Anda di halaman 1dari 14

A.

Rasionalisasi
Matematika merupakan alat ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan berbagai persoalan
kehidupan. Dalam hal tersebut, umumnya matematika memiliki tiga cara penyelesaian,
yaitu metode Analitik, Numerik dan Simulasi. Metode analitik merupakan cara
penyelesaian permasalahan matematika dengan menguraiakan atau menjabarkan variabel-
variabelpada model matematika tersebut. Sebagai contoh misalkan dalam menentukan
berapa nilai x yang memenuhi agar f(x) = x2 5x +6 bernilai 0 (nol). Metode analitik
yang dapat digunakan adalah degan menfaktorkan sebagai berikut:

f(x) = 0 x2 5x +6=0 (x -3) (x-2) =0

Pernyataan (x-3)(x-2) = 0 bernilai benar jika x = 3 atau x = 2. Oleh karena itu solusi agar
f(x) bernilai 0 diberikan oleh x = 2 atau x = 3. Dalam hal ini, x = 2 dan x = 3 merupakan
solusi analitik dari permasalahan tersebut di atas, dan nilai yang diperoleh tersebut
bersifat eksak, artinya bahwa solusi yang diperoleh merupakan penyelesaian yang
sebenarnya (real) tanpa ada kesalahan (error).

Metode analitik tersebut umumnya hanya dapat menyelesaikan masalah yang sederhana,
karena sangat terbatas pada model matematika yang dimiliki dan kemampuan kecepatan
berfikir manusia. Sebagai contoh misalnya, berapakah nilai x yag memenuhi agar f(x) =
xe-x +cos(x) bernilai 0 (nol). Tentu saja cara analitik dalam hal ini sulit dapat ditepakan,
karena model dari f(x) tidak berbentuk polynomial sementara metode faktorisasi,
melengkapi kuadrat sempurna dan lainnya hanya dapat diterapkan pada model fungsi
polynomial. Oleh karena itu, diperlukan cara lain, yaitu metode numerik. Metode
numerik merupakan cara penyelesaian permasalahan matematika dengan menguraiakan
atau menjabarkan bilangan-bilangan pada model matematika tersebut. Beberapa metode
yang umumnya digunakan adalah metode Bisection, Regula Falsi, Secant, Newton
Raphson dan Fixet Point.

B. Solusi Persamaan Non Linier


Solusi dari suatu Persamaan Non Linier (PNL) adalah nilai x sehingga suatu fungsi non
linier f(x) = 0. Nilai x tersebut akan diperoleh saat kurva f(x) memotong sumbu x.

1
Gambar 1.1 Solusi persamaan non linier

Andaikan pada sistem koordinat tersebut, sumbu x dipandang sebagai permukaan tanah dan
kurva f(x) sebagai pohon, maka solusi dari persamaan non linier tersebut dapat disebut
sebagai suatu akar persamaan f(x). Hal ini disebabkan karena kenyataan bahwa nilai x
sehingga f(x) = 0 terjadi posisi titik potong kurva f(x) dengan sumbu x. Jadi sesungguhnya
terdapat tiga buah pengertian dari solusi persamaan non linier, yaitu:
1). nilai x sehingga f(x) = 0
2). titik potong fungsi f(x) dengan sumbu x
3). akar persamaan suatu fungsi

Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan solusi dari persamaan non
linier tersebut. Lima metode yang paling popular adalah metode Bisection, Regula Falsi,
Secant, Newton Raphson dan Fixet Point. Metode Bisection dan Regula Falsi bersifat tertutup
sedangkan Secant, Newton Raphson dan Fixet Point bersifat terbuka. Masing-masing metode
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut diberikan penjelasan matematis
dari kelima metode tersebut.

C. Metode Tertutup
Metode tertutup adalah cara penentuan akar persamaan fungsi dengan mengurung akar
tersebut dalam suatu interval. Kondisi ini akan terjadi manakala nilai f(x1) f(x2) < 0 atau
dengan kata lain f(x1) berlainan tanda dengan f(x2). Berlainan tanda dalam hal ini maksudnya
ada yang positif dan yang lainnya negatif. Jika hal tersebut terjadi, maka IsyaAllah pada
interval [x1 x2] akan memuat x sehingga f(x) = 0. Dua buah jenis metode tertutup akan
dibahas berikut ini, yaitu metode Bisection dan Regula Falsi.

