Anda di halaman 1dari 7

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No.

04 November 2013 ISSN 2302 - 2493

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR BORAKS DALAM


BAKSO JAJANAN DI KOTA MANADO

Indra Tubagus1), Gayatri Citraningtyas1), Fatimawali1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

The purpose of this study which are to identify and determine the rate of borax in meatballs snacks
sold in the city of Manado. Sampling locations are Bunaken, Malalayang, Mapanget, Sario, Singkil,
Tikala, Tuminting and Wanea sub district. Each location is determined each 2 meatballs snacks
vendors. Recruitment is done 3 times in each meatball vendor meatball snacks of 20 seeds, until a
total of 60 pieces of meatball samples in a month for each vendor. The samples were identified using
a flame test method and test turmeric paper color method. Identification experiment results of research
meatballs with borax in the samples and test reaction flame color test please note that all samples
tested meatball not harmful preservatives.

Key words : Borax, flame test, color test, meatball, Manado

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar boraks pada bakso jajanan
yang dijual di Kota Manado. Lokasi pengambilan sampel Bunaken, Malalayang, Mapanget, Sario,
Singkil, Tikala, Tuminting, Wanea dan Wenang. Setiap lokasi masing-masing ditentukan 2 penjual
bakso jajanan. Pengambilan dilakukan sebanyak 3 kali di tiap penjual bakso jajanan sebanyak 20 biji
bakso, sehingga total sampel 60 biji bakso dalam sebulan untuk setiap penjual. Sampel diidentifikasi
mengunakan metode Uji nyala dan metode Uji warna dengan kertas turmerik. Hasil penelitian
percobaan identifikasi boraks dalam sampel bakso dengan reaksi Uji nyala dan Uji warna diketahui
bahwa semua sampel bakso yang diuji tidak mengandung bahan pengawet berbahaya, yaitu boraks.
Sehingga tidak diadakan penelitian lanjutan dengan Spektrofotometri UV-Vis.

Kata kunci : Boraks, Uji nyala dan Uji warna, Bakso, Manado

142
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 04 November 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN masakan lainnya, sebut saja misalnya nasi


Boraks adalah senyawa berbentuk goreng, mie goreng, capcay, dan aneka sop
kristal putih tidak berbau dan stabil pada (Widyaningsih, 2006).
suhu ruangan. Boraks merupakan senyawa Ponco (2002), menemukan 42,60%
kimia dengan nama natrium tetraborat dari 30 sampel bakso, yang dijajakan di
(NaB4O7 10 H2O). Jika larut dalam air Pasar Perumnas Bekasi positif
akan menjadi hidroksida dan asam borat mengandung boraks. Mujiantol (2005),
(H3BO3). Boraks atau asam boraks melaporkan bakso yang mengandung
biasanya digunakan untuk bahan pembuat boraks, di temukan di Kecamatan Pondok
deterjen dan antiseptic. Mengkonsumsi Gede, Bekasi, 38% dari 30 sampel
makanan yang mengandung boraks tidak ditemukan mengandung boraks. Silalahi
berakibat buruk secara langsung, tetapi dkk, (2012) melaporkan di Kota Medan
boraks akan menumpuk sedikit demi didapati adanya kandungan boraks pada
sedikit karena diserap dalam tubuh jajanan bakso, bahwa 80% dari sampel
konsumen secara kumulatif. Larangan yang diperiksa ternyata mengandung
penggunaan boraks juga diperkuat dengan boraks. Kadar boraks yang ditemukan
adanya Permenkes RI No berkisar antara 0,08-0,29% dari berbagai
235/Menkes/VI/1984 tentang bahan lokasi yang diteliti. Berdasarkan hal
tambahan makanan, bahwa Natrium tersebut, maka peneliti ingin melakukan
Tetraborate yang lebih dikenal dengan penelitian tentang penetapan kadar boraks
nama Boraks digolongkan dalam bahan dalam bakso jajanan di Kota Manado.
tambahan yang dilarang digunakan dalam
makanan, tetapi pada kenyatannya masih METODOLOGI PENELITIAN
banyak bentuk penyalahgunaan dari zat Pengambilan sampel di lakukan
tersebut (Subiyakto, 1991). dengan metode purposife. Sampel Bakso
Nevrianto (1991) menyebutkan jajanan diambil dilokasi Bunaken,
bahwa Boraks dinyatakan dapat Malalayang, Mapanget, Sario, Singkil,
mengganggu keseahatan bila digunakan Tikala, Tuminting, Wanea dan Wenang.
dalam makanan, misalnya mie, bakso Setiap lokasi masing-masing ditentukan 2
kerupuk. Efek negatif yang ditimbulkan penjual bakso jajanan. Pengambilan
dapat berjalan lama meskipun yang dilakukan sebanyak 3 kali di tiap penjual
digunakan dalam jumlah sedikit. Jika bakso jajanan sebanyak 20 biji bakso,
tertelan boraks dapat mengakibatkan efek sehingga total sampel 60 biji bakso dalam
pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. sebulan untuk setiap penjual.
Konsentrasi tertinggi dicapai selama Alat-alat yang digunakan dalam
ekskresi. Ginjal merupakan organ paling penelitian yaitu Cawan petri, korek api,
mengalami kerusakan dibandingkan pemijar, pipet ukur, mortir dan penggerus,
dengan organ lain. Dosis fatal untuk cawan porselin, tabung reaksi, corong,
dewasa 15-20 g dan untuk anak-anak 3-6 g erlenmeyer, spatula, pengaduk kaca,
(Simpus, 2005). timbangan analitik, gelas kimia, labu ukur,
Bakso merupakan produk dari oven, Spektrofotometer UV-Vis.
daging, baik daging sapi, ayam ikan Bahan-bahan pereaksi yang digunakan
maupun udang. Bakso dibuat dari daging dalam penelitian yaitu larutan Bakso, HCl
giling dengan bahan tambahan utama 1N, aquadest, asam sulfat pekat, natrium
garam dapur (NaCl), tepung tapioka, dan karbonat, metanol dan kertas tumerik.
bumbu berbentuk bulat seperti kelereng Prinsip kerja dalam identifikasi dan
dengan berat 25-30 gr per butir, banyak PenetapanKadar Boraks dalam Bakso
orang menyukai bakso dari anak-anak Jajan di Kota Manado. Identifikasi boraks
sampai orang dewasa, bakso juga biasa dibatasi pada uji nyala dan uji warna, dan
digunakan dalam campuran beragam akan menggunakan identifikasi

143
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 04 November 2013 ISSN 2302 - 2493

spektrofotometri UV-Vis setelah dilakukan 2. Ditambahkan 10 ml Natrium Karbonat


Uji Kualitatif. 10% dan diaduk rata,
3. Diuapkan diatas tangas air sampai
kering atau mengarang
Metode Uji nyala 4. Dimasukkan ke dalam tanur dan
Menurut Roth, (1988), metode uji nyala dipijarkan pada suhu 5500 sampai
pada boraks : pengabuan ..sempurrna.
1..Sampel ditimbang sebanyak 10 gram 5. Setelah dingin ditambahkan 10 ml air
dan dipotong-potong kecil lalu di oven panas, panaskan
pada su..suhu 1200C selama 6 jam. 6. Ditambahkan HCl (1:1) sampai asam,
2..Kemudian sampel dimasukan ke dalam 7. Disaring sampai didapat filtrat
cawan porselin. 8. Kertas turmerik dicelupkan ke dalam
3..Dimasukkan ke dalam tanur dan filtrate
dipijarkan pada suhu 8000C. 9. Jika berwarna merah maka positif
4..Sisa pemijaran ditambahkan 1-2 tetes mengandung boraks (Depkes, 1993).
asam sulfat pekat dan 5-6 tetes metanol,
]]].kemudian dibakar. HASIL DAN PEMBAHASAN
5..Bila timbul nyala hijau, maka Pemeriksaan kualitatif boraks pada
menandakan adanya boraks. sampel dilakukan dengan metode uji nyala
dan uji warna. Untuk mempermuda dalam
Metode Uji warna dengan kertas menentukan lokasi pengambilan maka
turmerik setiap sampel dari tiap kelurahan di tandai
1. Kurang lebih 10 g sampel di gerus dengan pemberian kode untuk tiap sampel.
masukkan ke kurs porselen, Kode sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kode sampel bakso tiap Kelurahan


Kelurahan Rumah Makan Kode sampel
Kelurahan Bailang HARTIL A1
Kelurahan Bunaken SAUDARA A2
Kelurahan Malalayang Satu (I) AYU LAMONGAN B1
Kelurahan Malalayang Dua (II) BAROKAH B2
Kelurahan Pandu KECIL Cab Jakarta C1
Kelurahan Lapangan PAK KUMIS C2
Kelurahan Titiwungen Selatan KEDAI BAKSO D1
Kelurahan Titiwungen Utara MAS SENENG D2
Kelurahan Wawonasa On 1n E1
Kelurahan Kombos Barat LORONG E2
Kelurahan Tikala Ares SOPO YONO F1
Kelurahan Paldua (Paal Dua) BAKSO RAHAYU F2
Kelurahan Mahawu SRI LAUT LAMONGAN INDAH G1
Kelurahan Sumompo TENDA BIRU G2
Kelurahan Wanea ARTOMORO H1
Kelurahan Teling Atas PONDOK DAHAR PUTRA SOLO H2
Kelurahan Mahakeret Timur MIE BAKSO I1
Kelurahan LawangIrung MAMPIR I2

144
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 04 November 2013 ISSN 2302 - 2493

Uji Nyala tiga kali ulangan maka terlihat bahwa


semua sampel tidak mengandung boraks.
Dari Hasil pemeriksaan kualitatif Hasil dapat dilihat pada Tabel 2.
dengan metode uji nyala yang dilakukan

Tabel 2. Hasil analisis boraks dengan metode uji nyala


Kode Sampel Pengamatan Hasil
I II III
Kontrol posotif Nyala Hijau + + +
Sampel A1 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel A2 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel B1 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel B2 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel C1 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel C2 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel D1 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel D2 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel E1 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel E2 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel F1 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel F2 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel G1 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel G2 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel H1 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel H2 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel I1 Nyala Biru Kemerahan - - -
Sampel I2 Nyala Biru Kemerahan - - -

Uji Warna Dengan Kertas Tumerik tiga kali ulangan maka terlihat bahwa
Dari Hasil pemeriksaan kualitatif semua sampel tidak mengandung boraks.
dengan metode uji warna yang dilakukan Hasil dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisis boraks dengan uji warna kertas tumerik


Kode Sampel Uji Warna Kertas Tumerik Hasil
I II III
Baku Pembanding Boraks Warna Merah Kecoklatan + + +
Sampel A1 Warna Kuning - - -
Sampel A2 Warna Kuning - - -
Sampel B1 Warna Kuning - - -
Sampel B2 Warna Kuning - - -
Sampel C1 Warna Kuning - - -
Sampel C2 Warna Kuning - - -
Sampel D1 Warna Kuning - - -
Sampel D2 Warna Kuning - - -
Sampel E1 Warna Kuning - - -
Sampel E2 Warna Kuning - - -
Sampel F1 Warna Kuning - - -

145
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 04 November 2013 ISSN 2302 - 2493

Sampel F2 Warna Kuning - - -


Sampel G1 Warna Kuning - - -
Sampel G2 Warna Kuning - - -
Sampel H1 Warna Kuning - - -
Sampel H2 Warna Kuning - - -
Sampel I1 Warna Kuning - - -
Sampel I2 Warna Kuning - - -
Keterangan :
+ : Mengandung Boraks
- : Tidak Mengandung Boraks

Hasil uji secara kualitatif senyawa menggunakan kurs porselen, kemudian


boraks terhadap sampel jajanan bakso tambahkan 10 mL Natrium Karbonat 10%
tidak mengindikasikan keberadaan dan diaduk rata, kemudian diuapkan diatas
senyawa boraks pada sampel diberbagai tangas air sampai kering dan setelah kering
lokasi pengambilan sampel oleh karna itu, dimasukan ke dalam tanur dipijarkan pada
uji kuantitatif dengan spektrofotometer suhu 5500C sampai pengabuhan sempurna,
UV-Vis ditiadakan. sisa pemijaran ditambahkan HCl (1:1)
disaring sampai didapatkan filtrate, kertas
tumerik dengan control positif
4.2 Pembahasan menhasilkan warna merah sedangkan pada
semua sampel yang diuji menghasilkan
Penelitian dilakukan karena boraks warna kuning yang menunjukan bahwa
sering disalah gunakan sebagai bahan sampel yang diuji tidak mengandung
tambahan pangan, boraks tidak diizinkan boraks. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaannya dalam makanan yang sampel jajanan bakso yang di produksi di
disesuaikan dengan Permenkes RI Kota Manado aman dan bebas dari bahan
No.1168/Menkes/Per/X/1999 tentang pengawet boraks.
bahan pangan. Sebelum dilakukan analisa
Berdasarkan hasil pengamatan kuantitatif natrium tetraboraks pada
sampel bakso yang dijual di lokasi sampel, perlu dilakukan identifikasi untuk
Bunaken, Malalayang, Mapanget, Sario, mengetahui ada tidaknya natrium
Singkil, Tikala, Tuminting, Wanea dan tetraboraks dengan menggunakan pereaksi
Wenang yang di produksi di Kota Manado, kurkumin-asam oksalat. Larutkan 40 mg
dengan menggunakan metode uji nyala kurkumin yang halus dan 5,0 g asam
sampel yang digunakan ditimbang oksalat dalam etanol 95%. Tambahkan 4,2
sebanyak 10g kemudian potong kecil lalu ml HCl pekat dan encerkan hingga 100 ml
oven pada suhu 1200C selama 6 jam, dengan etanol (Fishman, 1989). Metode
kemudian sampel dimasukan dalam cawan yang dilakukan ini merupakan metode
porselin untuk selanjutnya dipijarkan ke modifikasi dari identifikasi natrium
dalam tanur pada suhu 8000C sisa tetraboraks yang terdapat di dalam
pemijaran direaksikan dengan pereaksi Farmakope Indonesia dan prosedur
asam sulfat pekat 1-2 tetes dan metanol 5- modifikasi dari Balai POM dimana kertas
6 tetes dengan kontrol positif kurkuma diubah dalam bentuk larutan
menghasilkan warna hijau, untuk semua kurkuma. Sampel dinyatakan positif
sampel yang diuji menghasilkan warna mengandung natrium tetraboraks apabila
biru yang menunjukan bahwa semua dengan penambahan pereaksi kurkumin
sampel tersebut tidak mengandung boraks. yang telah diasamkan dengan asam klorida
Untuk uji warna sampel yang digunakan encer akan terbentuk warna merah
ditimbang sebanyak 10 g digerus dengan kecoklatan dan bila dikeringkan warna

146
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 04 November 2013 ISSN 2302 - 2493

menjadi intensif dan bila diteteskan PENUTUP


amonia encer berubah menjadi hitam Kesimpulan
kehijauan (Ditjen POM, 1979). Kesimpulan Dari hasil percobaan identifikasi
boraks dalam sampel bakso dengan reaksi Uji
nyala dan Uji warna diketahui bahwa semua
Efek boraks pada makanan dapat sampel bakso yang diuji tidak mengandung
memperbaiki struktur dan tekstur bahan pengawet berbahaya, yaitu boraks.
Sehingga tidak diadakan penelitian dengan
makanan. Seperti contohnya bila boraks Spektrofotometri UV-Vis
diberikan pada bakso akan membuat bakso
tersebut sangat kenyal dan tahan lama, DAFTAR PUSTAKA
tetapi makanan yang telah diberi boraks Anonim, 1970, The Pharmacopoeia of The
dengan yang tidak atau masih alami, sulit Unitted State of America. The United
untuk dibedakan jika hanya dengan panca Status Pharmacopeial Convention ;
indera, namun harus dilakukan uji khusus Washington.
boraks dilaboratorium (Depkes, 1993). Andayani, R.Y. 1999. Standarisasi Bakso
Seseorang yang mengkomsumsi Sapi Berdasarkan Kesukaan
makanan yang mengandung boraks tidak Konsumen (Studi Kasus Bakso di
akan langsung mengalami dampak buruk Wilayah DKI Jakarta). Skripsi. Fateta
bagi kesehatan, tetapi senyawa tersebut IPB; Bogor.
diserap dalam tubuh secara kumulatif. Adiwisastra, 1987, Keracunan. Sumber
Selain melalui saluran pencernaan, boraks Bahaya serta Penanggulangannya.
dapat diserap melalui kulit. Dosis yang edisi I, Penerbit Angkasa; Bandung.
cukup tinggi dalam tubuh akan Cahyadi W. 2008. Analisis dan Aspek
menyebabkan munculnya gejala pusing- Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
pusing, muntah dan kram perut. Pada anak Jakarta: .Penerbit Bumi Aksara;
kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya Jakarta.
sebanyak 5 gram atau lebih dapat Depkes 41/MA/93. 1993. Identifikasi
menyebabkan kematian, sedangkan untuk Boraks dalam Makanan. dalam:
orang dewasa kematian terjadi pada dosis Metode .Analisis. Pusat Pemeriksaan
10 sampai 20 gram (Endrinaldi, 2006). Obat dan Makanan. Direktorat Jendral
Berdasarkan penelitian Dody (2003),
Pengawasan Obat dan Makanan.
penggunaan boraks pada makanan dapat
digantikan dengan bahan pengawet alami Departemen Kesehatan RI; Jakarta.
makanan yang dapat menjadi alternatif Departemen Kesehatan RI. 1995.
pengganti boraks, salah satunya adalah Farmakope Indonesia Edisi III.
karagenan. Karagenan merupakan bahan Jakarta : Direktorat Jenderal
pengenyal yang terbuat dari rumput laut Pengawasan Obat dan Makanan; 49-
(Euchena sp) dan aman dikonsumsi manusia. 50, 427-428
Bentuknya seperti tepung agar-agar dan sudah Departemen Kesehatan RI. 1999.
banyak beredar di pasar. Satu kg adonan bakso Peraturan Menter Kesehatan Nomor
membutuhkan 0,5-1,5 gr karagenan dan dijual 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang
dengan harga Rp750 sampai Rp1000. Harga
Bahan Tambahan Makanan; Jakarta
karegenan memang sedikit lebih mahal jika
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia.
dibandingkan dengan boraks sebanyak 0,5-1,5
gr dijual dengan harga Rp.500. Walaupun Edisi Ketiga. Jakarta. Departemen
demikian tetap saja pedagang bakso tidak Kesehatan RI. hal. 49, 427-428
boleh menggunakan boraks karena berbahaya Dody, 2003. Penggunaan boraks pada
bagi kesehatan konsumen sesuai dengan makanan dengan bahan pengawet
ketentuan yang telah diatur dalam Permenkes alami karagenan; Bandung
RI No.1168/Menkes/Per/X/1999. Endrinaldi, 2006. Identifikasi dan
Penetapan Kadar Boraks pada Mie
Basa yang Beredar di Beberapa pasar

147
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 04 November 2013 ISSN 2302 - 2493

Di Kota Padang. Fakultas Roth, H. J. 1988. Analisis Farmasi.


Kedokteran; Padang. Gadjah Mada University Press;
Fardiaz, S. 1992. Penuntun Praktek Yogyakarta.
Mikrobiologi Pangan. IPB Press; Silalahi, J. 2012 : Identifikasi Boraks
Bogor. dalam Bakso Jajanana. Universitas
Fishman M.J. 1989. Methods For Sumatra .Utara. Medan.
Determination in Organic Substances Simpus. 2005. Bahaya Boraks. Pengantar
in Water and .Fluvial Sediment; U.S. Teknologi Pangan. Intisari Pustaka
Departement of Interior; Unites States. Utama; Jakarta.
Flanaga, SNI 01-3818. 1995. Bakso Daging. Dewan
R.J.,Braithwaite,R.A.,Brown,S.S.,Wid Standarisasi Nasional: Jakarta
dop,B.,de Wolff,F.A. 1995. Basic Subiyakto, M.G., 1991, Bakso Boraks dan
.Analytical Toxicology, World Healt Bleng. PT . Gramedia; Jakarta.
Organization; Geneva. Sudjana. 1996. Kurva Baku Senyawa
Frazier, W. C. and D. C. Westhoff. 1988. Boraks. Edisi Statistika. Edisi
Food Microbiology. Mc. Graw Hill Keenam. Penerbit Tarsito; Bandung.
Inc; New York. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi
Goodman, LS,, Gilman, A. 1975. the Statistika. Edisi Keenam. Penerbit
Pharmacological Basis of Tarsito; .Bandung.
th
Therapeutics 5 ed. Macmillan Surjana, W. 2001. Pengawetan Bakso
Publishing Co.,Inc,NY.; USA. Daging Sapi dengan Bahan Aditif
Haddad, L.M., Winchester,J.F. 1990. Kimia pada .Penyimpanan Suhu
Borats on Clinical Management of Kamar. Skripsi. Fateta IPB ; Bogor.
Poisoning .and Drug Overdose.WB Triastuti, 2013. Analisis boraks pada tahu
Saunders Co. Philadelphia-London- yang di produksi di kota Manado,
Montreal-Toronto-Sydney-Tokyo.; tidak dipublikasikan.
Canada. Thienes, C.H., 1972, Clinical Toxicology.
Harmita,APT. 2006. Analisis Fisikokimia. 5th edition, Lea and Fabiger ;
UI Press; Jakarta. Philadelphia.
Holler. 2002. Official Method of Analysis Urip, A. 2012. Rumus Kimia, Rumus
of the Association of official Struktur, dan
Analytical .Chemist International, 17th Cara Menggambarkannya.School
ed.AOAC Inc; USA. Science; Borneo.
Khopkar, S.M. 2003.Konsep Dasar Kimia Widianingsih DT, Murtini ES. 2006.
Analitik. Jakarta : UI Press. Alternatif Pengganti Formalin Pada
Mujiantol. 2005. Awas, Bahaya Dibalik Produk .pangan. Trubus Agriarana.;
Lezatnya Bakso. Penerbit Yayasan Surabaya.
Lembaga Konsumen Indonesia; Winarno, F.G, 1988. Kimia Pangan dan
Pondok Gede. Gizi. Gramedia Press ; Jakarta.
Mulya, Muhammad., Winarno F.G, Rahayu TS. 1994. Bahan
Syahrani,Ahmad.1987. Aplikasi Tambahan Untuk Makanan dan
Spektrofotometri UV-Vis. .Mechipso Kontaminan. .Jakarta: Pustaka Sinar
Grafika; Surabaya. Harapan; Jakarta.
Nevrianto, R., 1991, Ancaman Boraks Winarno, F.G.,Sulistyowati, Titi. 1994
Lewat Bakso. P.T. Grafiti Pers; Bahan Tambahan Untuk Makanan
Jakarta. dan .Kontaminan. Pustaka Sinar
Ponco D.2002. Bakso Jajanan Harapan ; Jakarta.
Mengandung Boraks. Penerbit
Kompas; Perumnas .Bekasi.

148

Anda mungkin juga menyukai