INTENSI TURNOVER
SKRIPSI
TATYA ARAWINDA
10/304842/PS/06051
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
PERSEMBAHAN
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji syukur kepada Tuhan YME penulis panjatkan atas segala kasih
kebaikan serta berkat ang dicurahkan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Hubungan Work-Life Balance dengaan Intensi Turnover ini. Adapun tujuan
disusunnya skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh derajat
Sarjana Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Atas segala dukungan
berbagai pihak yang membantu hingga terselesaikannya skripsi ini, penulis menyampaikan
1. Ibu Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Psikologi UGM. Serta seluruh
2. Ibu Dra. Sri Hartati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih atas
bimbingan dan kesabaran yang diberikan hingga skripsi ini akhirnya terselesaikan.
3. Bapak Drs. Amrizal Rustam, S.U. sebagai Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih
4. Segenap keluarga besar yang senantiasa mendukung dalam doa maupun semangat.
5. Ibu Maria, Mbak Ella, dan seluruh karyawan PT Mataram Tunggal Garment yang telah
bersedia meluangkan waktu dan kontribusi dalam proses pengambilan data sehingga
6. Seluruh sahabat yang penulis kenal dan temui baik sebelum maupun selama penulis
sungguh berarti.
7. Segenap pihak yang membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini namun tidak
iv
Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam skripsi ini kendati penulis telah
berupaya maksimal. Oleh karena itu penulis sangat membuka diri terhadap kritik dan saran
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
INTISARI ................................................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Intensi Turnover
B. Work-Life Balance
5. Hipotesis ................................................................................................. 22
H. Pembahasan ................................................................................................ 37
BAB V. PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................. 42
2. Saran ........................................................................................................... 42
LAMPIRAN ............................................................................................................ 48
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
7. Norma Kategorisasi........................................................................................ 33
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
x
HUBUNGAN ANTARA WORK-LIFE BALANCE DENGAN INTENSI TURNOVER
INTISARI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara work-life
balance dan intensi turnover. Work-life balance adalah kondisi tercapainya keseimbangan
antara domain pekerjaan dan domain kehidupan pribadi sehingga tidak ada konflik yang
saling mempenngaruhi. Intensi turnover adalah niatan seseorang untuk meninggalkan
organisasi seccara sukarela. Hipotesis penelitian ini yakni: ada hubungan negatif antara
work-life balance dan intensi turnover. Semakin tinggi work-life balance maka semakin
rendah tingkat intensi turnover. Sebaliknya, semakin rendah work-life balance, maka
semakin tinggi tingkat intensi turnover. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
intensi turnover yang diukur dengan skala intensi turnover dan variabel independennya
adalah work-life balance yang diukur dengan skala work-life balance.
Subjek dalam penelitian ini adalah 78 karyawan produksi PT Mataram Tunggal
Garment Sleman. Data dianalisis dengan menggunakan metode korelasi product moment
Pearson. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan
antara work-life balance dan intensi turnover (r = -0,369; p<0,01), sehingga hipotesis dapat
diterima. Sumbangan efektif work-life balance terhadap intensi turnover sebesar 13,6%.
xi
RELATIONSHIP BETWEEN WORK-LIFE BALANCE AND TURNOVER
INTENTION
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the correlation between work-life
balance and turnover intention. Work-life balance is a condition when balance happens
between work domain and personal life domain; therefore there is no significant conflict
that influences each other. Turnover intention is employees plan to leave the organization
voluntarily. This research hypothesis: there is a negative relationship between work-life
balance and turnover intention. The higher work-life balance perceived, the lower
turnover intention felt by employees. The dependent variable of this study is turnover
intention, which being measured by turnover intention scale, whereas work-life balance
acts as independent variable and being measured by work-life balance scale.
The subjects of this research are 78 production workers of PT Mataram Tunggal
Gament Sleman. Data were analyzed by Pearsons product moment correlation. The result
indicate a negative and very significant relationship between work-life balance and
turnover intention (r = -0,369; p<0,01) which means the research hypothesis can be
accepted. The effective contribution of work-life balance to turnover intention is about
13,6%.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Ada banyak hal yang menjadi perhatian ketika menjalankan sebuah organisasi
agar organisasi tersebut dapat berjalan baik dan berkembang. Salah satunya adalah
organisasi. Hal ini ditujukan agar sumber daya manusia mampu bekerja produktif
menghambat, tentu organisasi akan merugi. Oleh karena itu organisasi harus sigap
dan cermat melihat isu-isu apa saja yang dapat menjadi ancaman .
mengundurkan diri dari organisasi, hal ini tentu membawa kerugian dan mengganggu
namun biaya yang besar harus digelontorkan organisasi terkait keluarnya karyawan
menjadi terbengkalai. Hal ini membawa dampak beban kerja tambahan bagi
karyawan lain yang bertahan. Apabila kondisi ini tetap dibiarkan maka para karyawan
yang bertahan pun menjadi stres sehingga kualitas kerja menurun yang berakibat pada
menurunnya kepuasan kerja dan pada akhirnya dapat memunculkan intensi turnover.
Disamping itu biaya kerugian yang lebih jelas terlihat dari hilangnya pengetahuan
1
2
pada akhirnya karyawan tersebut memilih untuk keluar membawa keahliannya yang
tidak dimiliki karyawan lain. Untuk melakukan penggantian posisi yang ditinggalkan
pun bukanlah suatu hal yang mudah. Biaya rekrutmen yang besar harus dikeluarkan
mulai dari iklan, proses seleksi, serta waktu yang harus dialokasikan untuk
jumlah tenaga kerja lantaran tingginya tingkat turnover. Sebagian besar karyawan
adalah anak muda yag baru lulus yang merasa bekerja di pabrik tidak keren, kotor,
dan melelahkan sehingga memilih untuk bekerja di sektor lain. Senada dengan hal
tersebut, kesulitan mencari karyawan akibat tingginya turnover rate juga terjadi di PT
melihat faktor upah yang tidak dapat bersaing dengan pekerjaan di bidang lain (Suara
kasus intensi turnover. Tuntutan kerja yang tinggi dan tidak diimbangi dengan
fleksibilitas kerja membuat karyawan tidak betah dalam bekerja. Salah satu faktor
3
yang bersifat psikologis adalah faktor work-life balance. Work-life balance mengacu
pada efektivitas mengatur aktivitas antara bekerja dan akivitas lain yang penting bagi
Dalam studi hubungan kepuasan pekerja dengan praktek Human Resource dan
komitmen afektif mereka terhadap organisasi, Kinnie et al. menemukan bahwa work-
pekerja. Lebih jauh lagi, peneliti menemukan bahwa terdapat beberapa bukti usaha
(dalam Noor, 2011). Sejalan dengan hal tersebut temuan firma management
consulting Hay Group menghasilkan bahwa lebih dari satu dari empat karyawan di
meninggalkan organisasi dalam dua tahun, dibanding 17% karyawan yang merasa
17 Desember 2013).
karyawan didukung oleh survey Department of Trade and Industry di Inggris, dimana
satu dari tiga karyawan lebih memilih jam kerja fleksibel dibanding kenaikan upah
sebesar 1000 poundsterling. Hak untuk bekerja secara fleksibel dihargai para
karyawan lebih tinggi dari hal lain termasuk mobil dinas. Selain itu survey
Young University menunjukkan insentif rekrutmen yang paling utama adalah work-
tahun. Sebagaimana umumnya diketahui dunia perbankan adalah salah satu sektor
yang dinamis dan tuntutan kerja tinggi. Work-life balance program diadakan untuk
meningkatkan kepuasan kerja. Adapun kegiatan yang dilaksanakan antara lain pesta
karyawan, dimana para karyawan hadir menggunakan kostum sesuai tema yang
ditentukan agar para karyawan dapat santai berbaur dengan para karyawan lainnya.
Ada pula HSBC Next Generation, yakni acara yang didesain untuk mengakrabkan
para karyawan yang telah berkeluarga dengan anak-anak mereka. Kegiatan lainnya
meliputi seminar kesehatan, seminar perencanaan keuangan, dan acara nonton bareng
(https://www.hsbc.co.id/1/2/miscellaneous_en_US/careers_en_US/why-choose-
Pada sektor industri pabrikan, salah salah satu contoh penerapan kebijakan
jaminan perlindungan kerja, jaminan hari tua, training, serta kesempatan membangun
karier. Adapun hasil dari penerapan kebijakan yang membuat karyawan nyaman ini
benar work-life balance dapat memberi kontribusi terhadap niatan karyawan untuk
lanjut.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara work-life balance dengan
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan memperkaya kajian ilmu Psikologi
Industri Organisasi.
2. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Intensi Turnover
untuk pengunduran diri, PHK, pensiun, atau kematian. Keluarnya karyawan secara
tinggi, melanjutkan sekolah, atau tawaran pekerjaan dengan gaji dan benefit lebih
tinggi lebih dapat dikontrol dibanding alasan involuntary seperti kematian, sakit
kronis, atau karena ikut pasangan yang pindah kerja. Lebih lanjut lagi voluntary
organisasi. Seringkali hal ini dipersepsi sebagai karyawan dengan performa tinggi
yang sulit dicari gantinya adalah turnover disfungsional, dan karyawan performa
rendah adalah turnover fungsional yang justru membuat kinerja organisasi lebih
baik.
dalam satu tahun. Tingkat turnover umumnya diukur melalui persamaan seperti
pada Gambar 1:
6
7
Gambar 1.
Rasio turnover dikatakan normal apabila tidak lebih dari 10%. Namun
sesungguhnya yang lebih penting dari angka tersebut adalah siapa yang keluar dari
organisasi. Apabila yang keluar adalah karyawan yang berprestasi, maka hal ini
tidak sehat bagi organsiasi. Sebaliknya, apabila karyawan yang berprestasi buruk
keluar, hal ini justru membawa dampak positif bagi organisasi (Gallant, 2013).
didalami lebih lanjut untuk menghindari dampak yang mungkin ditimbulkan. Oleh
karena itu intensi turnover karyawan perlu sesegera mungkin dideteksi dan menjadi
2012) mendefinisikan intensi turnover sebagai hasrat keinginan yang disadari untuk
sesungguhnya sebagai hasil akhir variabel. Pendapat lain mengenai intensi turnover
adalah dari Harnoto (2002) yang mendefinisikan intensi turnover sebagai kadar
8
atau intensitas dari keinginaan untuk keluar dari perusahaan. Banyak alasan yang
memiliki batasan waktu tertentu. Sousa-Poza & Henneberger (dalam Perez, 2008)
berganti pekerjaan dalam waktu tertentu. Penjelasan tersebut diperkuat Jackofsky &
Scolum (dalam Pradana & Salehudin, 2013) yang secara spesifik menyatakan
intensi turnover merupakan intensi mental atau perilaku individu untuk keluar dari
Kepuasan Kerja
Gambar 2.
terhadap probabilitas mencari alternatif. Model ini menilai kepuasan kerja memiliki
pengaruh langsung terhadap pikiran untuk keluar, intensi untuk mencari pekerjaan,
dan intensi untuk keluar/ bertahan, namun pengaruh tidak langsung pada turnover
yang sesungguhnya.
Penjelasan lebih lanjut mengenai intensi turnover sesuai dengan apa yang
dijabarkan oleh Ajzen (1991) atas Theory of Planned Behavior. Dalam teorinya,
determinan yakni sikap individu terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi
turunan dari model Mobley dkk pada Gambar 1. Salah satunya, aspek-aspek intensi
Turnover Chen & Francesco (dalam Widodo, 2010) dan Yin-Fah dkk (2010) yang
Evaluasi pekerjaan diikuti oleh kondisi emosional apakah puas atau tidak puas.
Evaluasi dari pencarian alternatif yang dilakukan dan kerugian jika keluar
dan jika kerugian tidak terlalu besar, maka tahap selanjutnya adalah intensi
10
mencari alternatif diikuti oleh pencarian sesungguhnya. Jika alternatif itu ada,
(Intention to Quit)
Intensi untuk keluar terjadi setelah perbandingan antara alternatif kerja dengan
b. Gangguan Operasional
beberapa perusahaan angka turnover yang lebih tinggi diharapkan terjadi pada
berpindah kerja, hal ini dapat memprovokasi sentimen refleksi anggota yang
belakangi intensi Turnover yang membuahkan hasil yang beraneka ragam dan
berbeda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan setting penelitian seperti negara,
konteks organisasi, maupun variabel yang digunakan. Namun secara umum faktor-
berikut:
a. Variabel ekonomi
b. Variabel keorganisasian
pekerjaan.
a. Faktor demografis
Berbagai studi fokus pada faktor demografi untuk melihat turnover lintas usia,
jabatan.
b. Faktor pribadi
c. Push Factors/ Controlled Factors: push factors adalah aspek yang mendorong
karyawan untuk keluar. Pada literatur disebut juga controlled factors karena ini
merupakan faktor internal dan dapat dikontrol oleh organisasi. Push factors
organisasi (kota besar atau kecil), sifat dan jenis organisasi, praktik dan
13
2) Faktor sikap: sikap adalah bentuk lain dari faktor pendorong yang paling
kepuasan kerja dan stres kerja. Kepuasan kerja adalah sekumpulan perasaan
yang puas cenderung untuk tidak keluar. Kepuasan kerja lebih lanjut lagi
dibagi menjadi faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik meliputi job
security, kondisi fisik/ lingkungan kerja, benefit, dan gaji. Faktor intrinsik
kebebasan, sifat, jenis kerja, dan status sosial (pekerja dengan posisi hirarki
conflicts.
ekstrinsik dari organisasi adalah yang relatif paling mudah untuk dilakukan.
organisasi. Lebih luas lagi variabel keorganisasian dapat juga mencakup kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh organisasi yang dapat mempengaruhi refleksi psikologis
B. Work-life balance
Work-life balance menjadi isu yang muncul dan berkembang dalam dua
dekade belakangan. Kendati telah mendapat banyak perhatian dari para praktisi
luas dan rumit secara tidak langsung membuat tidak adanya definisi yang bersifat
universal (Maxwell, 2004; Greenhause dkk, 2003 dalam Umer dan Zia-ur-Rehman,
2013). Pendapat tersebut sejalan dengan pendapa Kalliath dan Brough (2008) yang
dengan work-family balance. Jika ditilik ke belakang, awal mula penelitian work-
life balance memang mengacu pada studi pada perempuan yang memiliki peran
dihasilkan oleh peran ganda seorang perempuan sebagai pekerja, istri, dan ibu.
dipahami secara sempit dan dipandang secara khusus berkenaaan dengan individu,
(Parasuraman and Simmers, 2001; Hardy and Adnett, 2002; Felstead dkk., 2002).
dkk., 2002; Wise and Bond, 2003). Padahal, work-life balance merupakan isu
utama bagi kedua gender. Bukan hanya tanggung jawab keluarga yang menjadi isu
namun aktivitas lain (seperti hobi, waktu dengan teman-teman) yang didambakan
15
oleh pekerja untuk diperoleh. Dengan demikian definisi terkini work-life balance
mengacu pada kemampuan individual, terlepas dari usia ataupun gender, untuk
tanggung jawab di luar pekerjaan, aktivitas, dan aspirasi. Oleh karena itu, work-life
balance adalah isu yang berkenaan pada semua individu yang bekerja, terlepas
luas sebagai juggling five aspects of our lives at any one point in time: work,
family, friends, health and spirit (or self). Kehidupan yang seimbang akan terjadi
ketika aktivitas dan aspirasi dalam satu domain tidak memiliki pengaruh negatif
pada aktivitas yang lainnya. Kesenjangan yang terjadi antara kedua domain dapat
menimbulkan work-life conflict sebagaimana menurut Higgins dkk (dalam Noor &
Maad, 2008) yakni bentuk dari konflik antar peran ketika tuntutan pekerjaan dan
keluarga tidak kompatibel satu sama lain, sukar memenuhi tuntutan kedua domain.
