Anda di halaman 1dari 4

Remodeling sclera (renovasi sklera)

Sklera berperan penting dalam menjaga panjang axial dan kedalaman ruang
vitreous.7 Perkembangan dari miopia adalah penyakit yang didampingi dengan
perubahan progresif pada struktur sklera, yang sebagai lapisan luar mata, adalah
faktor utama dalam inisiasi perubahan yang signifikan dalam ukuran bola mata.8
Struktur utama dalam perkembangan penyakit miopia adalah perpanjangan aksial
ruang vitreous. Hubungan antara miopia dan kedalaman ruang vitreous (VCD) telah
ditunjukkan dalam perkembangan onset miopia pada anak dan dewasa. Pada derajat
miopi yang tinggi, akan meningkatkan resiko terjadinya perubahan patologi pada
retina dan sklera, dengan prevalensi lesi pada retina pada miopi tinggi dari 30%
sampai 50%. Perubahan ini dapat menyebabkan penglihatan menurun.1
Sudah dilakukan penelitian pada mata manusia dengan miopi, memperlihatkan
sklera yang menipis, terutama bagian belakang sklera dengan adanya perubahan
extracellular matrix (ECM),1 dimana terjadi peningkatan degradasi dari fibril kolagen
dan ECM selama renovasi sklera.7 Perubahan serupa telah diamati dalam model
mamalia miopia aksial, ditandai dengan penipisan sklera di posterior. Reduksi dari
fibril kolagen juga sudah diobservasi, dan ditemukan adanya hipotesis dimana
penipisan sklera manusia maupun binatang pada miopi tinggi, diakibatkan karena
perubahan metabolism dari ECM.1
Sklera terdiri dari jaringan ikat dengan komposisi terbesar adalah kolagen tipe 1
dibandingkan dengan kolagen tipe 3 dan 5 yang sedikit,6 proteoglikan (PG), dan
sedikit glikoprotein.1 Proteoglikan terdapat pada permukaan sel dan dalam matriks
ekstraselular, dimana memainkan peran penting dalam pengembangan, homeostasis,
dan penyakit. PG terdiri dari protein inti kovalen yang terikat ke satu atau lebih rantai
glikosaminoglikan (GAG), PG dapat diklasifikasikan oleh rantai GAG yang terkait
dalam sulfat heparan (HS), chondroitin sulfat (CS), dermatan sulfat (DS), dan keratan
sulfat (KS).3
Proteoglikan berperan penting dalam interaksi antara sel dan matriks
ekstraselular, termasuk regulasi diferensiasi sel, proliferasi, adhesi dan migrasi.3
Selain itu, proteoglikan dikenal berfungsi untuk kontrol pemisahan fibril kolagen,
hidrasi matrix dan biomekanik, dikenal juga sebagai pembuat fibril kolagen.
Proteoglikan juga tempatnya menempel atau pengikatan antara molekul lain dalam
ECM.1 Baru-baru ini, distribusi PG pada retina, koroid, dan sklera telah diperiksa
secara tidak langsung melalui immunolocalization rantai GAG yang terkait.
Ditemukan bahwa HS, CS, dan DS terdapat di seluruh retina dan koroid, tetapi KS
hanya terdeteksi di sklera.3
Pengukuran dari sulfat dan GAG berguna untuk sintesis proteoglikan dan
sebagai marker untuk metabolism skleral dalam investigasi perkembangan miopi.
Perubahan pada masa jaringan terkait dengan elongasi bola mata dan ditemukan juga
adanya peningkatan level dari enzim degradatif, dimana ikut berperan dalam proses
renovasi ECM dan juga sebagai pertumbuhan dari renovasi sklera.1 Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara akumulasi kolagen anterior dengan posterior. Ada
juga penelitian lain yang menunjukkan bahwa kondrosit sklera yang dikultur,
mempertahankan tingginya sintesis dari proteoglikan sampai 24 jam.2

