yang tidak bersamaan. Metode ini bertujuan untuk mengajarkan
pola gerakan, membantu initiation of motion, mengajarkan relaksasi
ketika terjadi peningkatan tonus otot yang abnomal, menormalisasi
kecepatan gerakan dan memperbaiki koordinasi dan kesadaran
kinestetik.
b. Combination of Isotonic, Kombinasi kontraksi dari gerak isotonic
antara konsentrik dan eksentrik dari agonis patron (tanpa kontraksi
berhenti) dengan pelan-pelan. Indikasi Otot postural yang lemah,
ketidakmampuan mengendalikan massa tubuh secara eksentrik selama
transisi gerakan, kontrol postur dinamis yang buruk.
c. Reversal of Antagonis (teknik membalikkan ke sisi antagonis)
Teknik ini didasari oleh Sherringtoms principle of successive
induction, dimana kekuatan sisi antagonis memfasilitasi kelemahan sisi
yang sakit (agonis). Agonist difasilitasi melalui tahanan ke sisi
antagonis. Kontraksi dari sisi antagonis bisa berupa isotonic, isometric,
atau kombinasi. Teknik ini biasanya digunakan untuk pasien dengan
nyeri dan spastisitas.
d. Replication adalah teknik satu arah dengan ciri khas posisi akhir gerak
yang diinginkan dipertahankan (target position), diikuti gerakan
kembali secara partial passive kearah berlawanan dengan tahanan atau
gerakan kembali dengan bebas sampai target position. Jarak kembali
ditingkatkan secara progresif sampai mendekati full active independent
atau tahanan sampai target position. Metode ini bertujuan untuk
mengajarkan rute gerakan sampai posisi akhir dalam pola yang
diinginkan atau gerakan fungsional, memeriksa kemampuan pasien
untuk meneruskan kontraksi pada pola akhir yang diinginkan atau
gerakan fungsional, memeriksa kemampuan pasien untuk kembali ke
posisi akhir yang ditentukan dari beragam posisi, memperbaiki
koordinasi, memperbaiki body awareness, dan memperbaiki aktivitas
kegiatan sehari-hari.
3. Prinsip-Prinsip PNF
a. Diagonal dan Pola Tertentu
Semua gerakan sehari-hari memiliki pola gerak memutar dan diagonal,
maka dengan menggunakan pola gerak ini akan mempermudah
terjadinya gerakan yang fungsional.
b. Gentle
Sentuhan yang lembut akan memberi rangsangan pada propioseptif. Di
mana propioseptif berfungsi sebagai reseptor pembawa rangsangan
sensoris.
c. Tahanan yang Optimal
Suatu rangsangan dibawah nilai ambang batas diberikan dicortex maka
tidak ada reaksi kontraksi bila persendiannya bebas bergerak,
sementara dengan nilai stimulus yang sama tetapi otot diberikan
stretch dan resistance maka akan terjadi reaksi kontraksi diotot tsb. Hal
tersebut menunjuk pada efek fasilitasi dari resistence dan teori
semuanya atau tidak sama sekali pada proses kontraksi otot. Dalam
treatment, resistance (tahanan) juga digunakan untuk: Fasilitasi
kemampuan kontraksi otot, Meningkatkan motor control, Membantu
pasien memperoleh awareness dari suatu gerakan, Meningkat
kekuatan.
Terapis perlu memperhatikan resistance agar resistance tidak
menyebabkan rasa nyeri atau lelah.
d. Kontraksi yang Berulang
Kontraksi statik dan dinamik terlibat secara bergantian. Strength
(kekuatan) otot diperbaiki, khususnya pada area genggaman tahanan,
ROM, dan endurance (daya tahan).
e. Verbale Stimulasi
Stimulasi auditori memfasilitasi motorik. Disini verbal stimulasi harus
memakai nada yang lembut pada usaha relaxasi dan relief pain, namun
untuk tujuan meningkatkan kegiatan dan kekuatan otot komando/aba-
aba harus tegas, singkat, jelas, sering diulang sehingga konsentrasi
pasien bisa penuh terhadap terapi.
f. Visuele Feedback
Dengan bantuan penglihatannya pasien bisa mengikuti arah gerakan,
mengontrolnya dan megoreksinya bila terdapat kesalahan. Kontak
mata antara pasien dan terapis juga sangat penting. Untuk melihat
expresi pasien.
g. Patron
Symphony of movements : Suatu gerakan adalah hasil dari kerjasama
otot-otot dengan koordinasi yang prima.

