Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR

MAHASISWA KKN UNHAS GELOMBANG 93

TAHUN 2016

DESA BOTTO TENGNGA

KECAMATAN PITUMPANUA

KABUPATEN WAJO

YUDI PALINGGI

H211 12 287

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS HASANUDDIN
UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
KULIAH KERJA NYATA
2016
LAPORAN AKHIR
MAHASISWA KKN UNHAS GELOMBANG 93
TAHUN 2016

DESA BOTTO TENGNGA


KECAMATAN PITUMPANUA
KABUPATEN WAJO

Botto Tengnga, 21 Agustus 2016

Mengetahui, Mahasiswa KKN


Kepala Desa

MUHAMMAD ALI YUDI PALINGGI


NIP. 1979 0604 200906 1 002 NIM. H211 12 287

Supervisor,

DR. ANDI SYAMSU ALAM M.Si


NIP. 19781225 200212 001
KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera.

Puji dan syukur kepada Yesus Kristus Sang Juruselamat, oleh karena kasih

dan penyertaan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan individu

Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang 93 tahun 2016 Universitas Hasanuddin.

Penyusunan laporan kegiatan KKN merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi oleh setiap peserta KKN. Adapun laporan KKN dibuat dengan maksud

untuk memberikan gambaran tentang kegiatan-kegiatan mahasiswa selama masa

pengabdian yang berlangsung 40 hari terhitung dari tanggal 13 Juli 2016 sampai

tanggal 21 Agustus 2016 di Desa Botto Tengnga, Kecamatan Pitumpanua,

Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua dan keluarga yang selalu mendukung penulis baik pada masa persiapan

KKN maupun selama masa pengabdian di lokasi. Penulis juga mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Andi Syamsu Alam, M.Si selaku supervisor KKN

Kecamatan Pitumpanua.

2. Pemerintah Kecamatan Pitumpanua beserta jajarannya.

3. Pemerintah Desa Botto Tengnga beserta jajarannya yang tak kenal

lelah untuk membantu penulis serta rekan KKN yang lain selama masa

pengabdian.

4. Kepala Madrasah dan dewan guru MIN Lauwa yang memberikan

peluang untuk mengabdi di MIN Lauwa selama masa KKN.


5. Bapak Muhammad Ali beserta keluarga yang selalu ada ketika penulis

dan rekan-rekan KKN mengalami kesulitan di lokasi.

6. Bapak Dedi beserta keluarga yang telah meluangkan tempat tinggal

bagi peserta KKN gelombang 93 tahun 2016 Universitas Hasanuddin

posko desa Botto Tengnga.

7. Rahmat, Arsyil, Widad, Vera, Nirma dan Dwi selaku rekan-rekan

KKN posko desa Botto Tengnga.

8. Adik-adik dari MIN Lauwa yang telah menerima penulis sebagai

kakak atau pun sebagai guru.

9. Masyarakat desa Botto Tengnga yang telah memberikan sambutan

hangat kepada mahasiswa KKN gelombang 93 tahun 2016 Universitas

Hasanuddin posko desa Botto Tengnga.

Penulis menyadari bahwa laporan individu Kuliah Kerja Nyata (KKN)

gelombang 93 tahun 2016 Universitas Hasanuddin desa Botto Tengnga ini tidak

lepas dari berbagai kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca untuk perbaikan kedepannya.

Botto Tengnga, 21 Agustus 2016

Yudi Palinggi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......... i

LEMBAR PENGESAHAN ..... ii

KATA PENGANTAR ..... iii

DAFTAR ISI ................. v

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ............... 1

I.2 Tujuan .... 2

I.3 Sasaran ............... 3

BAB II GAMBARAN UMUM POTENSI LOKAL DESA

II.1 Kondisi Desa ..... 6

II.2 Potensi Lokal Desa .... 7

BAB III IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

III.1 Identifikasi Masalah ..... 9

III.2 Alternatif Pemecahan Masalah .. 10

BAB IV KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN ............... 12

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan ..... 14

V.2 Saran .... 14

LAMPIRAN .... 16
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu Tridharma yang diemban perguruan tinggi selama ini adalah

pengabdian kepada masyarakat. Dalam rangka mewujudkan hal itu, Universitas

Hasanuddin beserta sejumlah perguruan tinggi lainnya menjadi pelopor untuk

mewujudkan Tridharma tersebut dalam kegiatan yang bernama Kuliah Kerja

Nyata (KKN).

