Anda di halaman 1dari 19

FILM ANIMASI 2D TENTANG CERITA LAUT

ENAM SUKU

PROYEK AKHIR II

Oleh :
Candra Manto 4311211004
Lia Nurwadini 4311211005
Almuaini Nurmawati 4311211011
M. Azahari 4311211016
Ahmad Saktia Asrudin Yunus 4311211029

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan matakuliah Proyek Akhir II

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


POLITEKNIK NEGERI BATAM
BATAM
2014
BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan dan batasan
masalah, tujuan, dan sumber acuan dalam pembuatan animasi 2D.

1.1. Latar Belakang

Cerita rakyat merupakan kekayaan budaya bangsa. Cerita rakyat dipercaya


mampu memberikan pendidikan budaya leluhur sebuah bangsa, dan mampu
membangun nilai-nilai budaya dan identitas bangsa. Terlebih cerita rakyat yang
berasal dari suatu daerah, dapat menceritakan asal-usul suatu masyarakat
beserta nilai-nilai budaya yang mereka anut.
Kebudayaan serta bahasa Melayu di Batam dipengaruhi oleh luasnya
kerajaan Melayu Nusantara. Yang pada awalnya pusat dari kerajaan Melayu
berada di Malaka kemudian pindah ke Johor, dan pada akhirnya pindah ke
Riau. Di Riau sendiri wilayah dan masyarakatnya dibagi menjadi dua bagian,
yaitu masyarakat Melayu yang tinggal di Provinsi Riau yang biasa disebut
Melayu Riau Daratan, dan masyarakat Melayu yang tinggal di Provinsi
Kepulauan Riau yang biasa disebut Melayu Riau Kepulauan. Dan untuk daerah
Batam termasuk ke dalam masyarakat Riau Kepulauan.
Riwayat Cerita Orang Laut Enam Suku yang menjadi cerita dasar
pembuatan animasi 2D ini menggambarkan penduduk asli Batam yang
sebagian besar adalah Orang Melayu. Yang berlangsung sejak zaman Kerajaan
Tamasik sampai kejayaan Johor, yang dimulai dari penghujung abad ke-14
sampai pada abad ke-18. Dimana pada saat itu Batam masih dalam kawasan
Johor, sebelum berdirinya Kerjaan Riau-Lingga pada tahun 1721-1911.
Seiring berkembangnya zaman, terutama dalam bidang teknologi
komputer. Teknologi komputer memiliki salah satu peranan penting yaitu
sebagai alat penghibur dan pendidik, salah satunya adalah untuk membantu
proses visualisasi cerita melalui film animasi. Dalam penyampaian cerita
rakyat/dongeng akan lebih menarik bila disajikan melalui animasi, disamping

1
mudah dalam mencerna cerita juga akan mendapatkan visualisasi/gambaran
dari cerita.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat ditarik


kesimpulan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

Bagaimana membuat konsep animasi dari cerita rakyat yang sudah


ada diadaptasikan ke dalam bentuk animasi 2D?
Bagaimana bentuk setiap karakter dalam cerita, baik itu menentukan
bentuk tubuh, wajah, pakaian, dan latar yang sesuai dengan waktu
pada cerita. Dan juga penentuan warna yang sesuai?

1.3. Batasan Masalah

Agar proposal ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah yang
akan dibahas. Pembatasan masalah yang penulis bahas antara lain:
Pembuatan konsep animasi dari cerita rakyat yang sudah ada.
Pembentukan karakter pada masing-masing tokoh.
Perancangan animasi 2D dengan menggunakan software Corel Draw,
Adobe Flash, Adobe Photoshop, dan Adobe Premiere.
Pada pembuatan animasi 2D kali ini durasi waktu hanya dibatasi 1-5
menit.

1.4. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditarik kesimpulan atas
beberapa tujuan penelitian yang meliputi:
Untuk dapat mengadaptasi cerita rakyat ke dalam animasi 2D hal
pertama adalah menentukan target audience. Dari sini akan dibuat
seperti apa bentuk dari karakternya nanti.
Dalam pembentukan desain karakter, pada karakternya sendiri bisa
mengambil acuan dari contoh animasi 2D yang menceritakan dongeng
dengan target audience yang sama, sehingga dapat dijadikan acuan

2
nantinya seperti apa bentuk dari karakter. Dan untuk pakaiannya dapat
mengacu pada baju-baju adat Melayu, seperti Baju Kurung, Kain
Songket, dan juga ikat kepala.