work-life balance, yakni : (1) peran ganda; (2) keadilan lintas peran; (3) kepuasan
diantara peran ganda; (4) pemenuhan akan kepentingan peran diantara peran ganda;
(5) hubungan antara konflik dan fasilitasi; dan (6) kontrol antara peran ganda. Dari
sebagai persepsi individual bahwa aktivitas work dan non-work bersifat harmonis
terkini.
16
dalam pembuatan kebijakan. Ada lebih dari 100 macam work-life program yang
b. Cuti : cuti bergaji maupun tidak bergaji untuk melahirkan, merawat anak
untuk pembiayaan
koperasi
Tidak kalah penting dari program adalah pekerjaan itu sendiri. Pekerjan
naik tingkat sering kali menghasilkan pertambahan kepuasan kerja, komitmen, dan
retensi (http://office.microsoft.com/en-us/access-help/help-employees-achieve-a-
sesuai Fisher-McAuley dkk (2003) sebagai sebuah persaingan waktu dan tenaga
17
antara berbagai macam peran yang dijalani seseorang. Kehidupan seseorang dapat
disebut tidak seimbang apabila jumlah waktu yang dialokasikan untuk pekerjaan
menyebabkan konflik ataupun stress di area kehidupan yang lain, dan sebaliknya.
dan Fisher-McAuley, dkk (2003). Skala tersebut didesain untuk mengases tiga
mengacu pada sejauh mana pekerjaan yang dilakukan seseorang serta waktu
mengacu pada sejauh mana kehidupan pribadi seseorang serta waktu dan tenaga
kontribusi positif dalam kinerja atau performa yang baik dalam melakukan
a. Stres kerja. Devadoss & Minnie (2013) menjelaskan job stress, kendati pada
tekanan yang ada, namun jika berlangsung terus-menerus stress kerja dapat
balance yang lebih positif. Riset lain yang dilakukan pada karyawan di Kanada
(flexi time) juga menunjukkan angka kepuasan work-life balance yang tinggi
(http://sociology.uwo.ca/cluster/en/documents/Research%20Briefs/ResearchBri
terhadap intensi turnover para karyawan dapat mencegah aktual turnover sehingga
persepsi work-life balance yang baik atau tinggi, maka ia merefleksikan diri atas
pekerjaannya dengan positif pula atau bisa dikatakan memilik kepuasan kerja
persepsi work-life balance nya rendah, maka kepuasan kerjanya pun rendah
sehingga intensi turnover dapat muncul. Proses terjadinya intensi turnover sendiri
19
kerja yang dirasakan oleh karyawan. Kepuasan kerja meempengaruhi pikiran untuk
keluar, niatan mencari pekerjaan baru, dan intensi untuk bertahan atau keluar dari
organisasi.
kepuasan. Jika dianalogi maka work-life balance berbanding terbalik dengan work-
life conflict. Artinya, work-life balance secara tidak langsung dapat mengatasi
menyebabkan karyawan keluar dari pekerjaan adalah karena stres kerja. Stres kerja
antara lain karena ambiguitas peran dan work-life conflict. Stres kerja sendiri
merupakan faktor pendorong yang termasuk dalam faktor sikap dari individu.
