Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM OSMOSIS

PADA IKAN

Disusun
O

KELOMPOK III

DEWI A. MANDATI
WAHYU DWI WULANDARI
NOVIANI TUTUARIMA
YUNITA NEYTE
ROSYE PAUNUSSA
RIA SILAKA
YOSELERIN RUMAHLATU

SMA NEGERI 1 KAIRATU

2017-2018
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas Laporan
Praktikum Osmosis Pada Ikan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi
praktikum kimia.

Dalam penyusunan tugas ini, kami mendapat bimbingan, arahan dan petunjuk dari Ibu
guru. Oleh karenanya, sepantasnya kami menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada guru mata plalajaran kimia .

Akhirnya tiada satu kata yang kami dapat berikan sebagai imbalan selain mengucapkan
terima kasih dan kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dengan segala kesederhanaan tulisan ini, kami tetap mengharapkan saran dan kritik demi
penyempurnaan laporan ini.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Kairatu, 13 September 2017


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

TUJUAN PENULISAN

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

WAKTU & TEMPAT

ALAT & BAHAN

CARA KERJA

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

PEMBAHASAN

BAB V : PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LatarBelakang

Apa yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah
ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda?
Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada
larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami
peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika
sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan
mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal ini karena sei turgor dan mengalami plasmolisis
(lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan
hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi
keriput karena kehilangan air.

Osmosis adalah peristiwa bergeraknya molekul molekul pelarut ke arah larutan jika
dipisahkan oleh selaput semipermiabel.
Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:
1. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.
2. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

Dalam proses osmosis terdapat tekanan osmosis yang merupakan tekanan yang
diberikan kepada larutan sehingga dapat mencegah mengalirnya molekul pelarut memasuki
larutan melalui selaput semipermeabel. Nilai tekanan osmosis akan berbanding lurus dengan
kerapatan atau konsentrasi zat terlarut. Makin besar konsentrasi larutan maka makin besar
pula tekanan osmosisnya. Satuan konsentrasi yang cocok untuk kerapatan partikel adalah
fraksi mol. Selain itu, tekanan uap pelarut suatu larutan berbanding lurus dengan tekanan
RT
osmosis. Akhirnya didapat hubungan : = ( ) . XB
VA

Jika larutan encer maka akan sama dengan kemolaran zat (M) sehingga rumus yang

sering dipakai adalah :

= . .

Dengan :
= Tekanan osmosis
M = mol/liter konsentrasi larutan (molalitas)

R = tetapan (0,082 liter atm/K.mol)

T = suhu mutlak larutan (kevin)


I.2. Tujuan
.
Tujuan dari praktikum ini adalah Untuk memahami proses terjadinya peristiwa osmosis
(perpindahan molekul dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi)
pada wortel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KajianTeori
Pada membran sel terikat protein yang menembus maupun yang berada di luar
permukaan. Pernyataan ini berdasarkan atas penemuanS.J Jinger dan G.
Nicholson pada tahun 1972 tentang teori membran yang dikenal sebagai model mozaik
fluid. Dengan melihat strukturnya membran bukan hanya sebagai pembatas suatu sel, tetapi
lebih kompleks lagi karena membran memiliki kegunaan lain seperti berperan dalam lalu
lintas keluar masuknya sel.

Transportasi molekul yang menuruni gradien konsentrasi disebut dengan transportasi


pasif, sedangkan transportasi molekul yang melawan gradien konsentrasi disebut transportasi
aktif. Molekul-molekul yang berukuran besar dalam proses transportasinya melibatkan
pelekukan membran sel sehingga membentuk suatu vesikula. Transportasi aktif meliputi
proses pompa ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses
difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

Transpor pada membran tergantung pada ukuran molekul dan konsep zat yang
melewati membran sel tersebut molekul-molekul yang berukuran kecil dapat melalui
membran sel dengan dua cara, yaitu :
1. Konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah (difusi);
2. Konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi (osmosis).

