Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA Panduan Nasional Penanganan Kanker

Kanker
Payudara
Versi 1.0 2015
Komite Nasional
Penanggulangan Kanker
(KPKN)

2015
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI

Daftar isi.ii

Pendahuluan.........1
PANDUAN NASIONAL
Kriteria Diagnosis.......................1
PENANGANAN KANKER PAYUDARA
Klasifikasi Histologik dan Stadium..............3

Penatalaksanaan.................6

Algoritma.......................................................................................7
Disetujui oleh:
Referensi.......................................................................................10
Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI)

Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik


Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN)

Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia (PORI)

Ikatan Ahli Patologi Anatomi Indonesia (IAPI)

Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI)

ii
KRITERIA DIAGNOSIS
PENDAHULUAN

Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan Anamnesis


payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Keluhan Utama
Benjolan di payudara
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di
Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
Indonesia. Berdasarkan Pathological Based Registration di
Nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta
Indonesia, KPD menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif
Kelainan kulit, dimpling, peau dorange, ulserasi, venektasi
sebesar 18,6%. (Data Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut
Benjolan ketiak dan edema lengan
data Histopatologik ; Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter
Keluhan Tambahan
Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia
Nyeri tulang (vertebra, femur)
(YKI))
Sesak dan lain sebagainya
Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000
wanita, sedangkan di Amerika adalah sekitar 92/100.000 wanita Pemeriksaan fisik
dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18 % Status generalis (Karnofsky Performance Score)
dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat Status lokalis :
diderita pada laki laki dengan frekuensi sekitar 1%. Payudara kanan atau kiri atau bilateral
Massa tumor :
Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium
Lokasi
yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan. Oleh karena
Ukuran
itu perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini,
Konsistensi
pengobatan kuratif maupun paliatif serta upaya rehabilitasi yang
Bentuk dan batas tumor
baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara
Terfiksasi atau tidak ke kulit, m.pectoral atau dinding
optimal.
dada

1
Perubahan kulit Atas indikasi:
Kemerahan, dimpling, edema/nodul satelit Bone scanning (bilamana sitologi dan atau klinis sangat
Peau de orange, ulserasi dicurigai ganas, pada lesi > 5 cm)
Perubahan puting susu/nipple Computed Tommography (CT) scan
Tertarik
CT torak jika ada kecurigaan infiltrasi tumor ke
Erosi
dinding dada atau metastasis paru
Krusta
Discharge CT abdomen jika klinis ada kecurigaan metastasis ke
Status kelenjar getah bening organ intraabdomen namun tidak terdeteksi dengan
Kgb aksila : Jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir terhadap USG abdomen.
sesama atau jaringan sekitar Scintimamography jika ada kecurigaan residif atau residu
Kgb infraklavikula : idem
Pemeriksaan MRI untuk kasus dengan kecurigaan ca
Kgb supraklavikula: idem
mammae intraduktal
Pemeriksaan pada daerah metastasis
Lokasi : tulang, hati, paru, otak PET CT Scan
Bentuk
Keluhan Pemeriksaan Patologi
A. Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus/Fine Needle Aspiration
Laboratorium
Biopsy (FNAB)
Dianjurkan:
Pemeriksaan sitologi dilakukan pada lesi yang secara klinis dan
Pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai
dengan perkiraan metastasis radiologik dicurigai ganas.
Tumor marker : apabila hasil tinggi, perlu diulang untuk follow up B Histopatologi (Gold Standard )
Potong beku (PB) , yang bertujuan :
Pemeriksaan Radiologik/Imaging Menentukan diagnosis lesi, pada lesi berukuran > 1sm - <
Pemeriksaan wajib untuk mengetahui metastasis :
5sm. Lesi kurang dari 1sm tidak dianjurkan.
Ultrasonografi (USG) payudara kontra lateral dan mammografi
Menentukan tepi sayatan pada BCT/ lumpektomi.
Foto toraks
USG Abdomen Menentukan status sentinel-node.