Gambar 1. Alur kondisi miopiagenik4

Jika lensa negatif diletakkan di depan salah satu mata dengan bingkai goggle,
akan menggeser bidang pada fokus jauh kornea, membuat mata hiperopik. Retina
mendeteksi hiperopia dan memulai kaskade sinyal yang melewati epitel pigmen retina
(RPE) dan koroid untuk menghasilkan perubahan biokimia dalam sklera. Hal ini
menyebabkan terjadinya viscoelasticity yang meningkat, memungkinkan tekanan
intraokular yang normal meluas ke bagian posterior. Mata miopia anak-anak dengan
koreksi lensa negatif akan elongasi setelah pemakaian kurang-lebih 11 hari, dan akan
terjadi fase kompensasi pada retina dan sklera, yang nantinya akan membaik atau
kembali seperti semula setelah lensa negatif tidak digunakan lagi.6 Dari gambar diatas
(Gambar 1) dijelaskan bahwa neuron retina mendeteksi rangsangan dari penglihatan
miopi, dan menghasilkan sinyal yang kaskadenya melalui RPE dan koroid untuk
memproduksi renovasi di sklera. Sklera yang direnovasi meningkatkan viscoelasticity
yang mengakibatkan perpanjangan aksial yang meningkat.4
Beberapa penelitian juga dilakukan pada tikus, karena jaringan ikat sklera pada
tikus serupa dengan manusia. Pada jaringan ikat sklera pada tikus yang diinduksi
miopia (menggunakan lensa kekuatan negatif atau diffuser) telah terbukti
mengakibatkan penipisan sklera, pengurangan berat kering (3% - 5%), rendahnya
kadar hyaluronan sulfat GAG, perubahan ekspresi gen, termasuk peningkatan regulasi
matrix metalloproteinase (MMP)-2 dan membran-type (MT) 1-MMP, dan
downregulation dari inhibitor metalloproteinase (TIMP)-3 dan aggrecan.5
MMP-2 paling terlibat dalam proses renovasi sklera, meskipun ada
kemungkinan bahwa MMP lainnya dan non-MMP-protease juga terlibat. Berbagai
MMP lainnya, yang dalam keadaan tidak aktif, atau laten, yang bentuk aktifnya akan
diaktifkan ekstraseluler melalui proses pada membran sel yang melibatkan
membrane-type (MT) MMPs dan TIMPs. MMPs yang sudah aktif, kemudian dapat
mengkatalisis matriks ekstraseluler, dengan MMP-2 itu sendiri mampu memecah baik
kolagen dan proteoglikan. Aktivitas degradatif pada sklera anak ayam dengan miopia
telah dikaitkan dengan peningkatan produksi MMP-2 dan penurunan produksi
regulator TIMP. Fenomena ini membuktikan hasil dari peningkatan ekspresi gen
MMP-2 dan penurunan ekspresi TIMP-2 hanya pada lapisan fibrosa dari sklera anak
ayam.8
Mekanisme molekuler dari renovasi sklera tetap harus dijelaskan. Beberapa
molekul sinyal telah diperiksa untuk mengetahui perannya dalam mempengaruhi
perubahan sklera. Transforming growth factors (TGFs) meregulasi proses selular
tersebut, termasuk struktur dari ECM. TGF- yang meningkat, menyebabkan ekspresi
gen kolagen dan sintesis protein di dalam fibroblas meningkat. Mengurangi ekspresi
TGF- telah diamati pada eksperimen sklera hewan miopi yang diinduksi,
menunjukkan peran penting dalam regulasi renovasi sklera selama perkembangan
miopia. Gen dan jalur lain, seperti paired box gene 6 (PAX6), jalur sinyal dari Notch,
molekul sinyal sonic hedgehog (shh), dan bone morphogenetic proteins (BMPs), juga
berperan penting dalam renovasi sklera.7

Anda mungkin juga menyukai