KKN merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan

dengan mengaplikasikan teori yang diperoleh di perguruan tinggi yang diharapkan

dapat membantu masyarakat untuk menghadapi permasalahan yang terjadi. Pada

intinya kegiatan KKN tidak terlepas dari proses pembelajaran dan penelitian bagi

mahasiswa bersangkutan untuk memperkaya pengetahuan teori berdasarkan

pengalaman di lapangan.

Dalam menjalani masa KKN mahasiswa akan mengamati, menganalisis

dan membuat suatu kesimpulan. Dari data yang diperoleh kemudian dirumuskan

pemasalahan yang dihadapi serta mengambil keputusan untuk memecahkan

permasalahan melalui berbagai metode alternatif berdasarkan kemampuan, situasi

serta kondisi wilayah pengabdian.

Keberhasilan dari pelaksanaan KKN tidak tepat jika hanya diukur dari

banyaknya program kerja yang terlaksana. Salah satu hal yang lebih penting

dalam pelaksanaan KKN adalah kemampuan mahasiswa sebagai komponen utama

untuk bisa berproses dengan baik selama masa pengabdian serta memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan budaya dan kehidupan masyarakat

lokal.

Universitas Hasanuddin sebagai institusi keilmuan mewajibkan mahasiswa

untuk melakukan KKN sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan

harapan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah

sebagai wujud kepedulian dan partisipasi Universitas Hasanuddin dalam

peningkatan pembangunan masyarakat. Lokasi pengabdian mahasiswa KKN

gelombang 93 periode Juli - Agustus tahun 2016 yang bekerja sama dengan

KODAM VII Wirabuana salah satunya berlokasi di Desa Botto Tengnga,

Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.

I.2 Tujuan KKN

KKN adalah program intrakurikuler dengan tujuan utama untuk

memberikan pendidikan kepada mahasiswa. Namun demikian, karena

pelaksanaannya mengambil lokasi di masyarakat dan memerlukan keterlibatan

masyarakat, maka realisasinya harus sekaligus bisa memberikan manfaat bagi

masyarakat. Secara eksplisit, tujuan yang harus dicapai melalui KKN adalah:

a. Memberi pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat dan

pengalaman kerja nyata pembagunan.

b. Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah luasnya

wawasan mahasiswa.

c. Memacu pemberdayaan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi kekuatan

sendiri.

d. Mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat.


I.3 Sasaran KKN

Pada dasarnya, KKN memiliki tiga kelompok sasaran yang masing-masing

akan memperoleh manfaat dari pelaksanaannya, yaitu:

a. Mahasiswa

1. Memperdalam pengertian mahasiswa tentang cara berpikir dan bekerja

secara interdisipliner, sehingga dapat menghayati adanya ketergantungan

serta kerjasama antar sektor.

2. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang pemanfaatan

ilmu, teknologi, dan seni yang dipelajarinya bagi pelaksanaan

pembangunan.

3. Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa terhadap kesulitan

yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.

4. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa terhadap seluk beluk

keseluruhan dari masalah pembangunan dan perkembangan masyarakat.

5. Mendewasakan cara berpikir serta mengingatkan daya penalaran mahasiswa

dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara

pragmatis ilmiah.

6. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan

pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarkan IPTEKS secara

interdisipliner atau antar sektor.

7. Melatih mahasiswa sebagai dinamisator dan problem solver.

8. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sebagai kader pembangunan

sehingga terbentuk sikap dan rasa cinta terhadap kemajuan masyarakat.


9. Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan, merumuskan,

dan memecahkan masalah secara langsung akan menumbuhkan sifat

profesionalisme dan kepedulian sosial dalam diri mahasiswa dalam arti

peningkatan keahlian, tanggung jawab, maupun rasa kesejawatan.

b. Masyarakat dan Pemerintah Daerah

1. Masyarakat mendapat pemikiran, perkembangan IPTEKS sebagai dasar

dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan.

2. Pemerintah dan masyarakat memperoleh cara-cara inovatif yang dibutuhkan

untuk merencanakan, merumuskan, dan melaksanakan pembangunan serta

pemberdayaan.

3. Pemerintah memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan

potensi swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam

pembangunan.

4. Terbentuknya aktor pemberdayaan dan pembangunan di dalam masyarakat.

5. Pemerintah dapat memperoleh input dari mahasiswa dan kampus tentang

program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

c. Perguruan Tinggi

1. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan

proses pambangunan di tengah-tengah masyarakat, sehingga kurikulum,

materi perkuliahan dan pengembangan ilmu yang ada di Perguruan Tinggi

dapat disesuaikan dengan tuntutan nyata pembangunan.

2. Memperoleh berbagai kasus yang berharga yang dapat digunakan sebagai

contoh dalam memberikan materi perkuliahan.


3. Melalui KKN, perguruan tinggi dapat menelaah dan merumuskan keadaan /

kondisi nyata yang berguna bagi pengembangan IPTEKS, serta dapat

mendiagnosa secara tepat kebutuhan masyarakat, sehingga IPTEKS yang

diamalkan dapat sesuai dengan tuntutan nyata.

4. Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama dengan instansi

serta departemen lain melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa yang

melaksanakan KKN.
BAB II

GAMBARAN UMUM POTENSI LOKAL DESA BOTTO TENGNGA

II.1 Kondisi Desa

1. Geografis

Desa Botto Tengnga terletak +/- 80 km dari ibukota Kabupaten Wajo dan

+/- 8 km dari ibukota Kecamatan Pitumpanua dengan luas wilayah +/- 8 km2.

Adapun batas-batas dari desa Botto Tengnga yaitu:

a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Benteng

b. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Allesirungnge

c. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Benteng

d. Sebelah barat berbatasan dengan desa Alesirungnge

2. Jumlah Penduduk

Desa Botto Tengnga mempunyai penduduk sebanyak 1013 jiwa yang terdiri

dari 201 kepala keluarga dan terbagi dalam dua dusun. Untuk lebih jelas mengenai

jumlah penduduk desa Botto Tengnga berdasarkan jenis kelamin dan dusun, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel II.1 Jumlah Penduduk Sesuai Dengan Jenis Kelamin dan Dusun

(sumber: data RPJM-DES Botto Tengnga)

No Nama Dusun Jumlah Jiwa Kepala Keluarga

L P Total
1 Bottotengnga 242 297 539 107

2 Sumpang Ale 223 251 474 94

Total 465 548 1013 201


3. Mata Pencaharian

Masyarakat desa Botto Tengnga pada umumnya bekerja sebagai petani.

melihat sebagian besar wilayah desa ini adalah persawahan dan perkebunan. Mata

pencaharian desa Botto Tengnga disajikan pada tabel berikut:

Tabel II.2 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Botto Tengnga

(sumber: data RPJM-DES Botto Tengnga)

Petani Pedagang PNS Buruh

841 116 19 37

4. Sarana dan Prasarana

Tabel II.3 Sarana dan Prasarana Desa Botto Tengnga

(sumber: data RPJM-DES Botto Tengnga)

Kantor desa Balai Desa Jalan Jalan Desa Masjid Sekolah


Kabupaten

1 Buah 1 Buah 1,5 km 2,7 km 1 buah 3 buah

II.2 Potensi Lokal Desa

Potensi lokal yang dapat mendukung pembangunan Botto Tengnga adalah:

1. Sumber Daya Manusia

Semakin tumbuhnya kesadaran masayarakat akan pentingnya pendidikan

yang terbukti banyak pemuda dan warga yang melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi serta ada beberapa yang suda menyandang gelar sarjana dari

berbagai bidang.
2. Demografi

Jumlah penduduk 1013 jiwa termasuk jumlah yang besar untuk ukuran

sebuah desa. Penduduk yang jumlahnya besar akan akan menjadi suatu potensi

/ kekuatan pembangunan bilamana memiliki kompetensi sumber daya manusia.

3. Pertanian dan Peternakan

Dari total luas wilayah desa Botto Tengnga, 35 % diantaranya adalah area

persawahan sehingga menjadikan produksi padi menjadi sumber pendapatan

utama bagi masyarakat desa. Penghasilan tanaman padi untuk lingkup desa

Botto Tengnga mencapai 6,5 ton permusim untuk setiap hektare dengan harga

jual sekitar Rp. 5000 / kg.

Selain pertanian, masyarakat desa Botto Tengnga juga membudidayakan

ternak ayam yang hingga kini sekitar 90 % masyarakat telah memelihara ayam

sendiri. Adanya penyediaan pakan ternak dari pihak terkait membuat usaha ini

banyak diminati oleh warga.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana transportasi jalan desa tergolong memadai karena jalan setiap lorong

sudah dikeraskan dengan material batu bahkan ada jalur beraspal yang

menghubungkan desa Botto Tengnga dengan desa Alesilurungnge dan

kelurahan Benteng. Sarana dan prasarana yang ada yaitu, sarana pendidikan

berupa Sekolah Dasar 1 buah, sekolah PAUD 1 buah, TK 1 buah serta masjid 1

buah.
BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

III.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahap awal dalam memecahkan suatu

perencanaan kegiatan. Masalah yang ditemukan dalam masyarakat setempat perlu

diidentifikasi secara jelas dengan memanfaatkan potensi lokal daerah sebagai alat

bantu agar solusi untuk memecahkan masalah tersebut bisa diperoleh.

Program kerja tingkat desa dirumuskan berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan sekitar lima hari setelah tiba di lokasi KKN. Obeservasi dilakukan di

dua lingkungan yang terdapat di desa Botto Tengnga, yaitu pada dusun Botto

Tengnga dan dusun Sumpang Ale. Inti dari observasi yang dilakukan adalah

mengenai kondisi geografis dan demografis, kondisi sosial ekonomi, budaya

masyarakat setempat serta berbagai permasalahan lainnya.

Hasil observasi tersebut kemudian dirumuskan dalam bentuk program kerja

sebagai salah satu solusi dari mahasiswa KKN gelombang 93 tahun 2016 yang

diusulkan dalam Seminar Program Kerja Desa. Seminar Program Kerja Desa

KKN gelombang 93 desa Botto Tengnga terlaksana pada hari Selasa, 19 Juli 2016

yang bertempat di kantor Desa Botto Tengnga, Kecamatan Pitumpanua. Pada

pelaksanaan seminar tersebut, beberapa saran dan usulan dari undangan yang

hadir dimasukkan sebagai program kerja desa.

Adapun masalah yang teridentifikasi setelah melakukan observasi adalah:

1. Minat belajar matematika murid kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)

Lauwa yang tinggi tidak mampu diimbangi oleh waktu mengajar dari guru
kelas karena guru yang bersangkutan sementara dalam proses penyelesaian

pendidikan tingkat master sehingga kadang keinginan murid untuk belajar

tidak terpenuhi.

2. Keberadaan murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Lauwa sangat beresiko

terutama dari pagi sampai siang mengingat lokasi sekolah yang tepat berada di

pinggir jalan trans Sulawesi yang selalu ramai dilewati banyak kendaraan,

terutama kendaraan besar.

III.2 Alternatif Pemecahan Masalah

Dari observasi yang telah dilakukan, teridentifikasi masalah dan kendala

yang dihadapi oleh masyarakat dan instansi yang terdapat di Desa Botto Tengnga,

Kecamatan Pitumpanua. Sebagai upaya untuk memudahkan pemecahan masalah,

dilakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat desa Botto Tengnga, kepala

instansi terkait serta dengan elemen-elemen terkait yang memiliki peranan penting

dalam masyarakat. Adapun alternatif pemecahan dari masalah yang dihadapi

adalah:

1. Setelah melakukan pertemuan dengan Kepala MIN Lauwa beserta guru kelas

yang bersangkutan diperoleh solusi yaitu mahasiswa KKN dari fakultas MIPA

Universitas Hasanuddin akan masuk kelas sebagai tenaga pengajar matematika

selama empat minggu terhitung dari minggu ke-II sampai minggu ke-V

pelaksanaan KKN gelombang 93. Adapun waktu mengajar yang diberikan

adalah dua pertemuan setiap minggu yaitu hari Senin dan Kamis.