4. Metode Feldenkrais
Metode Feldenkrais (FM) pertama diajarkan pada 1950-an oleh Moshe
Feldenkrais. Metode feldenkrais merupakan sebuah integrative approach
untuk memberikan pembelajaran dan meningkatkan aktivitas fungsional
pada individu. Dengan menekankan pada self-awareness melalui suatu
proses pembelajaran dengan memberikan stimulasi pada penginderaan
(sensing), gerakan (moving), perasaan (feeling), dan pikiran (thinking).
Metode Feldenkrais dibagi atas dua, yaitu ATM (Awarness Through
Movement) dan FI (Functional Integration).
a. Difinisi ATM dan FI
ATM (Awarness Through Movement) merupakan gerakan yang
dilakukan pada seluruh anggota gerak berdasarkan pola tumbuh
kembang yang dimulai dari posisi lying, gerakan dilakukan secara
perlahan dan lembut.
FI (Functional Integration) bertujuan untuk meningkatkan body
awareness dan pemahaman bagaimana bergerak dengan efisien.
Peningkatan body awareness dan pemahaman bergerak tersebut akan
mempengaruhi postural stability, semakain baik body awareness dan
88 pemahaman gerak seseorang semakin baik postural stability nya,
yang ditunjukan dengan semakin simetrisnya tumpuan kedua kaki.
b. Gerakan pada Spine dan Extremitas
Spine

Pasien diminta untuk terlentang dengan rilek dan

mengatur ritme nafas dengan teratur. Pasien diminta untuk

bergerak dengan tempo yang lambat untuk dapat

merasakan gerakan dari tiap sendi, otot, dan tulang bagian

perbagian. Pasien diminta untuk bernafas dengan normal

selama proses pelatihan berlangsung. Pasien diminta

merasakan dan mengingat bagian bagian tubuhnya yang

menyentuh matras.
pasien miring ke salah satu sisi, tangan menumpu seperti
pada gambar kemudian bergerak protraksi dan retraksi
maksimal dari scapula.

pasien miring ke salah satu sisi, tangan menumpu seperti


pada gambar kemudian bergerak menelusuri tangan yang
dibawah kedepan lalu ke belakang

pasien posisi duduk dengan kedua tangan ke belakang dan


kedua lutut ditekuk (hook craine position)
pasien posisi duduk dengan kedua tangan ke belakang dan
kedua lutut ditekuk (hook craine position)

Ekstremitas

Bergerak internal dan external rotasi dengan memberikan


instruksi kepada pasien untuk memutar kakinya kedalam
dan keluar

Bergerak internal dan external rotasi dengan kombinasi


flexi dan abduksi hip. Terapis memberikan instruksi tekuk
lutut dan putar keluar.
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1452-1697908527-
12.%20bab%20vi%20pram%20oke.pdf

http://berfikir2kali.blogspot.co.id/2013/07/metode-propioceptive-
neuromuscular.html

http://www.physiotherapy-treatment.com/pnf-techniques.html

http://docplayer.info/33278600-Bab-ii-kajian-pustaka.html

http://artikel-fisioterapi.blogspot.co.id/2012/04/teknik-pnf.html

https://herdinrusli.wordpress.com/2009/06/22/pnf-bagian-2/

Anda mungkin juga menyukai