Anda di halaman 1dari 6

FEBRUARI 2012, VOLUME 4 NOMOR 1

KONFIGURASI POLITIK DEMOKRATIS DALAM KARAKTER PRODUK HUKUM


YANG RESPONSIF DI ERA REFORMASI

Isnawati

Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda


Jalan Ir. H. Juanda No. 8 Samarinda

Abstract: In the current era, legal is seen as a political product so that the character
of the law will be determined or characterized by a balance of power or political
configuration. It is a fact that every legal product is a product of political decisions
that the law can be seen as a crystallization of the political thought of interacting
among the politicians. The birth of the election law is a configuration of democratic
politics that brings into a responsive legal character. So, it is true that the political
configuration changes will affect the change of laws. Even nearly becomes axiom
for public law products associated with the distribution of power.

Kata kunci: politik, konfigurasi, produk hukum

PENDAHULUAN hal ini dapat kita lihat pada Undang-Undang


Pemilu.
Pembentukan hukum dalam suatu sis- Konsep demokratis dan otoriter (non-
tem hukum sangat ditentukan oleh konsep demokratis) diidentifikasikan berdasarkan ti-
hukum yang dianut oleh suatu masyarakat ga indikator yaitu: sistem kepartaian dan pe-
hukum, juga oleh kualitas pembentuknya, ran badan perwalian, peran eksekutif dan ke-
proses ini berbeda pada setiap kelas masyara- bebasan pers, sedangkan konsep hukum res-
kat. Dalam masyarakat sederhana, pemben- ponsif/otonom diidentifikasikan berdasarkan
tukannya dapat berlangsung sebagai proses proses pembuatan hukum, pemberian fungsi
penerimaan terhadap kebiasaan-kebiasaan hu- hukum dan kewenangan menafsirkan hukum.
kum atau sebagai proses pembentukan atau Produk hukum masih banyak yang orto-
pengukuhan kebiasaan yang secara langsung doks, karakter produk dan penegakan hukum
melibatkan kesatuan-kesatuan hukum dalam selalu berubah sesuai dengan perubahan-pe-
masyarakat itu. rubahan politik. Kalau konfigurasi politik
Di era reformasi saat ini hukum sebagai tampil demokratis, hukum jadi responsif. Na-
produk politik, sehingga karakter setiap pro- mun, ketika konfigurasi politik berubah jadi
duk hukum akan sangat ditentukan atau di- otoriter, hukum pun menjadi berwatak kon-
warnai oleh imbangan kekuatan atau konfi- servatif atau ortodoks. Hal ini dapat kita lihat
gurasi politik yang melahirkannya. Hal ter- dimana hukum tetap berwatak ortodoks de-
sebut merupakan sebuah fakta dimana setiap ngan penegakan yang lemah justru ketika
produk hukum merupakan produk keputusan reformasi berhasil membongkar konfigurasi
politik sehingga hukum dapat dilihat sebagai politik Orde Baru yang otoriter. Sehingga re-
kristalisasi dari pemikiran politik yang saling formasi yang berintikan demokratisasi dalam
berinteraksi dari kalangan para politisi dan kehidupan politik ternyata tak berhasil mem-
buat hukum jadi responsif.

85
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI KALIMANTAN

Begitu mendasarnya pemilu sebagai sa- tik peserta Pemilu sebelum pelaksanaan pe-
rana pelaksanaan kedaulatan rakyat dapat kita milihan umum.
telusuri sejak awal berdirinya republik ini da- Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
ri kurun waktu orde baru sampai dengan orde merupakan proses politik bagi bangsa Indo-
reformasi sekarang. Oleh karena itu dapat di- nesia menuju kehidupan politik yang lebih
pahami bahwa pemilu merupakan kegiatan demokratis dan bertanggung jawab, dan hal
ketatanegaraan yang sangat penting dalam tersebut untuk menjamin pelaksanaan Pemilu
proses penyelenggaraan kekuasaan negara In- Presiden dan Wakil Presiden yang berkuali-
donesia yang menganut prinsip-prinsip ke- tas, memenuhi derajat kompetisi yang sehat,
daulatan rakyat sebagaimana ditegaskan da- partisipatif dan dapat dipertanggungjawab-
lam Pembukaan UUD 1945. Sehingga dalam kan.
konfigurasi politik dalam produk hukum pe- Meskipun dalam praktek proses pem-
milu masih menjadi sorotan masyarakat Indo- buatan dan pelaksanaannya masih dijumpai
nesia dewasa ini. penyimpangan-penyimpangan yang mengu-
Adanya perubahan Undang-undang Da- rangi nilai-nilai keadilan dan demokratisasi
sar Republik Indonesia tahun 1945, kedaulat- di era reformasi yang menjunjung tinggi se-
an rakyat tidak lagi dilaksanakan oleh MPR, mangat kebebasan dan keterbukaan serta de-
akan tetapi menurut ketentuan Undang-Un- mokratisasi baik pada tataran eksekutif, le-
dang Dasar sesuai Pasal 1 ayat (2) yang me- gislatif serta masyarakat Indonesia pada
nyatakan bahwa: kedaulatan berada di ta- umumnya. Atas dasar tersebut dapat ditafsir-
ngan rakyat dan dilaksanakan menurut Un- kan bahwa dengan lahirnya UU No.15 tahun
dang-Undang Dasar. 2011 (UU Pemilu) termasuk berciri konfigu-
Salah satu wujud dari kedaulatan rakyat rasi politik demokratis yang melahirkan ka-
adalah pemilihan umum baik untuk anggota rakter hukum yang responsif. Sehingga peru-
DPR, DPD dan DPRD maupun untuk memi- bahan konfigurasi politik akan mempenga-
lih Presiden dan Wakil Presiden atas dasar itu ruhi perubahan produk hukum tetaplah benar.
rakyat dapat memilih langsung wakil-wakil- Bahkan hampir jadi aksioma untuk produk-
nya di DPR sesuai Pasal 19 ayat (1) UUD produk hukum publik yang terkait dengan
1945 sebagai berikut: anggota Dewan Per- distribusi kekuasaan.(Komentar Mahfud MD)
wakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan Indonesia menganut gagasan supremasi
umum, dengan ketentuan ini semua anggota konstitusi (supremacy of constitution) dan bu-
DPR, DPD dan DPRD harus dipilih oleh rak- kan supremasi parlemen (supremacy of par-
yat tidak ada lagi yang diangkat seperti sebe- liament). Konsekuensi dianutnya supremacy
lumnya. of constitution, semua peraturan perundang-
Begitupun Presiden dan Wakil Presiden undangan tidak boleh bertentangan dengan
dipilih secara langsung oleh rakyat. Pasangan konstitusi UUD 1945. Dalam pendekatan
calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan Kelsen stufenbau theory, hukum positif
oleh partai politik atau gabungan partai po- dikonstruksi berjenjang dan berlapis-lapis,
litik peserta pemilu seperti dinyatakan dalam peraturan yang rendah bersumber dari dan
Pasal 6 A Undang-Undang Dasar Negara Re- tidak boleh bertentangan dengan peraturan
publik Indonesia sebagai berikut: Presiden yang lebih tinggi.
dan wakil Presiden dipilih dalam satu pasang- Persoalannya adalah mengapa setelah
an secara langsung oleh rakyat dan pasangan ada perubahan politik melalui reformasi itu
calon presiden dan wakil presiden diusulkan hukum-hukum kita, tetapi mengapa masih
oleh partai politik atau gabungan partai poli- ortodoks. Disinilah masalahnya, banyak yang
KONFIGURASI POLITIK DEMOKRATIS DALAM KARAKTER PRODUK HUKUM YANG RESPONSIF DI
ERA REFORMASI
86
Isnawati
FEBRUARI 2012, VOLUME 4 NOMOR 1