2. Hasil diskusi bersama warga dengan staff desa tentang lokasi MIN Lauwa yang

berada di sekitar jalan trans Sulawesi diperoleh solusi yaitu pembuatan papan
rambu lalu lintas tentang banyaknya anak sekolah yang bertujuan untuk

menghimbau pengendara agar lebih berhati-hati ketika melintas di depan

sekolah.
BAB IV

KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

Program kerja KKN dibuat dalam bentuk laporan berdasarkan identifikasi

masalah dan alternatif pemecahan masalah (bab 3), maka dilakukan beberapa

kegiatan berikut:

1. Kegiatan : Mengajar matematika kelas 5 MIN Lauwa

Tujuan :- membagikan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi

- Membantu persiapan menuju ON MIPA

Pelaksanaan : Minggu ke-II sampai minggu ke-V

Realisasi : Terlaksana dengan 7 pertemuan (tabel 4.1)

Tabel. IV.1 Pelaksanaan kegiatan mengajar di MIN Lauwa

No Hari Tanggal

1 Kamis 21 Juli 2016

2 Senin 25 Juli 2016

3 Kamis 28 Juli 2016

4 Senin 01 Agustus 2016

5 Kamis 04 Agustus 2016

6 Senin 08 Agustus 2016

7 Senin 15 Agustus 2016

Keterangan : Keilmuan
2. Kegiatan : Pengadaan papan lalu lintas tentang anak sekolah

Tujuan :Menghimbau pengendara agar lebih berhati-hati ketika

melintas di depan MIN Lauwa

Pelaksanaan : Minggu ke-III

Realisasi : Terlaksana dengan menghasilkan dua buah papan rambu

( lampiran 2)

Keterangan : Pilihan
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Gelombang 93 / 2016 Universitas Hasanuddin di Desa Botto Tengnga,

Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan adalah:

1. Peserta KKN sangat berkesan dengan meninggalkan berbagai ilmu

pengetahuan serta hal fisik dan non-fisik yang bermanfaat bagi masyarakat

2. Kepribadian dan wawasan dari mahasiswa KKN setelah melakukan

pengabdian menjadi lebih dewasa seiring munculnya hal-hal baru dalam

masyarakat yang dapat dihubungkan dengan teori dari bangku perkuliahan.

3. Kehadiran mahasiswa KKN di tengah tengah masyarakat meningkatkan

kreativitas dan semangat murid-murid MIN Lauwa dalam belajar dimana

murid-murid tersebut kelak akan menjadi generasi pembangunan Desa Botto

Tengnga.

4. Kehadiran mahasiswa KKN membuat nama Universitas Hasanuddin semakin

dikenal oleh masyarakat Desa Botto Tengnga.

V.2 Saran

Setelah pelaksanaan program desa KKN Gelombang 93 / 2016 Universitas

Hasanuddin di Desa Botto Tengnga, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo,

Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung sekitar 40 hari terhitung dari tanggal

13 Juli 2016 21 Agustus 2016 maka ada beberapa hal penting yang perlu

diperhatikan yaitu:
V.2.1 Mahasiswa

1. Perlu dilakukan pendekatan lebih mendalam kepada masyarakat sekitar, agar

berperan aktif dalam membantu pelaksanaan program kerja .

2. Pelaksanaan KKN perlu ide dan inovasi baru agar keberadaan mahasiswa KKN

dapat bermanfaat bagi masyarakat.

V.2.2 Pemerintah Daerah

1. Kepada kepala daerah setempat agar menindaklanjuti program desa yang telah

dibuat oleh peserta KKN agar program kerja tersebut dapat berkesinambungan.

2. Diharapkan kepada pemerintah setempat agar memperhatikan pembangunan

desa untuk mewujudkan Botto Tengnga yang adil dan sejahtera.


Lampiran foto kegiatan:

1. Mengajar matematika kelas 5 di MIN Lauwa


Gambar Lampiran.1 Proses Belajar Mengajar di Kelas
2. Pembuatan papan lalu lintas tentang anak sekolah

Pengambilan bahan untuk membuat papan rambu sekolah

Pembuatan papan rambu sekolah


Pengecetan papan rambu sekolah bersama anggota Babinsa Pitumpanua

Papan rambu sekolah telah dicat dan siap diberi tulisan


Papan rambu sekolah telah diberi tulisan dan siap diberikan kepada MIN Lauwa

Penyerahan papan rambu sekolah kepada MIN Lauwa oleh Koordinator Desa

melalui apel pagi 15 Agustus 2016


Papan rambu telah terpasang di depan sekolah

Gambar lampiran 2. Proses pembuatan papan rambu sampai selesai dan bisa

digunakan
3. Lampiran Evaluasi Bulan I
4. Lampiran Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai