Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN JADWAL PERAWATAN PADA MESIN CETAK GRAVITY DIE

CASTING BERDASARKAN KOMPONEN KRITIS UNTUK MEMINIMASI LOSS TIME


DI PT. CHEMCO HARAPAN NUSANTARA

Ilham Kurnia Yahya, Bambang Kuswanto*), Anwar Sukito Ardjo**)


Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Sudarto, SH., Tembalang, kode pos 6199, Semarang 50329
Telp. 7473417, 7499585, 7499586 (Hunting), Fax. 7472396

ABSTRAK
Permasalahan di departemen Gravity Die Casting PT. Chemco Harapan Nusantara Cikarang yaitu
kerusakan mesin gravity die casting dengan loss time rata rata sebesar 435 jam selama tahun
2016. Tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan jadwal perawatan mesin cetak gravity die
casting dengan menentukan penyebab kerusakan komponen kritis dan mencari nilai interval waktu
perawatan komponen kritis sehingga dapat menurunkan loss time. Metode yang digunakan adalah
metode Failure Mode Effect and Critical Analysis (FMECA) untuk mengetahui efek dan potensi
kegagalan komponen yang di nilai dari saverage, occurrence dan detection untuk mencari nilai Risk
Priority Number (RPN) yang di termasuk sebagai komponen kritis. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini yaitu pengembangan jadwal berdasarkan komponen kritis serta membuat logbook
kalender perawatan yang bertujuan untuk mengetahui tindakan perawatan pada kerusakan
komponen kritis dengan menentukan jadwal pergantian komponen mesin gravity die casting,
didapat untuk komponen Thermocouple Dies mempunyai waktu antar kerusakan aktual selama 46
hari, nilai keandalan sebesar 50%, frekuensi kerusakan komponen sebanyak 8 kali, dengan
perawatan usulan selama 10 hari penggantian komponen, nilai keandalan sebesar 82% dan
penerapan jadwal pergantian tersebut dapat menurunkan loss time sebesar 32 %, untuk komponen
Limit Switch Core Up mempunyai waktu antar kerusakan aktual selama 50 hari, nilai keandalan
sebesar 50%, frekuensi kerusakan komponen sebanyak 6 kali, dengan perawatan usulan selama 11
hari penggantian komponen, nilai keandalan sebesar 80% dan penerapan jadwal pergantian
tersebut dapat menurunkan loss time sebesar 30 %.

