Sumber (kontaminan)
Kontaminan tertentu menyebabkan pencemaran dalam air, mencakup spektrum yang luas dari
bahan kimia, patogen, dan perubahan fisik atau sensorik seperti suhu tinggi dan perubahan
warna. Sementara beberapa bahan kimia mungkin timbul secara alami (missalnya kalsium,
natrium, besi, mangan, dll) konsentrasi suatu zat biasanya dijadikan tolok ukur dalam
menentukan apakah suatu zat merupakan komponen alami dari air, ataukah merupakan
kontaminan. Konsentrasi suatu zat yang melebihi rata-rata cukup untuk mengklasifikasi bahwa
air tersebut sudah tercemar.
Kandungan zat-zat yang mengurangi kadar oksigen mungkin berasal dari bahan-bahan alami,
seperti materi tanaman (misalnya daun dan rumput) atau bahan kimia buatan manusia. Bahan
alami dan antropogenik lainnya dapat menyebabkan kekeruhan yang menghambat cahaya dan
mengganggu pertumbuhan tanaman, serta mengganggu sistem kerja insang dari beberapa spesies
ikan. Banyak zat kimia adalah beracun. Mikroorganisme patogen dapat menghasilkan penyakit
yang menular melalui air dan dapat menjangkiti manusia ataupun hewan. Perubahan kimia fisik
air meliputi keasaman (perubahan pH), konduktivitas listrik, suhu, dan eutrofikasi. Eutrofikasi
adalah peningkatan konsentrasi nutrisi kimia dalam ekosistem. Tergantung pada tingkat
keparahannya eutrofikasi berefek negatif terhadap lingkungan seperti anoksia (berkurangnya
oksigen) dan pengurangan kualitas air. Eutrofikasi mempengaruhi populasi ikan dan hewan
lainnya.
2. Kontaminan kimia
Kontaminan kimia bisa termasuk termasuk zat organik dan anorganik. Polutan air organik
meliputi: Deterjen, By Product desinfektan, limbah pengolahan makanan yang dapat mencakup
zat-zat lemak dan minyak, Insektisida dan herbisida, sejumlah besar organohalides dan senyawa
kimia lainnya, Minyak hidrokarbon, termasuk bahan bakar (bensin, solar, bahan bakar jet, dan
minyak bakar) dan pelumas (oli motor), dan produk sampingan pembakaran bahan bakar,
serpihan dari kegiatan penebangan pohon dan semak, senyawa volatil organik (VOC) seperti
pelarut industri dari penyimpanan yang tidak tepat., bifenil Polychlorinated (PCB),
Trichloroethylene, Perklorat, Berbagai senyawa kimia yang ditemukan dalam produk kebersihan
pribadi dan produk kosmetik.
Polutan air anorganik meliputi: Limbah industri (terutama sulfur dioksida), Amonia dari limbah
pengolahan makanan, Limbah kimia sebagai produk sampingan industry, Pupuk yang
mengandung nutrisi nitrat dan fosfat, Logam berat dari kendaraan bermotor, sedimen dari
buangan lokasi konstruksi, penebangan, dan situs pembukaan lahan.
Item makroskopik kasat mata yang disebut floatables atau sampah laut saat ditemui di laut
lepas, dapat mencakup item seperti: Sampah (misalnya kertas, plastik, atau makanan sampah)
dibuang oleh orang-orang di tanah, bersama dengan disengaja atau pembuangan sampah, yang
dicuci oleh curah hujan ke saluran badai dan akhirnya dibuang ke air permukaan, Kapal Karam.
Sementara jika ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat
dibedakan antara lain:
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat
mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia,
orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih
insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.
Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air
tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan.
bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan
anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang
(berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk
mengendalikan pencemara air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain atau
karang. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan
kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati
karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar,
kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
1. Kandungan lumpur yang meningkat di dalam air mengurangi jumlah cahaya yang masuk
yang diperlukan untuk berfotosintesis. Unsur hara yang masuk berlebihan ke ekosistem
perairan dapat menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat dari algae atau tanaman air,
sehingga menyebabkan berkurangnya bentuk kehidupan lainnya seperti ikan dan kerang-
kerangan.
2. Buangan air panas meskipun tidak langsung membunuh biota air, dapat merubah kondisi
dari lingkungan hidupnya. Akibatnya, satu jenis akan tumbuh dan berkembang lebih
cepat sedang yang lain justru dapat terhambat. Kelakuan ikan yang selalu berpindah
(migration) dapat berubah disebabkan adanya perubahan suhu yang relatif cepat pada
jarak yang pendek.
3. Lumpur erosi sebagai akibat pengelolaan tanah yang kurang baik dapat diendapkan di
pantai-pantai dan mematikan kehidupan karang atau merusak tempat berpijak biota
perairan.
4. Senyawa organik di dalam proses penguraiannya dapat mengambil zat asam dari air
terlalu banyak, sehingga membahayakan kehidupan di tempat itu.
5. Air sungai yang mengalir berlebihan ke perairan pantai dapat membentuk lapisan yang
menghalangi pertukaran massa air dengan lapisan air yang lebih subur dari bawah.
Pencemaran limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik, lebih-lebih
terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk berbagai keperluan. Pencemaran
sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi antara lain : pencemaran bakteri
patogen dan non patogen serta bahan organik. Banyaknya bahan organik akan merangsang
pertumbuhan mikroorganisme menjadi pesat. Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan
cepat dan meningkat, akibatnya kadar oksigen terlarut dalam air akan menipis dan menjadi
sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan mikroorganisme dan organisme air lainnya yang
memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan berubah drastis. Keadaan menjadi anaerobik,
sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air
itu. Lingkungan hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup
kita.
Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan dan usaha pemecahan masing-masing masalah tentu harus berbeda. Sebagai
contoh misalnya:
1. Usaha reboisasi atau penghijauan serta pengelolaan daerah air sungai (DAS) untuk
mengurangi intensitas dan volume erosi.
2. Pembatasan penangkapan dengan berbagai cara (musim penangkapan, mata jaring, jenis
alat-alat penangkapan tertentu dan lain-lain).
3. Pengaturan dan pembatasan bahan-bahan pembuangan industri dengan segala sanksinya
bagi masalah pencemaran laut dan wilayah pesisir pantai.
4. Memonitor segala perubahan komposisi biotik dan abiotik dan ekosistem laut yang
menunjukkan telah terjadinya pencemaran, kerusakan, dan gangguan.
Selain cara penanggulangan yang telah disebutkan di atas, kita juga dapat melakukan
penanggulangan lain seperti di bawah ini:
Sedangkan untuk menyikapi pencemaran air, dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut:
1. Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan
2. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh indutri dan domestik.
3. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
Program rehabilitasi dan konservasi SDA dan lingkungan hidup
Untuk menekan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini kita dapat melakukan usaha
pencegahan pencemaran air. usaha pencegahan pencemaran air ini bukan merupakan proses yang
sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga memenuhi
standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.
2. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di
perairan.
3. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan. Hal ini untuk
mencegah pencemaran air oleh bakteri.
4. Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi dan
barulah dibuang di perairan.
5. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan
aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan umum.
6. Semua ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk menangani pencemaran air bersih ini. namun
semua itu tidak ada artinya bila kita sendiri sebagai masyarakat tidak mendukung teciptanya
lingkungan yang bersih dan nyaman. Semua itu tergantung pada kesadaran kita masing-masing
untuk menjaga lingkungan. Kita dapat menanamkan sikap cinta lingkungan sejak dini di
lingkungan keluarga. misalnya saja melakukan kerja bakti membersihkan rumah sebulan sekali,
mencontohkan langsung kepada anak bahwa kita harus membuang sampah di tempatnya, jangan
menggunakan air lebih dari kebutuhan, mengajarkan kepada anak untuk menanam tanaman di
sekitar rumah.
Selain itu kita juga dapat membuat daerah resapan air di sekitar rumah dengan cara membuat
lubang-lubang kecil di sekitar rumah yang kemudian di isi dengan sampah organik seperti daun-
daun kering sehingga nantinya akan menjadi kompos dan dapat menambah unsur hara di dalam
tanah. Selain itu juga dapat meningkatkan aktivitas organisme yang ada di dalam tanah seperti
cacing untuk membuat ruang resapan air. Dengan begitu air yang tertampung akan semakin
banyak dan diharapkan kualitas air akan bertambah. Tindakan yang nyata akan lebih berguna
daripada hanya ceramah tanpa diimbangi dengan perbuatan.
https://triomau1657.blogspot.co.id/2015/04/pencemaran-air.html