Anda di halaman 1dari 35

Goals Pemerintah (Nawa Cita)

1.Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa


dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2.Membuat pemerintah tidak absen (hadir) dengan membangun
tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya
3.Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
Termasuk
4.Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
melalui penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
pelayanan terpercaya
kesehatan 5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6.Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7. Mewujudkan kemandirian eknomi dengan menggerakkan sektor
sektor strategis ekonomi domestik
8.Melakukan revolusi karakter bangsa 4

9.Memperteguh Ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial


Indonesia
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA
2015-2019

Pilar 1. Paradigma Pilar 2. Penguatan Pilar 3. JKN


Sehat Yankes
Program Program
Program Peningkatan Akses Benefit
Promotif preventif terutama pd FKTP Sistem pembiayaan:
sebagai landasan Optimalisasi Sistem asuransi azas
pembangunan Rujukan gotong royong
kesehatan Peningkatan Mutu Kendali Mutu &
Pemberdayaan Kendali Biaya
Penerapan pendekatan Sasaran: PBI & Non
masyarakat continuum of care PBI
Keterlibatan lintas
sektor Intervensi berbasis resiko
kesehatan (health risk) Tanda kepesertaan KIS

D
T
PENDEKATAN KELUARGA
P
KELUARGA SEHAT K
PENERAPAN PARADIGMA SEHAT

Pendekatan Gerakan Masyarakat


Hidup Sehat
Keluarga (GERMAS)
Program Kesehatan Lintas sektor
PEMERATAAN
AKSES

PENINGKATAN
KUALITAS

PENGUATAN
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN
LAYANAN
KESEHATAN
PELIBATAN
PEMANGKU
KEPENTINGAN

PEMBERDAYAAN
PEMERINTAH
DAERAH
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BPJS
Kesehatan

Regulator

Pemberian Yankes
Peserta Fasilitas
Pemanfaatan Yankes Kesehatan
Sistem Rujukan
8
UPDATE LANDASAN HUKUM (1)

NO LANDASAN HUKUM TENTANG

UUD 1945 :
- Setiap orang berhak atas pelayanan
1 - Pasal 28 H
kesehatan
- Negara mengembangkan sistem jaminan
- Pasal 34
sosial
2 UU NO 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
3 UU NO 36/2009 Tentang Kesehatan
4 UU NO 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

PP NO 101 / 2012 dan perubahannya:


5 PP NO 76/2015 Tentang Penerima Bantuan Iuran

Perpres No. 12 /2013 dan


perubahannya: Perpres No 111/2013,
6 Tentang Jaminan Kesehatan
Perpres No 19/2016 dan
Perpres No 28/2016
UPDATE LANDASAN HUKUM (2)

NO LANDASAN HUKUM TENTANG


Permenkes No. 71/2013 dan perubahannya: Tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
7 Permenkes No 99/2015 Kesehatan Nasional
Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Permenkes No. 19/2014, diubah menjadi: Kesehatan Nasional untuk Jasa pelayanan dan
8 Permenkes No.21/2016 Dukungan Operasional pada FKTP milik Pemerintah
daerah
Tentang Juknis Sistem INA CBG
Permenkes No 27/2014 , diubah menjadi:
9 Permenkes No 76/2017

Permenkes No 28/2014
10 Dalam proses revisi Tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN
Permenkes No. 52/2016 dan perubahannya
Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam
11 1) Permenkes No. 64/2016 dan 2)
penyelenggaraan JKN
Permenkes No 4/2017
Tentang Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam
12 Permenkes No 36/2015
pelaksanaan program JK pada sistem JKN
UPDATE LANDASAN HUKUM (3)

NO LANDASAN HUKUM TENTANG


13 Permenkes No 5/2016 Tentang Penyelenggaraan Pertimbangan Klinik

14 Permenkes No 11/2016 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Rawat Jalan Eksekutif di RS


Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No
15 440/3890/SJ/2016 kepada Bupati/ Dukungan Pemda pada Program JKN
Walikota Seluruh Indonesia
Surat Edaran Menteri Kesehatan Tentang Pedoman Penyelesaian Permasalahan Klaim INA-CBG
16
No. 03.03/Menkes/518/2016 dalam Penyelenggaraan JKN
200,000,000

180,000,000 171,677,176
156,790,287
160,000,000

140,000,000 133,423,653

120,000,000

100,000,000 91,113,890
86,400,000 87,828,613
80,000,000

60,000,000
37,862,552 40,965,397
40,000,000
24,327,149 24,201,118
19,928,537 15,396,771
20,000,000 13,929,275 11,170,615
8,767,229
-
2014 2015 16 Des 2016
Total Peserta PBI Peserta didaftarkan Pemda PPU PBPU dan BP Linear (Total Peserta)

JKN menjadi Asuransi Kesehatan Terbesar di Dunia


FKTP Provider JKN
Proporsi Jenis FKTP Provider JKN
25000

20708
19969
20000 18437 RS D Pratama
16047
15000 Praktek Dokter gigi

10000

5000

0
2014 des 2014 2015 des 2016
2014 des 2014 2015 des 2016
FKRTL PROVIDER JKN

2500
Proporsi Jenis FKRTL Provider JKN

2000 2025
1839 6%
1681
1500 Klinik Utama

1074 FKRTL 41%


1109 873 RS

1000 RS Swasta RS Pemerintah


Pemerintah

652 RS Swasta

53%

500 346 RS Swasta

0 Klinik Utama

2014 des 2014 2015 des 2016


No Kode CBG Nama CBGs Jumlah Kasus Biaya (Dlm Juta)
1 Q-5-44-0 Peny. Kronis Kecil Lain-lain 21.053.731 3.089.182
2 M-3-16-0 Prosedur terapi fisik &prosedur kecil 1.373.066 395.591
muskuloskeletal
3 N-3-15-0 Prosedur Dialisis 2.316.542 2.278.598
4 Q-5-42-0 Penyakit akut kecil lain-lain 1.625.470 236.698
5 Z-3-12-0 Perawatan luka 1.182.917 237.147

Gambaran 5 Besar Penyakit Rawat Inap Tingkat Lanjut Peserta JKN

No Kode CBG Nama CBGs Jumlah Kasus Biaya (Dlm Juta)


1 O-6-10-I Operasi Pembedahan caesar Ringan 371.206 1.730.515
2 A-4-13-I Infeksi Non Bakteri Ringan 366.337 852.422
3 K-4-17-I Nyeri Abdomen& gastroenteritis lain (ringan) 283.994 711.045

4 A-4-14-I Penyakit Infeksi Bakteri &Parasit lain (Ringan) 264.230 549.231


Sumber BPJS Kesehatan Data sampai dengan Sept 2016
5 O-6-13-I Persalinan Vaginal ringan 240.152 549.231
Pemanfaatan Pelayanan JKN
2016
Puskesmas/ Klinik/
2014 2015 (laporan unaudited s.d
Dokter Praktik 31 Desember 2016)

66,8 juta 100,6 juta 120,9juta


kunjungan kunjungan kunjungan
Rawat Jalan di
RS 39,8 juta 51,5 juta
21,3 juta
kunjungan kunjungan kunjungan

4,2 juta 6,3 juta 8 juta


kunjungan kunjungan kunjungan
Rawat Inap di RS
92,3 juta 146,7 juta 180,4 juta
Kunjungan Kunjungan Kunjungan
Total peserta 133,4 juta 156,79 juta 171,1 juta
JKN-KIS telah nyata meningkatkan akses masyarakat yang tergambarkan secara nyata dari
kunjungan pemanfaatan pelayanan kesehatan baik di FKTP maupun FKRTL (Rawat Jalan dan
Rawat Inap)
Tingkat Pelayanan Jumlah Kasus Jumlah Biaya

RJTL 51.584.912 14.683.298.737.415

RITL 8.034.615 36.738.183.376.664

TOTAL 59.619.527 51.421.482.114.079


Dilakukan updating dan pembenahan data PBI terus menerus dan
penyelesaian distribusi kartu oleh BPJS Kesehatan

Non PBI:
Perluasan cakupan kepada peserta PPU, PBPU dan Pemda yang belum
mengintegrasikan Jamkesda nya (ada 81 Kab/Kota yg blm terintegrasi)

Optimalisasi kolektibilitas iuran


Redistribusi pendaftaran peserta di FKTP
Pemerintah Swasta Total RS

1054
695
542 565
361 359 384 432
203 158 158 133
54 9 63

Kls A KLs B Kls C Kls D Belum ditetapkan

Data: SIRS Online

terdapat 2.585 RS dimana 1678 merupakan RS Swasta dan 907 merupakan


RS Pemerintah
Masih terdapat 565 RS yang belum memiliki penetapan kelas
Akreditasi Puskemas dan RS

Optimalisasi standar pelayanan kesehatan (di FKTP dan FKTRL)

Penguatan sistem rujukan


Status Pemerintah Swasta Jumlah
Akreditasi 2016
Perdana 85 172 257
Dasar 6 16 22
Madya 11 22 33
Utama 29 32 61
Paripurna 114 154 268
Total 245 396 641
Sumber: Dirjen Pelayanan Kesehatan
1. Tarif INA-CBG terdiri atas tarif rawat jalan dan tarif rawat inap, dengan 6 (enam) kelompok tarif
RSCM; Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Kanker Dharmais, RSAB
Harapan Kita, RS pemerintah dan swasta kelas A; RS pemerintah dan swasta kelas B; RS
pemerintah dan swasta kelas C; RS Pemerintah dan Swasta Kelas D
2. Perbedaan Tarif RS pemerintah dan Swasta , Tarif Rawat Inap 3 %, Tarif Jalan 5 %
3. Rasionalisasi Tarif INA-CBG yang dianggap terlalu terlalu rendah dan terlalu tinggi
4. Rasionalisasi sesuai dengan kompetensi rumah sakit, contoh:
Group Tarif yang kasusnya hanya dapat dilakukan di kelas A diberikan insentif dikelas A dan
sebaliknya disinsentif pada kelas kebawah
Group Tarif yang kasusnya dapat dilakukan disemua kelas rumah sakit dibuat perbedaan
menjadi landai ( perbedaan tidak terlalu jauh antara kelas A s/d kelas D) kecuali severity level 3
5. Top Up Payment Pada Hemofilia dan Thalasemia Rawat Inap dan rawat Jalan
6. Poli Rawat Jalan Eksekutif
7. Pengaturan Tambahan Biaya pada peserta yang naik kelas ke VIP
Pasal 25 ayat (2) b
Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP,
tambahan pembayaran adalah sebesar selisih antara tarif
kamar rawat inap kelas VIP terhadap tarif kamar rawat inap
pada kelas yang menjadi hak peserta sesuai lama waktu rawat.

Pasal 26A
Pemberlakuan tarif pada pasien di FKRTL yang berobat rajal dan
masuk ranap sejak 26 Oktober 2016
Selisih tarif akibat naik kelas sampai dengan diundangkannya PMK
64/2016 menggunakan PMK 59/2014
Lampiran
Perubahan Pada Lampiran Tarif INA-CBG

Perpres 19 Tahun 2016 tentang Jaminan Kesehatan, Pada Pasal 39 ayat 5 dijelaskan bahwa :
Peninjauan besaran Tarif dilakukan dengan memperhitungkan:
1.kecukupan iuran dan
2. kesinambungan program sampai dengan 2 tahun ke depan

Peninjauan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan BPJS Kesehatan, DJSN,
dan Kementeri Keuangan
Pasal 25 ayat (2) b
untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap dari kelas 3 ke
kelas 2, dari kelas 3 ke kelas 1, dan dari kelas 2 ke kelas 1,
harus membayar selisih biaya antara tarif Ina CBG.
Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP
(satu tingkat diatas kelas 1):
1. Kelas 1 ke kelas VIP: pembayaran tambahan biaya paling banyak sebesar 75% dari tarif
Ina CBG di kelas 1
2. Kelas 2 ke kelas VIP: selisih Ina CBG kelas 1 & 2 + pembayaran tambahan biaya paling banyak
sebesar 75% dari tarif Ina CBG
di kelas 1
3. Kelas 3 ke kelas VIP: selisih Ina CBG kelas 1 & 3 + pembayaran tambahan biaya paling banyak
sebesar 75% dari tarif Ina CBG
di kelas 1
Pasal 25 ayat (3)
Dalam hal peserta JKN menginginkan naik kelas ke kelas
diatas kelas VIP, harus membayar selisih biaya antara tarif
RS dengan tarif Ina CBG yang menjadi haknya

Pasal 25 ayat (5)


Ketentuan mengenai tambahan biaya ditetapkan
direktur/kepala RS, kepala daerah, atau pemilik RS
sesuai status kepemilikannya
Pasal 25 ayat (6)
RS wajib menginformasikan ketentuan mengenai
selisih biaya atau tambahan biaya seblm peserta
menerima pelayanan diatas kelas yg menjadi haknya

Pasal 25 ayat (8)


Ketentuan mengenai selisih biaya dan tambahan
biaya diberlakukan mulai 1 Februari 2017
Terima kasih
BETTER FINANCING FOR BETTER HEALTH

www.ppjk.kemkes.go.id Hotlines: (021) 5221229, (021) 5277543, (021) 5279409

Anda mungkin juga menyukai