Osmosis adalah perpindahan larutan encer ke larutan pekat.Tekanan osmotik adalah


besarnya tekanan yang harus diberikan pada suatu larutan untuk mencegah mengalirnya
molekul-molekul pelarut kedalam larutan melalui embran semipermeabel.

Dalam suatu sistem osmosis,tekanan osmotik dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Isotonik
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang
sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan
air. Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang
digunakan tubuh selama aktifitas fisik.
b. Hipotonik
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah
(tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel.
Contoh : aquades.

c. Hipertonik
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi
(tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel.
Contoh : larutan yang bersifat lengket dan pekat, seperti larutan gula dan garam.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

III.1. Waktu dan Tempat


Waktu : Senin, 11 September 2017
Tempat : Laboraturium Biologi/Kimia SMA Negeri 1 Kairatu

III.2. Alat dan Bahan

1. Air aqua
2. Ikan air tawar
3. Ikan air asin
4. Garam
5. Gelas kimia

III.3. Cara Kerja

1. Sediakan 2 buah gelas kimia.


2. Kemudian masukan air aqua sebanyak 750 ml pada kedua gelas kimia tersebut.
3. Selanjutnya masukkan ikan air tawar ke dalam salah satu gelas kimia yang telah diisi air.
Masukan garam ke dalam gelas kimia tersebut. Dan pada gelas kimia yang lain masukkan
ikan air asin. Kemudian diamkan selama beberapa saat.
4. Amatilah perubahan yang terjadi pada ikan .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Pertanyaan :
1. Tekanan osmotik apa yang terjadi pada ikan air tawar yang dimasukan pada air asin ?
Jawab : Tekanan osmotik Hipertonik

2. Tekanan osmotik apa yang terjadi pada ikan air asin yang dimasukan pada air tawar ?
Jawab : Tekanan osmotik Hipotonik

3. Apa yang terjadi dengan tubuh ikan ?


Jawab : Tubuh ikan air tawar mengerut dan terlihat sedikit lebih pucat.

4. Kenapa ikan mengapung saat mati ?


Jawab : Karena pada tubuh ikan masih terdapat sedikit oksigen.

IV.2. Pembahasan

Pada awal ikan air tawar dimasukan garam kedalam kelas kimia, ikan terlihat
merontak rontak .

Setelah 2 menit berlalu pergerakan ikan air tawar tampak pasif, bahkan terlihat
hampir mati (mengapung) dengan sesekali ada pergerakan dari ikan. Dan setelah 17
menit ikan tidak tampak pergerakan sama sekali, ikan terlihat terapung di permukaan
air, dan akhirnya mati.

Jika ikan air tawar dimasukan pada air asin , maka akan terjadi Tekanan osmotik
Hipertonik. Karena di dalam sel-sel tubuh ikan air tawar jauh lebih rendah dibanding
tekanan osmosis lingkungan air laut. Akibatnya, apabila ikan air tawar dimasukkan ke
air laut, bentuk adaptasinya adalah minum air sebanyak-banyaknya agar cairan di
dalam sel-sel tubuh yang keluar secara osmosis ke lingkungan dapat teratasi. Namun
hal ini akan sulit terus dilakukan karena apabila tekanan osmosis cairan di dalam sel-
sel tubuh terlalu rendah sel-sel tubuh akan mengerut sehingga ikan air tawar tersebut
mati. Hal yang sebaliknya terjadi pada ikan air laut yang dipindahkan ke air tawar.

Jika ikan air asin dimasukan pada air tawar , maka akan terjadi Tekanan osmotik
Hipotonik. Tekanan osmotik ikan laut berbeda dengan air tawar. Di air laut, ikan
dapat beradaptasi dengan lingkungannya karena memiliki tekanan osmotik yang sama
antara cairan dalam sel dan cairan air laut. Ketika ikan laut dimasukkan ke air tawar,
kadar osmotik berbeda. Cairan sel ikan laut lebih pekat dari air tawar, yang terjadi
adalah cairan di air tawar masuk ke dalam sel, sehingga sel ikan laut makin besar, dan
bisa mengakibatkan lisis/pecah .

Setelah ikan mati, udara tetap berada dalam kandung kemih. Udara tersebut kemudian
dilepaskan selama proses dekomposisi atau penguraian tubuh ikan. Udara yang
dilepaskan tersebut kemudian akan mengisi rongga rongga dalam tubuh ikan seperti
usus yang selanjutnya menjadi balon karena terisi penuh dengan udara dan
membuat ikan mengapung di permukaan air. Dan yang perlu diketahui, ketika ikan
mati mengambang di air ini juga karena banyaknya udara terkumpul di rongga udara.
Jadi wajar saja ketika ikan mati lalu mengambang di air karena biarpun ikan tersebut
sudah mati, tetapi oksigen didalam tubuhnya masih bekerja dan membuatnya
mengambang di air.
BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Osmosis merupakan bergeraknya air dari larutan yang konsentrasinya lebih rendah ke
konsentrasi yang lebih tinggi. Dalam praktikum yang telah kami lakukan, dapat
disimpulkan bahwa ikan air tawar yang dimasukkan ke dalam larutan air asin mengalami
Tekanan osmotik Hipotonik . Hal ini dikarenakan di dalam sel-sel tubuh ikan air tawar
jauh lebih rendah dibanding tekanan osmosis lingkungan air laut. Akibatnya, apabila ikan
air tawar dimasukkan ke air laut, bentuk adaptasinya adalah minum air sebanyak-
banyaknya agar cairan di dalam sel-sel tubuh yang keluar secara osmosis ke lingkungan
dapat teratasi. Namun hal ini akan sulit terus dilakukan karena apabila tekanan osmosis
cairan di dalam sel-sel tubuh terlalu rendah sel-sel tubuh akan mengerut sehingga ikan air
tawar tersebut mati. Hal yang sebaliknya terjadi pada ikan air laut yang dipindahkan ke
air tawar. Dan Tekanan osmotik yang terjadi pada ikan air asin yang dimasukan pada air
tawar yaitu Tekanan osmotik Hipotonik. Hal ini dikarenakan tekanan osmotik di dalam
sel-sel tubuh ikan air tawar jauh lebih rendah dibanding tekanan osmosis lingkungan air
laut. Akibatnya, apabila ikan air tawar dimasukkan ke air laut, bentuk adaptasinya adalah
minum air sebanyak-banyaknya agar cairan di dalam sel-sel tubuh yang keluar secara
osmosis ke lingkungan dapat teratasi. Namun hal ini akan sulit terus dilakukan karena
apabila tekanan osmosis cairan di dalam sel-sel tubuh terlalu rendah sel-sel tubuh akan
mengerut sehingga ikan air tawar tersebut mati. Hal yang sebaliknya terjadi pada ikan air
laut yang dipindahkan ke air tawar.

V.2.. Saran

Dari kesimpulan kesimpulan di atas, penulis mengemukakan saran saran terutama


yang menjadi objek permasalahan dalam Laporan Praktikum ini sehingga dalam pelaksanaan
penelitian di masa mendatang dapat menghasikan kesimpulan kesimpulan yang lebih akurat
dan dapat dipertanggung jawabkan.

1. Dalam melaksanakan pengamatan siswa harus lebih teliti dan cermat.


2. Kritik dan saran dari guru serta pembeca sangat kami butuhkan untuk kesempurnaan
Laporan Praktikum in.
DAFTAR PUSTAKA

http://ninebe49.blogspot.co.id/2012/01/tugas-.html

https://brainly.co.id/tugas/7763727

http://inafeed.com/2614/ini-alasan-kenapa-ikan-mengambang-ketika-mereka-mati/

https://www.scribd.com/doc/88248251/Contoh-LAPORAN-PRAKTIKUM

http://trindahfebriani.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai