Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEDIKULOSIS

Dosen Pembimbing : Heny Ekawati, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 04 (VI A)


Nama Kelompok :
1. Arif Ariska (13.02.01.1187)
2. Ita Afriyana (13.02.01.1207)
3. Sri Utika (13.02.01.1224)

PRODI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan


Pedikulosis ini kami buat dalam rangka memenuhi mata kuliah SISTEM
INTEGUMEN pada program S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Lamongan dan akan dipresentasikan pada tanggal, April 2016

Lamongan, April 2016

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Heny Ekawati, S.Kep, Ns, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta alam
semesta. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, karena berkat taufiq dan hidayah-Nya kita tau mana yang
benar dan yang salah. Alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas makalah
tentang Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Pruritus.Maka dengan
terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih yang sebanyak banyaknya kepada :
1. Drs. H.Budi Utomo, Amd.Kep, M.Kes, selaku ketua STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
2. Arifal Aris, S.Kep, Ns, M. kes selaku Ka-Prodi S1 Keperawatan.
3. Heny Ekawati, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Sistem
Integumen.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Penyusunan makalah ini kami usahakan dengan semaksimal mungkin,
namun adanya kekurangan tetap tidak dapat dihindarkan.Untuk itu penulis
mengharapkan saran yang dapat dijadikan acuan untuk perbaikan makalah ini dari
pembaca dan ucapan terima kasih disampaikan kepada mereka.
Harapan yang tulus ikhlas berupa persembahan doa kepada Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
atas saran dan kritik yang bersifat membangun.Kiranya makalah ini dapat
membawa manfaat khusunya bagi para pembaca pada umumnya.Kami ucapkan
terima kasih.
Lamongan, April 2014
Hormat kami,

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pedikulosis ................................................................ 4
2.2 Klasifikasi ................................................................................... 4
2.3 Etiologi........................................................................................ 6
2.4 Epidemiologi ............................................................................... 6
2.5 Manifestasi Klinis ....................................................................... 7
2.6 Patofisioogi ................................................................................. 7
2.7 Pathway ....................................................................................... 9
2.8 Pemeriksaan Diagnostik ............................................................. 10
2.9 Penatalaksanaan .......................................................................... 10
2.10 Diagnosa Banding ....................................................................... 11
2.11 Komplikasi .................................................................................. 11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ................................................................................... 12
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................ 14
3.3 Rencana Keperawatan ................................................................. 14
BAB IVPENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................ 17
4.2 Saran ........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kulit adalah organ yang sangat penting untuk mengetahui tingkat
kesehatan seseorang.Kecantikan seseorang secara fisik dapat dilihat dari
kesehatan kulitnya.Kulit yang sehat mencerminkan kebersihan, status gizi,
status emosi/psikologis, juga kepribadian seseorang.Oleh karena itu,
kesehatan kulit/integumen perlu mendapat perhatian yang cukup besar.
Penyakit kulit merupakan masalah yang kompleks.Banyak faktor yang
memengaruhi timbulnya penyakit ini. Diantranya adalah faktor kebersihan,
daya tahan tubbuh (imunitas), kebiasaan, atau perilaku sehari-hari
(makanan, pergaulan, atau pola hubungan) seksual, faktor fisik, bahan
kimia, mikrobiologi, serta faktor lingkungan. Banyak klien dengan masalah
penyakit kulit tidak menjalani perawatan di rumah sakit. Mereka lebih
senang berobat jalan dan dirawat di rumah, karena merasa tidak bermasalah
secara klinis, dan baru mau menjalani perawatan di rumah sakit bila kondisi
penyakitnya sudah parah atau menganggu organ lain. Ini perlu diperrhatikan
oleh perawat walaupun klien menjalani perawatan di rumah. Klien perlu
dibekali dengan pengetahuan tentang proses penyakit, cara perawatan lesi,
prosedur pengobatan, maupun pola hidupnya. Hal ini penting dilakukan agar
penyakit klien tidak menjadi kronis dan klien dapat berobat secara tuntas
sehingga tidak menulari anggota keluarga atau orang lain.
Masalah pada sistem integumen banyak macamnya. Diantaranya bisa
disebabkan oleh infeksi virus (mis., herpes), infeksi bakteri (mis., kusta),
inflamasi oleh jamur (mis., tinea), atau investasi parasit (mis., scabies atau
pedikulosis). Di samping itu, penyakit kulit bisa juga disebabkan oleh
banyak faktor imunologi dan inflamasi (mis., dermatitis, psoriasis, dan
keganasan kulit).
Pedikulosis ialah infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan
oleh pediculus (tergolong famili pediculidae).Selain menyerangmanusia,

1
penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan Pediculus
humanus dengan pediculus animalis.Pediculus ini merupakan parasit obligat
artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Apa definisi pedikulosis?
1.2.2 Apa klasifikasi pedikulosis?
1.2.3 Apa etiologi pedikulosis?
1.2.4 Bagaimana epidemiologi pedikulosis?
1.2.5 Apa manifestasi klinis pedikulosis?
1.2.6 Bagaimana patofisiologi pedikulosis?
1.2.7 Bagaimana pathway pedikulosis?
1.2.8 Bagaimana pemeriksaan diagnostic pedikulosis?
1.2.9 Bagaimana penatalaksanaan pedikulosis?
1.2.10 Apa diagnose banding pedikulosis?
1.2.11 Apa kompliksi pada pedikulosis?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sistem Integumen serta
mempresentasikannya, pada program S1-Keperawatan di STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi pedikulosis.
2. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi pedikulosis.
3. Untuk mengetahui dan memahami etiologi pedikulosis.
4. Untuk mengetahui dan memahami epidemiologi pedikulosis.
5. Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis pedikulosis.

2
6. Untuk mengatahui dan memahami patofisiologi pedikulosis.
7. Untuk mengetahui dan memahami pathway pedikulosis.
8. Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnostic
pedikulosis.
9. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan pedikulosis.
10. Untuk mengetahui dan memahami diagnose banding pedikulosis.
11. Untuk mengetahui dan memahami komplikasi pedikulosis.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pedikulosis adalah infeksi kulit atau rambut pada manusia yang
disebabkan oleh Pediculus(tergolong famili Pediculidae).Selain menyerang
manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan
Pediculus humanus dengan Pediculus animalis.Pediculus ini merupakan
parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk
mempertahankan hidup.(Djuanda & Hamzah, 2006)
Pedikulosis adalah infeksi kulit / rambut pada manusia yang disebabkan
parasite obligat Pediculus humanus.(Mansjoer & Dkk, 2000)
Pedikulosis adalah penyakit kulit menular akibat infestasi pedikulus
(tuma), sejenis kutu yang hidup dari darah manusia, pada rambut kepala dan
kemaluan atau baju. Kutu tersebut akan memberi keluhan gatal akibat
gigitannya. Kutu hampir tak dapat dilihat, merupakan serangga tak bersayap
yang mudah menular dari orang ke orang melalui kontak badan dan karena
pemakaian bersama baju atau barang lainnya.

2.2 Klasifikasi Pedikulosis


Menurut (Siregar, 2004)
Ada 3 jenis kutu yang menyerang manusia, yaitu :
1.Tuma Kepala (Pedikulosis kapitis)
Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan Pediculus humanus var.
capitis.

4
Gambar :Pedikulosis kapitis
2. Tuma Badan (Pedikulosis korporis)
Penyakit kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. corporis.

Gambar : Pedikulosis karporis


3. Phthiriasis pubis (Pedikulosis pubis)
Infeksi tuma pada rambut dan kulit pubis dan sekitarnya.

Gambar : Pedikulosis pubis

5
2.3 Etiologi
Menurut (Siregar, 2004)
1. Tuma Kepala (Pedikulosis kapitis)
Pediculus humanus var. capitis
2. Tuma Badan (Pedikulosis karporis)
Gigitan Pediculus humanus var. corporis. tuma tinggal melekat pada
lipatan-lipatan pakaian dan sewaktu-waktu menghisap darah pada kulit.
3. Phthiriasis pubis (Pedikulosis pubis)
Phthirus pubis; ditularkan melalui kontak terutama kontak seksual.

2.4 Epidemiologi
Menurut (Djuanda A. &., 2006)
1. Kutu Kepala (Pedikulosis kapitis)
Penyakit ini terutama menyerang anak-anak usia muda dan cepat meluas
dalam lingkungan hidup yang padat, misalnya di asrama dan panti asuhan.
Tambahan pula dalam kondisi hygiene yang tidak baik, misalnya jarang
membersihkan rambut.Cara penularannya biasanya melalui perantara
(benda), misalnya sisir, bantal, topi, dsb.
2. Kutu Badan (Pedikulosis karporis)
Penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa terutama pada orang yang
hygiene yang buruk.Hal ini disebabkan kutu tidak melekat pada kulit,
tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya transien ke
kulit untuk menghisap darah.Penyebaran penyakit ini bersifat kosmopolit,
lebih sering pada daerah beriklim dingin karena orang memakai baju yang
tebal serta jarang dicuci.Cara penularannya melalui pakaian serta pada
orang yang dadanya berambut, kutu ini dapat melekat pada rambut
tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung.
3. Phthiriasis pubis (Pedikulosis pubis)
Penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam
penyakit akibat hubungan seksual (PHS) serta dapat pula menyerang

6
jenggot dan kumis. Infeksi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yaitu di
alis atau bulu mata dan pada tepi batas rambut kepala.

2.5 Manifestasi klinis


1. Kutu Kepala (Pedikulosis kapitis)
Gejala mula yang dominan hanya rasa gatal, terutama pada daerah oksiput
dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena
garukan , terjadi erosi, ekskoriasi dan infeksi sekunder (pus, krusta). Bila
infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal disebabkan oleh
banyaknya pus dan krusta. Pada keadaan tersebut kepala memberikan bau
yang busuk.
2. Kutu Badan (Pedikulosis karporis)
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas-bekas garukan pada
badan dikarenaka rasa gatal pada kulit yang ditimbulkan oleh air liur dari
kutu tersebut.
3. Phthiriasis pubis (Pedikulosis pubis)
Gejala yang terutam adalah gatal di daerah pubis dan disekitarnya.Gatal ini
dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, ditemukan pula
bercak-bercak yang berwarna merah abu-abu yang disebut sebagai makula
serulae.

2.6 Patofisiologi
Siklus hidup Pediculus melalui stadium telur, larva, nimfa dan
dewasa.Parasit ini bisa hidup pada tubuh atau padaislakutu kepala betina
dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50 150 telur. Kutu
mendapatkan makanan dengan cara menghisap darah pada kulit. Hama ini
meninggalkan telurnya dipermukaan kulit dan juga menempel pada batang
rambut, baik itu di daerah kepala, badan ataupun pubis manusia.Kutu manusia
menyuntikkan getah pencernaan dan ekskreatanya ke dalam kulit yang
menimbulkan rasa gatal yang hebat.Kutu sangat subur pada kodisi yang padat
penduduknya.

7
Kutu kepala dan kutu kemaluan hanya ditemukan pada manusia,
sedangkan kutu badan juga sering ditemukan pada pakaian yang bersentuhan
dengan kulit.Kutu kepala ditularkan melalui kontak langsung atau melalui
sisir/sikat/topi yang digunakan bersama-sama. Infestasi kutu kepala kadang
menyebar ke alis, bulu mata dan janggut. Kutu kepala sering ditemukan pada
murid-murid di satu sekolah.
Penularan kutu badan tidak semudah penularan kutu rambut.Kutu badan
biasanya menyerang orang-orang yang tingkat kebersihan badannya buruk
dan orang-orang yang tinggal di pemukiman yang padat.Kutu badan bisa
membawa penyakit tifus, demam parit dan demam kambuhan.Kutu kemaluan
menyerang daerah kemaluan, ditularkan pada saat melakukan hubungan
seksual.
Pedikulosis kapatis adalah infestasi kutu kepala yang sangat kecil yaitu
pedikulus humanus capatis di kulit kepala manusia. Pedikulosis ini sering
terjadi pada anak usia 3-12th. Kutu betina dapat menghasilkan 100 telor
dalam 3-4 minggu.Telur-telur ini menempel pada batang rambut pada kulit
kepaladengan adanya zat seperti lem.Kutu kepala tidak melompat dari orang
ke orang.Dan juga kutu kepal tidak dapt terbang, sehingga transmisi terjdi
pada orang yang berkontak secara dekat dan berlangsung lama dari kepala ke
kepala seperti ketika tidur bersama dan memakai topi, sisir atau sikat secara
bergantian.
Phthirus pubis berukuran kira-kira 1 mm dan memiliki tiga pasang
tungkai, kutu dapat hidup jauh dari pejamu manusia sampai 24 jam, kutu
pubis dapat di transmisikan dengan mudah melalui kontak fisik. Mode
transmisi paling sering melalui kontak seksual. Kutu juga dapat di temukan
pda rambut fasial, rambut paha dan alis mata.namun hal ini jarng terjadi.
Laki-laki lebih sering terinfeksi daripada perempuan,kemungkinan
perempuan memiliki lebih sedikit rambut pubis. Telor-telor menempel pada
folikel rambut dan matang pada 3 minggu kemudian dan menjadi
deawsa.Kutu dewasa dapat mengeluarkan 100 telur selama masa hidupnya,
yaitu 1 bulan.

8
2.7 Pathway

Pedikulosis humanus var. capitis, Pediculus humanus var.


corporis, Phthirus pubis

Menyerab kulit
kepala

Telur melekat pada rambut

Telur menetas

Pedikulosis humanus muda

Menghisap dan menggigit kulit

menyuntikkan getah pencernaan dan ekskreatanya ke dalam kulit

MK : Gg. Rasa Gatal MK : gangguan


Nyaman (Gatal) pola tidur

Ekskovrasi, ulkus, erosi MK : Gg. resiko


menggaruk kulit tinggi infeksi

perubahan kulit MK : Gg.


Integritas Kulit

MK : Gg. Body
Image

9
2.8 Pemeriksaan diagnostic
1. Kutu Kepala (Pedikulosis kapitis)
Pemeriksaan kulit : Bagian belakang kepala (region oksipitalis) dan di
atas telinga (region parietalis)
Pemeriksaan pembantu/laboratorium : Mencari tuma kepala dan
telurnya
2. Kutu Badan (Pedikulosis karporis)
Pemeriksaan kulit : Daerah pinggang, ketiak dan inguinal
Pemeriksaan pembantu/laboratorium : Mencari tuma dalam lipatan
pakaian.
3. Phthiriasis pubis (Pedikulosis pubis)
Pemeriksaan kulit : Daerah pubis, ketiak, jenggot dan alis
Pemeriksaan pembantu/laboratorium : Mencari tuma dewasa yang
melekat erat di pangkal rambut dan telur pada rambut.

2.9 Penatalaksanaan
1. Kutu Kepala (Pedikulosis kapitis)
Keperawatan : Menjaga kebersihan kepala, rambut harus sering dicuci dan
dirawat dengan baik.
Medis : - Gama benzene heksaklorida 1% dalam bentuk sampo, dapat
diulang beberapa Kali.
- Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotic, misalnya penisilin
dan eritromisin.
2. Kutu Badan (Pedikulosis karporis)
Keperawatan : Meningkatkan kebersihan dengan memakai pakaian yang
bersih, Pakaian harus direbus dan dijemur di panas matahari
Medis : - Gama benzene heksaklorida 1% baik dalam larutan atau
krim, dioleskan pada kulit dan didiamkan selama 15 menit.
- Obat lain, benzil benzoate 20-25% dalam larutan atau krim.

10
3. Phthiriasis pubis (Pedikulosis pubis)
Keperawatan: Rambut kemaluan/ketiak/jenggot dicukur.
Medis : - Gama benzene heksaklorida 1% dalam bentuk krim atau
lotion, dioleskan sekali sehari, dapat diulang sesudah 1
minggu.
- Krotamiton 1% krim atau lotion, dioleskan sekali sehari dan
dapat diulang sesudah 1 minggu.
- Infeksi sekunder diobati dengan antibiotic seperti penisilin
atau eritromisin.

2.10 Diagnosa banding


1. Kutu Kepala (Pedikulosis kapitis)
Dermatitis seboroika
Tinea kapitis
Pioderma (impetigo krustosa)
2. Kutu Badan (Pedikulosis karporis)
Scabies
Folikulitis
3. Phthiriasis pubis (Pedikulosis pubis)
Dermatitis seboroika
Tinea kruris
dermatomikosis

2.11 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gatal yang digaruk kemudian
terjadi infeksi yang bila dibiarkan akan keluar nanah. Kemudian timbul
impetigo yaitu inflamasi kulit yang akut dan menular, yang ditandai oleh
pustula dan skuama.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien meliputi:
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat,dll.
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama : biasanya klien mengeluh gatal pada kepala, tangan
atau pubis.
b) Riwayat kesehatan sekarang : biasanya klien merasakan gatal,
ketidaknyamanan pada kulit,tidak bisa tidur akibat gtal yang
dirasakan.
c) Riwayat kesehatan dahulu : tanyakan apakah klien pernah
mengalami pedikulosis sebelumnya.
d) Riwayat kesehatan keluarga : Adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama dengan pasien.
3. Pemeriksaan fisik
Kesadaran: Composmentis
TTV : - TD : Biasanya dalam batas normal (110/80- 120/90 mmHg)
- RR : Biasanya dalam batas normal (16- 20 x/mnt)
- Nadi : Biasanya dalam batas normal (60-100 x/mnt)
- Suhu : Biasanyadalam batas normal (36- 37, 50C )
a. Kepala
Kulit kepala: ditemukan telur-telur di rambut pada oksiput dan di
atas telinga (biasanya terdapat kurang dari 10 ekor kutu dewasa)
Ditemukan impetigo sekunder dan furunkulosis.
b. Badan
Terlihat jalur bekas garukan sejajar, perubahan-perubahan urtikaria,
dan papula erithematosa yang awet, lesi tampak jelas punggung.
Ditemukan kutu-kutu yang biasanya terdapat pada lipatan-lipatan
pakaian dan jarang sekali di kulit.

12
c. Pubis
Rambut pubis atau paha dihuni oleh beberapa buah telur saja atau
sampai tak terhitung jumlahnya. Ditemukan noktah-noktah hitam
kecil yang merupakan titik-titik darah terhisap dalam kutu dewasa
ataupun bagian kotorannya.
4. Pola Fungsional Gordon
Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada
keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.
Pola nutrisi dan metabolik
Makan : porsi makan habis
Minum : minum air putih dalam batas normal sekitar 1500ml/hari
Pola eliminasi
BAK : tidak terdapat gangguan retensi urin / inkonteninsia urine
BAB : tidak terdapat konstipasi
Pola aktivitas dan latihan
Pasien kesulitan melakukan aktivitas seperti biasanya karena
penyakitnya.
Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa tidur karena gatal-gatal.
Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera
berobat
Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tapi merasa
malu .
Pola reproduksi / seksual
Pasien tidak terganggu dalam berhubungan seksual.

13
Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit
seperti ini lagi
Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman sekali dan menggaruk kulit
yang gatal.
Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini
merupakan cobaan dari Allah SWT.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman & nyeri : gatal b.d adanya gigitan kutu disertai
pengeluaran lendir.
2. Kerusakan integritas kulit b.d adanya lesi akibat garukan.
3. Gangguan konsep diri : HDR b.d perubahan gambaran diri.

3.3 Intervensi
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 gangguan rasa NOC : NIC :
nyaman & nyeri : Setelah dilakukan 1. Kaji kondisi kulit
gatal b.d adanya tindakan keperawatan kepala, badan, pubis.
gigitan kutu diharapkan tingkat 2. Anjurkan agar kulit
disertai kenyamanan terpenuhi pasien tetap kering.
pengeluaran lendir dengan berkurangnya 3. Anjurkan pasien untuk
rasa gatal dengan menjaga kebersihan
kriteria hasil : pakaian, alat mandi,
1. Pasien merasa tempat tidur dan sisir.
nyaman 4. Anjurkan untuk
2. Rasa gatal membersihkan kepala
berkurang atau atau rambut minimal

14
tidak ada 2xseminggu
3. Respon menggaruk 5. Anjurkan untuk tidak
(-) menggaruk daerah
yang gatal tetapi diusap
6. Kolaborasi medis untuk
pemberian obat untuk
mengatasi gatal

2 kerusakan NOC : NIC :


integritas kulit b.d Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian
adanya lesi akibat tindakan keperawatan kondisi kulit secara ruti
garukan. diharapkan klien 2. anjurkan untuk menjaga
terhindar dari kerusakan kulit agar tetap bersih
kulit dengan kriteria 3. anjurkan untuk tidak
hasil: menggaruk daerah yang
1. Kulit tetap utuh gatal untuk mencegah
2. Terbebas dari terjadinya luka
adanya lesi. 4. anjurkan pasien untuk
3. Kulit tidak lecet menggunakan sabun
atau maserasi. antiseptic
5. kolaborasi medis untuk
mencegah infeksi
berlanjut
3 . Gangguan konsep NOC : NIC :
diri : HDR b.d Setelah dilakukan 1. Beri motivasi untuk
perubahan tindakan keperawatan menerima keadaan
gambaran diri. diharapkan gangguan dirinya
konsep diri berkurang 2. beri penjelasan bahwa
yang ditunjukkan penyakitnya dapat
dengan gambaran diri disembuhkan

15
yang positif dengan 3. jelaskan pentingnya
kriteria hasil : perawatan kulit
1. Mengidentifikasi termasuk kepala,
kekuatan personal badan, dan pubis
2. pengakuan terhadap 4. berikan motivasi
perubahan actual tentang percaya diri
pada penampilan dan mencegah isolasi
tubuh social
3. menggambarkan
perubahan actual
pada fungsi tubuh
4. memelihara
hubungan social yang
dekat dan hubungan
personal

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pedikulosis adalah infeksi kulit atau rambut pada manusia yang
disebabkan oleh Pediculus(tergolong famili Pediculidae).Selain menyerang
manusia, penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan
Pediculus humanus dengan Pediculus animalis.Pediculus ini merupakan
parasit obligat artinya harus menghisap darah manusia untuk
mempertahankan hidup.(Djuanda & Hamzah, 2006)
Menurut (Djuanda A. &., 2006), Ada 3 jenis kutu yang menyerang manusia,
yaitu:
1. Kutu Kepala (Pedikulosis kapitis)
Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan Pediculus humanus var.
capitis.
2. Kutu Badan (Pedikulosis karporis)
Penyakit kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. corporis.
3. Phthiriasis pubis (Pedikulosis pubis)
Infeksi kutu pada rambut dan kulit pubis dan sekitarnya.
Manifestasi klinis
1. Kutu Kepala (Pedikulosis kapitis)
Gejala mula yang dominan hanya rasa gatal, terutama pada daerah oksiput
dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena
garukan , terjadi erosi, ekskoriasi dan infeksi sekunder (pus, krusta). Bila
infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal disebabkan oleh
banyaknya pus dan krusta. Pada keadaan tersebut kepala memberikan bau
yang busuk.
2. Kutu Badan (Pedikulosis karporis)
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa bekas-bekas garukan pada
badan dikarenaka rasa gatal pada kulit yang ditimbulkan oleh air liur dari
kutu tersebut.

17
3. Phthiriasis pubis (Pedikulosis pubis)
Gejala yang terutam adalah gatal di daerah pubis dan disekitarnya.Gatal ini
dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, ditemukan pula
bercak-bercak yang berwarna merah abu-abu yang disebut sebagai makula
serulae.

4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Brown, R. G. (2005). Dermatologi. Jakarta: Erlangga.


Djuanda, A., & Hamzah, M. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin;
Ed. 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mansjoer, A., & Dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Siregar, R. (2005). Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC.Edisi 7. Jakarta: EGC

19

Anda mungkin juga menyukai