Anda di halaman 1dari 7

A.

Judul Jurnal
Dalam jurnal tersebut melakukan penelitian terhadap pengobatan yang
tepat untuk anak yang tekena penyakit otitis media akut.

B. Latar Belakang
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachi, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Telinga tengah
biasanya steril, meskipun terdapat mikroba nasofaring dan faring. Secara
fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam
telinga tengah oleh silia mukosa tuba eutachius, enzim dan antibodi.
Obstruksi tuba eustachi merupakan suatu faktor penyebab dasar pada otitis
media akut. Dengan demikian hilanglah sawar utama terhadap invasi
bakteri, dan spesies bakteri yang tidak biasanya patogenik, dapat
berkolonisasi dalam telinga tengah, menyerang jaringan dan menimbulkan
infeksi. Bakteri yang seringkali ditemukan antara lain Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan streptococcus beta-hemolitikus.
Sejauh ini Streptococcus pneumoniae merupakan organisme penyebab
tersering pada semua kelompok umur.
Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga tengah
dalam waktu yang singkat. OMSA terjadi karena faktor pertahanan tubuh
terganggu. Sumbatan tuba eustachi merupakan faktor penyebab utama dari
otitis media. Karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi
kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke
dalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Di Amerika Serikat 70% anak
anak mengalami 1 kali serangan OMSA sebelum usia 2 tahun. Di
Indonesia sendiri, belum ada data akurat yang menunjukkan angka
kejadian, insidensi, maupun prevalensi OMSA. OMSA merupakan penyakit
yang sering di jumpai dalam praktik sehari-hari yang umumnya diawali
dengan infeksi virus pada saluran pernapasan atas yang kemudian diikuti
oleh invasi bakteri piogenik di telinga tengah.

1
Tingginya kasus OMSA ini perlu menjadi perhatian khusus, sebab
OMSA yang tidak ditangani secara adekuat dan tetap bertahan dapat
berkembang menjadi bentuk yang lebih serius, yaitu Otitis Media Supuratif
Kronik (OMSK), yang merupakan salah satu gangguan pendengaran. Usia
merupakan salah satu faktor risiko yang cukup berkaitan dengan OMSA.
Pada anak-anak berusia 6 tahun ditemukan prevalensi OMSA sebesar 4%.
Kasus OMSA sangat banyak terjadi pada anak anak dibandingkan dengan
kalangan usia lainnya. Kondisi ini disebabkan oleh posisi tuba Eustachius
anak pada fase perkembangan telinga tengah cenderung lebih pendek, lebar,
dan terletak horizontal. Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko OMSA
yaitu infeksi saluran napas atas, pajanan pada asap lingkungan, polusi iritan
dan bahan -bahan alergen, kurangnya waktu pemberian ASI esklusif dan
pemberian makan dalam posisi terlentang pada anak, riwayat OMSA pada
keluarga, kelainan kepala dan wajah, penurunan sistem imun, dan aliran
balik dari lambung dan esophagus. Berdasarkan angka kejadian yang cukup
tinggi dan bervariasinya pola kuman pada penyakit otitis media supuratif
akut sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pola
bekteri pada penderita otitis media supuratif akut.

C. Tujuan
Tujuan dari penelitian tersebut dapat kita ketahui untuk membantu kita
dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang penanganan pada
anak-anak yang menderita otitis media akut

D. Manfaat
Manfaat dari hasil penelitian diatas dapat kita simpulkan bahwa dengan
adanya penelitaian tersebut kita mendapatkan manfaat :
1. Dapat mengetahui jenis-jenis obat yang tepat untuk penanganan
penyakit otitis media akut pada anak-anak.

2
2. Dapat mengetahui takaran dosis yang tepat untuk penanganan otitis
media akut pada anak-anak.
3. Dapat mengetahui implikasi keperawatan yang tepat untuk otitis
media akut pada anak-anak.

E. Hasil Penelitian
Pengobatan: Terapi antimikroba adalah salah satu pilar dalam
pengelolaan AOM namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan rutin tidak diindikasikan (17-19). Sebagai sebagian besar kasus
AOM sembuh secara spontan (20), terapi antimikroba tidak selalu
diperlukan. Meskipun demikian, komplikasi seperti mastoiditis dapat
dikembangkan, sehingga (16); penggunaan rutin antibiotik yang
direkomendasikan. Hal ini mungkin tidak mungkin untuk menentukan
apriori yang kasus AOM akan mengakibatkan komplikasi supuratif, itu juga
tidak mungkin untuk menentukan kasus membutuhkan terapi antimikroba
dan yang akan menyelesaikan secara spontan. Oleh karena itu, tampaknya
bijaksana untuk mempertimbangkan semua kasus calon AOM untuk terapi
antimikroba untuk meminimalkan kemungkinan komplikasi. Beberapa
penulis merekomendasikan menunggu waspada selama 48 sampai 72 jam
sebelum memulai terapi antibiotik (16). Pendekatan ini mungkin layak pada
anak di atas dua tahun jika baik tindak lanjut dapat yakin; Oleh karena itu,
keputusan tentang apakah akan menahan terapi antibiotik awalnya harus
dibuat secara pasien-by-pasien.
Para agen bakteri etiologi yang paling sering adalah S. pneumoniae , H.
influenzae , M.catarrhalis , kelompok streptokokus dan S. aureus . Virus
terus menyebabkan minoritas besar kasus ( 1 , 3-5 ) , dan terapi antibiotik
tidak akan diharapkan untuk mempengaruhi hasilnya . Dengan
meningkatnya prevalensi beta - laktamase memproduksi ( penisilin resisten
) strain H influenzae dan M catarrhalis , alarm telah terdengar tentang
kebijaksanaan secara rutin menggunakan aminopenicillins ( seperti