Kata Kunci : Loss Time, Pengembangan Jadwal, Perawatan Preventif, FMECA

ABSTRACT
Problems in the Gravity Die Casting PT. Chemco Hope Nusantara Cikarang i.e. damage machine
gravity die casting with the median time loss of 435 hours during the year 2016. The purpose of
this research is the development of printing machine maintenance schedule gravity die casting with
determining the cause of damage to critical components and find the value of critical components
of the treatment time interval so that it can lower the loss time. The method used is the method
Failure Mode Effects and Critical Analysis (FMECA) to know the effects and the potential failure
of a component in the value of its occurrence, and saverage detection to find the value of the Risk
Priority Number (RPN) including as a critical component. The results obtained from this research
namely development schedule based on critical components and create calendar maintenance
logbook aimed to know the actions of care on damage critical components by specifying a schedule
of the turn gravity die casting machine components, were obtained for the components of the
Thermocouple Dies have time between actual damages for 46 days, the value of 50% reliability,
frequency damage components by as much as 10 times, with a proposal for a 10-day care
reimbursement component, the value of reliability of 82% and the application of the schedule of the
turn can lowered the loss time of 32%, the Limit Switch components for Core Build-up have time
between actual damages for the past 50 days, the value of 50% reliability, frequency of damage
components of as many as six times, with a proposed treatment for the past 11 days the replacement
component, the value of 80% reliability and applicability of such turnover schedule can lower loss
of time by 30%.
Key world : Loss Time, Development Schedule, Preventif Maintenance, FMECA
PENDAHULUAN selama 2.180 atau 36,3 jam dengan total kerja mesin 1
tahun yaitu 1.794 jam/mesin, loss time tertinggi pada
Latar Belakang mesin MA01 selama 42 jam dengan type trouble PLC
Persaingan antar perusahaan saat ini sangat ketat dan dan Elektrikal umum selama 34 jam atau sebesar
dinamis seiring cepatnya teknologi berkembang. 84,76%. Manajemen perawatan yang kurang berjalan
Kondisi ini mengakibatkan tidak sedikit perusahaan dengan baik merupakan faktor tebesar yang
yang merugi dan akhirnya berhenti karena kalah mengakibatkan kondisi mesin tidak berjalan dengan
bersaing dengan kompetitornya. Salah satu faktor baik, kegiatan untuk menjaga fasilitas atau peralatan
yang perlu diperhatikan dalam keberlangsungan suatu pabrik dan mengadakan perbaikan, penyesuaian atau
perusahaan adalah kehandalan mesin karena berkaitan penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu
dalam menjalankan produksi sebuah perusahaan penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar
manufaktur pada kinerja yang konsisten. Oleh sebab terdapat suatu keadaan operasi produksi yang
itu, kehandalan mesin perlu dijaga dan ditingkatkan memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
untuk mendukung kelancaran proses produksi melalui (Sofian, 2004)
sistem perawatan. Sistem perawatan adalah segala Kerusakan mesin yang sering terjadi di Departemen
kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau gravity die casting diakibatkan karena kurang
peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan optimalnya metode perawatan yang digunakan seperti
pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun kegiatan penjadwalan perawatan mesin, tidak adanya
penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar perhitungan interval perawatan, kurangnya penerapan
sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan prosedur perawatan mesin sehingga mengakibatkan
selalu dalam kondisi siap pakai. kerusakan mesin yang sering terulang dan tidak
Produk utama yang diandalkan dari PT Chemco berjalannya preventive maintenance dengan baik
harapan nusantara adalah Brake system. Salah satu hanya menggunakan sistem corrective maintenance
departemen yang ada di PT Chemco yaitu departemen dan emergency maintenance saat terjadinya kerusakan
gravity die casting dengan mesin utama yang di mesin sehingga mengakibatkan loss time, optimalisasi
gunakan yaitu mesin cetak gravity die casting yang perawatan preventif (PM) memainkan peran yang
sudah beroperasi pada tahun 1994, berjumlah 55 semakin penting dalam perusahaan modern saat ini.
mesin berfungsi PT. Chemco Harapan Nusantara Semakin banyaknya komponen mesin yang
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang digunakan, tindakan preventive maintenance harus di
industri manufaktur khususnya industri spare parts tingkatkan seperti pelumasan atau penggantian
otomotif yang memproduksi brake system dan casting komponen, walaupun kegiatan tersebut tidak dapat
wheels. Mesin cetak gravity die casting terbagi dalam meremajakan mesin ke keadaan baru mereka yang
4 line, yaitu 12 mesin di line MA, 10 mesin di line MB baru, namun kegiatan tersebut harus dilakukan untuk
keduanya untuk memproduksi Master Caliper dengan menambah lifetime mesin. (Jiawen Huab, 2017)
kapasitas 120 part/shift atau 9.360 part/bulan, 15 Banyaknya losstime yang terjadi pada mesin gravity
mesin di line CA untuk memproduksi Cover Caliper die casting, penelitian ini ditujukan untuk mengurangi
dengan kapasitas 110 part/shift atau 8.580 part/bulan, jumlah losstime mesin yang terjadi dengan
18 mesin di line CB untuk memproduksi Crown merencanakan pengembangan jadwal perawatan yang
Handle dengan kapasitas 90 part/shift atau 8.100 lebih baik pada mesin tersebut. Metode yang
part/bulan dengan waktu kerja mesin selama 75 digunakan adalah menggunakan metode Failure Mode
jam/bulan. Kesiapan (availability) mesin baik dalam Effect, Critical Analysis (FMECA), Metode ini di
jumlah (kuantitas) maupun kualitas sesuai dengan gunakan untuk menentukan efek kegagalan pada
kebutuhan yang digunakan untuk melaksanakan kerusakan mesin yang kemudian dibuat sebuah analisa
proses oproduksi serta kehandalan (reliability) mesin terhadap komponen yang bermasalah ( Komponen
perlu dijaga dan ditingkatkan untuk mendukung Kritis ). Setelah dilakukan analisa kemudian dibuatlah
kelancaran proses produksi melalui sistem perawatan. penjadwalan perawatan mesin yang berdasarkan pada
Jenis kerusakan mesin di kategorikan menjadi 4 riwayat usia penggantian komponen. Berdasarkan
(empat) kategori, yaitu kerusakan pada Hidrolik uraian diatas, maka diusulkan skripsi dengan judul
Mesin, Seal Aus, PLC dan Elektrikal dan Pengembangan Jadwal Perawatan Mesin Cetak
Motor/Mekanik. Loss time total mesin cetak gravity Gravity Die Casting Berdasarkan Komponen Kritis
die casting pada tahun 2016 selama 26.089 menit atau untuk Meminimasi Loss Time di PT.Chemco Harapan
435 jam. Interval Januari 2016 - Desember 2016 Nusantara. Dengan menggunakan penjadwalan yang
dengan perincian kerusakan pada Hidrolik Mesin di usulkan ini di harapkan losstime mesin yang terjadi
selama 6.275 menit atau 104,6 jam, Seal Aus selama dapat berkurang.
1.750 menit atau 29,2 jam, PLC dan Elektrikal selama
15.149 menit atau 252,5 jam dan Motor/Mekanik
Tujuan penyesuaian, dan penyamaan dilakukan. (Ebeling,
Tujuan dari penelitian ini adalah : 2008)
a. Pengembangan jadwal perawatan mesin cetak Penentuan Komponen Kritis
gravity die casting berdasarkan komponen kritis Komponen Kritis adalah kondisi suatu komponen
yang dengan menentukan penyebab potensi yang berpotensi mengalami kerusakan yang
kerusakan komponen kritis dengan metode Failure berpengaruh pada keandalan operasional unit system.
Mode, Effect and Critycal Analysis (FMECA) Penilaian komponen kritis dapat dilakukan dengan
b. Penentuan interval waktu perawatan dengan pola menggunakan pendekatan critical analysis dengan
distribusi menggunakan empat kriteria, yaitu:
c. Rekomendasi pengembangan jadwal perawatan a. Frekuensi kerusakan tinggi
untuk penggantian komponen kritis pada mesin Frekuensi kerusakan yang tinggi pada suatu
cetak gravity die casting untuk meminimasi loss komponen jika tidak segera dilakukan tindakan
time yang terjadi perbaikan dapat merambat ke komponen utama yang
TINJAUAN PUSTAKA berpotensi menimbulkan unit tidak dapat beroperasi
(breakdown).
Pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah b. Dampak kerusakan pada system
terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang Apabila terjadi kerusakan pada komponen akan
direncanakan untuk pencegahan. menyebabkan system tidak berfungsi maksimal atau
a. Perawatan Korektif (Corrective Maintenance) gagal melaksanakan fungsinya.
Pekerjaan perawatan yang dilakuakan untuk c. Downtime yang besar.
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas Komponen yang mengalami kerusakan
sehingga mencapai standar yang dapat diterima. diakumulasikan downtimenya dan hasilnya
Perawatan korectif termasuk dalam cara ditunjukkan dalam bentuk diagram batang.
perawatan yang direncanakan untuk perbaikan. Komponen kritis akan dipilih adalah komponen
b. Perawatan Berjalan (Running Maintenance) kritis yang memiliki akumulasi downtime terbesar.
Pekerjaan perawatan yang dilakuakan pada saat (Adigma, 2011)
fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Diagram Pareto
Perawatan berjalan ini termasuk cara perawatan Diagram pareto adalah histogram data yang
yang direncanakan untuk diterapkan pada mengurutkan data dari yang frekuensinya terbesar
peralatan dalam keadaan operasi. hingga terkecil. Diagram pareto dibuat untuk
c. Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance) menemukan masalah atau penyebab yang merupakan
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk kunci dalam penyelesaian masalah dan perbandingan
mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan terhadap keseluruhan. Prinsip Pareto menyatakan
dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada
peralatan. Biasanya perawatan predictif dilakukan efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya
dengan bantuan pancaindera atau alat alat (Haughey, 2014).
monitor yang canggih.
d. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Failure Mode, Effects and Criticality Analysis
Maintenance) (FMECA)
Pekerjaan perawatan yang direncanakan untuk FMECA pada awalnya dikembangkan oleh National
memperbaiki keusakan. Pekerjaan perawatan ini Aeronautics and space Administration (NASA) yang
dilakukan setelah terjadi kerusakan, dan untuk bertujuan untuk meningkatkan dan memverifikasi
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, keandalan Hardhware program antariksa MIL-STD-
material, alat-alat dan tenaga kerjanya. 785 yang berjudul Reliability Program for System and
e. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance) Equipment Development and Production mengulas
Pekerjaan perbaikan yang segera dilakukan prosedur untuk melakukan FMECA pada peralatan
karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tak atau atau sistem. Adapun MIL-STD-1629 merupakan
terduga. Perawatan darurat ini termasuk cara standar militer yang menetapkan persyaratan dan
perawatan yang tidak direncanakan (unplanned prosedur melakukan FMECA, untuk mengevaluasi
emergency maintenance) (Supandi,2002). dan mendokumentasikan dampak potensial dari setiap
Preventive Maintenance kegagalan fungsional atau haradware pada
Menurut Ebeling, (2008), preventive maintenance keberhasilan misi, keamanan personil dan sistem,
merupakan perawatan yang dilakukan secara pemeliharaan dan kinerja sistem.
terjadwal, umumnya secara periodic, dimana Menurut (Marvin, 2004) mendefinisikan FMECA
seperangkat tugas perawatan seperti inspeksi dan adalah sebuah metodologi untuk mengidentifikasi dan
perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan, menganalisis:
a. Semua mode kegagalan potensial dari berbagai terbentuk dari data yang terkumpul berkenaan waktu
bagian dari sistem kerusakan. Distribusi yang umum digunakan adalah
b. Efek kegagalan tersebut terhadap sistem distribusi Eksponential, Lognormal, Normal, dan
Bagaimana menghindari kegagalan dan atau Weibull. Distribusi kerusakan ini dapat memenuhi
mengurangi dampak dari kegagalan pada sistem. berbagai fase kerusakan. (Julianto, 2007) Penjadwalan
Prosedur Failure Modes Effects and Criticality sistem perawatan yang tepat akan ditentukan dengan
Analysis (FMECA) secara garis besar dapat meliputi pengolahan data history kerusakan komponen kritis
beberapa langkah secara sistematis diantaranya menggunakan pola distribusi yang digunakan untuk
a. Mengidentifikasi semua failure modes potensial mengukur nilai kehandalan (reliability).
dan penyebabnya. Macam macam distribusi sebagai berikut :
b. Evaluasi dampak pada setiap failure modes dalam a. Distribusi weibull
sistem. Distribusi Weibull merupakan distribusi empiris yang
c. Mengidentifikasi metode dalam mendeteksi paling banyak digunakan dan muncul pada hampir
kerusakan/kegagalan. semua karakteristik kegagalan produk karena
d. Mengidentifikasi pengukuran korektif untuk mencakup ketiga frase kerusakan yang mungkin
failre modes. terjadi pada distribusi kerusakan. Parameter yang
e. Akses frekuensi dan tingkat kepentingan dari digunakan dalam Distribusi Weibull ini adalah yang
kerusakan-kerusakan penting untuk analisa kritis, disebut parameter skala (scale parameter) dan yang
dimana dapat diaplikasikan. (Modares, 2009) disebut dengan parameter bentuk (shape parameter).
Parameter berguna untuk menentukan tingkat
Hal utama dalam FMECA adalah Risk Priority kerusakan dari pola data yang terbentuk dan parameter
Number (RPN). RPN adalah sebuah pengukuran dari skala () mempengaruhi nilai tengah dari pola data.
resiko yang bersifat relatif. RPN diperoleh melalui Fungsi-fungsi dari distribusi weibull adalah:
hasil perkalian antara rating Severity, Occurrence dan 1) Fungsi distribusi komulatif
Detection. RPN ditentukan sebelum
[( ) ]

mengimplementasikan rekomendasi dari tindakan () = 1
perbaikan, dan ini digunakan untuk mengetahui bagian
manakah yang menjadi prioritas utama berdasarkan 2) Fungsi keandalan
nilai RPN tertinggi. t

RPN = Severity x Occurrence x Detection R(t) = e()


RPN = S x O x D
Pola distribusi 3) Mean time to failure (MTTF)
1
Menentukan Index of Fit MTTF = (1 )

Dalam tahap ini ditentukan nilai dari Index of Fit
(R) untuk data MTTR (Mean Time to Repair) 1
maupun MTTF (Mean Time to Failure). Mencari Nilai (1 ) diperoleh dari (x) tabel fungsi

nilai itu dapat menggunakan cara manual dengan Gamma.
mencari nilai R dengan Rumus Korelasi dan Nilai b. Distribusi normal
R terbesar pada setiap Distribusi adalah yang Parameter yang digunakan distribusi normal adalah
dipilih (Distribusi Exponential, Weilbull, (nilai tengah) dan (standar deviasi). Distribusi
Lognormal, dan Normal). normal seringkali disebut dengan Gaussian
Ukuran korelasi linear antara dua peubah yang Distribution, dimana dimana distribusi ini memiliki
paling banyak digunakan adalah koefisien ciri simetris di sekitar rataan dengan sebaran di
korelasi. Index of Fit atau koefisien korelasi (r) distribusi yang ditentukan oleh . Fungsi-fungsi dari
distribusi normal adalah:
1) Fungsi distribusi komulatif
()2
1 [ ]
() = 22
2

atau
menunjukkan hubungan linear yang kuat antara
dua peubah acak Xi dan Yi. F(t) = ( )

Mean Time To Failure (MTTF) 2) Fungsi keandalan



Pada tahapan ini, Menentukan rata-rata waktu antar R(t) = 1 ( )

kerusakan (MTTF) didasarkan pada distribusi yang 3) Mean time to failure (MTTF)
MTTF = yang juga merupakan indeks kuantitatif untuk menilai
kelayakan suatu sistem. Menandakan bahwa
c. Distribusi lognormal reliability menyatakan kemungkinan yang bernilai 0-
Distribusi Lognormal menggunakan dua 1.
parameter yaitu s sebagai parameter bentuk (shape b. Kemampuan yang diharapkan (Satisfactory
parameter) dan tmed sebagai parameter lokasi Performance)
(location parameter) yang merupakan nilai tengah Komponen ini memberikan indikasi yang spesifik
dari suatu distribusi kerusakan. Fungsi-fungsi dari bahwa kriteria dalam menentukan tingkat kepuasan
distribusi lognormal adalah: harus digambarkan dengan jelas. Untuk setiap unit
1) Fungsi distribusi komulatif terdapat suatu standar untuk menentukan apa yang
1 dimaksud dengan kemampuan yang diharapkan.
() = ( ln )
c. Tujuan yang diinginkan
Tujuan yang diinginkan, dimana kegunaan peralatan
2) Fungsi keandalan harus spesifik. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa
1
R(t) = 1 ( ln ) tingkatan dalam memproduksi suatu barang

