Bab V
Bab V
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Puskesmas Sosok Kabupaten Sanggau
Kota Kecamatan terletak di Jalan Raya Pontianak Sanggau dan
merupakan wilayah padat lalu lintas dengan luas wilayah 719,20 Km2
yang terdiri dari 11 Desa pengembangan dan 58 Dusun. Batas batas
wilayah kerja Puskesmas Sosok:
a. Timur : Kecamatan Parindu.
b. Barat : Kabupaten Landak.
c. Utara : Kecamatan Kembayan.
d. Selatan : Kecamatan Batang Tarang.
N Jumlah
o Jabatan
1 Kepala Puskesmas 1 orang
2 Ka Subbag Tata Usaha 1 orang
3 Dokter 1 orang
4 Bidan 22 orang
5 Perawat 17 orang
6 Perawat Gigi (PNS) 1 orang
7 Asisten Apoteker PNS 2 orang
8 Sanitarian (PNS) 2 orang
9 Nutrisionis (PNS) 1 orang
10 Analisis Kesehatan (PNS) 1 orang
11 Pekarya Kesehatan (PNS) 1 orang
12 Tenaga Kebersihan (Honda) 1 orang
13 Tenaga Kebersihan( Magang ) 1 orang
14 Sopir Ambulan( Magang) 1 orang
15 Tenaga Administrasi (Magang) 1 orang
2 Karakteristik Responden
35
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi
36
Tabel 5.4
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang TandaTanda
Bahaya Persalinan dengan Pemilihan Penolong Persalinan di
Wilayah Puskesmas Sosok Kabupaten Sanggau
Pengetahuan Pemilihan Penolong p-value
tentang tanda- Persalinan n %
tanda bahaya Nakes % Non %
persalinan Nakes
Baik 16 37,2 0 0 16 37,2 0.018
Kurang 19 44,2 8 18,6 27 62,8
Total 35 81,4 8 18,6 43 100
B. Pembahasan
Distribusi frekuensi pengetahuan responden menunjukkan bahwa
sebagian besar kurang yaitu sebanyak 63%, dengan demikian menunjukkan
hasil analisis bahwa pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya persalinan
lebih banyak pada kategori kurang. Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan
ibu tentang tanda-tanda bahaya persalinan sangat penting, karena dapat
membantu ibu dalam mengambil keputusan dalam pemilihan penolong
persalinan. Pengetahuan dapat diberikan pada ibu dalam bentuk penyuluhan,
leaflat atau jelaskan tanda-tanda bahaya yang ada dalam buku KIA, media
sosial maupun media masa. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia,
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya
(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera
penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2011).
Distribusi frekuensi pemilihan penolong persalinan pada Nakes
sebanyak 90%, dan pada Non Nakes sebanyak 10%, dengan demikian hasil
analisis menunjukkan bahwa ibu-ibu rencana akan melahirkan lebih memilih
penolong persalinan pada Nakes. Pemilihan penolong persalinan sangat
penting karena berkaitan dengan kompetensi seseorang pada saat pelaksanaan
pertolongan persalinan. Jika yang menolong persalinan kompeten maka pada
saat menghadapi komplikasi yang muncul akan segera ditangani (Kemenkes,
2013). Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya persalinan
dengan pemilihan penolong persalinan dengan nilai dan p-value =0,018< 0,05,
yang artinya uji hipotesis signifikan dengan demikian Ho ditolak.
Tidak jauh beda dengan penelitian Yeni, dkk (2008) Ada hubungan
antara fasilitas kesehatan dengan pelayanan poly obgyn dengan nilai Sig < a
(0.000 <0.05) and chi-square count 20,432 > chi-square tabel (df = 1 = 3.481).
38