Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

MODEL KEPERAWATAN TRANSKULTURAL MENURUT PURNELL

DOSEN : Ns. ROSANI NAIM, S.Kep, M.Kep

OLEH KELOMPOK 1:

ARWINI HARUN

ASRIANI IIN LESTARI

ASRIATIN JEFRI SURYADI

AWALUDDIN KARTINA

CHICHY MULYANA SARI MUH. SAPRIL

ERNILAWATI MUH. ASRIADI

HATIJA NIMMAWATI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB KOLAKA

TAHUN AKADEMIK 2017

1
KONSEP KEPERAWATAN TRANSKULTURAL MENURUT PURNELL

Keperawatan di pandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang di berikan kepada
klien dengan berfokus pada perilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.

Model Purnell menjelaskan bahwa budaya adalah cara tak sadar yang
dipelajari di dalam keluarga kita, di mana kita mengembangkan perilaku, nilai,
kebiasaan, dan karakteristik pemikiran kita yang memandu pengambilan keputusan
dan cara kita memandang dunia di sekitar kita.

Manusia sebagai makhluk biopsikososial dan salah satu kesatuan yang utuh
antara aspek fisik, intelektual, emosional, sosial kultural, spiritual, dan lingkungan.
Pandangan tentang manusia sangat di pengaruhi oleh falsafah dan kebudayaan
bangsa. Pada masyarakat tertentu mempunyai kecenderungan penyakit spesifik.
Selain genetik atau ras faktor instrinsik seperti keperibadian juga sangat berpengaruh
terhadap kondisi sehat sakit.

Tradisi keagamaan dan kepercayaan yang berhubungan dengan peningkatan


kesehatan mengeplorasi pengaruh gaya hidup, sosial, budaya, dan spiritual terhadap
status kesehatan dan memberikan suatu dasar pengetahuan untuk suatu asuhan
keperawatan.

Kepercayaan kadang berbeda meskipun berasal dari suku yang sama, misalnya
masyarakat Irish di Amerika sebagian dari kelompok tersebut ada yang menolak
transfusi dan transplatasi Organ, sebab pada kelompok yang menolak mempunyai
keyakinan bahwa kedua hal tersebut tidak di anjurkan dalam kepercayaannya.
(Purnell,2003).

Hubungan antara Manusia, Agama, Kepercayaan dan Transkultural


Keperawatan. Psikologi Agama merupakan salah satu bukti adanya perhatian khusus
para ahli psikologi terhadap peran agama dalam kehidupan kejiwaan manusia.
Manusia lari kepada agama karena rasa ketidak berdayaannya menghadapi bencana.
Dengan demikian segala bentuk prilaku keagamaan merupakan ciptaan manusia yang
timbul dari dorongan agar dirinya terhindar dari bahaya dan dapat memberikan rasa

2
aman. Untuk mengatasi masalah ini manusia menghadirkan tuhan dalam dirinya
sebagai pelindung mereka tatkala mereka merasa terancam dan memerlukan
perlindungan terhadap segala macam bentuk ancaman terhadap dirinya.

Manusia membutuhkan kebutuhan yang paling dasar hingga yang paling


puncak, yaitu :

a. Fisiologis
b. Rasa aman dan nyaman
c. Cinta dan kasih sayang
d. Harga diri
e. Aktulitas diri

Peran agama dan kepercayaan sangat mempengaruhi pandangan klien tentang


kesehatan dan kondisi sakitnya. Rasa nyeri dan penderitaan serta kehidupan dan
kematian. Perawat harus memahami prespektif kliennya. Sehat dan sakit atau
kesehatan dalam perspektif transkultural nursing di artikan dalam konteks budaya
masing-masing pandangan masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada
kelompok kebudayaan.

1. Peran Agama Dalam Transkultural Nursing


Peran agama dalam keperawatan adalah topik yang jarang untuk dibahas, padahal
kita tahu hal ini sangat berpengaruh didalam pelayanan, hal ini terbukti dengan
didalam keperawatan kita juga mengenal tentang kebutuhan spiritual (walaupun
tidak benar-benar dapat disamakan dengan agama). Tapi kali ini saya hanya ingin
membagi ide atau pemikiran saya, bukan tentang pemenuhan kebutuhan spiritual,
tetapi yang berhubungan dengan pendidikan agama bagi keperawatan.
Adapun peran agama dalam transkultural nursing adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pandangan dari penanganan kesehatan.
b. Budaya akan memengaruhi bagaimana orang menyebutkan
danmengkomunikasikan masalahnya.
c. Mempersepsikan pelayanan kesehatan jiwa.
d. Menggunakan atau merespon penanganan kesehatan jiwa.
e. Mengatasi masalah bahasa dan menciptakan dialog yangsensitive budaya.

3
2. Kasus
Tn. A berusia 21 tahun tinggal di Barito Raya Kalimantan keturunan suku
Bakumpai yang merupakan sub suku Dayak. Saat ini berada di ruang perawatan
interna dengan diagnosa medis Ulkus Peptikum. Klien masuk ke rumah sakit
dengan keluhan nyeri di ulu hati, demam, hematemesis melena, mual dan kurang
nafsu makan. Saat ini Tn. A dijaga oleh ibunya. Keluarga Tn. A menggunakan
daun sawang untuk di usapkan dan diurutkan ke sekujur tubuh Tn. A. Mereka
percaya daun sawang dapat mengeluarkan benda-benda dan roh-roh jahat yang
bersemayam dalam tubuh Tn. A.
Klien dan keluarga percaya bahwa sakit yang di dapat dan tidak bisa sembuh
merupakan hukuman para dewa. Keluarga Tn. A juga membaca mantra tiap pagi
kepada Tn. A dan meletakkan beberapa sesajen di dekat tempat tidur Tn. A
seperti kemenyan, minyak ikan, mayang pinang, beras kuning, kelapa tua, gula
serta piduduk (beras, gula merah, telur ayam dan kelapa). Mereka percaya sesajen
ini disukai oleh dewa kemdian mempercepat penyembuhan penyakit.
3. Hasil Diskusi Kasus
a. Pandangan klien terhadap kondisi sakit
Klien merupakan suku Bakumpai terhadap tindakan keperawatan kurang
meyakini tindakan kesehatan yang diberikan kepada klien yang tidak sesuai
dengan keyakinannya.
b. Tindakan klien dalam menangani sakitnya
Klien dalam menangani sakitnya dengan menggunakan daun sawang yang
diusapkan keseluruh tubuhnya untuk mengusir roh-roh jahat dalam tubuhnya.
c. Peran agama
Peran agama yang dianutnya terhadap kondisi sakitnya yaitu klien meyakini
bahwa adanya Tuhan yang Maha Kuasa yang dianggap sebagai para dewa.
Dan sakit yang dideritanya merupakan hukuman dari para dewa tersebut.
d. Peran kepercayaan
Peran kepercayaan dalam penyembuhan sakitnya yaitu dengan melakukan
pemujaan paradewa dengan membacakan mantra dan menyajikan sesajen
untuk dipersembahkan kepada para dewa agar dapat mempercepat
kesembuhannya.

4
4. Penyelesaian Berdasarkan Ketentuan RS
a. Mencegah praktik ritual keagamaan atau budaya RS
b. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga klien tentang dampak dari
sesajen
c. Menyarankan keluarga klien untuk menjalankan ritual dan sesaji di rumah dan
mrndoakan dari rumah
d. Pastikan hak-hak klien untuk menolak semua atau sebagian dari aturan
pengobatan atau tindakan yang dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai