Anda di halaman 1dari 8

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No.

1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776

DESAIN BAHAN AJAR MATERI GELOMBANG DAN


BUNYI MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK
MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA SMP

Latifatul Jannah1), Mohamad Nur2), Suyono3)

1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya
2), 3)
Dosen Pascasarjana Prodi Pendidikan Sains Universitas Negeri Surabaya
E-mail: jannatifaa@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian desain bahan ajar ini
menggunakan model 4-D (Four-D Model) yang dibatasi pada tiga tahapan, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design),
dan pengembangan (develop). Hasil desain bahan ajar diujicobakan pada siswa kelas VIII SMPN 30 Surabaya semester genap
tahun ajaran 2014/2015 dengan One-Group Pretest-Posttest Design. Pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan angket.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) bahan ajar
yang dikembangkan valid untuk melatih keterampilan proses sains siswa SMP; 2) Keterlaksanaan RPP yang mencapai 99% dan
aktivitas belajar siswa menunjukkan behan ajar yang didesain terkategori praktis dalam melatih keterampilan proses sains siswa
SMP; dan 3) Respon positif siswa terhadap bahan ajar, dan peningkatan keterampilan proses sains menunjukkan bahan ajar yang
didesain efektif untuk melatihkan keterampilan proses sains. Disimpulkan bahwa bahan ajar yang didesain valid, praktis, dan
efektif untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa SMP kelas VIII.

Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif, think-pair-share (TPS), Mind Map, Hasil Belajar

Abstract: The objective of this research is to produce an intervention which is valid, practical, and effective. This intervention
design research is conducted through model 4-D that limited to three phases, that is define, design, and develop. Those
intervention is tried out at eight class on SMPN 30 Surabaya in academic year 2014/2015 with one-group pretest-posttest design.
Data were collected using observation method, tests, and questionnaires. Data are analyzed using descriptive analysis
quantitatively and qualitatively. The results show that 1) the intervention are valid categorized; 2) the implementation result of
lesson plan until 99%, and the student activity show that the intervention is practice categorized to train scientific process skills,
3) students positively respond toward intervention, and the increasing of scientific process skills show that the intervention is
effective to train scientific process skills. It can be concluded that the intervention design is valid, practice and effective to train
students scientific process skills.

Keywords: Intervention, Guided Inquiry, and Science Process Skills.

I. PENDAHULUAN Peneliti mengacu pada Buku Siswa Glencoe yang


Implementasi Kurikulum 2013 menjadikan Buku diterbitkan McGraw-Hill. Buku tersebut memiliki
Siswa dan Buku Guru sebagai salah satu sarana yang karakteristik sebagai berikut: 1) desain buku memiliki
sudah disiapkan Kemendikbud sesuai dengan nilai estetika yang baik, 2) konten materi yang
Permendikbud No. 71 Tahun 2013 tentang buku teks. kontekstual dan penyajian materi yang komunikatif, 3)
Permendikbud menjelaskan Buku Guru merupakan melatihkan keterampilan proses sains, 4) dan
pedoman bagi guru dalam pengajaran dan melatihkan High Order Thinking Skills (HOTS). Empat
pembelajaran. Sedangkan Buku Siswa adalah sumber poin tersebut menjadi pedoman penulis dalam
belajar siswa yang memuat materi pembelajaran, pengembangan Buku Siswa.
kegiatan siswa, latihan soal, rangkuman, peta konsep, Buku Siswa merupakan salah satu media
serta evaluasi. Penjelasan tersebut sejalan dengan yang pembelajaran yang mempunyai peran penting dalam
dikemukakan Prastowo (2013) yang menyatakan bahwa keberhasilan kegiatan pembelajaran. Buku Siswa dapat
Buku Siswa merupakan sumber belajar siswa yang dirancang dan digunakan dengan baik jika
memuat judul, kegiatan siswa, rangkuman materi, memperhatikan sejumlah prinsip dalam pembelajaran.
evaluasi, dan tugas. Buku Siswa ideal hendaknya Pemilihan dan penyajian materi serta penggunaan
mengacu pada Buku Siswa berstandar internasional. bahasa dan keterbacaan juga menjadi pertimbangan

Desain Bahan Ajar Materi Gelombang dan Bunyi Model Inkuiri 1196
Terbimbing untuk...

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
penting. Semua komponen tersebut harus berlandaskan kunci jawaban pada Buku Guru tanpa harus
kebutuhan di mana buku tersebut dikembangkan. membuka dua buku dengan halaman yang berbeda,
Umumnya semua sekolah menggunakan Buku Siswa guru hanya memegang satu buku, yaitu Buku Guru,
sebagai buku ajar utama. Hal ini mengindikasikan sedangkan siswa memegang Buku Siswa saja.
bahwa Buku Siswa merupakan bagian penting dalam 2. Ranah pembelajaran yang digunakan mengacu pada
proses pembelajaran (Prastowo, 2013). ranah yang telah disepakati secara internasional,
Buku Guru berfungsi menuntun guru dalam yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor.
melaksanakan pembelajaran. Buku Guru ideal adalah 3. Jenis pengetahuan terdiri dari faktual, konseptual,
Buku Guru yang memiliki keselarasan/kegayutan prosedural, dan metakognisi.
dengan Buku Siswa, Buku Guru mampu 4. Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dan
mengejawantahkan setiap bagian yang terdapat pada berpusat pada guru secara proporsional, disesuaikan
Buku Siswa. Buku Guru IPA Glencoe merupakan salah dengan materi dan tujuan pembelajaran.
satu contoh Buku Guru ideal yang memiliki 5. Kegiatan pembelajaran dipenuhi dengan kegiatan
karakteristik: 1) memiliki halaman yang sama dengan seperti minilab, diskusi, pengamatan, dan
halaman Buku Siswa, letak Buku Siswa di bagian eksperimen yang terintegrasi dengan keterampilan
tengah dan Buku Guru di sisi samping dan bawah, 2) proses sains dasar dan terpadu.
terdapat langkah-langkah pembelajaran dan pengajaran 6. Diberikan alternatif kegiatan jika kegiatan utama
yang memandu guru, 3) mencantumkan kunci jawaban tidak memungkinkan untuk dilakukan.
pada setiap soal yang terdapat pada Buku Siswa, 4) 7. Identifikasi miskonsepsi untuk meminimalisir
mencantumkan identifikasi miskonsepsi pada bagian adanya kesalahan konsep dan pemahaman siswa.
yang diperlukan, 5) memberikan alternatif kegiatan jika 8. Penjabaran fase-fase pembelajaran yang jelas dan
kegiatan utama tidak dapat terlaksana, dan 6) terarah.
menjelaskan indikator-indikator KPS secara khusus di 9. Memenuhi validitas isi dan validitas konstruk.
bagian awal buku. Nieveen (2007) menyatakan bahwa untuk membuat
Buku Siswa dan Buku Guru IPA SMP Kurikulum intervensi yang baik maka intervensi harus
2013 saat ini masih dalam tahap revisi dan divalidasi secara konstruk dan konten.
penyempurnaan. Oleh karena itu peneliti dengan tim
telah melakukan telaah terhadap Buku IPA Guru Beberapa ciri buku ideal yang disebut di atas,
Kurikulum 2013 kelas VII dan VIII SMP Kurikulum menjelaskan pentingnya mengintegrasikan
2013. Telaah yang dilakukan peneliti terhadap Buku keterampilan proses sains dasar dan terpadu ke dalam
Guru dan Buku Siswa SMP Kurikulum 2013 yang proses pembelajaran. Hal ini perlu diperhatikan
diterbitkan Kemendikbud dibatasi pada kelas VIII bab mengingat pendekatan saintifik dan keterampilan
Indera Pendengaran dan Sistem Sonar pada Makhluk proses sains telah dijabarkan di bagian awal Buku Guru
Hidup dan menghasilkan beberapa temuan terkait Kurikulum 2013. Namun pada implementasinya tidak
kelebihan dan kekurangannya. dilatihkan secara menyeluruh.
Menanggapi permasalahan tersebut, peneliti Salah satu yang memfasilitasi siswa untuk mencapai
berupaya mencari solusi perbaikan dengan mengacu indikator keterampilan proses sains menurut pandangan
pada tuntutan pengembangan Kurikulum 2013. Solusi konstruktivis adalah model inkuiri terbimbing. Inkuiri
yang akan ditawarkan berupa pengembangan bahan ajar terbimbing melibatkan siswa secara aktif dalam proses
yang mengacu pada bahan ajar standar internasional pembelajaran (Sanjaya, 2009). Oleh karena itu
serta referensi standar dalam pengembangan intervensi. penelitian yang ingin diangkat peneliti adalah desain
Mengacu pada buku teks berstandar internasional, Buku bahan ajar dengan model inkuiri terbimbing untuk
Siswa dan Buku Guru yang ideal memiliki ciri-ciri melatihkan keterampilan proses sains siswa.
sebagai berikut: Peneliti ingin mendesain bahan ajar khususnya
1. Desain Buku Siswa dan Buku Guru diatur sehingga Buku Siswa dan Buku Guru IPA dengan fitur-fitur: 1)
memiliki halaman yang sama, kesamaan halaman Domain pembelajaran mengacu pada standar
ini banyak memberi kemudahan dan kepraktisan internasional. 2) Jenis pengetahuan faktual, konseptual,
pada guru saat proses pembelajaran. Pengaturan prosedural, dan metakognisi. 3) Menerapkan model
halaman yang sama juga mempermudah dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berpusat
mengecek dan memastikan kesinkronan isi kedua pada guru. 4) indikator keterampilan proses sains yang
buku tersebut. Semua yang disajikan pada Buku lengkap. 5) Menerapkan HOTS. 6) Desain Buku Guru
Siswa dibahas pada Buku Guru, setiap materi dan menjadi satu dengan Buku Siswa, Silabus, RPP, dan
kegiatan yang ada pada Buku Siswa diberikan lembar penilaian. 7) Menggunakan referensi standar
langkah pembelajaran pada Buku Guru, setiap soal mutakhir sebagai referensi utama dalam pengembangan
dan lembar kerja siswa pada Buku Siswa diberikan buku.

Desain Bahan Ajar Materi Gelombang dan Bunyi Model Inkuiri 1197
Terbimbing untuk...

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
II. METODE PENELITIAN belajar pendukung yang diacu oleh peneliti) dan
Jenis penelitian ini adalah penelitan desain karena pemahaman validitas konten (model inkuiri terbimbing
mendesain bahan ajar. Penelitian desain merupakan memenuhi aspek kebutuhan (need) dan kemutakhiran
kajian sistematik atas perancangan, pengembangan dan (state of the art) (Nieveen, 2007). Keenam expert
pengevaluasian intervensi kependidikan (seperti sepakat (dengan percentage of agreement yang tinggi)
program, strategi-strategi dan bahan-bahan pengajaran- memberikan penilaian sebagai berikut: (1) peneliti telah
pembelajaran, produk dan sistem) sebagai solusi untuk memahami konstruk teori dari fase-fase model inkuiri
masalah-masalah kompleks dalam praktik terbimbing yang akan digunakan dan (2) peneliti telah
kependidikan. Penelitian desain ditujukan pada memahami aspek-aspek kebutuhan siswa dan
pendalaman pengetahuan tentang karakteristik- kemutakhiran dalam implementasi model inkuiri
karakteristik intervensi serta proses pendesainan dan terbimbing. Artinya, peneliti/pengembanng telah
pengembangan (Nieveen, 2007). Subjek penelitian memahami konstruk teori yang mendasari
adalah bahan ajar IPA model inkuiri terbimbing untuk digunakannya model inkuiri terbimbing dalam uji coba
melatihkan keterampilan proses sains dan subjek uji bahan ajar yang dikembangkan. Dengan demikian,
coba II pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP kekhawatiran terjadinya kesalahan konsep dalam
sebanyak 27 siswa. pengembangan bahan ajar tidak terbukti. Artinya, apa
Model pengembangan yang digunakan di samping yang dipersyaratkan oleh Nieveen (2007) telah
merujuk Nieveen (2007) juga mengadaptasi model 4D dipenuhi.
yang dikemukakan oleh Thiagarajan, et al. (1974). Validitas Buku Guru dinilai dari delapan aspek yang
Proses pengembangan terdiri dari empat tahap, yaitu merepresentasikan ciri buku guru yang baik dan fitur-
define, design, develop, dan disseminate. fitur yang seharusnya dipenuhi. Keenam validator
Pengembangan perangkat yang dilakukan hanya sampai (expert) sepakat atau memiliki kesepahaman yang
pada tahap ketiga karena diterapkan terbatas. tinggi (percentage of agreement 97%) untuk
Rancangan penelitian menggunakan rancangan one- menyatakan bahwa: (1) bagian awal dari Buku Guru
group pretest-posttest design. Rancangan penelitian ini telah menjelaskan segala aspek yang dibutuhkan di
melibatkan satu kelompok yang diobservasi pada tahap dalamnya (yaitu terdiri atas: Kata Pengantar,
pretest (O1) yang kemudian dilanjutkan dengan Pembelajaran IPA Kurikulum 2013, Pendekatan
perlakuan tertentu (X) dan posttest (O2) (Sugiyono, Saintifik dan Keterampilan Proses Sains dalam
2014). Teknik pengumpulan data yang digunakan Kurikulum 2013, Model Pembelajaran, Penilaian, Teori
dalam penelitian ini adalah: dokumentasi, pengamatan, Belajar, RPP, dan Pengorganisasian Bab), (2) Silabus
tes dan angket. Analisis datanya peneliti menggunakan dan RPP yang merupakan bagian integral dari Buku
teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis Guru dengan fungsi sebagai pedoman dalam kegiatan
data dalam penelitian ini mendeskripsikan validitas, pembelajaran telah dikembangkan sangat baik (sangat
efektivitas, dan kepraktisan Prototipe Buku Guru dan valid), (3) Rumusan indikator pembelajaran yang
Buku Siswa. Analisa data yang dilakukan bersifat terjabarkan dalam setiap pembelajaran pada Buku Guru
induktif berdasarkan fakta-fakta yang digunakan untuk sangat valid, menunjukkan bahwa rumusan indikator
menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan telah sesuai dengan KI dan KD yang akan dibelajarkan,
dalam penelitian lebih menekankan makna dari pada (4) Indikator KPS yang dilatihkan kepada siswa
generalisasi (Sugiyono, 2014). Perangkat pembelajaran (merumuskan hipotesis, identifikasi variabel, definisi
dinyatakan layak digunakan jika minimal tingkat operasional variabel, mengumpulkan dan menyajikan
validitas mencapai kategori valid dengan skor minimal data pada tabel, menganalisis data, dan menyimpulkan
2.60 (Ratumanan & Laurens, 2006). data) adalah sangat valid, (5) muatan HOTS di dalam
Buku Guru seperti berpikir kritis (cek bagian), berpikir
III. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI kreatif (percobaan lanjutan), dan metakognisi (cek
A. Validitas Bahan Ajar keterbacaan, peta konsep) adalah sangat valid, (6)
Uji coba bahan ajar yang didesain menggunakan Domain pembelajaran yang digunakan pada Buku Guru
model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model inkuiri (afektif, kognitif, dan psikomotor) sudah sesuai dengan
dipilih karena sangat tepat untuk melatihkan domain yang digunakan pada komponen bahan ajar
keterampilan proses sains. Agar tidak terjadi kesalahan lainnya (Silabus, RPP, Buku Siswa, dan LP), (7)
konsep dalam mendesain bahan ajar, maka peneliti Kegayutan Buku Guru dan Buku Siswa, yaitu desain
sebagai perlu ditera pemahamannya oleh validator (kesamaan halaman buku) dan isi (petunjuk guru)
(expert judgement). Penilaian pemahaman peneliti berkategori sangat valid. Dengan demikian, Buku Guru
dilakukan dengan melihat/menilai dari dua aspek, yaitu yang dikembangkan layak untuk diujicobakan.
pemahaman validitas konstruk (kesesuaian antara setiap Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Buku
fase dalam model inkuiri terbimbing dengan teori Siswa yang dikembangkan dalam penelitian ini

Desain Bahan Ajar Materi Gelombang dan Bunyi Model Inkuiri 1198
Terbimbing untuk...

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Buku dipahami. Sebagian besar siswa itu juga memberikan
Guru. Keenam expert telah memberikan penilaian yang penilaian yang baik dan positif terhadap aspek
sangat valid atas Buku Siswa yang dikembangkan penampilan, konten/isi, dan gambar/ilustrasi. Hal yang
(percentage of agreement 97%), bahwa: (1) bagian sama juga terjadi atas LKS. Setelah mengikuti
awal dari buku sangat valid, artinya telah memberikan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang
penjelasan atas segala aspek yang dibutuhkan atau dikembangkan peneliti, sebagian besar siswa (83,33-
harus dipenuhi di dalam sebuah buku dan (2) 100%) memberikan penilaian yang positif terhadap
komponen-komponen lain yang merupakan bagian penampilan, kejelasan konten/isi, huruf dan bahasa,
yang tidak terpisahkan dari Buku Guru berlaku serta kejelasan gambar ilustrasi pada LKS.
sebagaimana yang berlaku pada Buku Guru. Buku Hasil pengamatan keterlaksanaan RPP
Siswa ini selanjutnya diujicobakan untuk pengujian menunjukkan bahwa persentase tingkat keterlaksanaan
kepraktisan dan keefektifan bersama-sama dengan RPP sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa
Buku Guru, dengan harapan terbukti praktis dan efektif. perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi
Kesepuluh aspek yang dinilai dari LKS mendapat aspek kepraktisan, yaitu bahan ajar dapat diterapkan
penilaian expert dengan kriteria sangat valid (skor 4,0). dengan mudah (Nieveen, 2007).
Keenam expert memiliki kesepahaman yang tinggi Hasil pengamatan aktivitas siswa pada uji coba I
dalam memberikan penilaian terhadap LKS yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan persentase
dikembangkan (percentage of agreement 100%). aktivitas siswa. Hal ini berarti bahwa seiring siswa
Lembar Penilaian Kognitif Produk yang terdiri dari mulai terbiasa dan terlatih dengan model pembelajaran
27 butir soal pilihan ganda yang mewakili 12 indikator yang diberikan guru di kelas maka guru mulai
soal dan mencakup tingkatan kognitif mulai dari mengurangi bentuk bimbingan sedikit demi sedikit
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan hingga siswa dapat melakukan pembelajaran dengan
mengevaluasi semuanya mendapat penilaian dari expert lebih mandiri. Hal positif lain juga ditemukan saat uji
dengan kategori sangat valid kecuali pada soal 6, 11, 16 coba II, bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran
berkategori valid. Keenam expert memiliki mengalami peningkatan frekuensi pada beberapa
kesepahaman yang tinggi dalam memberikan penilaian aktivitas, seperti mendiskusikan tugas dan melakukan
terhadap LP yang dikembangkan (percentage of pengamatan, merencanakan eksperimen, melakukan
agreement 97%). eksperimen atau bekerja.
Lembar Penilaian Kognitif Proses Kinerja Sebagaimana pada uji coba I, pada uji coba II juga
sebenarnya adalah format LKS yang diperuntukkan ditemukan hambatan dalam pembelajaran. Peneliti
mengukur kemampuan kognitif proses kinerja yang berusaha untuk meminimalisir efek dari hambatan
terdiri atas 6 (enam) indikator soal dan masing-masing tersebut dengan mencari solusi alternatif yang dapat
terjabarkan dalam satu atau beberapa butir soal dilakukan. Dengan demikian, hambatan yang terjadi
berbentuk esai. Masing-masing butir itu untuk telah dapat diatasi tanpa kesulitan berarti. Adanya
mengukur berturut-turut merumuskan hipotesis, kendala yang demikian itu, semakin memotivasi
mengidentfikasi variabel, merumuskan definisi peneliti untuk senantiasa memanfaatkan model
operasional variabel, mengumpulkan data, menganalisis pembelajaran inkuiri terbimbing meskipun
data, dan merumuskan simpulan. Lima butir soal dari membutuhkan waktu yang cukup untuk perencanaan,
enam soal yang bersesuaian dengan indikator pengawasan dan kontinyuitas karena secara berangsur-
keterampilan proses sains itu mendapatkan penilaian angsur memudahkan para siswa ke arah pembelajaran
dari expert dengan kategori sangat valid, kecuali butir mandiri (Kuhlthau et al., 2007). Di samping itu,
soal untuk indikator merumuskan definisi operasional dukungan empiris juga diberikan oleh Amalia dkk (tt)
variabel mendapat penilaian berkategori valid. Keenam yang menyimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri
expert memiliki kesepahaman yang tinggi dalam menuntun siswa memperbaiki proses belajar untuk hasil
memberikan penilaian (percentage of agreement 93%). belajar maksimal.

B. Kepraktisan Prototipe Bahan Ajar C. Keefektivan Prototipe Buku Guru dan Buku Siswa
Kepraktisan Bahan Ajar yang dikembangkan diukur Keefektifan Bahan Ajar yang dikembangkan diukur
dari: (1) keterbacaan Bahan Ajar, (2) dukungannya dari: (1) dampaknya terhadap hasil belajar dan (2)
terhadap keterlaksanaan pembelajaran, (3) penciptaan respon siswa. Hasil belajar yang dijadikan ukuran
terhadap aktivitas siswa, dan (4) kendala. meliputi: (a) hasil belajar kognitif produk, (b) hasil
Keterbacaan Bahan Ajar meliputi keterbacaan atas belajar kognitif proses, (c) hasil belajar afektif, dan (d)
Buku Siswa dan LKS. Untuk Buku Siswa, sebagian hasil belajar psikomotor.
besar siswa (83,33-100%) menyatakan bahwa bahasa Baik pada uji coba I maupun uji coba II, dampak
yang digunakan pada Buku Siswa mudah dibaca dan Bahan Ajar terhadap ketuntasan belajar kognitif produk

Desain Bahan Ajar Materi Gelombang dan Bunyi Model Inkuiri 1199
Terbimbing untuk...

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
siswa telah melampaui angka 85%. Menurut Sutirto ilmiah diperoleh. Nilai-nilai dan asumsi-asumsi tersebut
(2013) capaian ini dapat diberi makna bahwa Bahan kemudian mampu meningkatkan pemahaman ilmiah
Ajar yang dikembangkan telah memberikan dampak dan kemampuan membuat keputusan (membuat
terhadap ketuntasan secara klasikal. Dengan demikian simpulan).
dapat disimpulkan Bahan Ajar yang dikembangkan Pemikiran sebagaimana diungkapkan di dalam
telah memenuhi kriteria keefektifan ditinjau dari hasil paragraf di atas diperkuat oleh temuan penelitian
belajar kognitif produk. Keefektifan bahan ajar yang terdahulu. Ambarsari dkk (tt) menyimpulkan bahwa
diperoleh dari hasil belajar kognitif produk ini juga inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang
didukung oleh data validitas dan data kepraktisan bahan signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar
ajar yang dikembangkan. Aspek validitas menunjukkan siswa. Maikristina dkk (tt) menyimpulkan bahwa model
bahwa bahan ajar, termasuk dalam hal ini lembar pembelajaran inkuiri terbimbing meningkatkan hasil
penilaian hasil belajar produk, telah tervalidasi oleh belajar dan keterampilan proses sains yang dibelajarkan
enam validator dengan kategori valid-sangat valid. dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
Aspek kepraktisan pada bagian keterlaksanaan RPP memiliki ketercapaian yang lebih baik daripada model
yang menunjukkan mudahnya bahan ajar saat problem solving. Utami dkk (tt) menunjukkan bahwa
diterapkan pada siswa menjadi salah satu faktor penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
penyebab berhasilnya pembelajaran di kelas sehingga memberikan hasil belajar dan keterampilan proses sains
siswa dapat berhasil pada tes mereka. Aspek lebih baik.
kepraktisan pada bagian keterbacaan Buku Siswa dan Kinerja proses sains siswa sangat dipengaruhi oleh
LKS juga menjadi salah satu faktor pendukung Bahan Ajar yang dikembangkan baik dari komponen
keberhasilan pembelajaran siswa, di mana dari hasil Buku Siswa maupun LKS. Hal ini nampak dari
angket keterbacaan yang diberikan menunjukkan bahwa keberhasilannya menjalankan kinerja proses baik saat
siswa memberikan penilaian yang positif terhadap Buku uji coba I maupun uji coba II. Hasil tes kinerja pada uji
Siswa dan LKS yang telah mereka baca. Aspek coba I menunjukkan seluruh siswa (100%) mengalami
kepraktisan pada bagian aktivitas siswa pun ketuntasan belajar dengan nilai postes tertinggi 100 dan
memberikan bukti yang linear sebagai salah satu faktor terendah 66. Hasil tes kinerja proses pada uji coba II
pendukung keberhasilan pembelajaran, di mana dapat menunjukkan bahwa 22 dari 27 siswa (81,5%) tuntas
dilihat bahwa hasil pengamatan aktivitas siswa dan lima siswa belum tuntas. Jika ketuntasan klasikal
menunjukkan siswa aktif selama proses pembelajaran di ditetapkan 85% sebagaimana disampaikan oleh Sutirto
kelas. Keaktifan siswa selama pembelajaran ini tidak (2013), maka dapat dinyatakan secara klasikal kinerja
serta merta terjadi begitu saja, namun disebabkan oleh proses siswa belum tuntas. Bagaimana dengan
skenario yang dibuat peneliti dalam Buku Guru (RPP) ketuntasan indikator? Semua indikator tes kinerja
sehingga dapat terwujud pembelajaran yang bersifat proses sains tuntas. Peneliti menilai hasil tes kinerja
student center. Aspek keefektifan pada bagian respon tidak lepas dari pengaruh tingkat pemahaman
siswa juga memberikan hasil yang linear dalam keterampilan proses sains yang dimiliki siswa. Artinya,
menunjukkan keefektifan bahan ajar, yaitu sebagian hasil pemahaman keterampilan proses sains sejalan dan
besar siswa memberikan respon yang positif terhadap mendukung kemampuan siswa dalam kinerja
pembelajaran yang telah mereka lakukan. keterampilan proses sains. Di samping itu, kinerja
Hasil belajar kognitif proses dibedakan dalam dua keterampilan proses sains juga menjadikan aspek
dimensi, yaitu pemahaman dan kinerja. Hasil uji coba II psikomotorik siswa menjadi lebih aktif/lebih baik, hal
menunjukkan 25 dari 27 siswa (93%) tuntas. ini didukung oleh pendapat/pernyataan yang
Ketuntasan siswa dalam memahami keterampilan disampaikan Dwijono (2013) yang menyimpulkan
proses sains diharapkan dapat dijadikan bekal awal bagi bahwa keterampilan proses sains yang dimiliki siswa
siswa dalam menjalani kinerja keterampilan proses akan mempengaruhi prestasi psikomotorik siswa.
sains dengan lebih baik. Dampak Bahan Ajar yang Keberhasilan siswa ini dimungkinkan juga
dikembangkan dilihat dari ketuntasan indikator adalah disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan.
bahwa 11 dari 13 indikator (84,62%) tuntas. Indikator Pengalaman-pengalaman siswa dalam belajar
yang belum tuntas adalah definisi operasional dan terbimbing pada materi IPA merupakan pengalaman-
indikator eksperimen. pengalaman yang mendorong keterampilan kinerja
Keberhasilan siswa ini dimungkinkan juga proses, yaitu seperti pengukuran dan lain-lain (Ausubel,
disebabkan oleh model pembelajaran yang digunakan. 1968 di dalam Ango, 2002). Ausubel menyatakan
Pemikiran ini didasarkan kepada pendapat Arnold et al. bahwa keterampilan kinerja proses sains, seperti
(2014) yang menyatakan bahwa akuisisi keterampilan pengukuran dan lain-lain merupakan hal yang sangat
inkuiri dan pembelajaran inkuiri ilmiah membantu penting untuk pengembangan pemahaman konsep sains
siswa memperoleh wawasan bagaimana pengetahuan

Desain Bahan Ajar Materi Gelombang dan Bunyi Model Inkuiri 1200
Terbimbing untuk...

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
dan makna penggunaan prosedur ilmiah untuk pretest yang dilakukan Mahtari (2015) terhadap siswa
penyelesaian masalah dan aplikasi pemahaman ilmiah. kelas VII SMP diperoleh hasil bahwa siswa sama sekali
Hasil tes pemahaman dan kinerja keterampilan tidak mengenal/familiar dengan keterampilan proses
proses sains yang mampu meningkatkan keterampilan sains dan tidak memahami indikator-indikator
proses sains setelah pembelajaran juga didukung oleh keterampilan proses sains, sedangkan pada hasil
hasil penelitian Purniati et al. (2009), yang menyatakan posttest menunjukkan terjadi peningkatan yang
diperlukan suatu upaya untuk menciptakan proses signifikan bahkan mengalami ketuntasan secara
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk klasikal. Penelitian terkait keterampilan proses sains
memperoleh pengetahuan. Dalam pengembangan bahan dalam konteks yang lebih luas juga dilakukan di
ajar fisika, model pembelajaran yang memfasilitasi beberapa sekolah dasar dan menengah, baik di
siswa untuk lebih aktif diperlukan strategi belajar- Surabaya oleh Iskandar (2013) maupun di luar
mengajar yang tepat. Hal yang senada disampaikan oleh Surabaya oleh Ummah (2015). Dari hasil telaah
Lawson et.al. dalam Iwan (2014), model inkuiri terhadap beberapa penelitian keterampilan proses sains
terbimbing merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan pada saat pretes menunjukkan hasil yang serupa, yaitu
yang diorganisir supaya siswa menguasai kompetensi- siswa tidak mengenal keterampilan proses sains dan
kompetensi dalam pembelajaran dengan jalan berperan belum dapat mengaplikasikan indikator-indikator
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Prayogi et al, keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA.
(2013) telah melakukan penelitian di mana dengan Hasil-hasil posttest pun menunjukkan hal yang linear
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan hasil penelitian peneliti sekarang, yaitu terjadi
dapat meningkatkan keterampilan proses sains. peningkatan hasil belajar pada sebagian besar siswa
Keefektifan bahan ajar yang dilihat dari tes (Iskandar, 2015; Lailiyah, 2015; dan Ummah, 2015).
pemahaman keterampilan proses sains dan tes kinerja Hasil-hasil telaah terhadap penelitian keterampilan
keterampilan proses sains dapat dikatakan mampu proses sains menunjukkan bahwa keterampilan proses
melatihkan keterampilan proses sains siswa. Hasil sains pada sekolah yang telah menerapkan Kurikulum
pretest keterampilan proses sains yang rendah dan hasil 2013 pun juga belum terlaksana dengan baik (Lailiyah,
yang tinggi dapat dimaknai bahwa siswa pada awalnya 2015 dan Ummah, 2015), karena sejauh ini
belum mengenal keterampilan proses sains. Namun keterampilan proses sains yang diajarkan hanya
setelah mengalami pembelajaran sebanyak empat kali berkutat pada menganalisis dan menyimpulkan hasil
pertemuan dan dilakukan posttest ternyata semua percobaan/pengamatan. Data ini juga mengindikasikan
indikator pemahaman dan kinerja keterampilan proses bahwa guru belum siap mengajarkan Kurikulum 2013
sains mengalami ketuntasan. Ketuntasan ini dari aspek keterampilan proses sains secara lengkap dan
menjelaskan bahwa bahan ajar tersebut berhasil menyeluruh. Bahan ajar (Silabus, RPP, Buku Guru,
memudahkan guru untuk mengajar dan memudahkan Buku Siswa, LKS, dan Lembar Penilaian) yang
siswa untuk belajar keterampilan proses sains. Data ini berorientasi pada 5 M/ keterampilan proses sains juga
juga dapat dimaknai bahwa data rendah pada uji awal belum disiapkan dengan baik. Dari hasil kajian soal-
tidak dapat dikatakan siswa memiliki potensi akademik soal Ujian Nasional (UN) pada jenjang SMP pada tiga
yang rendah, namun semata-mata mereka belum tahun berturut-turut menunjukkan bahwa soal belum
mendapatkan kesempatan untuk belajar keterampilan memasukkan keterampilan proses sains (Waldijah dkk,
proses sains. Hasil belajar keterampilan proses sains ini 2013). Ada kemungkinan guru tidak mengajarkan
juga mengkonfirmasi bahwa model inkuiri terbimbing keterampilan proses sains/5M karena tidak ada tuntutan
dapat membelajarkan keterampilan-keterampilan dalam UN, sehingga dampaknya guru kurang
inkuiri/keterampilan proses sains. Di samping hasil termotivasi untuk belajar dan membelajarkan
belajar kognitif, dengan perangkat pembelajaran keterampilan proses sains pada siswa.
menerapkan inkuiri terbimbing berhasil mewujudkan Rendahnya hasil pretes keterampilan proses sains
pembelajaran yang berpusat pada siswa, berbeda siswa yang diperoleh dalam penelitian ini serta pada
dengan pembelajaran berpusat pada guru yang aktivitas beberapa penelitian sebagaimana disebutkan di atas
dominannya adalah siswa mendengarkan penjelasan ternyata juga serupa dengan hasil penelitian yang telah
guru pada saat proses belajar-mengajar dengan inkuiri dilakukan Nur (1982), di mana dalam penelitian juga
terbimbing ini aktivitas siswa didominasi oleh kegiatan diperoleh hasil pretes keterampilan proses sains yang
pengamatan dan percobaan. Hal ini juga membuat rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa keterampilan
siswa senang mengikuti pembelajaran. proses sains siswa belum mengalami perubahan yang
Penelitian terkait tentang keterampilan proses sains signifikan dari beberapa puluh tahun lalu sampai
atau 5M yang lain pada sekolah yang sama juga dewasa ini.
menunjukkan hasil pretest yang rendah serta hasil Hasil-hasil penelian terkait keterampilan proses
posttest yang lebih baik/meningkat. Berdasarkan hasil sains di atas menunjukkan bahwa kemampuan bernalar

Desain Bahan Ajar Materi Gelombang dan Bunyi Model Inkuiri 1201
Terbimbing untuk...

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
siswa masih rendah. Hasil-hasil penelitian tersebut juga sebelumnya (LKS 2), di mana selain diajarkan dan
didukung oleh data PISA (Programme for International dilatih KPS siswa juga dilatih agar mandiri dalam
Student Assesment) yang menunjukkan masih keterampilan psikomotornya, yaitu menyiapkan alat dan
rendahnya tingkat kemampuan bernalar siswa di bahan percobaan serta mengukur volume material. Hal
Indonesia. Data PISA 2012 menyebutkan bahwa dari ini sesuai dengan hasil penelitian Dwijono (2013),
sejumlah 65 negara di dunia tercatat Indonesia berada yang menyimpulkan bahwa keterampilan proses sains
pada peringkat ke-64 dengan skor 375 (skor tertinggi mempengaruhi prestasi belajar psikomotor.
613 dan skor terendah 368). Sejak pertama kali
mengikuti tes yang dilakukan oleh OECD D. Temuan Penelitian
(Organization for Economic Co-operation) ini, yaitu 1. Dihasilkan desain Bahan Ajar (Silabus, RPP, Buku
pada tahun 2003, prestasi siswa Indonesian tidak pernah Guru, Buku Siswa, LKS, dan LP) materi
beranjak jauh dari posisi terbawah. Padahal di sisi lain gelombang, dan bunyi yang telah memenuhi syarat
siswa Indonesia banyak berhasil meraih kemenangan validitas baik konstruk maupun validitas konten.
pada olimpiade sains matematika, fisika, astronomi, dan 2. Desain Bahan Ajar telah memenuhi syarat
lainnya. kepraktisan ditinjau dari indikator keterbacaan oleh
Hasil belajar afektif yang diamati dan dinilai siswa, dukungan pelaksanaan pembelajaran,
meliputi afektif sikap spiritual dan afektif sikap sosial. pengkondisian siswa belajar aktif, dan hambatan
Afektif sikap spiritual yang diamati meliputi berdoa dan pembelajaran.
mengucapkan salam. Afektif sikap sosial meliputi kerja 3. Desain Bahan Ajar telah memenuhi syarat
sama, tanggung jawab, dan rasa ingin tahu. Hasil keefektifan ditinjau dari indikator hasil belajar dan
belajar afektif sikap spiritual dan afektif sikap sosial respon siswa.
memiliki ketuntasan sebesar 100%. Ketuntasan tersebut
dapat terwujud dikarenakan pada saat pembelajaran IV. KESIMPULAN
indikator-indikator sikap spiritual dan sikap sosial Keterampilan proses sains sangat penting dalam
dilatihkan. Pada saat pembelajaran guru juga pembelajaran IPA karena melalui keterampilan proses
mengingatkan siswa untuk disiplin, jujur, tanggung sains siswa tidak hanya menerima konsep, namun siswa
jawab, bekerja sama, mempunyai rasa ingin tahu yang dilibatkan dalam membangun atau menemukan konsep.
tinggi, dan teliti dalam melaksanakan percobaan. Lebih dari itu, dengan keterampilan proses sains siswa
Domain afektif ini digunakan oleh guru dalam dididik untuk menjadi seorang ilmuwan. Melalui
pengajaran dengan menggunakan model inkuiri penelitian ini telah berhasil dikembangkan bahan ajar
terbimbing. Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan IPA SMP (materi getaran, gelombang, dan bunyi) yang
Birbeck & Andre (2009) yang menyatakan bahwa dirancang untuk membelajarkan keterampilan proses
untuk mengenali nilai atribut afektif siswa maka harus sains. Bahan ajar yang dikembangkan itu telah
terang-terangan dikembangkan, diajarkan dan dinilai memenuhi syarat validitas baik konstruk maupun isi,
secara eksplisit, dan bukan hanya tertanam dalam tugas- telah terbukti praktis, dan efektif. Dengan dihasilkan
tugas kognitif. Berdasarkan Anderson & Krathwohl bahan ajar ini, kekawatiran keterampilan proses sains
(2001), perilaku afektif berkembang ketika pengalaman tidak dibelajarkan oleh guru dapat direduksi. Pada Buku
belajar yang tepat disediakan bagi siswa sama halnya Guru maupun Buku Siswa yang telah dikembangkan
seperti perilaku kognitif berkembang dari pengalaman telah secara eksplisit mencantumkan indikator-indikator
pembelajaran yang tepat. Pembelajaran menggunakan keterampilan proses sains secara lengkap. Di samping
model inkuiri terbimbing dalam penelitian ini juga memuat indikator-indikator keterampilan proses sains,
mendukung untuk mengajarkan sikap tersebut, sebagai bahan ajar yang dikembangkan feasible untuk
contoh saat siswa mempresentasikan hasil penyelidikan mendukung pembelajaran yang direkomendasikan untuk
di depan kelas maka mereka terlebih dahulu pembelajaran IPA di SMP, yaitu model pembelajaran
mengucapkan salam serta menggunakan bahasa sopan. inkuiri terbimbing. Menggunakan bahan ajar yang telah
Hasil penilaian aspek afektif yang dimiliki siswa dikembangkan, pembelajaran keterampilan proses sains
dapat dikatakan juga berkorelasi dengan perilaku dan seperti: merumuskan hipotesis, mengidentifikasi
kinerja siswa di kelas/laboratorium pada saat variabel, merumuskan definisi operasional variabel,
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Dwijono mencatat dan menyajikan data dalam bentuk tabel,
(2013) yang menyimpulkan bahwa keterampilan proses menganalisis data, dan merumuskan simpulan dapat
sains mempengaruhi prestasi belajar afektif. dengan mudah direalisasikan. Pembelajaran dengan
Hasil belajar psikomotor secara keseluruhan inkuiri efektif dalam membantu siswa memahami
mengalami ketuntasan yaitu dengan nilai C+ s/d B+. konsep dan penggunaan keterampilan proses sains.
Ketuntasan ini dikarenakan siswa sudah pernah
diajarkan percobaan serupa pada pembelajaran