1.5. Studi Literatur

1.5.1. Pengertian Animasi

Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali


serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan
(Terjemahan dari : Ibiz Fernandez McGraw- Hill/Osborn, California, 2002).

1.5.2. Prinip Dasar Animasi

Untuk memahami 12 prinsip dasar animasi dapat dilihat dari sebuah gerak
dan memahaminya secara berurutan. Kedua belas prinsip tersebut adalah:
1. Pose dan Gerakan Antara (Pose-To-Pose and Inbetween)
2. Pengaturan Waktu (Timing)
3. Gerakan Sekunder (Secondary Action)
4. Akselerasi (Ease In and Out)
5. Antisipasi (Anticipation)
6. Gerakan Lanjutan dan Perbedaan Waktu Gerak (Follow Through and
Overlapping Action)
7. Gerakan Melengkung (Arc)
8. Dramatisasi Gerakan (Exaggeration)
9. Elastisitas (Squash And Strech)
10. Penempatan di Bidang Gambar (Staging)
11. Daya Tarik Karakter (Appeal)
12. Penjiwaan Karakter

3
1.5.3. Pengertian Multimedia

Istilah multimedia jika ditinjau dari segi bahasa, terdiri dari 2 suku kata,
yaitu "multi" yang memiliki arti banyak atau lebih dari satu dan "media" yang
memiliki arti wadah atau alat. Multimedia dapat diartikan sebagai transmisi
data dan manipulasi semua bentuk informasi, baik berbentuk kata, gambar,
video, musik, atau angka (Pengertian Ahli. 2013. Pengertian Multimedia
Menurut pada Ahli. [Online]. Tersedia:
http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-multimedia-menurut-para-
ahli.html. [07 Maret 2014].

1.5.4. Komponen Multimedia


Komponen-komponen Multimedia adalah:
1. Teks
2. Image (grafik)
3. Bunyi (audio)
4. Video
5. Animasi
6. Virtual Reality

1.5.5. Proses Pembuatan Animasi


1. Pra Produksi
Menentukan Ide Cerita dan Konsep Desain Karakter
Menyusun Naskah Cerita/Skenario
Concept Art (Sketsa Karakter, Properti, dan Lingkungan Sekitar)
Pembuatan Storyboard
Recording (Merekam Suara Sesuai Dialog Pada Naskah)
Sound Effect and Music
2. Produksi
Tracing Karakter dan Pewarnaan
Modeling 2D dan Penganimasian

4
3. Pasca Produksi
Compositing and Editing

1.5.6. Referensi Gaya Desain

Adapun referensi untuk gaya desain, baik itu desain karakter maupun
desain pakaian adalah sebagi berikut:
1.5.1.1. Desain Karakter
Pengambilan gaya desain karakter untuk animasi 2D ini, kami
mengambil referensi dari salah satu animasi karya Kastari Animation yang
mengambil dongeng cerita rakyat Keong Emas. Karena kesamaan target
audience, maka gaya desain karakternya menyesuaikan dengan animasi
tersebut. Dimana gaya desain karakternya lebih terlihat lucu, dengan mata yang
bulat, juga wajah yang tembam.

Sumber : Dongeng Cerita Rakyat Keong Emas HD Kastari Animation Official

Gambar 1.1 Putri Candra Kirana bersama Ayahanda dan Saudara Tirinya

1.5.1.2. Gaya Desain Pakaian


Sedangkan untuk gaya desain pakaiannya diambil dari pakaian adat
yang biasa dipakai orang Melayu, seperti baju kurung, kain songket, dan ikat
kepala.

5
Pakaian tradisional Melayu terdiri dari berbagai macam jenis. Jenis
pakaian yang dipakai tergantung situasi dan kondisi pemakaiannya dan
kegiatan yang dilakukan, misalnya pakaian resmi atau yang digunakan sehari-
hari.

Jenis Pakaian:

a. Pakaian Harian
Pakaian yang dikenakan ketika melakukan kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan pemakaiannya, pakaian harian dapat dibedakan menjadi pakaian
anak-anak, pakaian dewasa, dan pakaian orang tua atau setengah baya.
Pakaian Anak-anak
Pakaian anak laki-laki yang masih kecil disebut baju monyet. Setelah
beranjak besar, anak laki-laki memakai Baju Teluk Belanga atau Baju
Cekak Musang. Terkadang juga memakai celana setengah atau bawah
lutut, kopiah, dan tutup kepala dari kain segi empat. Sedangkan untuk
anak perempuan yang belum dewasa memakai baju kurung yang selaras
dengan kain bermotif bunga atau satu warna dengan kain tersebut.

Sumber : http://capital-adham.blogspot.com/2013/09/reti-ke-tidak-pakai-baju-melayu.html

Gambar 1.2 Baju Teluk Belangga dan Baju Cekak Musang


Pakaian Dewasa
Pakaian anak laki-laki yang telah dewasa disebut Baju Kurung Cekak
Musang yang dilengkapi dengan kain samping berupa sarung perekat dan
kopiah atau ikat kepala. Sedangkan untuk perempuan memakai Baju
Kurung Laboh, Baju Kebaya Pendek, dan Baju Kurung Tulang Belut. Baju

6
ini dipadukan dengan kain sarung batik dan penutup kepala berupa
selendang atau.

Sumber: http://3.bp.blogspot.com/_fxA23BMuGbk/

Gambar 1.3 Baju Kurung Cekak Musang


Pakaian Orangtua
Pakaian untuk perempuan tua setengah baya ada berbagai macam, seperti
Baju Kurung Teluk Belanga (Baju Kurung Tulang Belut), Kebaya Laboh,
dan Baju Kebaya Pendek yang biasa dipakai untuk pergi ke ladang.
Kerudung untuk menutupi kepala berupa selendang segi empat yang
dibentuk segitiga sehingga menyerupai jilbab.

Sumber : http://fusion-fashion.blogspot.sg/2008/07/baju-kurung-teluk-belanga

Gambar 1.4 Baju Kurung Teluk Belanga

7
b. Pakaian Resmi

Pakaian resmi untuk laki-laki adalah Baju Kurung Cekak Musang lengkap
dengan kopiah, kain samping yang terbuat dari kain tenun Siak, Indragiri,
Daik, dan daerah-daerah di Riau lainnya.
Bahan Baju Kurung Cekak Musang berupa kain sutra, kain satin, atau
kain berkualitas tinggi lainnya. Sebagai perlengkapannya antara lain kopiah
dan kain samping. Sistem memakai kain samping ini ada dua macam, yaitu
ikat dagang dalam dan ikat dagang luar.
Pakaian resmi untuk perempuan dewasa adalah Baju Melayu Kebaya
Laboh dan Baju Kurung Cekak Musang. Bentuk Baju Kurung atau Kebaya
Laboh ini mengikuti bentuk tubuh si pemakai, namun tidak terlalu longgar dan
tidak terlalu sempit. Panjang baju perempuan yang masih gadis adalah tiga jari
di atas lutut, sedangkan untuk orang tua panjang bajunya tiga jari di bawah
lutut.

c. Pakaian Upacara Adat

Pakaian tradisional yang dipakai pada saat upacara adat dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu pakaian untuk perempuan dan pakaian untuk laki-laki.
Pakaian upacara untuk perempuan yang masih gadis berbeda dengan
pakaian untuk perempuan yang sudah menikah. Jenis pakaian yang dipakai
untuk perempuan tua adalah Baju Kurung Tulang Belut. Sedangkan untuk
perempuan setengah baya dan gadis adalah Baju Kebaya Laboh Cekak
Musang berwarna hitam yang terbuat dari bahan sutra. Warna hitam pada
pakaian ini hanya dipakai pada waktu upacara adat penobatan raja, menteri,
atau datuk. Sedangkan untuk upacara adat yang lain, semisal upacara
penerimaan tamu agung atau pun upacara penerimaan anugerah, para
perempuan memakai baju berwarna kuning.
Melayu yang menghadiri upacara adat juga memakai sanggul. Sanggul
tersebut berbentuk sanggul joget, sanggul lipat pandan yang berhiaskan bunga
goyang di atasnya. Di sebelah kanan sanggul dihiasi jurai panjang dan di
sebelah kiri dihiasi jurai pendek.

8
Sumber : http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2663/pakaian-tradisional-melayu-riau.

Gambar 1.5 Baju untuk upacara penerimaan tamu agung

9
BAB II DESKRIPSI PROYEK

Pada bagian ini memuat mengenai gambaran cerita yang akan dijadikan
animasi 2D, menjelaskan deskripsi karakter yang ada dalam cerita, dan juga
jadwal kerja.

2.1. Gambaran Cerita

Konon, ada kisah Nenek Sakti menghadap Raja di Kerajaan Johor. Nenek
Sakti memohon untuk mendapat pembagian garam karena orang kampung
sangat memerlukannya. Ada yang hendak menggarami ikan untuk membuat
ikan asin, ada juga penduduk yang kehabisan garam untuk makanan sehari-
hari.
Menyembahlah Nenek Sakti, Harap diampun Tuanku Raja berdaulat.
Patik menyembah menyusun jari, menjunjung duli dihadapan Tuanku empunya
diri.
Nah apakah gerangan maksud Nenek Sakti? titah baginda Raja,
Kabarkanlah dengan pasti, moga-moga hajat Nenek Sakti dapat segera kami
penuhi.
Daulat Tuanku, Nenek Sakti memaparkan maksud kedatangannya.
Patik kabarkan ke bawah duli, tentang rakyat di ujung negeri sedang
kehabisan garam untuk keperluan sehari-hari. Garam juga amat diperlukan,
guna menggarami ikan labak-bilis dan teri begitu bertuah-ruah pada saat
sekarang ini. Ampun Tuanku, kiranya berkenan dihari Tuanku mohon patik
mendapatkan garam itu. Tidak boleh banyak, secupak-segantang pun cukuplah.
Dapat banyak dibagi sama banyak, bila sedikit sama-sama dicicipi.
Demikianlah harapan patik.
Sungguh bijak Nenek Sakti bertutur kata, enak didengar dan enak dirasa,
kata Raja Johor seraya tertawa gembira. Atas segala permintaan Nenek Sakti
itu kami penuhi. Jangankan garam yang diminta, uang dan ringgit pun kami
berikan. Sebab luluh juga rasa hati kami, mendengar tutur kata orang bijak.

10
Sembah permintaan orang baik perangai seperti Nenek Sakti, patut sungguh
kami penuhi.
Baginda Raja Johor itu pun memberikan Nenek Sakti garam seceper
penuh, sesuai dengan keperluan orang-orang kampung yang belum begitu
banyak jumlahnya ketika itu.
Nah manfaatkanlah seceper garam pemberian kami ini,titah baginda
sambil menyerahkan seceper garam itu kepada Nenek Sakti. Setelah
menggeleng-gelengkan kepala tanda gembira sekaligus terharu, baginda pun
bersabda,Sebenarnya tidaklah sampai hati kami, memberikan garam ini hanya
seceper untuk Nenek Sakti dengan keperluan orang sekampung. Tetapi apa
hendak dikata lagi, Cuma sebanyak inilah garam tersisa. Pesanan belum datang
dari negeri Jawa, kiriman dari Madura pun belumlah tiba.
Menyembah Nenek Sakti sambil menyambut garam sececer dari tangan
Raja Johor itu, Takzim Tuanku. Raja adil Raja disembah, Raja lalim Raja
disanggah. Besarlah terima kasih patik disertai rakyat sekampung-kampung,
inilah peribahasanya hati kerbau sama dipepah hati tungau sama pula
dicecah.
Singkat kisahnya, setelah Nenek Sakti memperoleh sececer garam
pemberian Raja Johor itu, berpikirlah beliau, Hendak dibagikan sama rata
rakyat sekampung-kampung, garam sececer ini tentulah tidak memadai.
Hendak dimiliki untuk diri sendiri, tamak-loba hukumnya, piker Nenek Sakti
dalam hatinya. Nah.takdir Tuhan jugalah hamba panjatkan doa. Ya Allah,
turunkanlah mujizat-Mu menjadikan garam sececer ini hamba-rakyat setia
mengabdi kepada rajanya. Sebab, hendak dibagi-bagikan sama rata pun
tidaklah mencukupi keperluan sehari-hari. Turunkanlah karunia-Mu ya Allah,
guna membalas budi Raja kami yang baik hati, bertenggang rasa, adil
bijaksana,sepah-serapah, kaul Nenek Sakti.
Atas kuasa dan kebesaran Allah SWT jugalah, segalanya bisa terjadi.
Disaat itu pula dengan serta-merta menjelmalah sebarisan rakyat dari sececer
garam anugerah raja itu. Mereka tunduk menyembah keharibaan Nenek
Sakti,Ampun Nenek sakti datuk-nenek kami, sumpah setia kami ingin

11
mengabdi dibawah duli Raja Johor junjungan Nenek Sakti, junjungan kami
juga,kata keenam orang jelmaan garam sececer itu kepada Nenek Sakti.
Ya, ikak-mike yang berenam kunamakan Orang Enam Suku yang
berdaulat di bawah duli Raja Johor,tukas Nenek Sakti, seraya
mempersembahkan mereka itu ke hadapan baginda Raja Johor di tahta
singgasana.
Menurut riwayat yang empunya cerita pula, setelah berada di hadapan
Raja Johor, bertanyalah baginda,Wahai Orang Enam suku yang setia di bawah
duli kami. Apa hendak kamu sekalian, mike katakanlah, pasti kami penuhi.
Ampun Tuanku, sembah Orang Enam Suku serentak,Sesuai dengan
asal patik dari sececer garam permintaan Nenek Sakti datuk-nenek kami.
Mohon, tempatkan patik yang enam ini pada sebuah kapal emas. Asal garam
ini dari laut, ke laut itulah pula tempat tinggal bangsa kamiOrang Enam
Suku.
Lalu sepakatlah Raja Johor dan Nenek Sakti, membangun kapal emas.
Selanjutnya, Orang Enam Suku itu pun berlayarlah sebagai pengawal pantai,
penjaga teluk-rantauan mengawasi selat dan menjamin keselamatan alam
lingkungan: kerang-ikan, pasir-pantai sarang penyu bertelur.

Konon itulah asal-muasal Orang Laut, puak Enam Suku yang menjadi
sebagian warga Pulau Batam sejak dahulu kala. Mereka bertempat tinggal di
sampan-perahu, suka berpindah-pindah dari sebuah tanjung ke teluk-rantau
lainnya lagi, sesuai dengan peredaran musim. Bila berhembus angin barat
mereka berteduh dalam teluk rantau sebelah timur, tiba musim utara pindah ke
selatan, dan pada musim angin selatan berlindung di utara. Perihal itu disebut,
sudah merupakan pusaka-baka Orang Laut-Mesuku yang Enam Suku.

Pesan Moral :
Orang Laut Enam Suku punya prinsip hidup yang leluasa, bebas dari
perasaan, tetapi sangat setia dan menaati kewajibannya. Mandiri dalam
memenuhi keperluan hidup, mampu menjaga keselamatan diri sendiri, dan
memiliki sifat pemberani.

12
Dalam cerita ini juga terkandung nilai-nilai pendidikan. Hal ini tergambar
dari sifat Nenek Sakti yang arif, tidak mementingkan dirinya sendiri dan Raja
Johor yang adil dan bijaksana, dan rasa kesetiaan dari Orang laut untuk
membalas guna.

2.2. Gambaran Karakter

Berikut ini adalah gambaran karakter pada cerita.


1. Nenek
Nama : Nenek Sakti
Usia : Sekitar 70 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Sifat : Bijak, peduli terhadap sesama, rendah hati,
santun.
Fisik : Wajah yang sudah berkeriput, dengan badan
yang tidak terlalu tinggi, dan sedikit
membungkuk.
Pakaian : Memakai kebaya sederhana, dan menggunakan
arik.
Kulit : Sawo matang

2. Raja Johor

Nama : Raja Ibrahim Ali


Usia : Sekitar 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Sifat : Arif dan bijaksana, rendah hati, dermawan,
santun, murah senyum.
Fisik : Berbadan gemuk, tidak terlalu tinggi,
mempunyai kumis yang panjang.
Pakaian : Pakaian yang biasa dipakai raja-raja Melayu,
menggunakan keris, destar di kepala dengan
lambang bulan dan bintang di tengah-
tengahnya, menggunakan ikat pinggang dan

13
kepala tali pinggangnya, dan menggunakan kain
songket.
Kulit : Putih

3. Suku 1

Nama : Tapa
Jenis Kelamin : Laki-laki
Sifat : Tegas, kuat, pantang menyerah.
Fisik : Berbadan tegap, tidak terlalu tinggi.
Pakaian : Memakai pakaian Melayu lengan panjang untuk
pakaian luarnya, kemudian memakai baju biasa
untuk bagian dalamnya, dengan celana panjang
di atas mata kaki, memakai kain songket, dan
menggunakan ikat kepala.
Kulit : Putih kecoklatan

4. Suku 2

Nama : Takur
Jenis Kelamin : Laki-laki
Sifat : Tidak banyak bicara, murah senyum, rendah
hati
Fisik : Tinggi, sedikit kurus.
Pakaian : Memakai pakaian pajang yang tertutup, dengan
celana panjang yang dipadukan dengan kain
songket, dan menggunakan ikat kepala.
Kulit : Sawo matang.

