SKRIPSI
Oleh :
Endah Bekti Wahyuli
06301244095
Oleh
Endah Bekti Wahyuli
NIM. 06301244095
ABSTRAK
Halaman
PENDAHULUAN
yang masing-masing memiliki visi, misi dan tujuan yang spesifik. Proses
pendidikan itulah yang akan banyak dinilai karena proses pendidikan sebagai
didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan
ditingkatkan.
peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas
dan kuat untuk menyelesaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang
kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip
dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan
bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktivitas kreatif dalam
tingkatan ini peserta didik diharapkan mampu memahami idea tau konsep
matematika adalah ide atau kejadian yang dibentuk dengan memandang sifat-
menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau non contoh. Jadi,
konsep atau materi apabila peserta didik tersebut dapat menjelaskan suatu
saling berhubungan dan mendasar. Oleh karena itu, pemahaman konsep perlu
ditanamkan sejak dini. Peserta didik dituntut mengerti tentang definisi, cara
dimiliki peserta didik belum optimal. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata
ini dilihat dari banyaknya kesalahan peserta didik dalam mengerjakan soal-
soal pretest. Selain itu berdasarkan observasi yang peneliti lakukan ketika
pendidik.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dan pendidik sepakat
menyatakan bahwa peserta didik akan lebih bisa memahami dan memaknai
konsep yang menjadi tujuan pembelajaran jika peserta didik terlibat aktif
dalam pembelajaran yang berlangsung. Selain itu suatu konsep akan lebih
dipahami dan diingat oleh peserta didik apabila konsep tersebut disajikan
Divisions (STAD).
pembelajaran yang paling baik untuk permulaan bagi pendidik yang baru
materi tersebut. Setelah itu, semua peserta didik menjalani kuis secara
individu tentang materi yang sudah dipelajari. Skor hasil kuis peserta didik
dibandingkan dengan skor awal peserta didik yang kemudian akan diberikan
skor sesuai dengan skor peningkatan yang telah diperoleh peserta didik. Skor
penghargaan.
Wonosari.
B. Identifikasi Masalah
optimal.
C. Batasan Masalah
kuadrat pada peserta didik kelas X Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK
45 Wonosari.
D. Rumusan Masalah
berikut :
E. Tujuan Penelitian
kuadrat pada peserta didik kelas X Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK
1. Bagi Pendidik
3. Bagi Sekolah
STAD bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk
meningkatkan hasil belajar secara umum. Oleh karena itu, pihak sekolah
4. Bagi Peneliti
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Matematika
yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Ciri utama matematika adalah
lebih luas dari sekedar rumus-rumus dan perhitungan yang rumit, yang
dianggap oleh kebanyakan peserta didik sebagai mata pelajaran yang tidak
menarik.
satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke
2. Pembelajaran Matematika
makes him more capable for dealing adequately with his environment.
Dalam pengertian itu terdapat kata change atau perubahan yang berarti
memiliki ciri-ciri (1) perubahan tingkah laku terjadi secara sadar, (2)
dan aktif, (4) perubahan bersifat permanen, (5) perubahan dalam belajar
Menurut Gagne ada dua objek yang dapat diperoleh peserta didik
pada konsep A, agar peserta didik lebih mudah memahami konsep B maka
yaitu (1) modifikasi tingkah laku, (2) proses informasi, (3) interaksi sosial,
model manajemen kontigensi, (3) model pengendalian diri, dan (4) model
proses informasi adalah (1) model berfikir kritis, (2) model inquiri, (3)
perolehan konsep, (4) model memori, (5) model advance organizer, (6)
STAD, (2) model Jigsaw, (3) model investigasi kelompok, (4) model
pembelajaran Nondirectif.
suatu masalah.
4. Pembelajaran Kooperatif
konsep atau materi yang diajarkan. Dengan demikian, tugas para peserta
dalam kelompok. Roger dan David Johnson dalam Lie (2008: 31-35)
tersebut yaitu :
tersebut.
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama dimana
3) Tatap muka
anggota karena hasil pemikiran beberapa peserta didik akan lebih kaya
sama mereka agar selanjutnya peserta didik bisa bekerja sama dengan
lebih efektif.