mengira bahwa dengan reformasi itu konfi- baik, akan tetapi ketentuan-ketentuan dalam
gurasi politik kita kini telah berubah menjadi berbagai peraturan perundang-undangan ter-
demokratis. Padahal kenyataannya tidak. nyata mengandung pula kekacauan teoritis
Konfigurasi politik kita sekarang ini adalah sehingga tidak dapat dioperasionalkan. Hal
konfigurasi politik oligarkis, yakni suatu ini dikarenakan fungsi dan peranan hukum
konfigurasi politik yang didominasi kelom- sangat dipengaruhi dan kerapkali diintervensi
pok elite yang mengerjakan politik melalui oleh kekuatan politik.
transaksi-transaksi yang saling memberi ke- Harus dipahami bahwa upaya mengu-
untungan politik diantara para elite sendiri. bah hukum menjadi responsif harus didahului
Terutama terhadap produk-produk hukum po- dengan perubahan konfigurasi politik agar
litik yang berkaitan dengan pemilu. menjadi demokratis sebab tak mungkin hu-
kum responsif lahir dari politik yang tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN demokratis. Konfigurasi politik yang demo-
kratis tersebut antara lain:
Tata pemerintahan yang baik (Good 1. Demokrasi liberal ditandai oleh adanya
Governance) merupakan suatu konsep yang pembatasan-pembatasan tindakan peme-
akhir-akhir ini dipergunakan secara reguler rintah untuk memberikan perlindungan
dalam ilmu politik terutama dimana hukum bagi individu dan kelompok-kelompok,
sebagai produk politik sehingga karakter dengan menyusun pergantian pemimpin
setiap produk hukum akan sangat ditentukan secara berkala, tertib dan damai, melalui
atau diwarnai oleh imbangan kekuatan atau alat-alat perwakilan rakyat yang bekerja
konfigurasi politik yang melahirkanya. Hal efektif.
tersebut merupakan sebuah fakta dimana 2. Memberikan toleransi terhadap sikap ber-
setiap produk hukum merupakan produk ke- lawanan, menuntut keluwesan dan kese-
putusan politik sehingga hukum dapat dilihat diaan untuk bereksperimen.
sebagai kristalisasi dari pemikiran politik 3. Pencalonan dan pemilihan anggota lem-
yang saling berinteraksi dari kalangan para baga-lembaga perwakilan politik berlang-
politisi. sung fair.
Konsep demokratis dan otoriter (non- 4. Lembaga-lembaga itu mendapat kesem-
demokratis) diidentifikasikan berdasarkan patan yang luas untuk membahas persoal-
tiga indikator yaitu sistem kepartaian dan pe- an-persoalan, mengkritik dan mengkris-
ran badan perwalian, peran eksekutif dan ke- talisasikan pendapat umum.
bebasan pers, sedangkan konsep hukum res- 5. Adanya sikap menghargai hak-hak mino-
ponsif/otonom diidentifikasikan berdasarkan ritas dan perorangan, lebih mengutama-
proses pembuatan hukum, pemberian fungsi kan diskusi dibanding paksaan dalam me-
hukum dan kewenangan menafsirkan hukum. nyelesaikan perselisihan, sikap menerima
Menurut Arif Rahman di Indonesia legitimasi sistem pemerintahan yang
konfigurasi politik berkembang melalui to- berlaku dan penggunaan metode eksperi-
lak-tarik antara yang demokratis dan oto- men.
ritarian, sedangkan karakter produk hukum Jika konfigurasi politik demokratis ma-
mengikutinya dalam tolak-tarik antara yang ka akan melahirkan karakter hukum yang res-
responsif dan yang konservatif. Sementara itu ponsif. Konfigurasi partisipasi rakyat secara
untuk membangun tata tertib hukum dan me- penuh untuk ikut aktif menentukan kebijak-
minimalisir pengaruh politik, judicial review sanaan umum, partisipasi ini dapat ditentukan
sebenarnya dapat dijadikan alat kontrol yang atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil rakyat