2
1. Metode Bisection
Bisection tediri dari dua kata, yakni bi = dua dan section = bagian, sehingga metode
bisecton merupakan cara penyelesaian persamaan non linier dengan membuat dua buah
bagian interval dari domain penyelesaian persamaan non linier tersebut. Proses
pembagian interval tersebut mula-mula di awali dengan penentuan interval yang memuat
solusi (akar) untuk f(x). Berikut diberikan ilustrasi grafis metode Bisection.

a. Mula-mula pilih x1 dan x2 sembarang sehingga f(x1)f(x2) < 0

Gambar 1.2 Interval yang memuat x sehingga f(x)=0


Pada tahap ini, prinsipnya adalah menentukan lokasi titik potong f(x) dengan sumbu x.
Kondisi ini terjadi apabila x1 dan x2 yang dipilih memberikan nilaif(x1) dan f(x2) berlainan
tanda (positif atau negatif) sebagaimana pada gambar 1.2 di atas.Hal ini dapat ditentukan
dengan jika f(x1)f(x2) < 0, maka diantaranya ada yang negatif dan yang lainnya positif.

Ilustrasi grafis yang mengambarkan pilihan x1 dan x2 yang salah adalah berikut ini.

Gambar 1.3 Interval yang tidak memuat x sehingga f(x)=0

Pada gambar 1.3 di atas, terlihat kemungkinan pilihan x1 dan x2 kurang salah, hal ini
disebabkan karena tidak ada x sehingga f(x) = 0 pada interval x1< x < x2 yang dipilih. Cara
matematis untuk memeriksa hal tersebut adalah f(x1)f(x2) > 0. Artinya jika f(x1)f(x2) > 0,
maka pada interval [x1 x2] tidak memuat x sehingga f(x) = 0. Jika pada interval tersebut
nilai akar f(x) dicari, maka tentunya tidak akan pernah ditemukan.

3
b. Hitung nilai xr = 0.5(x1 + x2)

Gambar 1.4Model Geometris metode Bisection

Pada tahap ini sesungguhnya dilakukan upaya membagi dua interval akar menjadi
dua buah bagian yang sama. Titik baginya disebut xrsehingga bagian-bagian
intervalnya menjadi x1< x < xr dan xr< x < x2.

c. Periksaposisi nilai xr dengan


Posisi nilai xr ada tiga kemungkinan, yakni (1). sebelah kiri akar, (2) sebelah kanan
akar atau (3) tepat pada titik akar.

Gambar 1.5 Posisi nilai xr

d. Perbaharui interval akar persamaan sebelumnya


Pada tahap ini dilakukan pemilihan bagian interval yang memuat akar persamaan.
Mengacu kepada gambar 1.5 di atas, maka dapat dikontruksi tolak ukur interval yang
baru sebagai berikut:
a) Berdasarkan nilai f(x1).
Jika f(x1)f(xr) > 0, maka x1 = xr (geser posisi x1 ke xr)(gambar 1.5 a)
diperoleh interval baru [x1 x2] = [xr x2]
Jika f(x1)f(xr) < 0, amak x2 = xr (geser posisi x2 ke xr)(gambar 1.5 b)
diperoleh interval baru [x1 x2] = [x1 xr]
Jika f(x1)f(xr) = 0, maka akar = xr. (gambar 1.5 c)
interval tidak perlu di buat, karena xr adalah nilai x sehingga f(x) = 0.

4
b) Berdasarkan nilai f(x2).
Jika f(x2)f(xr) < 0, maka x1 = xr (geser posisi x1 ke xr) (gambar 1.5 a)
diperoleh interval baru [x1 x2] = [xr x2]
Jika f(x2)f(xr) > 0, amak x2 = xr (geser posisi x2 ke xr) (gambar 1.5 b)
diperoleh interval baru [x1 x2] = [x1 xr]
Jika f(x2)f(xr) = 0, maka akar = xr. (gambar 1.5 c) interval tidak perlu di
buat, karena xr adalah nilai x sehingga f(x) = 0.
e. Kembali lagi diulangi membagi interval akar yang baru diperoleh dengan
mengikuti langkah 2, 3 dan 4 di atas sehingga diperoleh nilai f(xr) = 0 atau f(xr)
sedekat mungkin dengan 0 (nol).

Mencermati uraian proses metode Bisection di atas, maka dapat dirumuskan suatu
algoritma program sebagai berikut:

Algortima Program Metode Bisection

Step 0. Mulai
Step 1. Tentukan interval [x1 x2]
Step 2. Hitung nilai f(x1) dan f(x2)
Step 3. Jika f(x1)f(x2) < 0, maka kerjakan step 4 sampai 11
Step 4. Masukan toleransi error (E)
Step 5. Ulangi terus step 6 sampai 11 jika |f(xr)| > e
Step 6. Hitung nilai xr = 0.5(x1 + x2)
Step 7. Hitung nilai f(xr)
Step 8. Jika |f(xr)| > e, maka kerjakan step 9 sampai 11
Step 9. Hitung nilai f(x1)
Step 10. Jika f(x1)f(xr) < 0, maka x2 = xr
Step 11. Jika f(x1)f(xr) > 0, maka x1 = xr
Step .12 Jika f(x1)f(x2) > 0, maka tidak ada akar pada [x1 x2]
Step 13. Selesai

5
Contoh soal
Tentukan nilai xdengan menggunakan metode Bisection sehingga xe-x + 1 = 0 dengan
toleransi kesalahan E=0.001.

Solusi:
Dengan mengembangkan bahasa program standar pada table 1.1 di atas, maka diperoleh
output numerik dari solusi masalah teladan 1.1 di atas adalah sebagai berikut:
f(x) = xe-x + 1
[x1 x2] = [-1 0]
f(-1) = -1.7183
f(0) = 1
Karena f(x1)f(x2)<0, maka x sehingga f(x)= 0 pada interval [-1 0]
Toleransi Kesalahan = 0.001
Iterasi ke-1
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-1 + 0)
= 0.5(-1)
= -0.5
f(xr)= 0.17564
Karena |f(xr)| = 0.17564>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2= xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.5]

Iterasi ke-2
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-1 + -0.5)
= 0.5(-1.5)
= -0.75
f(xr)= -0.58775
Karena |f(xr)| = 0.58775>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)>0, sehingga x1=xr
Jadi interval baru adalah [-0.75 -0.5]

6
Iterasi ke-3
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-0.75 + -0.5)
= 0.5(-1.25)
= -0.625
f(xr)= -0.16765
Karena |f(xr)| = 0.16765>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -0.58775 maka f(x1)f(xr)>0, sehingga x1=xr
Jadi interval baru adalah [-0.625 -0.5]

Iterasi ke-4
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-0.625 + -0.5)
= 0.5(-1.125)
= -0.5625
f(xr)= 0.012782
Karena |f(xr)| = 0.012782>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -0.16765 maka f(x1)f(xr)<0, sehingga x2=xr
Jadi interval baru adalah [-0.625 -0.5625]

Iterasi ke-5
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-0.625 + -0.5625)
= 0.5(-1.1875)
= -0.59375
f(xr)= -0.075142
Karena |f(xr)| = 0.075142>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -0.16765 maka f(x1)f(xr)>0, sehingga x1=xr
Jadi interval baru adalah [-0.59375 -0.5625]

7
Iterasi ke-6
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-0.59375 + -0.5625)
= 0.5(-1.1563)
= -0.57813
f(xr)= -0.030619
Karena |f(xr)| = 0.030619>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -0.075142 maka f(x1)f(xr)>0, sehingga x1=xr
Jadi interval baru adalah [-0.57813 -0.5625]

Iterasi ke-7
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-0.57813 + -0.5625)
= 0.5(-1.1406)
= -0.57031
f(xr)= -0.00878
Karena |f(xr)| = 0.00878>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -0.030619 maka f(x1)f(xr)>0, shg x1=xr
Jadi interval baru adalah [-0.57031 -0.5625]