(2000:7), yaitu :
(a) Hasil belajar akademik
penting lainnya.
pelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Tahap ini diikuti
dalam kelompok belajar. Tahap ini diikuti bimbingan pendidik pada saat
kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah dipelajari dan
Divisions (STAD)
(Slavin, 1990). Metode ini juga sangat mudah untuk diterapkan dalam
tinggi. Selain itu STAD adalah yang paling tepat untuk mengajarkan
matematika, serta konsep sains. STAD didasarkan pada prinsip bahwa para
Dalam STAD, kelompok terdiri atas empat atau lima peserta didik
dalam STAD, dan penting pula bagi pendidik untuk mengarahkan anggota
kelompok akan terdiri atas seorang peserta didik dan kelompok atas,
seorang peserta didik dan kelompok bawah, dan dua orang peserta didik
kelompok tersebut. Keseimbangan dalam jenis kelamin dan ras juga harus
tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu. Adapun
minggu itu.
agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
didik belajar bersama dalam kelompok mereka, mereka tidak boleh saling
secara garis besar. Pada tahap ini penyajian dapat berupa ceramah atau
kelompok, sehingga mampu menjalani kuis dengan baik, dan nilai kuis
b) Belajar Kelompok
didik yang tersingkirkan. Salah satu cara membagi peserta didik dalam
belajar yang maksimal. Hal ini dapat dicapai jika peserta didik
Skor
Kriteria
Peningkatan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
e) Penghargaan Kelompok
tabel berikut :
Kelompok Baik
Kelompok Super
Konsep dan
Model Ketrampilan
STAD
Keberuntungan
Positif
Pemrosesan
Kelompok
Kepekaan Sosial
Kebersamaan Kesadaran akan
Perbedaan
Toleransi atas
Perbedaan
materi. Sedangkan konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang
sebagai suatu ide abstrak tentang suatu objek atau kejadian yang dibentuk
berdiskusi.
konsep paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, yaitu sebagai
contoh.
tersebut.
dengan konsepnya).
tertentu.
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma kedalam pemecahan masalah.
dalam :
contoh.
a. Persamaan Kuadrat
a. Memfaktorkan (faktorisasi)
kuadrat tersebut.
kemudian kuadratkan.
Buatlah ruas kiri menjadi bentuk kuadrat, sedangkan ruas kanan
b b 2 4ac
c. Rumus abc , yaitu x1.2
2a
kuadrat:
c. jika D < 0, maka persamaan kuadrat, tidak mempunyai akar riil (akar
imajiner)
dikenal dengan istilah rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan
b c
kuadrat, yaitu sebagai berikut : x1 x 2 dan x1 .x 2
a a
b. Pertidaksamaan Kuadrat
dengan
kanan = 0).
pertidaksamaan tersebut.
B. Kerangka Berfikir
belajar adalah faktor dari luar (eksternal) yaitu faktor dari sekolah yang salah
proses belajar pada penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika. Jadi
pemilihan model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik merupakan hal
yang penting.
heterogen dari aspek prestasi, jenis kelamin, dll. Dalam kerja kelompok,
yang memiliki kemampuan lebih akan mengajari peserta didik yang memiliki
kemampuan kurang. Akan tetapi peserta didik tidak boleh saling membantu
orang lain. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat
C. Hipotesis Tindakan
kuadrat pada peserta didik kelas X Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK
45 Wonosari.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
kuadrat pada peserta didik kelas X Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK 45
Wonosari.
2. Model Penelitian
adalah model spiral. Pada model spiral tahapan penelitian dibagi menjadi empat
kelas yang dikutip Suharsimi Arikunto (2006 : 16) adalah sebagai berikut :
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Seterusnya
yang berlokasi di Jl. KH. Agus Salim yang terletak di dusun Ledoksari, Desa
berjumlah 20 peserta didik, terdiri atas 10 peserta didik putri dan 10 peserta didik
putra. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah pelaksanaan
B. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, akan tetapi apabila hasil yang
dilanjutkan untuk siklus berikutnya. Siklus akan berakhir jika hasil penelitian yang
diperoleh sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian. Secara rinci, uraian
kegiatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
c. Observasi
penghargaan kelompok.
d. Refleksi
selanjutnya.
2. Siklus Berikutnya
siklus III menjadi lebih baik. Siklus II ini dilaksanakan dengan mengikuti
maka dilanjutkan pada siklus III. Proses yang dilakukan mulai dari
2. LKS
LKS yang disusun dalam penelitian ini berisi ringkasan materi dan latihan soal
3. Pedoman Wawancara
4. Tes
Tes dilakukan pada setiap akhir siklus dan dilakukan secara tertulis. Tes ini untuk
pada lampiran E.
5. Catatan Lapangan
dalam kelas mulai dari siklus I dengan akhir siklus III. Selengkapnya dapat
sebagai berikut :
1. Observasi
2. LKS
LKS yang disusun dalam penelitian ini berisi ringkasan materi dan latihan soal
3. Tes
Tes merupakan alat untuk mengumpulkan data kuantitatif. Soal tes memuat
(TKJ) tahun ajaran 2010/2011 di SMK 45 Wonosari pada materi persamaan dan
4. Wawancara
5. Catatan Lapangan
6. Dokumentasi
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Reduksi data
terkumpul lebih terarah dan lebih mudah diolah. Reduksi data dimulai dari
masing siklus.
b. Beberan (display) data
selanjutnya.
c. Penarikan kesimpulan
diperoleh dari analisis data hasil tes siklus I, siklus II dan siklus III yang
dianalisis yaitu untuk jawaban ya akan diberi skor 1 dan jawaban tidak
diberi skor 0. Sedangkan persentase keterlaksanaan pembelajaran kooperatif
observasi yaitu sebagai berikut (Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, 2004:
18-19) :
Persentase Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Persentase Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Hasil pengerjaan tes pada siklus I, siklus II, dan siklus III dianalisa dengan
sebagai berikut :
Sedangkan pedoman yang digunakan untuk menggolongkan nilai
pedoman sebagai berikut, (Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, 2004: 18-
19) :
Persentase Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
F. Indikator Keberhasilan
tinggi.
BAB IV
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
pada lampiran.
Tes yang digunakan pada siklus berupa tes uraian. Soal tes
b. Tahap Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
masing kelompok apakah ada hal-hal yang kurang jelas atau kurang
didik yang tidak ikut belajar kelompok. Hal ini disebabkan karena
KKPI dan DED. Selain itu juga masih ada pesera didik yang tidak
ikut berdiskusi yaitu anggota dari kelompok DED dan kelompok
kelompok :
3). Kuis
melakukan kuis :
ada dua peserta didik yang mendapat skor tertinggi yaitu sebesar 80.
peningkatan skor :
KKPI 2 1 1 - 10 Baik
Pertemuan Kedua
1) Presentasi Kelas
dengan kelompoknya.
2) Belajar Kelompok
belum optimal, masih ada beberapa peserta didik yang tidak ikut
3) Kuis
Pada saat kuis ke 2 terlihat masih ada beberapa peserta didik yang
mengerjakan sendiri.
peningkatan skor :
Tabel 9. Penigkatan Skor Individu dan Penghargaan Kelompok
Jumlah Peserta
didik yang Skor Rata-
Kelompok Mendapat Skor Rata Kriteria
5 10 20 30 Kelompok
Algoritma 3 - 1 - 8,75 Baik
KKPI 4 - - - 5 Baik
WEB 4 - - - 5 Baik
DED 4 - - - 5 Baik
5) Penghargaaan Kelompok
c. Tahap Observasi
pada siklus I :
1) Banyak peserta didik yang datang terlambat, sehingga proses
materi.
5) Saat kuis individu, masih banyak peserta didik yang berusaha untuk
d. Tahap Refleksi
pada aspek keempat hanya sebesar 5%. Selain itu aspek pemahaman
1) Kesadaran peserta didik kurang dan masih ada peserta didik yang
pembelajaran kurang.
berikut :
mengerjakan LKS.
aktivitas peserta didik. Selain itu peneliti juga meminta peserta didik
untuk tidak terlambat masuk kelas dan benar-benar mempersiapkan
diri.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
hasil refleksi siklus I yang telah diuraikan sebelumnya. Soal tes siklus II
b. Tahap Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
1) Presentasi Kelas
jenis-jenis akar persamaan kuadrat serta rumus jumlah dan hasil kali
2) Belajar Kelompok
Setelah selesai menerangkan, pendidik meminta peserta didik
Mikroprosesor :
benar.
