Anda di halaman 1dari 4

Hipoglikemia atau Hypoglycemic

National Cardiovascular Center Harapan Kita

Hipoglikemia atau Hypoglycemic

Contributed by Administrator Thursday, 21 January 2010

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah. Dalam
keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dL. Sementara pada
penderita diabetes, kadar gula darahnya tersebut berada pada tingkat terlalu tinggi; dan pada penderita
hipoglikemia, kadar gula darahnya berada pada tingkat terlalu rendah. Kadar gula darah yang rendah
menyebabkan berbagai sistem organ tubuh mengalami kelainan fungsi. Otak merupakan organ yang
sangat peka terhdap kadar gula darah yang rendah karena glukosa merupakan sumber energi otak yang
utama. Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang rendah dan melalui sistem saraf,
merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal in akan merangsang hari
untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadar gula turun, maka akan
terjadi gangguan fungsi otak.

Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:

- Pelepasan insulin yang berlebihan oelh pankreas

- Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita diabetes untuk
menurunkan kadar gula darahnya

- Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal

- Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.

Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan obat dan yang
tidak berhubungan dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan
berhubungan dengan obat.

Hipoglikemia yang tidak berhubungan dengan obat lebih jauh dapat dibagi lagi menjadi:

- Hipoglikemia karena puasa, dimana hipoglikemia terjadi setelah berpuasa

- Hipoglikemia reaktif, dimana hipoglikemia terjadi sebagai reaksi terhadap makan, biasanya
karbohidrat.

Hipoglikemia paling sering terjadi disebabkan oleh insulin atau obat lain (sulfonilurea) yang diberikan
kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya. Jika dosis obat ini lebih tinggi dari
makanan yang dimakan maka obat ini bisa bereaksi menurunkan kadar gula darah terlalu banyak.
Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karena sel-
sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya tidak
menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal tersebut merupakan mekanisme utama tubuh
untuk mengatasi kadar gula darah yang rendah.

Pentamidin yang digunakan untuk mengobati pneumonia akibat AIDS juga bisa menyebabkan
hipoglikemia.

Hipoglikemia kadang terjadi pada penderita kelainan psikis yang secara diam-diam menggunakan insulin
atau obat hipoglikemik untuk dirinya.

Pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan
hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.

Olah raga berat dalam waktu yang lama pada orang yang sehat jarang menyebabkan hipoglikemia.

Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia, hanya jika terdapat penyakit lain (terutama penyakit
kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol. Cadangan
karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar
gula darah yang adekuat.

Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa jam berpuasa bisa menyebabkan hipoglikemia.

Bayi dan anak-anak yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir gula bisa mengalami
hipoglikemia diantara jam-jam makannya.

Seseorang yang telah menjalani pembedahan lambung bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam
makannya (hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia reaktif). Hipoglikemia terjadi karena
gula sangat cepat diserap sehingga merangsang pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar insulin
yang tinggi menyebabkan penurunan kadar gula darah yang cepat.

Hipoglikemia alimentari kadang terjadi pada seseorang yang tidak menjalani pembedahan. Keadaan ini
disebut hipoglikemia alimentari idiopatik.

Jenis hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi dan anak-anak karena memakan makanan yang
mengandung gula fruktosa dan galaktosa atau asam amino leusin. Fruktosa dan galaktosa menghalangi
pelepasan glukosa dari hati; leusin merangsang pembentukan insulin yang berlebihan oleh pankreas.
Akibatnya terjadi kadar gula darah yang rendah beberapa saat setelah memakan makanan yang
mengandung zat-zat tersebut.

Hipoglikemia reaktif pada dewasa bisa terjadi setelah mengkonsumsi alkohol yang dicampur dengan
gula (misalnya gin dan tonik).
Pembentukan insulin yang berlebihan juga bisa menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada
tumor sel penghasil insulin di pankreas (insulinoma). Kadang tumor diluar pankreas yang menghasilkan
hormon yang menyerupai

http://www.pjnhk.go.id Powered by Joomla! Generated: 7 October, 2013, 01:55

National Cardiovascular Center Harapan Kita

insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.

Penyebab lainnya adalah penyakti autoimun, dimana tubuh membentuk antibodi yang menyerang
insulin. Kadar insulin dalam darah naik-turun secara abnormal karena pankreas menghasilkan sejumlah
insulin untuk melawan antibodi tersebut. Hal ini bisa terjadi pada penderita atau bukan penderita
diabetes.

Hipoglikemia juga bisa terjadi akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan gizi, kelainan
fungsi hipofisa atau adrenal, syok dan infeksi yang berat. Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis
virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan hipoglikemia. Mekanisme respon hipoglikemia, pada
awalnya, tubuh secara otomatis memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan
melepaskan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf. Epinefrin akan
merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi juga menyebabkan gejala yang menyerupai
serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar dan
kadang rasa lapar).

Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing,
bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan
penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak
yang permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara
perlahan maupun secara tibatiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau
obat hipoglikemik per-oral.

Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa
semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan
pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan
lebih sering terjadi dan lebih berat. Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah
mencapai 50 mg/dL. Maka dari itu diagnosis hipoglikemia baru bisa ditegakkan berdasarkan gejala-
gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah. Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat
kesehatan penderita, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu
hipoglikemia autoimun, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antibodi
terhadap insulin. Untuk mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin
dalam darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT scan, MRI atau USG sebelum
pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi tumor.

Prinsip dari pengobatan hipoglikemia adalah menaikan kembali kadar gula darah yang rendah itu
sehingga mencapai kadar normalnya. Makanya gejala hipoglikemia ini dapat menghilang dalam
beberapa menit setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa)
maupun minum jus buah, air gula atau segelas susu. Namun untuk seseorang yang sering mengalami
hipoglikemia (terutama penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya
cepat timbul dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes maupun bukan,
sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan yang mengandung karbohidrat yang bertahan
lama (misalnya roti atau biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak mungkin
untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka diberikan glukosa intravena untuk mencegah
kerusakan otak yang serius. Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat
sebaiknya selalu membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas,
yang merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati.
Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah dalam waktu 5-15
menit. Jika hipoglikemia yang terjadi itu akibat adanya tumor penghasil insulin, maka cara
penyembuhannya adalah harus diangkat melalui pembedahan. Sebelum pembedahan, biasanya
diberikan obat untuk menghambat pelepasan insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Untuk seseorang
yang sering mengalami hipoglikemia, tapi bukan penderita diabetes, dapat menghindari serangan
hipoglikemia dengan sering makan dalam porsi kecil. (www.rumahdiabetes.com)

http://www.pjnhk.go.id

Powered by Joomla!

Generated: 7 October, 2013, 01:55

Anda mungkin juga menyukai