Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 2

KONSEP NEGARA HUKUM

Di susun oleh :
Ainun Najah (15.1000.5600.083)

Firman Amri (15.1000.5600.031)

Guntur Rahman (15.1000.5600.029)

Rico Prayama (15.1000.5600.041)

Ratna Juwita (15.1000.5600.049)

Weno Putra Perdana (15.1000.5600.047)

Wahyudhi Kusuma (15.1000.5600.033)

Yessy Erlina (15.1000.5600.043)

Zulkarnaen (15.1000.5600.045)
UNIVERSITAS TAMAN SISWA
2015/2016
KELOMPOK 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara hukum indonesia sudah berdiri sejak di proklamirkan kemerdekaannya sejak tanggal
17 agustus 1945, yang sudah terjadi selama enam puluh tahun silam. Indonesia dikatakan sebagai
negara hukum telah tertuang dalam penjelasan Undang Undang Dasar 1945. Dalam penjelasan
mengenai sistem pemerintahan negara, dikatakan bahwa, Indonesia adalah negara yang
berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machtsstaat).
Kemudian dipertegas lagi dalam pasal 1 ayat (3) yang menyatakan, Negara Indonesia adalah
negara hukum. Negara hukum sudah merupakan tipe negara yang umum dimiliki oleh bangsa
bangsa di dunia saat ini. Karena adanya hukum ini adalah untuk membatasi sikap penguasa agar
tidak bertindak sewenang wenang dalam menjalankan negaranya.
Dalam konsep Negara Hukum itu, diidealkan bahwa yang harus dijadikan panglima dalam
dinamika kehidupan kenegaraan adalah hukum, bukan politik ataupun ekonomi. Sesuai prinsip
Negara Hukum adalah the rule of law, not of man. Yang disebut pemerintahan pada
pokoknya adalah hukum sebagai sistem, bukan orang per orang yang hanya bertindak sebagai
wayang dari skenario sistem yang mengaturnya. Maka dari itu, Makalah ini akan memperdalam
pengetahuan kita tentang Negara Hukum dan Negara Hukum Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud negara hukum?
2. Apa tujuan dari hukum?
3. Bagaimana konsep dari negara hukum?
4. Bagaimana hubungan Indonesia sebagai negara hukum dengan UUD 1945?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari negara hukum.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan hukum.
3. Untuk mengetahui konsep dari negara hukum.
4. Untuk mengetahui hubungan Indonesia sebagai Negara Hukum dengan UUD 1945.
UNIVERSITAS TAMAN SISWA
2015/2016
KELOMPOK 2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Negara Hukum
Negara adalah suatu badan yang merupakan alat dari masyarakat untuk mengatur
hubungan antar manusia dalam suatu wilayah tertentu diman didalamnya terdapat pemerintah
yang berdaulat untuk mewujudkan tujuan negara yang memiliki, (1) sifat memaksa ketertiban,
menghilangjkan anarkisme,(2) sifat monopoli, tujuan bersama dimonopoli oleh negara, (3) sifat
mencakup semua, peraturan per-UU-an yang berlaku untuk semua.
Melihar sifat negara yang memaksa, maka dibutuhkanlah sebuah hukum dalam suatu negara
untuk menjalankannya. Hukum ini dipakai sebagai alat untuk kontrol sosial, yaitu suatu proses
mempengaruhi orang orang untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat.
Pengontrolan hukum ini dilakukan dengan berbagai cara dan melalui badan badan resmi yang
didirikan oleh negara.
Negara hukum adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (machtsstaat), dan pemerintahannya berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum
dasar), dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tak terbatas). Adapun ciri ciri negara hukum :
a. Adanya Undang Undang Dasar atau Konstitusi yang memuat ketentuan tertulis tentang
hubungan antara penguasa dan rakyat.
b. Adanya pembagian kekuasaan negara.
c. Diakui dan dilindungi hak hak kebebasan rakyat.
Dari ciri ciri diatas menunjukkan bahwa ide pokok negara hukum adalah pengakuan
terhadap hak asasi manusia yang bertumpu atas prinsip kebebasan dan persamaan. Adanya
Undang Undang Dasar akan memberikan jaminan konstutional terhadap asas kebebasan dan
persamaan.
Paham negara hukum tidak dapat dipisahkan dari paham kerakyatan, sebab pada akhirnya,
hukum yang mengatur dan membatasi kekuasaan negara atau pemerintah diartikan sebagai
hukum yang dibuat atas dasar kekuasaan atau kedaulatan rakyat.

UNIVERSITAS TAMAN SISWA


2015/2016
KELOMPOK 2

2.2 Tujuan Hukum


Di dalam ilmu hukum disebutkan bahwa tujuan hukum adalah menciptakan ketertiban
dan keadilan. Dalam membahas masalah tujuan hukum, banyak pendapat dikemukakan oleh para
sarjana. Namun demikian secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan hukum adalah sesuatu
yang ingin dicapai oleh hukum. Menurut L.J. Van Apeldoorn, tujuan hukum adalah untuk
memepertahankan ketertiban masyarakat. Dalam mempertahankan ketertiban tersebut hukum
harus secara seimbang melindungi kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat.
Mengenai kepentingan-kepentingan yang ada dalam masyarakat ini, Roscoe Pond membedakan
antara kepentingan pribadi, kepentingan publik, dan kepentingan sosial. Apabila pandangan Van
Apeldoorn dikaitkan dengan pandangan Roscoe Pond tersebut, berarti dalam mempertahankan
ketertiban masyarakat, hukum harus mampu menyeimbangkan kepentingan-kepentingan pribadi,
publik, dan sosial. Pengaturan yang didalamnya terdapat keseimbangan antara kepentingan-
kepentingan tersebut oleh Van Apeldoorn dikatakan sebagai pengaturan yang adil.
Keadilan menurut Ulpianus adalah Justitia est perpetua et constans voluntas jus suum cuique
tribuendi yang kalau diterjemahkan secara bebas keadilan adalah suatu keinginan yang terus
menerus dan tetap untuk memberikan kepada orang apa yang menjadi haknya. Ini berarti
keadilan bahwa keadilan harus senantiasa mempertimbangkan kepentingan yang terlibat di
dalamnya

2.3 Konsep Negara Hukum


Dalam bernegara, umat manusia memang tidak mengenal adanya konsep Negara
Ekonomi atau pun Negara Politik. Yang ada adalah doktrin mengenai Negara Hukum. Negara
kita diimpikan oleh the founding leaders sebagai Negara Hukum atau Rechtsstaat menurut
tradisi Eropa Kontinental atau pun The Rule of Law, menurut tradisi Anglo-Amerika. Negara
Indonesia ialah rechtsstaat, bukan machtsstaat (negara kekuasaan) atau pun korporatokrasi.
Menurut Huda (2005:73-74), persaman antara konsep rechtsstaat dengan konsep rule of
law, yaitu: pada dasarnya kedua konsep itu mengarahkan dirinya pada satu sasaran yang utama,
yakni pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Sedangkan perbedaan antara
konsep rechsstaat dengan konsep rule of law, yaitu:

UNIVERSITAS TAMAN SISWA


2015/2016
KELOMPOK 2

a. Konsep rechsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme sehingga sifatnya
revolusioner, sebaliknya konsep rule of law berkembang secara evolusioner.
b. Konsep rechsstaat bertumpu atas sistem hukum kontinental yang disebut civil law, sedangkan
konsep rule of law bertumpu atas sistem hukum yang disebut common law. Karakteristik civil
law adalah administratif, sedangkan karakteristik common law adalah judicial.
Menurut Mahfud MD (dalam Imamuddin, 2011), perbedaan konsepsi antara rechtsstaat
dengan rule of law sebenarnya lebih terletak pada operasionalisasi atas substansi yang sama yaitu
perlindungan atas hak-hak asasi manusia.
Menurut Kampar (2008), perbedaan yang menonjol antara konsep rechtsstaat dan rule of
law ialah pada konsep rechtsstat peradilan administrasi negara merupakan suatu sarana yang
sangat penting dan sekaligus pula ciri yang menonjol pada rechtsstaat itu sendiri. Sebaliknya
pada rule of law, peradilan administrasi tidak diterapkan, karena kepercayaan masyarakat yang
demikian besar kepada peradilan umum. Ciri yang menonjol pada konsep rule of law ialah
ditegakkannya hukum yang adil dan tepat (just law).
Prinsip pokok negara hukum menurut Jimly Asshiddiqie adalah sebagai berikut :
1. Supremasi Hukum (supremacy of law)
Adanya pengakuan normatif dan empirik akan prinsip supremasi hukum, yaitu bahwa
semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi. Dalam perspektif
supremasi hukum (supremacy of law), pada hakikatnya pemimpin tertinggi negara yang
sesungguhnya, bukanlah manusia, tetapi konstitusi yang mencerminkan hukum yang tertinggi.
Pengakuan normative mengenai supremasi hukum adalah pengakuan yang tercermin dalam
perumusan hukum dan/atau konstitusi, sedangkan pengakuan empirik adalah pengakuan yang
tercermin dalam perilaku sebagian terbesar masyarakatnya bahwa hukum itu memang supreme.
2. Persamaan dalam Hukum (equality before the law)
Adanya persamaan kedudukan setiap orang dalam hukum dan pemerintahan, yang diakui
secara normative dan dilaksanakan secara empirik. Dalam rangka prinsip persamaan ini, segala
sikap dan tindakan diskriminatif dalam segala bentuk dan manifestasinya diakui sebagai sikap
dan tindakan yang terlarang, kecuali tindakan-tindakan yang bersifat khusus dan sementara yang
dinamakan affirmative actions guna mendorong dan mempercepat kelompok masyarakat
tertentu atau kelompok warga masyarakat tertentu untuk mengejar kemajuan sehingga mencapai
tingkat perkembangan yang sama dan setara dengan kelompok masyarakat kebanyakan yang
UNIVERSITAS TAMAN SISWA
2015/2016
KELOMPOK 2

sudah jauh lebih maju. Kelompok masyarakat tertentu yang dapat diberikan perlakuan khusus
melalui affirmative actions yang tidak termasuk pengertian diskriminasi itu misalnya adalah
kelompok masyarakat suku terasing atau kelompok masyarakat hukum adapt tertentu yang
kondisinya terbelakang. Sedangkan kelompok warga masyarakat tertentu yang dapat diberi
perlakuan khusus yang bukan bersifat diskriminatif, misalnya, adalah kaum wanita ataupun
anak-anak terlantar.
3. Asas legalitas
Dalam setiap Negara Hukum, dipersyaratkan berlakunya asas legalitas dalam segala
bentuknya (due process of law), yaitu bahwa segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas
peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis. Peraturan perundang-undangan tertulis
tersebut harus ada dan berlaku lebih dulu atau mendahului tindakan atau perbuatan administrasi
yang dilakukan. Dengan demikian, setiap perbuatan atau tindakan administrasi harus didasarkan
atas aturan atau rules and procedures (regels). Prinsip normatif demikian nampaknya seperti
sangat kaku dan dapat menyebabkan birokrasi menjadi lamban. Oleh karena itu, untuk menjamin
ruang gerak bagi para pejabat administrasi negara dalam menjalankan tugasnya, maka sebagai
pengimbang, diakui pula adanya prinsip Freies Ermessen yang memungkinkan para pejabat
administrasi negara mengembangkan dan menetapkan sendiri beleid-regels atau policy rules
yang berlaku internal secara bebas dan mandiri dalam rangka menjalankan tugas jabatan yang
dibebankan oleh peraturan yang sah.

4. Pembatasan kekuasaan
Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara dengan cara menerapkan
prinsip pembagian kekuasaan secara vertikal atau pemisahan kekuasaan secara horizontal. Sesuai
dengan hukum besi kekuasaan, setiap kekuasaan pasti memiliki kecenderungan untuk
berkembang menjadi sewenang-wenang, seperti dikemukakan oleh Lord Acton: Power tends to
corrupt, and absolute power corrupts absolutely. Karena itu, kekuasaan selalu harus dibatasi
dengan cara memisah-misahkan kekuasaan ke dalam cabang-cabang yang bersifat checks and
balances dalam kedudukan yang sederajat dan saling mengimbangi dan mengendalikan satu
sama lain. Pembatasan kekuasaan juga dilakukan dengan membagi-bagi kekuasaan ke dalam
beberapa organ yang tersusun secara vertical. Dengan begitu, kekuasaan tidak tersentralisasi dan
UNIVERSITAS TAMAN SISWA
2015/2016
KELOMPOK 2

terkonsentrasi dalam satu organ atau satu tangan yang memungkinkan terjadinya kesewenang-
wenangan.
Idealitas negara berdasarkan hukum ini pada dataran implementasi memiliki karakteristik
yang beragam, sesuai dengan muatan lokal, falsafah bangsa, ideologi negara, dan latar belakang
historis masing-masing negara. Oleh karena itu, secara historis dan praktis, konsep negara
hukum muncul dalam berbagai model seperti negara hukum menurut Quran dan Sunnah atau
nomokrasi Islam, negara hukum menurut konsep Eropa Kontinental yang dinamakan rechtsstaat,
negara hukum menurut konsep Anglo-Saxon (rule of law), konsep socialist legality, dan konsep
negara hukum Pancasila.
Menurut Philipus M. Hadjon, karakteristik negara hukum Pancasila tampak pada unsur-
unsur yang ada dalam negara Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1) Keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat berdasarkan asas kerukunan
2) Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan negara;
3) Prinsip penyelesaian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan sarana ter-
akhir;
4) Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Berdasarkan penelitian Tahir Azhary, negara hukum Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai
berkut :
1) Ada hubungan yang erat antara agama dan negara;
2) Bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa;
3) Kebebasan beragama dalam arti positip;
4) Ateisme tidak dibenarkan dan komunisme dilarang;
5) Asas kekeluargaan dan kerukunan.
Meskipun antara hasil penelitian Hadjon dan Tahir Azhary terdapat perbedaan, karena
terdapat titik pandang yang berbeda. Tahir Azhary melihatnya dari titik pandang hubungan
antara agama dengan negara, sedangkan Philipus memandangnya dari aspek perlindungan
hukum bagi rakyat. Namun sesungguhnya unsur-unsur yang dikemukakan oleh kedua pakar
hukum ini terdapat dalam negara hukum Indonesia. Artinya unsur-unsur yang dikemukakan ini
saling melengkapi.

UNIVERSITAS TAMAN SISWA


2015/2016
KELOMPOK 2

2.4 Hubungan Indonesia Sebagai Negara Hukum dengan UUD 1945


Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik. Disebut republik, dan bukan kerajaan
(monarchi), karena pengalaman bangsa indonesia dimasa sebelum kemerdekaan, penuh diliputi
oleh sejarah kerajaan kerajaan besar dan kecila diseluruh wilayah nusantara. Namun, sejak
bangsa Indonesia merdeka dan membentuk negara modern yang diproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Bentuk pemerintahan yang dipilih adalah
Republik. Karena itu, falsafah dan kultur politik yang bersifat kerajaan yang didasarkan atas
sistem feodalisme dan paternalisme, tidaklah dikehendaki oleh bangsa Indonesia modern. Bangsa
Indonesia menghendaki negara modern dalam pemerintahan res publica.
Dalam konstitusi ditegaskan bahwa negara Indonesia adalaha negara hukum (rechtsstaat),
bukan negara kekuasaan (machtsstaat). Didalamnya terkandung pengertian adanya pengakuan
terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan
kekuasaan menurut sistem konstitusional yang diatur dalam Undang Undang Dasar. Adanya
prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan setiap warga dalam
hukum, serta menjamin keadilan yang setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan
wewenang oleh pihak yang berkuasa. Dalam paham negara hukum itu, hukumlah yang
memegang komando tertinggi dalam penyelenggaraan negara. Dengan demikian, harus diadakan
jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun dan ditegakkan menurut prinsip demokrasi atau
kedaulatan rakyat (democratische rechtsstaat). Prinsip prinsip itu tidak boleh mengabaikan
demokrasi yang diatur dalam Undang Undang Dasar.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia sebagai jantung dan jiwa Negara.
Undang-undang dasar suatu Negara memberi tahu kepada kita tentang apa maksud membentuk
Negara, bagaimana cita-citanya dengan bernegara itu , apa yang ingin dilakukannya ,serta asas-
asas kehidupan yang terdapat di dalamnya. Dengan undang-undang dasar itu suatu Negara
sebagai komunitas memiliiki tujuan yang jelas dan akan memandu menuju apa yang dicita-
citakan.Undang-undang dasar juga sangat penting bagi penyelenggaraan hukum suatu Negara
,oleh karena pada saat-saat tertentu hukum perlu melihat kepada panduan yang diberikan oleh
undang-undang dasarnya. Hal tersebut terjadi, Misalnya ,pada saat hukum mengalami kebuntuan
dan tidak tahu ke mana harus melangkah.

