OLEH KELOMPOK 1:
ARWINI HARUN
AWALUDDIN KARTINA
HATIJA NIMMAWATI
1
KONSEP KEPERAWATAN TRANSKULTURAL MENURUT PURNELL
Keperawatan di pandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang di berikan kepada
klien dengan berfokus pada perilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.
Model Purnell menjelaskan bahwa budaya adalah cara tak sadar yang
dipelajari di dalam keluarga kita, di mana kita mengembangkan perilaku, nilai,
kebiasaan, dan karakteristik pemikiran kita yang memandu pengambilan keputusan
dan cara kita memandang dunia di sekitar kita.
Manusia sebagai makhluk biopsikososial dan salah satu kesatuan yang utuh
antara aspek fisik, intelektual, emosional, sosial kultural, spiritual, dan lingkungan.
Pandangan tentang manusia sangat di pengaruhi oleh falsafah dan kebudayaan
bangsa. Pada masyarakat tertentu mempunyai kecenderungan penyakit spesifik.
Selain genetik atau ras faktor instrinsik seperti keperibadian juga sangat berpengaruh
terhadap kondisi sehat sakit.
Kepercayaan kadang berbeda meskipun berasal dari suku yang sama, misalnya
masyarakat Irish di Amerika sebagian dari kelompok tersebut ada yang menolak
transfusi dan transplatasi Organ, sebab pada kelompok yang menolak mempunyai
keyakinan bahwa kedua hal tersebut tidak di anjurkan dalam kepercayaannya.
(Purnell,2003).
2
aman. Untuk mengatasi masalah ini manusia menghadirkan tuhan dalam dirinya
sebagai pelindung mereka tatkala mereka merasa terancam dan memerlukan
perlindungan terhadap segala macam bentuk ancaman terhadap dirinya.
a. Fisiologis
b. Rasa aman dan nyaman
c. Cinta dan kasih sayang
d. Harga diri
e. Aktulitas diri
3
2. Kasus
Tn. A berusia 21 tahun tinggal di Barito Raya Kalimantan keturunan suku
Bakumpai yang merupakan sub suku Dayak. Saat ini berada di ruang perawatan
interna dengan diagnosa medis Ulkus Peptikum. Klien masuk ke rumah sakit
dengan keluhan nyeri di ulu hati, demam, hematemesis melena, mual dan kurang
nafsu makan. Saat ini Tn. A dijaga oleh ibunya. Keluarga Tn. A menggunakan
daun sawang untuk di usapkan dan diurutkan ke sekujur tubuh Tn. A. Mereka
percaya daun sawang dapat mengeluarkan benda-benda dan roh-roh jahat yang
bersemayam dalam tubuh Tn. A.
Klien dan keluarga percaya bahwa sakit yang di dapat dan tidak bisa sembuh
merupakan hukuman para dewa. Keluarga Tn. A juga membaca mantra tiap pagi
kepada Tn. A dan meletakkan beberapa sesajen di dekat tempat tidur Tn. A
seperti kemenyan, minyak ikan, mayang pinang, beras kuning, kelapa tua, gula
serta piduduk (beras, gula merah, telur ayam dan kelapa). Mereka percaya sesajen
ini disukai oleh dewa kemdian mempercepat penyembuhan penyakit.
3. Hasil Diskusi Kasus
a. Pandangan klien terhadap kondisi sakit
Klien merupakan suku Bakumpai terhadap tindakan keperawatan kurang
meyakini tindakan kesehatan yang diberikan kepada klien yang tidak sesuai
dengan keyakinannya.
b. Tindakan klien dalam menangani sakitnya
Klien dalam menangani sakitnya dengan menggunakan daun sawang yang
diusapkan keseluruh tubuhnya untuk mengusir roh-roh jahat dalam tubuhnya.
c. Peran agama
Peran agama yang dianutnya terhadap kondisi sakitnya yaitu klien meyakini
bahwa adanya Tuhan yang Maha Kuasa yang dianggap sebagai para dewa.
Dan sakit yang dideritanya merupakan hukuman dari para dewa tersebut.
d. Peran kepercayaan
Peran kepercayaan dalam penyembuhan sakitnya yaitu dengan melakukan
pemujaan paradewa dengan membacakan mantra dan menyajikan sesajen
untuk dipersembahkan kepada para dewa agar dapat mempercepat
kesembuhannya.
4
4. Penyelesaian Berdasarkan Ketentuan RS
a. Mencegah praktik ritual keagamaan atau budaya RS
b. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga klien tentang dampak dari
sesajen
c. Menyarankan keluarga klien untuk menjalankan ritual dan sesaji di rumah dan
mrndoakan dari rumah
d. Pastikan hak-hak klien untuk menolak semua atau sebagian dari aturan
pengobatan atau tindakan yang dianjurkan.