3) Kuis
peningkatan skor :
Tabel 10. Penigkatan Skor Individu dan Penghargaan Kelompok
Jumlah Peserta
didik yang Skor Rata-
Kelompok Mendapat Skor Rata Kriteria
5 10 20 30 Kelompok
Algoritma 5 - 3 - 16,25 Sangat
Baik
KKPI 2 1 1 - 10 Baik
Mikroprosesor - 1 2 1 20 Sangat
Baik
WEB - 2 2 - 15 Sangat
Baik
5) Penghargaaan Kelompok
sangat senang
Pertemuan Kedua
1) Presentasi Kelas
2) Belajar Kelompok
kelompok :
tadinya tidak aktif sudah mulai aktif dalam berdiskusi dan tidak
3) Kuis
sebelumnya.
peningkatan skor :
Tabel 11. PenigkatanSkor Individu dan Penghargaan Kelompok
Jumlah Peserta
didik yang Skor Rata-
Kelompok Mendapat Skor Rata Kriteria
5 10 20 30 Kelompok
Algoritma 2 - 2 - 12,5 Baik
5) Penghargaaan Kelompok
c. Tahap Observasi
untuk bertanya jika masih ada materi yang belum jelas. Mereka
termotivasi supaya bisa mendapatkan peningkatan skor individu
mendapatkan hadiah.
pada siklus II sudah berjalan lebih baik. Peserta didik yang tadinya
kelompok.
sebelumya.
d. Tahap Refleksi
tetapi aspek ketiga yang tadinya hanya 34,69% dan masih tergolong
1) Dari hasil skor kuis individu, masih didomonasi oleh peserta didik -
berikut :
kelompok harus ada kerjasama yang lebih bagus lagi, karena nilai
2). Peserta didik harus aktif dalam kelompoknya sendiri dan perlu
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
pada hasil refleksi siklus II yang telah diuraikan sebelumnya. Soal tes
siklus III berupa tes uraian dan terdiri dari 3 butir soal.
b. Tahap Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
1) Presentasi Kelas
2) Belajar Kelompok
3) Kuis
soal kuis. Masih ada beberapa peserta didik yang mengeluh karena
5) Penghargaaan Kelompok
Pertemuan Kedua
1) Presentasi Kelas
himpunan.
2) Belajar Kelompok
Algoritma :
Gambar 9. Contoh hasil belajar kelompok pada sub materi
pertidaksamaan kuadrat
3) Kuis
peningkatan skor :
5) Penghargaaan Kelompok
sangat senang.
c. Tahap Observasi
sebelumnya :
d. Tahap Refleksi
dilakukan, dapat dilakukan hasil refleksi. Dari hasil observasi siklus III
peserta didik -peserta didik tertentu. Hal itu bisa dilihat dari
peningkatan skor individu yang sudah merata. Selain itu perasaan tidak
kooperatif tipe STAD mulai dari siklus I sampai akhir siklus III. Berikut
1 62,5% Rendah
I
2 75% Sedang
1 75% Sedang
II
2 87,5% Tinggi
1 87,5% Tinggi
III
2 100% Sangat Tinggi
1. Menyatakan ulang
sebuah konsep secara 92% 100% 100%
verbal atau tulisan
2. Dapat memilih,
membedakan antara 100% 100% 95%
contoh-contoh dan
yang bukan contoh.
3. Menyajikan konsep
dalam berbagai 80% 76% 96%
bentuk representasi
matematis.
4. Mengaplikasikan
konsep atau 80% 83,14% 96%
algoritma kedalam
pemecahan masalah.
siklus II dan siklus III dilihat dari persentase pencapaian setiap aspeknya :
sebesar 92% dan mengalami peningkatan pada siklus II dan siklus III
contoh.
Tes ini diberikan pada setiap akhir siklus dan dimaksudkan untuk
keseluruhan, berdasarkan analisis hasil tes siklus I, tes siklus II, dan tes
tersebut bisa dilihat dari tabel pemahaman konsep peserta didik berikut
ini.
Tabel 16. Persentase Pemahaman Konsep Peserta didik terhadap Tes
Siklus
peserta didik dari siklus I, siklus II dan siklus III dilihat dari empat aspek
100%
100
Persentase Pencapaian (%)
80%80 Keterangan :
Siklus I .
60%60 Siklus II.
Siklus III
40%40
20%20
0% 0
1 2 3 4
Aspek Pemahaman Konsep
contoh.
contoh.
yaitu 93,75%.
pada siklus II menjadi 63,50%. Akan tetapi pada siklus III mengalami
masalah hanya sebesar 5%, hal ini disebabkan oleh tingkat kesulitan
soal pada tes siklus I. Akan tetapi aspek keempat ini mengalami
peningkatan pada siklus II dan siklus III yaitu menjadi 58,29% dan
63,25%.
4. Data Hasil Wawancara
sebagai berikut :
a. Peserta didik merasa senang dan lebih aktif dengan belajar kelompok
karena bisa saling membantu, bisa bertukar pikiran dan lebih mudah
memahami materi.
berikut :
c. Peserta didik lebih aktif dan pemahaman konsep peserta didik terhadap
materi yang diajarkan lebih baik. Hal ini dilihat dari hasil tes siklus
yang meningkat.
d. Manajemen waktu dalam proses pembelajaran harus ditingkatkan
C. Pembahasan
Divisions (STAD)
Achievement Divisions (STAD) pada siklus I, siklus II dan siklus III sudah
konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. Hal ini disebabkan oleh
tingkat kesulitan soal dan interaksi peserta didik saat proses pembelajaran
konsep tersebut akan bermakna bagi peserta didik . Jika peserta didik
masalah.
contoh. Aspek ini hanya mampu mencapai 71,67% dimana pada siklus I
berhasil mencapai 93,75%. Hal ini juga disebabkan oleh perbedaan tingkat
kesulitan soal antara siklus I dan siklus II. Sedangkan pada siklus III
persentase setiap aspek tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah
ini karena tingkat kesulitan soal tidak tergolong tinggi dan materi yang
diberikan hampir sama dengan materi pada siklus I sehingga peserta didik
1) Presentasi Kelas
saja. Dalam tahap ini, pendidik meminta peserta didik untuk benar-
yang telah dimiliki oleh peserta didik sebelumnya dengan materi yang
peserta didik terhadap materi yang dipelajari, dan peserta didik lebih
2) Belajar Kelompok
kelompok berjalan lebih baik. Peserta didik terlihat mulai aktif dan
3) Kuis
5) Penghargaaan Kelompok
didik. Selain pujian dan nilai, pendidik juga memberikan hadiah untuk
2. Pemahaman Konsep
berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil tes siklus I, tes siklus II dan
tes siklus III. Berdasarkan analisis hasil tes siklus I dan tes siklus II rata-
sebesar 15,67% yaitu pada siklus I sebesar 50,61% dan meningkat menjadi
didik pada siklus III juga mengalami peningkatan sebesar 11,53% yaitu
pada siklus II sebesar 66,28% dan meningkat menjadi 77,81% pada siklus
D. Keterbatasan Peneliti
yang dilakukan sehingga pada setiap siklus masih ada satu aspek
A. Kesimpulan
1. Presentasi Kelas
2. Belajar Kelompok
dari 4 peserta didik yang heterogen dalam hal kemampuan akademik, jenis
kelamin dan ras.. Setiap kelompok diberikan LKS yang berisi ringkasan
materi dan latihan soal. Selain itu, belajar kelompok juga ditujukan untuk
3. Kuis
peningkatan.
5. Penghargaaan Kelompok
cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain pujian dan
kuadrat pada peserta didik kelas X Teknik Komputer Jaringan (TKJ) di SMK
berikutnya yaitu sebesar 50,61% pada siklus I, sebesar 66,28% pada siklus II,
sebesar 77,81% pada siklus III dan tergolong dalam kategori tinggi.
B. Saran
saran sebagai tindak lanjut terkait penelitian yang telah dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
B.K. Noormandiri dan Endar Sucipto. (2004). Matematika Untuk SMA Kelas X.
Jakarta : Erlangga.
Reys, Robert G. (1998). Helping Children Learn Mathematics. Boston : allyn and
bacon.
Slavin, Robert E. (2008). Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.