UNIVERSITAS TAMAN SISWA


2015/2016
KELOMPOK 2

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Negara hukum adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan
atas kekuasaan belaka (machtsstaat), dan pemerintahannya berdasarkan atas sistem konstitusi
(hukum dasar), dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tak terbatas). Adapun ciri ciri negara
hukum :
a. Adanya Undang Undang Dasar atau Konstitusi yang memuat ketentuan tertulis tentang
hubungan antara penguasa dan rakyat.
b. Adanya pembagian kekuasaan negara.
c. Diakui dan dilindungi hak hak kebebasan rakyat.
Dari ciri ciri diatas menunjukkan bahwa ide pokok negara hukum adalah pengakuan
terhadap hak asasi manusia yang bertumpu atas prinsip kebebasan dan persamaan. Adanya
Undang Undang Dasar akan memberikan jaminan konstutional terhadap asas kebebasan dan
persamaan. Negara hukum adalah negara yang kekuasaan tertingginya adalah hukum itu sendiri.
Seperti yang kita tahu bahwa tujuan hukum adalah untuk ketertiban masyarakat itu sendiri.
Konsep dari negara hukum adalah rechtsstaat dan rule of law yang mana keduanya sama sama
mengarahkan dirinya pada satu sasaran yang utama, yakni pengakuan dan perlindungan terhadap
hak-hak asasi manusia.
Dalam paham negara hukum itu, hukumlah yang memegang komando tertinggi dalam
penyelenggaraan negara. Dengan demikian, harus diadakan jaminan bahwa hukum itu sendiri
dibangun dan ditegakkan menurut prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat (democratische
rechtsstaat). Prinsip prinsip itu tidak boleh mengabaikan demokrasi yang diatur dalam Undang
Undang Dasar. Dengan undang-undang dasar itu suatu Negara sebagai komunitas memiliiki
tujuan yang jelas dan akan memandu menuju apa yang dicita-citakan.Undang-undang dasar juga
sangat penting bagi penyelenggaraan hukum suatu Negara. Karena didalam Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia telah tertuang cita-cita luhur bangsa Indonesia dan merupakan
jantung bagi bangsa Indonesia.
UNIVERSITAS TAMAN SISWA
2015/2016
KELOMPOK 2

3.2 Saran
Adapun yang ingin dimintakan perhatian di sini yaitu, hendaknya kita juga meninjau
perkembangan hukum di Indonesia semenjak penjajahan sebagai pembelajaran untuk masa
sekarang dan yang akan datang. Terutama untuk menghadapi masalah yang sudah pernah
terselesaikan di masa lampau, seperti korupsi. Banyak hal yang harus dilakukan untuk mencapai
Tujuan dan cita-cita Indonesia sebagai Negara hukum agar negara hukum tidak sekedar
menjadi slogan kaku yang tidak bisa di realisasikan.

UNIVERSITAS TAMAN SISWA


2015/2016

Anda mungkin juga menyukai