konsumen.
3) Mean time to failure (MTTF) d. Waktu (Time)
2 Waktu merupakan bagian yang dihubungkan dengan
MTTF = . 2 tingkat penampilan sistem, sehingga dapat
menentukan suatu jadwal dalam dalam fungsi
d. Distribusi eksponensial reliability. Waktu yang dipakai adalah MTTF (Mean
Distribusi eksponensial memiliki laju kerusakan Time to Failure) untuk menentukan waktu kritis dalam
yang konstan terhadap waktu. Distribusi ini paling pengukuran reliability.
mudah untuk dianalisa. Parameter distribusi yang Jadwal perawatan komponen
digunakan adalah (laju kerusakan), yang Setelah frekuensi perawatan komponen diketahui
menunjukkan rata-rata kedatangan kerusakan yang kemudian disusun jadwal inisial perawatan
terjadi. Fungsi-fungsi dari distribusi eksponensial komponen, Langkah-langkah penyusunan waktu
adalah: perawatan komponen pada jadwal inisial perawatan
1) Fungsi distribusi komulatif dilakukan sebagai berikut (Budiyanti, 2015) :
F(t) = 1 e(t) 1. Mengurutkan komponen berdasarkan digram
pareto.
2) Fungsi keandalan 2. Menyusun waktu interval sesuai dengan
R(t) = e(t) waktu perawatan.
3. Menyusun waktu perawatan komponen
3) Mean time to failure (MTTF) berikutnya dengan menambahkan interval
1 waktu perawatan terhadap awal waktu
MTTF =
perawatan dan waktu perawatan akhir.
Reliability 4. Ulangi hingga waktu perawatan mendekati
Realibility dapat didefenisikan sebagai probabilitas hari ke-360 (asumsi 1 tahun sama dengan 360
suatu sistem atau produk dapat beroperasi dengan hari).
baik tanpa mengalami kerusakan pada suatu Rekomendasi Pengembangan Jadwal
kondisi tertentu dan waktu yang telah ditentukan. Alur penyusunan waktu perawatan preventif
Pemeliharaan komponen atau peralatan tidak bisa dijelaskan sebagai berikut :
lepas dari pembahasan mengenai keandalan 1. Mencari waktu perawatan komponen dengan
(reliability). Selain keandalan merupakan salah menentukan rentang waktu antara waktu
satu ukuran keberhasilan sistem pemeliharaan juga setelah dilakukan perbaikan dengan waktu
keandalan digunakan untuk menentukan saat kembali terjadinya kerusakan.
penjadwalan pemeliharaan sendiri. Akhir-akhir ini 2. Gabung waktu perawatan komponen yang
konsep keandalan digunakan juga pada berbagai memiliki rentang waktu perbaikan dan
industri, misalnya dalam penentuan interval kerusakan yang berdekatan dengan cara
penggantian komponen mesin (Ebeling, 2008). menggeser atau merubah interval waktu
Berdasarkan defenisi reliability dibagi atas empat perawatan.
komponen pokok, yaitu: 3. Ulangi langkah diatas hingga diperoleh waktu
a. Probabilitas perawatan komponen yang paling minimal
Merupakan komponen pokok pertama, merupakan untuk jadwal perawatan preventif kompone
input numerik bagi pengkajian reliability suatu sistem
untuk mengurangi downtime mesin yaitu dipilih
METODOLOGI PENELITIAN menggunakan analisis Failure Mode, Effect and
Tempat dan Waktu Penelitian Critically Analysis (FMECA).
Penelitian ini dilaksanakan pada Departemen gravity Tujuan Penelitian
die casting PT. Chemco Harapan Nusantara Plant I Tujuan dalam penelitian ini adalah diperolehnya
Cikarang yang terletak di terletak di Jl. Jababeka Raya pengembangan jadwal perawatan berdasarkan
Blok F 19-28, Cikarang Utara Bekasi, Jawa Barat komponen kritis guna menekan loss time yang terjadi
pada tanggal 7 November 2016 10 Februari 2017. pada mesin Mesin cetak gravity die casting.
Jenis Penelitian Pengumpulan Data
Jenis penelitian ini adalah action research karena Data yang dibutuhkan berupa data primer dan
penilitian ini hanya mengajukan usulan jadwal sekunder yang diperoleh dari pengamatan langsung
perawatan yang belum diaplikasikan oleh perusahaan. atau diperoleh langsung dari perusahaan bagian
Action Research merupakan penelitian yang dilakukan Departemen Gravity die casting terdiri dari data
untuk mendapatkan temuan-temuan praktis dalam perawatan preventif, data Loss Time & data kerusakan
keperluan pengambilan keputusan operasional. komponen pada Mesin Gravity die casting..
Alur Proses Penelitian Analisis
Setelah dilakukan perancangan Failure Mode, Effect
and Critically Analysis (FMECA) langkah selanjutnya
adalah menganalisis hasilnya. Kemudian melakukan
pemilihan distribusi yang digunakan secara manual.
Setelah diperoleh distribusi yang sesuai, kemudian
dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai Mean
Time To Failure (MTTF) dan Mean Time To Repair
(MTTR). Kemudian menentukan interval perawatan
yang optimal pada tiap komponen kritisnya dan
menghitung Reliability (Keandalannya). Langkah
terakhir adalah menyusun pengembangan jadwal
berdasarkan interval waktu yang sudah di tentukan.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang menjawab tujuan agar bisa
Fishbone Diagram Proses Penelitian terpecahkan permasalahan yang terdapat dalam skripsi
Langkah Langkah Penelitian serta memberikan saran apakah mampu memecahkan
Observasi masalah atau terjadi kegagalan saat melakukan
Observasi digunakan untuk memperoleh data yang penelitian.
mendukung skripsi yang diperoleh dari PT. Chemco
Harapan Nusantara yaitu mengambil data loss time ANALISIS DAN PEMBAHASAN
mesin gravity die casting . Data yang dibutuhkan pada
penelitian ini adalah: Penentuan Komponen Kritis
1) Data mesin dan komponennya. Berikut ini adalah diagram pareto untuk mengetahui
2) Data losstime, waktu antar kerusakan dan komponen kritis pada mesin cetak gravity die casting
perbaikan. dengan type trouble PLC/Elektrikal selama tahun
3) Data penyebab kegagalan beserta efek yang 2016.
ditimbulkan akibat adanya kegagalan.
Identifikasi Permasalahan
Pada tahap ini, mengindentifikasi dan memfokuskan
masalah masalah pada peralatan produksi atau mesin
yaitu terkait dengan Mesin Gravity die casting yang
mengalami banyak kerusakan karena tidak dilakukan
perawatan preventif sehingga menyebabkan Loss Time
tinggi dibandingkan dengan mesin yang berada di
departemen painting.
Studi Literatur
Didalam studi literatur, dilakukan tinjauan dan
pemahaman mengenai teori-teori yang akan
digunakan untuk memecahkan permasalahan yang
terjadi. Literatur yang dibutuhkan meliputi metode
Failure Mode Effect Critycal Analysis (FMECA)
Diagram Pareto Penentuan
Komponen Kritis Berdasarkan keputusan yang diberikan penentuan
100 FMECA dilakukan dengan menggunakan metode
20 80 wawancara. Koresponden yang dituju adalah tenaga
15 60 ahli maintenance di departemen gravity die casting
10 40 yang memberi nilai efek,potensi dan jenis kegagalan
5 20 dari komponen mesin. Penilaian meliputi tingkat
8 7 5 1 1 1 1
0 0
keparahan dampak terjadinya risiko (Severity), tingkat
probabilitas peluang terjadinya kerusakan
(Occurrence), dan metode deteksi masing masing
komponen (Detection)
Berdasarkan (Yuskartika, 2012) dalam menentukan
frekuensi Kerusakan tingkat risiko terdapat tiga kategori risiko, yaitu: risiko
tinggi dengan nilai RPN 100, risiko menengah
Persentase Downtime Komulatif (%)
dengan nilai RPN 50-99, dan risiko rendah dengan
Berdasarkan Gambar diatas persentase di bawah 80% nilai RPN < 50.nilai dari RPN digunakan untuk
pada diagram pareto penentuan komponen kritis menentukan tingkat risiko. Komponen yang memiliki
adalah komponen Thermocouple Dies yang nilai RPN tinggi dalam penelitian ini akan dijadikan
mempunyai frekuensi kerusakan sebesar 33,333% dan pembanding antara kegagalan aktual dengan
Limit Switch Core Up yang mempunyai frekuensi kegagalan berdasarkan teori yang di jadikan sebagai
kerusakan sebesar 62,5 % sehingga kedua komponen komponen kritis.
tersebut dapat dikategorikan komponen kritis.

Berdasarkan tabel diatas, penentuan nilai sehingga dapat dikategorikan komponen


Severity, nilai Occurance, nilai Detection kritis.
dimana dapat dilihat persen tertinggi pada
grafik adalah komponen Thermocouple Dies,
Limit Switch Core Up dan Terminal Kabel
Sxy = (n=1 ) (=1 =1 ) = ( 7 x
3732.359 ) ( 7854.65 x 0 )
= 26.126,51
Sxx = (n=1 ) (=1 ) =(7x
11863770) (7854.65 x 7854.65)

= 21.350.865

Syy = (n=1 ) (=1 ) = ( 7 x 4.7724


)(0x0)

= 33.4068
Perbandingan diagram pareto dengan menggunakan
26126.51
frekuensi kegagalan komponen dan diagram pareto Index of fit ( r ) = = =
. 21350865 x 33.4068
menggunakan RPN di identifikasi bahwa komponen
Thermocouple Dies dan Limit Switch Core Up sebagai 0.978264
komponen kritis yang akan di teliti, setelah dilakukan
pemilihan komponen kritis, maka langkah selanjutnya b) Mean Time To Failure (MTTF) Komponen
adalah perhitungan untuk melakukan pemilihan pola Kritis
distribusi yang sesuai dengan waktu antar kerusakan
dari komponen. Distribusi statistik yang dipakai dalam Berdasarkan hasil perhitungan index of fit, diperoleh
perhitungan ini adalah distribusi weibull, distribusi selang waktu antara kerusakan pada komponen
normal, distribusi lognormal, dan distribusi Thermocouple Dies adalah berdistribusi Normal.
eksponensial. Pemilihan pola distribusi pada Sehingga parameter yang digunakan adalah sebagai
komponen kritis dilakukan perhitungan secara manual berikut :
dengan melihat nilai correlation coefisient yang
terbesar. Nilai correlation coefisient ini diperoleh dari
perhitungan nilai index of fit ( r ).

Perhitungan distribusi pada komponen


Thermocouple Dies

Perhitungan di lakukan secara manual dengan cara


menghitung nilai index of fit (r) untuk langkah pertama
untuk mencari parameter distribusi normal yang
digunakan. Berikut ini adalah perhitungan distribusi Estimasi untuk masing masing parameter adalah:
kerusakan komponen Thermocouple Dies.
MTTF
a) Distribusi Normal
Parameternya adalah dan dengan rumus dibawah
ini
Perhitungan index of fit menggunakan distribusi
normal pada komponen Thermocouple Dies dapat .
dilihat pada tabel di bawah ini : = = = 1 = 1122,092857

Berdasarkan perhitungan nilai MTTF distribusi


Normal di atas, maka diperoleh nilai MTTF untuk
komponen Thermocouple Dies sebesar 1.122,092857
jam.

()
=

Berikut ini adalah perhitungan untuk menemukan nilai Keterangan : r = n = Jumlah Kerusakan
index of fit.
(
=1. . ) .
S = = = 1.243.931,185
Index of fit =
.
() ( ),
= = = 1.066.226,73 Nilai ( ) = () diperoleh dari table

standarisasi probabiltas normal sehinggga interval
= . . , = 1.032,582554 waktu penggantian dapat dicari melalui persamaan
berikut :

Sehingga (standar deviasi) sebesar 1.032,58255. () = ( )

() = 0.2000 melalui table standarisasi probabilitas
normal dapat diketahui nilai (z) yaitu : -0.851613
c) Rekomendasi Perawatan berdasarkan
Kehandalan Komponen Sehingga
Untuk mendapatkan selang waktu antar kerusakan
( )=
(tp), maka dibutuhkan data-data yang telah diperoleh
sebelumnya. Data-data yang dibutuhkan untuk t = (z. ) +
melakukan perhitungan selang waktu perawatan t = (-0.851613 x 1.032,582554) + 1122,092857
preventif adalah :
1. Data waktu kerusakan komponen Thermocouple t = 242
Dies berdistribusi normal dengan parameter : Fungsi Kepadatan Peluang
MTTR = = 1122,092857
= 1.032,582554 () = ( )

2. Data rata-rata waktu perbaikan (MTTR) adalah 1 ,
= ( )
jam. ,
3. Hasil perhitungan selang waktu perawatan = 0.17619
preventif komponen Thermocouple Dies Fungsi Keandalan (Reliability)
ditunjukkan pada tabel 5.11 berikut:
() = ( )

Tabel 5. 1 Selang Waktu Perawatan Preventive ,
= 1 (( )
Maintenance pada Komponen Thermocouple Dies. ,
= 0.82381
Interval Waktu Penggantian Komponen
Thermocouple Dies

Menggunakan cara perhitungan yang sama maka


didapatkan interval waktu untuk penggantian
Dibawah ini merupakan contoh perhitungan t = 242 komponen Limit Switch Core Up sebagai berikut :

() = ( )


( ) = 1- ()
Penjadwalan Preventive Maintenance Komponen

( ) = 1 0.8000 Kritis


( ) = 0.2000

Januari Febuari Maret
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4
8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11 5 6 7 8 9 10 11
15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18 12 13 14 15 16 17 18
22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25 19 20 21 22 23 24 25
29 30 31 26 27 28 26 27 28 29 30 31

April Mei Juni


Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 1 2 3 4 5 6 1 2 3
2 3 4 5 6 7 8 7 8 9 10 11 12 13 4 5 6 7 8 9 10
9 10 11 12 13 14 15 14 15 16 17 18 19 20 11 12 13 14 15 16 17
16 17 18 19 20 21 22 21 22 23 24 25 26 27 18 19 20 21 22 23 24
23 24 25 26 27 28 29 28 29 30 31 25 26 27 28 29 30
30
Juli Agustus September
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 1 2 3 4 5 1 2
2 3 4 5 6 7 8 6 7 8 9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9
9 10 11 12 13 14 15 13 14 15 16 17 18 19 10 11 12 13 14 15 16
16 17 18 19 20 21 22 20 21 22 23 24 25 26 17 18 19 20 21 22 23
23 24 25 26 27 28 29 27 28 29 30 31 24 25 26 27 28 29 30
30 31
Oktober November Desember
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2
8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11 3 4 5 6 7 8 9
15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18 10 11 12 13 14 15 16
22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25 17 18 19 20 21 22 23
29 30 31 26 27 28 29 30 24 25 26 27 28 29 30
Diasumsikan Komponen diganti pada tanggal 3 januari 2017 31
Keterangan : Asumsi Plan Aktual

4) Mengganti penggunaan isolasi biasa dengan


Untuk menunjang kehandalan komponen isolatip yang memiliki ketahanan terhadap
Thermocouple Dies rekomendasi perawatan yang panas,
dilakukan adalah: 5) Memberi pelindung kabel (isolator) setiap
melakukan pemeriksaan terhadap
1) Memeriksa kondisi kabel thermocouple thermocouple,
setiap melakukan inspeksi,
2) Memeriksa kepresisian output thermocouple Mengganti kabel yang di gunakan dengan kabel yang
sesuai dengan kondisi temperatur dies, mempunyai spesifikasi sesuai dengan kondisi
3) Memeriksa kerapihan kabel sehingga tidak lingkungan
mengakibatkan kabel terjepit dies yang
mengakibatkan kebel terputus,
Januari Febuari Maret
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2 3 4
8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11 5 6 7 8 9 10 11
15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18 12 13 14 15 16 17 18
22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25 19 20 21 22 23 24 25
29 30 31 26 27 28 26 27 28 29 30 31

April Mei Juni


Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 1 2 3 4 5 6 1 2 3
2 3 4 5 6 7 8 7 8 9 10 11 12 13 4 5 6 7 8 9 10
9 10 11 12 13 14 15 14 15 16 17 18 19 20 11 12 13 14 15 16 17
16 17 18 19 20 21 22 21 22 23 24 25 26 27 18 19 20 21 22 23 24
23 24 25 26 27 28 29 28 29 30 31 25 26 27 28 29 30
30
Juli Agustus September
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 1 2 3 4 5 1 2
2 3 4 5 6 7 8 6 7 8 9 10 11 12 3 4 5 6 7 8 9
9 10 11 12 13 14 15 13 14 15 16 17 18 19 10 11 12 13 14 15 16
16 17 18 19 20 21 22 20 21 22 23 24 25 26 17 18 19 20 21 22 23
23 24 25 26 27 28 29 27 28 29 30 31 24 25 26 27 28 29 30
30 31
Oktober November Desember
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2
8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11 3 4 5 6 7 8 9
15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18 10 11 12 13 14 15 16
22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25 17 18 19 20 21 22 23
29 30 31 26 27 28 29 30 24 25 26 27 28 29 30
Diasumsikan Komponen diganti pada tanggal 3 januari 2017 31
Keterangan : Asumsi Plan Aktual