2
Sediaan parafin rutin dengan pulasan HE (hematoxilin-eosin).
Jaringan berasal dari biopsi core/ insisi/eksisi/mastektomi.
Tis (Pagets) Pagets disease pada puting payudara tanpa tumor
C. Pemeriksaan IHK (Imunohistokimia) diagnostik, jika
Catatan: Pagets disease yang berhubungan dengan tumor
pemeriksaan rutin HE kesimpulannya non definitif. diklasifikasikan berdasarkan ukuran tumor
D. Pemeriksaan IHK panel payudara : Reseptor estrogen, Reseptor
progesteron, HER2 (Humen Epidermal growth factor receptor T1 Tumor 2 cm atau kurang pada dimensi terbesar

2), Ki67, dan lain2 (topoisomerase 2 alfa) untuk pemilihan jenis T1 mic Mikroinvasi 0.1cm atau kurang pada dimensi
terbesar
terapi.
T1a Tumor lebih dari 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5
E. Pemeriksaaan lanjutan hibridisasi in situ (ISH) HER2 jika hasil
cm pada dimensi terbesar
pulasan IHK untuk HER2 positif 2 ( meragukan). T1b Tumor lebih dari 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm
pada dimensi terbesar
KLASIFIKASI STADIUM DAN HISTOLOGIK T1c Tumor lebih dari 1 cm tetapi tidak lebih dari 2 cm
pada dimensi terbesar
T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm pada
Klasifikasi Stadium
dimensi terbesar
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem T3 Tumor berukuran lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
Klasifikasi TNM American Joint Committee on Cancer (AJCC) T4 Tumor berukuran apapun dengan ekstensi langsung ke (a)
2002, Edisi 6, untuk Kanker Payudara (lampiran 1) dinding dada atau (b) kulit, spt yg tercantum berikut:
T4a Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk otot
Tumor Primer (T)
pectoralis
T4b Edema (termasuk peau dorange) atau ulserasi kulit
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai payudara atau satellite skin nodules pada payudara
T0 Tidak ada bukti tumor primer yang sama
Tis Karsinoma in situ T4c Gabungan T4a dan T4b
Tis (DCIS) Ductal Carcinoma in situ T4d Inflammatory carcinoma
Tis (LCIS) Lobular Carcinoma in situ

3
Kelenjar Gatah Bening (KGB) regional (N)
N3 Metastatis pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau

Nx KGB regional tak dapat dinilai (mis.: sudah diangkat) tanpa keterlibatan KGB aksila, atau pada KGB mamaria

N0 Tak ada metastasis KGB regional interna yang terdekteksi secara klinis* dan jika terdapat

N1 Metastasis pada KGB aksila ipsilateral yang masih dapat metastasis KGB aksila secara klinis; atau metastasis pada

digerakkan KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa

pN1 mi Mikrometastasis >0,2 mm < 2 mm keterlibatan KGB aksila atau mamaria interna

pN1a 1-3 KGB aksila N3a Metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral

pN1b KGB mamaria interna dengan metastasis mikro melalui pN3a > 10 KGB aksila atau infraklavikula

sentinel node biopsy tetapi tidak terlihat secara klinis N3b Metastasis pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB

pN1c T1-3 KGB aksila dan KGB mamaria interna dengan aksila

metastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi tidak pN3b KGB mamaria interna, terlihat secara klinis, dengan KGB

terlihat secara klinis aksila atau >3 KGB aksila dan mamaria interna dengan

N2 Metastasis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir atau metastasis mikro melalui sentinel node biopsy namun tidak

matted, atau KGB mamaria interna yang terdekteksi terlihat secara klinis

secara klinis* jika tidak terdapat metastasis KGB aksila N3c Metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral

secara klinis. pN3c KGB supraklavikula

N2a Metastatis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu *Terdeteksi secara klinis maksudnya terdeteksi pada pemeriksaan imaging (tidak
termasuk lymphoscintigraphy) atau pada pemeriksaan fisis atau terlihat jelas
sama lain (matted) atau terfiksir pada struktur lain
pada pemeriksaan patologis
pN2a 4-9 KGB aksila
N2b Metastasis hanya pada KGB mamaria interna yang Metastasis Jauh (M)***
terdekteksi secara klinis* dan jika tidak terdapat metastasis
KGB aksila secara klinis.
Mx Metastasis jauh tak dapat dinilai
pN2b KGB mamaria interna, terlihat secara klinis tanpa KGB
M0 Tak ada metastasis jauh
aksila
M1 Terdapat Metastasis jauh

4
Pengelompokan Stadium (AJCC 2010)38
Karsinoma invasive :
Stadium 0 T1s N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Invasive carcinoma of no special type (NST) :
Stadium IIA T0-1 N1 M0
Subtipe : Pleomorphic carcinoma, Carcinoma with
T2 N0 M0
osteoclast-like stromal giant, cells, Carcinoma with
Stadium IIB T2 N1 M0
choriocarcinomatous features, Carcinoma with
T3 N0 M0
melanocytic features
Stadium IIIA T0-2 N2 M0
Invasive Lobular carcinoma :
T3 N1-2 M0
Subtipe : Classic , Solid, Alveolar, Pleomorphic,
Stadium IIIB T4 N0-2 M0
Tubulolobular, mixed lobular.
Stadium IIIC Setiap T N3 M0
Tubular carcinoma
Stadium IV Setiap T Setiap N M1
Cribriform carcinoma
* termasuk T1mic
Mucinous carcinoma
Carcinoma with medullary features
pTNM harus dicantumkan pada setiap hasil pemeriksaan KPD yang disertai dengan cTNM.
Subtipe : Medullary carcinoma, Atypical medullary ,
invasive carcinoma with medullary features.
Carcinoma with apocrine differentiation
Carcinoma with signet ring cell differentiation
Klasifikasi Histologik
Invasive micropapillary carcinoma
Untuk kanker payudara dipakai klasifikasi histologik berdasarkan WHO Metaplastic carcinoma of no special type
Histological Classification of Tumours of the Breast , tahun 2012 sbb. : Subtype : low grade adenosquamous carcinoma,
fibromatosis-like metaplastic carcinoma, squamous cell
Karsinoma in situ : carcinoma, spindle cell carcinoma, metaplastic
Ductal carcinoma in situ carcinoma with mesenchymal differentiation, mixed
Lobular carcinoma in situ metaplastic carcinoma, myoepithelial carcinoma.

5
Rare types
Carcinoma with neuroendocrine features
2. Kanker payudara stadium dini dini / operabel (stadium I dan II,
Secretory carcinoma
tumor <= 3 cm)
Invasive papillary carcinoma
Acinic cell carcinoma Dilakukan tindakan operasi :
Mucoepidermoid carcinoma Mastektomi
Polymorphous carcinoma Breast Conserving Therapy (BCT) (harus memenuhi
Oncocytic carcinoma
persyaratan tertentu)
Lipid-rich carcinoma
Terapi adjuvan operasi:
Glicogen-rich clear cell carcinoma
Kemoterapi adjuvant bila :
Sebaceous carcinoma
Salivary gland/skin adnexal type tumours Grade III
Epithelial-myoepithelial tumors TNBC
Subtipe : Adenomyoepithelioma with carcinoma, adenoid cystic Ki 67 bertambah kuat
carcinoma.
Usia muda
Intraductal papillary carcinoma
Emboli lymphatic dan vaskular
Encapsulated papillary carcinoma
KGB > 3
Solid papillary carcinoma
Subtype : in situ, invasive. Radiasi bila :
Pagets disease of the nipple Setelah tindakan operasi terbatas (BCT)
Tepi sayatan dekat / tidak bebas tumor
PENATALAKSANAAN Tumor sentral / medial
KGB (+) > 3 atau dengan ekstensi ekstrakapsuler
Dibedakan menurut:
1. Kanker payudara stadium 0 (TIS / T0, N0M0) Radiasi eksterna diberikan dengan dosis awal 50 Gy.
Terapi definitif pada T0 bergantung pada pemeriksaan Kemudian diberi booster; pada tumor bed 10-20 Gy dan
histopatologi. Lokasi didasarkan pada hasil pemeriksaan kelenjar 10 Gy.
radiologik.

6
Indikasi BCT :
Tumor tidak lebih dari 3 cm B. Inoperabel(IIIB)
Atas permintaan pasien Radiasi preoperasi dengan/tanpa operasi + kemoterapi +
Memenuhi persyaratan sebagai berikut : hormonal terapi
Tidak multipel dan/atau mikrokalsifikasi luas dan/atau Kemoterapi preoperasi/neoadjuvan dengan/tanpa operasi
terletak sentral + kemoterapi + radiasi + terapi hormonal + dengan/tanpa
Ukuran T dan payudara seimbang untuk tindakan terapi target
kosmetik Kemoradiasi preoperasi dengan/tanpa operasi dengan/
Bukan ductal carcinoma in situ (DCIS) atau lobular tanpa radiasi adjuvan dengan/ kemoterapi + dengan/
carcinoma in situ (LCIS) tanpa terapi target
Belum pernah diradiasi dibagian dada
Tidak ada Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau Radiasi eksterna pasca mastektomi diberikan dengan dosis awal
skleroderma 50 Gy. Kemudian diberi booster; pada tumor bed 10-20 Gy dan
Memiliki alat radiasi yang adekuat kelenjar 10 Gy.

3. Kanker payudara locally advanced (lokal lanjut) 4. Kanker payudara stadium lanjut
A. Operabel(IIIA) Prinsip :
Mastektomi simpel + radiasi dengan kemoterapi adjuvant Sifat terapi paliatif
dengan/tanpa hormonal, dengan/tanpa terapi target Terapi sistemik merupakan terapi primer (kemoterapi dan
Mastektomi radikal modifikasi + radiasi dengan terapi hormonal)
kemoterapi adjuvant, dengan/tanpa hormonal, dengan/ Terapi lokoregional (radiasi & bedah) apabila diperlukan
tanpa terapi target
Kemoradiasi preoperasi dilanjutkan dengan atau tanpa
BCT atau mastektomi simple, dengan/tanpa hormonal,
dengan/tanpa terapi target

6
Panduan Nasional Penanganan Kanker

KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA Kanker Payudara Versi 1.0 2015

Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN)


Panduan Nasional Penanganan Kanker

KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA Kanker Payudara Versi 1.0 2015

Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN)


Panduan Nasional Penanganan Kanker

KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA Kanker Payudara Versi 1.0 2015

Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN)


REFERENSI

1. Protokol Nasional Kanker Payudara PP.POI - DEPKES


2. Protokol Nasional Kanker Payudara dari PERABOI
3. UICC TNM System 2002
4. Protokol KPD SubBag / KSMF Radioterapi FKUI / RSUPN CM
5. Protokol KPD SubBag / KSMF Onkologi Medik FKUI / RSUPN
CM
6. WHO Classification of Tumours of the Breast, International
Agency for Research on cancer, Lyon 2002.
7. American Society of Clinical Oncology/ College of American
Pathologists Guideline Recommendations for
Immunohistochemical Testing of Estrogen and Progesterone
Receptors in Breast Cancer (Unabridged Version),
(Arch Pathol Lab Med. 2010;134:e48e72)
8. Recommendations for Human Epidermal Growth Factor
Receptor 2 Testing in Breast Cancer: American Society of
Clinical Oncology/College of American Pathologists Clinical
Practice Guideline Update 10.1200/JCO.2013.50.9984

10

Anda mungkin juga menyukai