3
amoksisilin ) sebagai standar antimikroba lini pertama untuk tidak rumit
AOM . Meskipun kekhawatiran teoritis tentang kegunaan berkurang
amoksisilin , terus menjadi seefektif agen antimikroba oral untuk AOM
kecil . Kebanyakan uji perbandingan terapi antimikroba di AOM telah gagal
untuk menunjukkan perbedaan dalam efektivitas antara amoksisilin dan
agen lainnya . penggunaannya dapat dikaitkan dengan tingkat yang relatif
tinggi efek samping dan dapat meningkatkan tekanan untuk pemilihan
beberapa strain resisten antibiotik bakteri ( Tabel 2 ) . Oleh karena itu ,
karena yang sangat baik track record ' ( untuk infeksi karena bakteri resisten
dan- penisilin - rentan ) , biaya rendah , keamanan dan penerimaan pasien ,
amoksisilin tetap merupakan obat pilihan untuk tidak rumit AOM .

Table 2: Antibiotics for therapy of child with acute otitis media (3)

Antibiotic Dose (mg/kg/24hr.) Frequency Treatment period (day)

Amoxicillin 80-90 tid 10

Amoxicillin-clavulanate 80-90 mg of amoxicillin tid 10

Trimethoprim/sulfamethoxazole 8/40 bid 10

Erythromycin-sulfisoxazole 40 qid 10

Cefaclor 40 tid 10

Cefixime 8 od 10

Cefuroxime axetil 30 bid 10

Cefprozil 30 bid 10

Clarithromycin 15 bid 10

Azithromycin Day 1: 10 mg,, 2-5 days: 5 mg od 5

Ceftriaxone 50 mg/kg od 1

4
F. Implikasi Keperawatan
Dari penelitian jurnal di atas maka dapat disimpulkan terapi OMA
tergantung pada stadiumnya. Pada stadium oklusi, tujuan terapi
dikhususkan untuk membuka kenltali tuba eustachius. Diberikan obat tetes
hidung HCI efedrin 0,5 dalam larutan fisiologik untuk anak <I2 thn dan
HCl efedrin l dalam larutan fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn
atau dewasa.. selain itu, sumber infeksi juga hams diobati dengan
memberikan antibiotik.
Pada stadium presupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan
analgesik. Bila membran timpani sudah hiperemi difusi sebaiknya
dilakukan miringotomi. Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau
eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam
klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awai diberikan penisilin IM agar
konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal
selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB,
amoksisilin 4x40 rng/KgBB/hari' atau eritromisin 4x40 mglkgBB/hari.
Pengobatan stadium supurasi selain antibiotik. Pasien harus dirujuk
untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Selain itu,
analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.
Pada stadium perforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-
5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu 3-5 hari serta
antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.
Stadium resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir keluar. Pada
keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila
masih keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis. Pada stadium resolusi
harus di follow up selama 1 sampai 3 bulan untuk memastikan tidak terjadi
otitis media serosa.
Penatalaksanaan kornplikasi intrakranial yaitu menggunakan antibiotik
broad spektrum (ampisilin, metonidazol dengan sefalosporin generasi
ketiga) dan pembedahan, seperti mastoidektumi.

5
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah :
1. Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak.
2. Pemberian ASI minimal selama 6 bulan.
3. Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring.
4. Penghindaran pajanan terhadap asap rokok.
Beberapa penelitian menerangkan bahwa menggunakan vaksin PCV7
(7-valent pneumococcal polysaccharide-protein conjugate vaccine) dapat
mengurangi teriadinya otitis media akut sebesar 6%-7%. Anak-anak dengan
otitis media akut yang berulang dipertimbangkan untuk rnendapatkan
vaksinasi ini.
Vaksin yang digunakan untuk bakteri (H.influenza, M. catarrhalis) dan
virus yang dapat menyebabkan OMA masih dalam penelitian sehingga
tidak dianjurkan untuk pemakaian rutin.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Kenna M. Otitis media and its complications.In: Behrman RE,


Kliegman RM and Jenson HB, eds. Nelson Textbook of Pediatris.
16th ed. Philadelphia, W.B. Saunders, 2000: 1950-9.
2. FadenH. The microbiologic and immunologic basis for recurrent
otitis media in children. Eur J Pediatr 2001; 160(7): 407-13
3. Klein JO. Otitis media. In: Katz SL, Gershon AA and Hotez PJ. eds.
Krugmans Infectiious Diseases of Chikdren. 10th ed. Missouri,
Mosby
1997: 302-10
4. Djaafar zA, trelmi. Kelainan telinga tengah. Buku ajar Ilmu kesehatan
telinga hidung tenigorok kepala dan leher.6il' ed. Jakaft a,2007:p 64-g)
5. Casselbrant N4L, Mandel EM, Rockett HE, et al. Incidence of otitis
media and bacteriology of acute otitis media during the first two years
of life. in :Lim DJ, Bluestone cD, Klein Jo, et al, (eds). Recent
advances id otitis-*- media with effusion. Proceeding of
the Fifth International symposium,Philadelphia: BC Decker, 1 993: 1 -
3)

Anda mungkin juga menyukai