Untuk menunjang kehandalan komponen Limit Switch


Core Up rekomendasi perawatan yang dilakukan
adalah:
Untuk menunjang lifetime mesin cetak Gravity Die
Casting di rekomendasikan perawatan untuk
komponen selain komponen kritis, rekomendasi
perawatan yang dilakukan adalah :
KESIMPULAN Dialynas, Z. E. (2005). 'Reliability Prediction
and Failure Mode Effects and
Berdasarkan hasil pengolahan data dan Criticality Analysis of Electronic
analisis pemecahan masalah maka diperoleh Devices Using Fuzzy Logic'.
kesimpulan sebagai berikut: International Journal of Quality &
Reliability Managemen, 183-200.
1. Pengembangan jadwal pada mesin cetak Ebeling, C. (2008). An Introduction to
gravity die casting berhasil, jadwal Reliability and Maintanability for
dikembangkan dengan menggunakan Engineering, 2nd edition. New
Failure Mode, Effect and Critycal York: McGraw Hill.
Analysis (FMECA) untuk mencari Haughey. (2014). Pareto Analysis Step by
penyebab kerusakannya. Step. Duncan:
2. Bedasarkan analisa perawatan aktual http://www.projectsmart.co.uk/pare
nilai t komponen Thermocouple Dies to-analysis-step-by-step.php.
target untuk meningkatkan keandalan Jay Heizer, R. a. (2001). Operation
pada komponen Thermocouple Dies Management,6 th edition. New
nilai MTTF awal sebesar 1132,1, setelah Jersey: prentice-Hall Inc.
dilakukan perhitungan interval waktu di Jiawen Huab, Z. J. (2017). Preventive
identifikasi bahwa waktu penentuan maintenance of a single machine
interval dapat dilakukan dengan selang system working under piecewise
waktu 242 atau setiap 10 hari, dan nilai constant operating condition.
keandalan 0.82381 memiliki kenaikan Reliability Engineering and System
prosentase kehandalan sebesar 32% Safety, 2.
dengan pencapaian prosentase 82% dari Julianto, E. N. (2007). Analisis Kinerja
pencapaian awal 50%. Simpang Bersinyal Simpang
Target untuk meningkatkan keandalan Bangkong Dan Simpang Milo
pada komponen Limit Switch Core Up Semarang Berdasarkan Konsumsi
MTTF awal sebesar 1207,417 setelah bahan bakar minyak.
dilakukan perhitungan interval waktu di Lukmandani, A., Santosa, H., & Maukar, A.
identifikasi bahwa waktu penentuan (2011). Penjadwalan perawatan di
interval dapat dilakukan dengan selang PT. Steel PipE Industry of Indonsia,
waktu 274 atau setiap 11 hari, dan nilai pp 103 - 116. Widya Teknik Vol 10.
keandalan 0.8032337 memiliki kenaikan Marvin, R. (2004). System reliability theory :
prosentase kehandalan sebesar 30% models, statistical methode.
dengan pencapaian prosentase 80% dari Mobley, R. K. (2002.). An introduction to
pencapaian awal 50% predictive maintenance, 2nd ed.
3. Rekomendasi pengembangan jadwal USA: butterworth-heinemann.
perawatan komponen Thermocouple Modares, M. K. (2009). Realibility
Dies dan Limit Switch Core Up yang di Engineering and risk analysis : a
rancang berdasarkan penentuan nilai practical guide , CRC Press.
interval waktu yang sudah di tentukan Setiawan, F. (2008). Perawatan Mekanikal
perhitungannya berdasarkan kehandalan Mesin Produksi. Yogyakarta :
komponen tersebut, sehingga setelah Maximus.
dilakukan pengembangan jadwal Sofian, A. (2004). Manajemen Produksi dan
perawatan, losstime yang terjadi Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit
diharapkan dapat terminimasi FE UI.
Supandi. (2002). Mnajemen Perawatan
DAFTAR PUSTAKA Mesin Industri. Jakarta: Ganesha
Adigma, A. S. (2011). Konstruksi Sub- Exact.
Assembly Rem dan Penentuan W.Blood, M. E. (2001 ). Modern
Komponen Kritis, Universitas Maintenance Management. The
Diponegoro. Semarang. American Management
Chien, Y. (2007). Optimal age replacement Association, Inc.
model with minimal repair costlimit Yuskartika, D. (2012). Pengelolahan Risiko
and random lead tim. Taichung: Menggunakan Metode FMECA dan
National Taichung Institute Of Simulasi Berbasis Proses Bisnis
Technology. Pada Rantai Pasok Makanan.

Anda mungkin juga menyukai