Desain Bahan Ajar Materi Gelombang dan Bunyi Model Inkuiri 1202
Terbimbing untuk...

Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov 2016
ISSN: 2089-1776
REFERENSI Tahun 2013 Tentang Standar Proses.
Ambarsari, W. Santosa, S. Marldi. (tt). Penerapan Kuhlthau, C., Maniotes, Leslie. K., Caspari, and Ann.
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap K. (2007). Guided Inquiry (Learning in the 21st
Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran Century). Washington DC: National Academy
Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Press.
Surakarta. Jurnal Pendidikan. Maikristina, N., Dasna, I. W., dan Sulistina, O. (tt)
Anderson, W. and Krathwol, D. R. (2001). A Taxonomy "Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
for Learning Teaching and Assessing, a revision lnkuiri terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan
of Blooms Taxonomy of Educational Objectives. Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMAN 3
New York: Longman. Malang pada Materi Hidrolisis Garam. Jurnal
Ango, Mary L. (2002). Mastery of Science Skills and Pendidikan.
Their Effectiv Use in The Teaching of Science: Nieveen, N. and Plomp, T. (2007). An Introduction to
An Educology of Science Education in the Educational Design Research. Netherland:
Nigerian Context. International Journal of Netherlands institute for curriculum
Educology. 16 (1). development.
Arnold, J C, Kremer, Kerstin, and Mayer, J. (2014). Nur, M. (1982). Kompetensi Akademik Mahasiswa
Understanding Students Experiments What FKIE IKIP Jurusan Biologi, Fisika dan Kimia
kind of support do they need in inquiry tasks. Dintinjau dari Peranannya dalam Mengelola
International Journal of Sciece Education. 36 Kegiatan Inkuiri sebagai Dasar Pengembangan
(16), 2719 2749. Pembelajaran Sains di Sekolah Menengah Atas.
Birbeck, D. and Andre, K. (2009). The Affective (Disertasi Pascasarjana tidak dipublikasikan),
Domain: Beyond Simply Knowing. ATN IKIP Bandung.
Assesment Conference 2009, RMIT University. Prastowo, A. (2013). Panduan Kreatif Membuat Bohan
Borich, G. D. (1994). Observation Skills for Effective Ajar lnovatif. Jogjakarta: DIVA Press.
Teaching. 2nd Ed. New York: Macmillan PISA. (2012). Result and Focus. Snapshot of
Publishing Company. Performance in Mathematics, Reading, and
Dwijono., Sunarno, W., dan Sugiyanto. (2013). Science.
Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Starter http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/PISA-
Eksperimen (PSE) Melalui Inkuiri terbimbing 2012-results-snapshot-Volume-I-ENG-pdf.
dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Diakses 8 januari 2016.
Keterampilan Proses Sains dan kreativitas Ratumanan, G.T, Laurens (2006). Evaluasi Hasil
Siswa. Jurnal Inkuiri. 2 (2), 124 133. Belajar Pada Tingkat Satuan Pendidikan.
Iskandar, J. (2015). Pengembangan Prototipe Buku Surabaya: Unesa Press.
Guru dan Buku Siswa Kurikulum 2013 pada Sanjaya, W. (2009). Perencanaan dan Desain
Materi Suhu dan Pemuaian untuk Melatihkan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Berpikir Kreatif. (Tesis tidak dipublikasikan), Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi
Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. (Mixed Methods). Bandung: ALFABETA..
Jannah, L. dan Nur, M. (2015). Reviu Kelayakan Buku Sutirto, M. dan Yulian. (2013). Pengembangan
Ajar IPA SMP Kurikulum 2013 Ditinjau dari Perangkat Pembelajaran Fisika SMK
AAAS." Jurnal Seminar Nasional Unesa. 1383 - Berorientasi Inkuiri Dengan Laboratorium
1392. Virtual untuk Melatihkan Keterampilan Proses
Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Sains. (Tesis yang tidak dipublikasikan),
lmplementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.
IPA SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud. Thiagarajan, S. Sempmel, D.S. and Sammel, M.I.
Kemendikbud. (2014). Permendikbud Nomor 71 Tahun (1974). Instruction Development for Training
2013 Tentang Buku Teks Pelajaran. Teachers of Exeptionaf Children. Indiana:
Kemendikbud. (2014). Permendikbud Nomor 81 A Indiana University Bloominton.

Desain Bahan Ajar Materi Gelombang dan Bunyi Model Inkuiri 1203
Terbimbing untuk...

Anda mungkin juga menyukai