87
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI KALIMANTAN

dalam pemilihan-pemilihan berkala yang di- mendasarnya pemilu sebagai sarana pelak-
dasarkan atas prinsip kesamaan politik dan sanaan kedaulatan rakyat dapat kita telusuri
diselenggarakan dalam suasana terjadinya ke- sejak awal berdirinya republik ini, kurun
bebasan politik. waktu orde baru sampai dengan orde refor-
Begitupun jika konfigurasi politik otori- masi sekarang ini terutama dalam konfigurasi
ter akan melahirkan karakter hukum yang politik demokratis dalam produk hukum pe-
konservatif atau ortodoks. Konfigurasi politik milu yang responsif.
otoriter adalah susunan sistem politik yang 1. Konfigurasi politik demokrasi adalah
lebih memungkinkan negara berperan sangat konfigurasi yang membuka peluang bagi
aktif serta mengambil hampir seluruh inisiatif berperanya potensi rakyat secara maksi-
dalam pembuatan kebijakan negara. Konfi- mal untuk turut serta aktif menentukan
gurasi ini ditandai oleh dorongan elit kekua- kebijakan Negara. Dalam konteks ini Ne-
saan untuk memaksakan persatuan, pengha- gara merupakan komite yang harus me-
pusan oposisi terbuka, dominasi pimpinan ne- laksanakan kehendak rakyat yang diru-
gara untuk menentukan kebijaksanaan negara muskan secara demokratis.
dan dominasi kekuasaan politik oleh elit po- 2. Konfigurasi politik otoriter merupakan
litik. konfigurasi yang menempatkan peme-
Dalam mengidentifikasi apakah suatu rintah pada posisi yang sangat dominan
konfigurasi politik demokratis atau otoriter, dengan sifat yang intervensionis dalam
maka indikator-indikator yang dipergunakan penentuan dan pelaksanaan kebijakan Ne-
adalah peranan partai politik dan lembaga gara sehingga potensi dan aspirasi masya-
perwakilan rakyat, kebebasan pers dan peran- rakat tidak teragregasi dan terartikulir se-
an pemerintah. Untuk mengidentifikasi apa- cara proporsional.
kah suatu produk hukum responsif atau orto- 3. Produk hukum responsif/otonom adalah
doks, maka indikator-indikatornya yang di- produk hukum yang karakternya mencer-
pergunakan adalah proses pembuatannya sifat minkan pemenuhan atas tuntutan-tuntutan
dan fungsinya dan kemungkinan penafsiran- baik individu maupun berbagai kelompok
nya. Perundang-undangan di bidang politik sosial di dalam mayarakat sehingga mam-
dalam hal ini Undang-undang 15 Tahun 2011 pu mencerminkan rasa keadilan di dalam
pengganti UU No.12 tahun 2003 tentang Pe- masyarakat.
milu Anggota DPR, DPD dan DPRD, dan 4. Produk hukum konservatif/ortodoks ada-
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presi- lah produk hukum yang karakternya men-
den. cerminkan visi politik pemegang kekua-
Prinsip kehidupan ketatanegaraan yang saan dominan sehingga pembuatannya ti-
berkedaulatan rakyat ditandai bahwa setiap dak mengandung partisipasi dan aspirasi
warga negara berhak ikut aktif dalam setiap masyarakat secara sungguh-sungguh.
proses pengambilan keputusan ketatanegara- Pada awal reformasi memang terlihat
an. Oleh karena itu, dari kajian Hukum Tata bahwa konfigurasi politik berubah arah dari
Negara, pemilu merupakan proses pengam- otoriter ke demokratis sehingga berhasil
bilan keputusan oleh rakyat dalam kehidupan memproduksi berbagai UU yang responsif.
ketatanegaraan sebagai sarana pengemban Namun, suasana demokratis itu hanya ber-
kedaulatan rakyat dalam rangka pembentukan langsung beberapa tahun karena setelah itu
lembaga-lembaga perwakilan, disamping itu konfigurasi politik berbelok ke arah yang oli-
pemilu memiliki fungsi rekrutmen pemimpin garkis. Meminjam ungkapan mantan Presiden
dan legitimasi pelaksanaan kekuasaan. Begitu Abdurrahman Wahid, idea reformasi kita ten-
KONFIGURASI POLITIK DEMOKRATIS DALAM KARAKTER PRODUK HUKUM YANG RESPONSIF DI
ERA REFORMASI
88
Isnawati
FEBRUARI 2012, VOLUME 4 NOMOR 1

tang demokratisasi telah dicuri dan dibuang fungsi rekrutmen pemimpin dan legitimasi
oleh petualang-petualang politik yang korup pelaksanaan kekuasaan.
yang berkolusi dengan pengusaha-pengusaha
hitam. PENUTUP
Wajarlah kalau kemudian kinerja hu-
kum kita tidak responsif sebab konfigurasi Simpulan
politik kita bukanlah demokratis melainkan Identifikasi suatu konfigurasi politik
konfigurasi yang oligarkis. Di dalam konfi- demokratis atau otoriter, indikator-indikator
gurasi politik yang oligarkis keputusan-kepu- yang dipergunakan adalah peranan partai po-
tusan penting kenegaraan dilakukan oleh para litik dan Lembaga Perwakilan Rakyat, kebe-
elite secara kolutif dan koruptif. Partai poli- basan pers dan peranan pemerintah. Sedang-
tik tidak lagi dapat menyentuh fungsi ideal- kan untuk mengidentifikasi apakah suatu pro-
nya sebab di dalam sistem yang oligarkis par- duk hukum responsif atau ortodoks, maka in-
pol hanya menjadi political crowded (keru- dikatornya-indikatornya yang dipergunakan
butan politik). Di dalam kerubutan politik adalah proses pembuatannya, sifat dan fung-
yang oligarkis ini para elite hanya berjuang sinya dan kemungkinan penafsirannya.
untuk memperoleh kue politik bagi dirinya Faktor terpenting yang mempengaruhi
sendiri, perekrutan politik menjadi sangat eli- pelaksanaan langsung oleh rakyat adalah se-
tis dan menindas. Meski tidak semuanya, ba- jalan dengan era reformasi yang mengede-
nyak parpol kita kini sedang dilanda penyakit pankan kebebasan, keterbukaan dan demo-
oligarkis ini. kratisasi menuju kedaulatan rakyat yang se-
Jangan heran jika ada anggota-anggota sungguhnya, mengganti ketentuan lama yang
parlemen bersuara kritis atas satu kebijakan, dinilai kurang demokratis maupun dikatakan
tetapi kemudian diberangus oleh elitenya sen- cacat hukum dengan ketentuan yang baru
diri karena transaksi politik, baik dengan im- yang menjadi payung hukum pelaksanaan pe-
balan uang maupun posisi. Jangan heran ka- milu yang akan datang.
lau dalam kenyataan politik kita dikendalikan Hal terpenting yang mempengaruhi pro-
oleh berbagai kepentingan. Hukum responsif ses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
hanya bisa hidup di alam demokratis, bukan secara langsung adalah, menarik simpati du-
di dalam sistem yang oligarkis. nia internasional, melakukan harmonisasi hu-
Agenda penting untuk membangun hu- kum di Indonesia, merespon kebutuhan ma-
kum responsif adalah mendorong perubahan syarakat permasalahan seputar Undang-Un-
agar tampil konfigurasi politik yang demo- dang tentang Pemilu Presiden dan Wakil Pre-
kratis. Namun, itu tidaklah mudah karena pe- siden lebih besar pada aspek pelanggaran da-
rubahan itu akan sangat bergantung juga pada lam rangkaian Pemilu, kurang sosialisasi atau
elite-elite politik yang oligarkis. memang ketaatan masyarakat pada Undang-
Undang-Undang No.15 tahun 2011 ber- Undang masih rendah.
ciri konfigurasi politik demokratis yang mela- Hal demikian itu tidak sesuai dengan
hirkan karakter hukum yang responsif. Pemi- prinsip-prinsip negara hukum yang diamanat-
lu merupakan proses pengambilan keputusan kan dalam konstitusi kita UUD 1945. Karena
oleh rakyat dalam kehidupan ketatanegaraan itu komitmen yang telah disepakati pada orde
sebagai sarana pengemban kedaulatan rakyat baru hendaknya selalu diusahakan untuk di-
dalam rangka pembentukan lembaga-lembaga patuhi dalam praktek ketatanegaraan, sehing-
perwakilan, disamping Pemilu memiliki ga dengan demikian prinsip Rule of Law
dapat benar-benar ditegakkan bukan rule of

89
JURNAL SOCIOSCIENTIA KOPERTIS WILAYAH XI KALIMANTAN

power yang dipertahankan. Dengan mengga- mua perundang-undangan agar material tidak
risbawahi prinsip Indonesia adalah negara bertentangan atau menyimpang dari UUD
konstitusional, konstitusi kita UUD 1945 te- 1945 terutama dalam karakter produk hukum
lah menempatkan hukum dalam posisi supre- yang responsif.
me dan menentukan dalam sistem ketata- Dalam negara Republik Indonesia yang
negaraan Indonesia berdasarkan atas hukum, maka hukum harus-
lah dilihat sebagai aturan main untuk mene-
Saran gakkan kebenaran, keadilan, dan ketertiban.
Pada konfigurasi politik demokrasi, Prinsip supermasi hukum harus benar-benar
lembaga perwakilan rakyat (parlemen) dalam ditegakkan, maka dalam era reformasi seka-
menentukan arah kebijakan sangat menen- rang ini seharusnya hukumlah yang jadi atur-
tukan arah kebijaksanaan politik hukum na- an tertinggi. Karena untuk melaksanakan ne-
sional sehingga parlemen dapat dianggap se- gara Indonesia yang adil, makmur, bersatu
bagai refresentasi rakyat yang diwakilinya, dan berkedaulatan rakyat, ukuran nilai harus
sedangkan pemerintahan melaksanakan kepu- dipergunakan adalah ketentuan-ketentuan
tusan-keputusan lembaga perwakilan rakyat umum.
dan menghormati sebagai refresentatif. Pada
konfigurasi otoriter terjadi keadaan sebalik- DAFTAR PUSTAKA
nya, sementara produk hukum yang berkarak-
ter responsif akan terlihat bahwa proses pem- Arianto, Satya, 2007. Politik Hukum Indone-
buatannya bersifat partisifatif dalam arti me- sia. Universitas Indonesia, Jakarta.
nyerap partisipatif kelompok sosial maupun Abdul Munif, 2011. Pengantar Hukum In-
individu-individu di dalam masyarakat me- donesa (PHI). Cakrawala Media, Yog-
nyerap aspirasi masyarakat secara besar-be- yakarta.
saran sehingga mengkristalisasikan berbagai Darmawan, Cecep, 2008. Pengantar Ilmu Po-
kehendak dalam masyarakat dan saling ber- litik. Lab.PKN UPI. Bandung.
saing membatasi tempat bagi pemerintahan Ellydar Chaidir, 2007. Hukum dan Teori
membuat tafsiran-tafsiran yang terlalu ba- Konstitusi. Kreasi Total Media, Yogya-
nyak ditentukan visi dan kekuasaan politik karta.
sendiri. Sedangkan pada produk hukum ber- Rauf, Maswadi, 2000. Arti Penting Pemilu
karakter konservatif terjadi hal sebaliknya da- 1999. Mizan Seri Penerbitan Studi Poli-
pat diduga bahwa konfigurasi politik demo- tik, Bandung.
kratis akan melahirkan produk hukum yang Soeprapto, Maria Farida Indrati, 2008. Ilmu
responsif sedang konfigurasi otoriter akan Perundang-undangan, Dasar-dasar dan
menghasilkan atau melahirkan produk hukum Pembentukannya.
yang konservatif. Suny, Ismail, 2007. Amandemen UUD 1945
Dalam menegakkan prinsip-prinsip su- Implikasinya terhadap Arah Kebijakan
premasi hukum, khususnya pada era orde re- Pembangunan Hukum Nasional. The
formasi penulis ingin menyebutkan upaya Biography Institute: Bekasi.
yang harus dilakukan untuk menegakkan Undang-undang Dasar 1945. (Amandemen ke
prinsip-prinsip supremasi hukum di Indo- Empat).
nesia. Upaya yang harus dilakukan tersebut Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011
adalah dengan menjalankan UUD 1945 seca-
ra murni dan konsekuen dalam praktek pe-
nyelengaraan negara, serta menyesuaikan se-
KONFIGURASI POLITIK DEMOKRATIS DALAM KARAKTER PRODUK HUKUM YANG RESPONSIF DI
ERA REFORMASI
90
Isnawati

Anda mungkin juga menyukai