Iterasi ke-8
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-0.57031 + -0.5625)
= 0.5(-1.1328)
= -0.56641
f(xr)= 0.0020354
Karena |f(xr)| = 0.0020354>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -0.00878 maka f(x1)f(xr)<0, sehingga x2=xr
Jadi interval baru adalah [-0.57031 -0.56641]

8
Iterasi ke-9
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-0.57031 + -0.56641)
= 0.5(-1.1367)
= -0.56836
f(xr)= 0.0033637
Karena |f(xr)| = 0.0033637>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -0.00878 maka f(x1)f(xr)>0, sehingga x1=xr
Jadi interval baru adalah [-0.56836 -0.56641]

Iterasi ke-10
xr = 0.5(x1 + x2)
= 0.5(-0.56836 + -0.56641)
= 0.5(-1.1348)
= -0.56738
f(xr)= -0.00066198
Karena |f(xr)| = 0.00066198<0.001=e maka proses berhenti
Jadi akar persamaan adalah x = -0.56738 dengan f(xr) = -0.00066198
Dari hasil perhitungan di atas, untuk mendapatkan nilai x sehingga f(x) dekat dengan
0.001 dibutuhkan 10 iterasi (proses pengulangan perhitungan) dengan nilai x = -0.56738
dan f(x) = -0.00066198. Garfik konvergensi error atau seleisih antara f(x) dengan sumbu
x untuk tiap iterasi serta grafik pendekatan solusi akar persamaan f(x) adalah sebagai
berikut:

Gambar 1.6. Koordinat akar persamaan f(x)

Gambar 1.7Grafik konvergensi error

9
2. Metode Regula Falsi

Metode Regula Falsi merupakan cara menentukan akar persamaan suatu fungsi,
dengan melakukan pengulangan akar falsu yang dibentuk dari perpotongan garis yang
melalui titik (x1,f(x1)) dan (x2, f(x2)) dengan sumbux. Ilustrasi grafis sebagai berikut:

Gambar 1.8 Posisi akar falsu dengan

Persamaan garis yang melalui titik (x1,f(x1)) dan (x2,f(x2)) adalah


x x1

y f ( x1 ) x x1 y f ( x1 ) x
x 2 1
x2 x1 f ( x2 ) f ( x1 ) f ( x2 ) f ( x1 )

Jika x = xr, maka diperoleh nilai y = 0. Kenyataan ini memberikan persamaan regula
falsi sebagai berikut:
f ( x1)x2 x1
xr x1
f ( x2 ) f ( x1)

Selanjutnya tahapan-tahapan pengerjaan penentuan akar persamaan f(x) dengan


metode Regula Falsi sama dengan tahapan-tahapn sebagaimana metode Bisection.

Gambar 1.9 Proses update interval metode Regula Falsi

Oleh karena itu, algoritma program metode Regula Falsi dapat diberikan sebagai
berikut:
Berdasarkan teori di atas, maka algoritma program metode regula falsi dapat
dirumuskan sebagai berikut:

10
Algortima Program Metode Regula Falsi

Step 0. Mulai
Step 1. Tentukan interval [x1 x2]
Step 2. Hitung nilai f(x1) dan f(x2)
Step 3. Jika f(x1)f(x2) < 0, maka kerjakan step 4 sampai 11
Step 4. Masukan toleransi error (E)
Step 5. Ulangi terus step 6 sampai 11 jika |f(xr)| > e
x 2 f ( x1 ) x1 f ( x1 )
Step 6. Hitung nilai x r x1
f ( x 2 ) f ( x1 )

Step 7. Hitung nilai f(xr)


Step 8. Jika |f(xr)| > e, maka kerjakan step 9 sampai 11
Step 9. Hitung nilai f(x1)
Step 10. Jika f(x1)f(xr) < 0, maka x2 = xr
Step 11. Jika f(x1)f(xr) > 0, maka x1 = xr
Step .12 Jika f(x1)f(x2) > 0, maka tidak ada kar pada [x1 x2]
Step 13. Selesai

Contoh soal
Tentukan nilai x dengan menggunakan metode Regula Falsi sehingga xe-x + 1 = 0
dengan toleransi kesalahan E=0.001.
Solusi:
Penyelesaian dengan program computer setelah mengkonversi algoritma program di
atas menjadi algoritma komputasi, maka diperoleh output sebagai berikut:
f(x) = x*exp(-x)+1
[x1 x2] = [-1 0]
f(-1) = -1.7183
f(0) = 1
Karena f(x1)f(x2)<0, maka x shg f(x)= 0 pada interval [-1 0]
Toleransi Kesalahan = 0.001