5. Suku 3

Nama : Rabas
Jenis Kelamin : Laki-laki
Sifat : Pendiam, murah senyum, pemaaf, sedikit keras
kepala.

14
Fisik : Tinggi dan tidak terlalu gemuk.
Pakaian : Memakai pakaian Melayu lengang panjang dan
terbuka, baju dalamnya menggunakan kaos,
menggunakan celana panjang serta songket, dan
ikat kepala.
Kulit : Putih

6. Suku 4

Nama : Tiaga
Jenis Kelamin : Laki-laki
Sifat : Dermawan, banyak bicara, lincah.
Fisik : Badan cukup gemuk dan tidak terlalu tinggi.
Pakaian : Memakai pakaian Melayu yang terbuka dengan
lengan pendek, menggunakan kaos untuk baju
dalamnya, memakai celana pendek di bawah
lutut, dipadukan dengan memakai kain songket,
dan ikat kepala.
Kulit : Sawo matang

7. Suku 5

Nama : Andalas
Jenis Kelamin : Laki-laki
Sifat : Pintar, aktif, ramah, sopan.
Fisik : Tinggi dan berbadan tegap.
Pakaian : Memakai pakaian Melayu lengan pajang yang
terbuka dengan kaos untuk baju dalamnya,
celana panjang di atas mata kaki yang
dipadukan dengan kain songket, dan
menggunakan ikat kepala.
Kulit : Putih

15
8. Suku 6

Nama : Parapati
Jenis Kelamin : Laki-laki
Sifat : Lincah, banyak bicara, sopan
Fisik : Berbadan sedang tidak terlalu tinggi, sedikit
kurus, hidung mancung.
Pakaian : Memakai pakaian lengan panjang yang terbuka,
kaos untuk baju dalamnya, kemudian memakai
celana panjang dan kain songket, serta
menggunakan ikat kepala.
Kulit : Putih

16
Tabel 1 Jadwal Kerja

Minggu
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
A. Pra-Produksi
Menentukan Ide Cerita dan Konsep
Desain Karakter
Pembuatan Proposal
Presentasi Awal
Menyusun Naskah Cerita/Skenario
Concept Art (Sketsa Karakter, Properti,
dan Lingkungan Sekitar)
Pembuatan Storyboard
Recording (Merekam Suara Sesuai
Dialog Pada Naskah)
Sound Effect and Music
UTS
B. Produksi dan Pasca Produksi
Tracing Karakter dan Pewarnaan
Modeling 2D dan Penganimasian
Compositing and Editing
Presentasi Akhir

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsuddin, B. M. 1996. Cerita Rakyat dari Batam. Jakarta: Grasindo, 13-


17.
2. Blog Seto Enggar T. Proses Pembuatan Film Animasi. [Online]. Tersedia:
http://seto.citravision.com/berita-23-proses-pembuatan-film-animasi.html. [28
Feburari 2014].
3. Dongeng Cerita Rakyat Keong Emas 9.56 Menit. Kastari Animation. 20
Jan. 2014.
4. Kebudayaan Indonesia. Antara Bahasa Melayu Dengan Riau Dangan Bahasa
Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1284/antara-bahasa-melayu-
dengan-riau-dangan-bahasa-indonesia. [07 Maret 2014].
5. Dunia Melayu Se-Dunia. Pakaian Tradisional Melayu Riau. [Online].
Tersedia : http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2663/pakaian-tradisional-
melayu-riau. [07 Maret 2014].
6. Cyber Business School. Animasi & Multimedia. [Online]. Tersedia:
http://www.cbs-
bogor.net/galeri/ebooklain/AnimasiMultimedia/Animasi%26Multimedia.pdf.
[07 Maret 2014]

18

Anda mungkin juga menyukai