Salawita
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH, witaishak@gmail.com
Khodijah
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, khodijah5778@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selektivitas alat tangkap bubu,
untuk mengetahui keberlanjutan ikan demersal ekonomis dan mengetahui hubungan
selektivitas alat tangkap bubu terhadap keberlanjutan ikan demersal ekonomis.
Penelitian dilakukan pada bulan April 2016 sampai Agustus 2016. Metode penelitian
yang digunakan mengunakan metode survey, dengan pengamatan langsung terhadap
nelayan bubu dan melakukan wawancara. Hasil penelitian dari tangkap nelayan Pulau
Penaah mendapatkan hasil tangkapan ikan sebanyak 16 jenis ikan demersal. Dari 16
jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi terdiri dari 4 jenis, yang bernilai ekonomis
rendah terdiri dari 9 jenis dan ikan yang tidak memiliki nilai jual terdiri dari 3 jenis.
nilai untuk status keberlanjutan ikan demersal ekonomis di Pulau Penaah berada
dalam kategori kurang yaitu dengan nilai 40,23. Hal ini dapat di tandai dengan
volome tangkapan nelayan yang semakin menurun dari tahun sebelumnya. Ikan yang
tertangkap bubu nelayan Pulau Penaah ada yang berukuran kecil tentu hal tersebut
mengganggu pertumbuhan ikan, sehingga akan menyebabkan ikan tidak bisa
berkembang biak dengan baik dan keberlanjutannya akan terganggu.
Salawita
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan,FIKP UMRAH, witaishak@gmail.com
Khodijah
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, khodijah5778@gmail.com
Abstract
Desa Penaah yang terletak di jenis ikan yang tidak laku dijual.
V. PENUTUP B. SARAN
A. KESIMPULAN Perlu di kembangkan dan
Dari hasil penelitian dapat ditarik sosialisasi kembali alat tangkap yang
kesimpulan bahwa : selektif dan ramah lingkungan. Alat
1. Alat tangkap bubu termasuk tangkap bubu merupakan alat tangkap
alat tangkap yang tidak selektif karena Yang tidak selektif maka di sarankan
ukuran mata bubu berukuran 11/4 ( 2,5 kepada nelayan pulau penaah agar
cm). Hasil tangkapan ada yang tidak menggunakan alat tangkap bubu
berukuran kecil dan banyak sebagai alat tangkap utama karena di
menghasilkan tangkapan sampingan. khawatirkan sumberdaya ikan di Pulau
2. Berdasarkan analisis data dapat Penaah tidak bisa di manfaat secara
diketahui nilai untuk status potensial dimsa yang akan datang.
keberlanjutan ikan demersal ekonomis
di Pulau Penaah berada dalam
kategori kurang keberlanjutan yaitu
dengan nilai 40,23 hal ini di tandai
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Maluku Tengah.
Laporan Penelitian. UNHAS.
Makassar.
Adam Lukman. 2012. Kebijakan
Http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/
Pengembangan Perikanan
files.pdf
Berkelanjutan (Studi Kasus:
Kabupaten Wakatobi, Provinsi Lucien PS, 2012. Pengembangan
Sulawesi Tenggara dan Perikanan Bubu untuk
Kabupaten Pulau Moroatai Keberlanjutan Usaha Nelayan
Provinsi Maluku Utara). Sibolga. Disertasi Intitut
Jurnal Perikanan dan Pertanian Bogor. Bogor.
Kelautan. Vol. 4. No. 2. Hal.
115-126. Jakarta 2012. Diakses Nugraheni, Adita Dwi. 2011.
Pada tanggal 9 Januari 2016. Hubungan antara Distribusi
Http://jurnal.untirta.ac.id/index. Ikan Demersal
php/jpk/article/download/28/17 Makrozoobenthos dan Substrat
di Perairan Selat Malaka.
Astadiana, Siska 2014. Status Skripsi:Institut Pertanian Bogor
Keberlanjutan Ikan Kakap (IPB).
Merah (Lutjanus malabarics)
berdasarkan Pendekatan Syahputra, Fauzi. 2012. Teknologi
Penangkapan Ikan
Ekosistem di Kelurahan Bajoe,
Bertanggungjawab. Laporan
Kecamatan Tanete Riattang Penlitian. Institut Pertanian
Timur, Kabupaten Gone. Bogor. Bogor.
Skripsi. UNHAS. Makassar
Usman, R. 2013. Efektivitas
Ellen, Stephanie, 2010, Slovin Kemitraan Antara Koperasi
Formula Sampling Techniques, dengan Kelompok Tani
(Online), Penyuling Minyak Kayu Putih
(http://www.ehow.com/way_54 (Studi Kasus Koperasi atau
75547_slovins- Mandiri di Nam Leu
formulsampingtechnique.html) Kabupaten Buru. Jurnal
diakses 24 April 2014). Agribisnis Kepulauan. Vol. 2.
No. 2. Maluku Utara. 2013.
Latuconsina, Fadhli, Syamsu Alam Http//:ejurnal.unpati.ac.id/ppr.it
dan Sudirman. 2014. Status eminfo.ink.php?id=380
Keberlanjutan Ikan Lompa
(THRYSSA BAELAMA) pada
Kawasan Sasi Negeri Haruku,