11
Iterasi ke-1
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(0 - -1)f(-1)/(f(0)-f(-1))
= -1-(1)(-1.7183)/(1 - -1.7183)
= -1-(-1.7183)/(2.7183)
= -1-(-0.63212)
= -0.36788
f(xr)= 0.46854
Karena |f(xr)| = 0.46854>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.36788]

Iterasi ke-2
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.36788 - -1)f(-1)/(f(-0.36788)-f(-1))
= -1-(0.63212)(-1.7183)/(0.46854 - -1.7183)
= -1-(-1.0862)/(2.1868)
= -1-(-0.49669)
= -0.50331
f(xr)= 0.16742
Karena |f(xr)| = 0.16742>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.50331]

Iterasi ke-3
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.50331 - -1)f(-1)/(f(-0.50331)-f(-1))
= -1-(0.49669)(-1.7183)/(0.16742 - -1.7183)
= -1-(-0.85345)/(1.8857)
= -1-(-0.45259)
= -0.54741
f(xr)= 0.053649
Karena |f(xr)| = 0.053649>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr

12
Jadi interval baru adalah [-1 -0.54741]

Iterasi ke-4
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.54741 - -1)f(-1)/(f(-0.54741)-f(-1))
= -1-(0.45259)(-1.7183)/(0.053649 - -1.7183)
= -1-(-0.77767)/(1.7719)
= -1-(-0.43888)
= -0.56112
f(xr)= 0.016575
Karena |f(xr)| = 0.016575>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.56112]

Iterasi ke-5
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.56112 - -1)f(-1)/(f(-0.56112)-f(-1))
= -1-(0.43888)(-1.7183)/(0.016575 - -1.7183)
= -1-(-0.75413)/(1.7349)
= -1-(-0.43469)
= -0.56531
f(xr)= 0.0050629
Karena |f(xr)| = 0.0050629>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.56531]

Iterasi ke-6
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.56531 - -1)f(-1)/(f(-0.56531)-f(-1))
= -1-(0.43469)(-1.7183)/(0.0050629 - -1.7183)
= -1-(-0.74692)/(1.7233)
= -1-(-0.43341)
= -0.56659
f(xr)= 0.001541

13
Karena |f(xr)| = 0.001541>0.001=e maka update [x1 x2]
Karena f(x1) = -1.7183 maka f(x1)f(xr)<0, shg x2=xr
Jadi interval baru adalah [-1 -0.56659]

Iterasi ke-7
xr = x1 - (x2-x1)f(x1)/(fx(2)-f(x1))
= -1-(-0.56659 - -1)f(-1)/(f(-0.56659)-f(-1))
= -1-(0.43341)(-1.7183)/(0.001541 - -1.7183)
= -1-(-0.74473)/(1.7198)
= -1-(-0.43303)
= -0.56697
f(xr)= 0.00046855
Karena |f(xr)| = 0.00046855<0.001=e maka proses berhenti

Jadi akar persamaan adalah x = -0.56697 dengan f(xr) = 0.00046855

Hasil komputasi di atas, menujukkan bahwa solusi pendekatan untuk x sehingga f(x) =
0 adalah x = -0.56697. Nilai tersebut diperoleh setelah melakukan perhitungan hingga
iterasi ke-7. Konvergensi iterasi ini lebih cepat jika dibandingkan dengan metode
Bisection. Grafik laju konvergensi dan akar persamaan fungsi diberikan sebagai
berikut:

Grafik konvergensi error


0.8
Jarak f(x) dengan 0

0.6

0.4

0.2

0
1 2 3 4 5 6 7
Iterasi
x/exp(x) + 1
0

-20

-40 x = -0.56697
f(xr)= 0.00046855
-60

-80

-3 -2 -1 0 1 2
x

Gambar 1.10. Grafik konvergensi dan akar persamaan dengan metode Regula Falsi

14

Anda mungkin juga menyukai