Adapun faktor sikap lain yang juga mendorong karyawan untuk keluar yakni terkait
kepuasan kerja. Kepuasan kerja dibagi menjadi ekstrinsik meliputi job security;
kondisi fisik/ lingkungan kerja; benefit; dan gaji; dan intrinsik mencakup rekognisi;
dan status sosial. Hal ini sejalan dengan model yang diajukan Mobley (dalam
Perez, 2008) yakni bahwa intensi turnover sebagai proses multitahap memiliki satu
work-life balance rendah atau tidak tercapai, hal ini menjadi sumber utama
20
dan perhatian untuk kegiatan di luar kerja dan tanggung jawab adalah faktor yang
paling sering disebutkan dari ketidakpuasan kerja. Lebih lanjut lagi terdapat
hubungan yang nyata antara work-life balance yang bermasalah dengan withdrawal
behavior seperti turnover dan cuti sakit (Hughes dan Bozionelos, 2007).
kehidupan pribadi adalah potensi yang membahayakan kedua domain tersebut pada
individu dan organisasi. Sebagai faktor sikap dan faktor yang dapat dikontrol, stres
kerja dan kepuasan kerja sebagai pendorong terjadinya turnover berarti dapat
dicegah atau diupayakan agar tidak terlanjur menjadi aksi voluntary turnover. Oleh
karena itu organisasi dapat mengontrol atau memberi intervensi salah satunya
tidak hanya berupa benefit fisik namun juga psikologis. Benefit seperti flexi time
atau jam kerja yang fleksibel memungkinkan karyawan untuk bekerja secara
leluasa. Kelonggaran yang diberikan organisasi ini adalah salah satu upaya
meminimalisasi stres kerja sehingga intensi turnover tidak muncul. Demikian pula
dengan benefit fisik seperti adanya ruang menyusui atau daycare bagi karyawan
wanita yang memiliki anak, atau ruang rekreasi yang memungkinkan karyawan
melepas penat dapat meminimalisasi konflik peran baik itu pada wanita karier yang
juga seorang ibu atau karyawan lintas usia yang juga membutuhkan waktu luang
untuk mengembangkan hobi atau sekedar refreshing. Dukungan yang ada ini selain
meminimalisasi stres kerja akibat konflik peran juga meningkatkan kepuasan kerja
21
life balance sebagai salah satu variabel yang direfleksi dalam kepuasan kerja.
Work-life balance ditinjau dari tiga aspek, yakni sejauh mana pekerjaan yang
dilakukan seseorang serta waktu dan tenaga yang dialokasikan mengganggu atau
menimbulkan konflik dan stres pada kehidupan pribadi; demikian pula sebaliknya,
sejauh mana kehidupan pribadi seseorang serta waktu dan tenaga yang dialokasikan
menimbulkan konflik dan stress pada pekerjaan; dan sejauh mana antara pekerjaan
dan kehidupan pribadi yang dijalani justru saling memberikan kontribusi positif
sebagai nilai yang positif atau tidak merasakan adanya konflik yang signifikan
maka dari faktor tersebut ia merasa puas atas pekerjaannya sehingga keinginan
memiliki memiliki persepsi atas kepuasan kerja yang rendah dan dapat
pikiran untuk keluar. Pada tahap ini seseorang akan melakukan evaluasi atas
ada intervensi berarti, maka intensi untuk mencari pekerjaan baru pun muncul. Ia
akan menimbang apa saja keuntungan dan kerugian jika ia berpindah kerja,
cenderung pada pencarian pekerjaan baru, maka intensi untuk keluar pun
22
Kepuasan
Kerja
Work-life balance Intensi Turnover
1. Pekerjaan mengganggu 1. Pikiran untuk
kehidupan pribadi keluar
2. Kehidupan pribadi 2. Intensi untuk
mengganggu pekerjaan mencari
3. Peningkatan pekerjaan/ pekerjaan baru
kehidupan 3. Intensi untuk
keluar
Gambar 3
D. Hipotesis
Ada hubungan negatif antara work-life balance dengan intensi turnover. Hal ini
dapat diartikan bahwa semakin tinggi work-life balance maka semakin rendah intensi
turnovernya. Demikian juga semakin rendah work-life balance maka intensi turnovernya
semakin tinggi.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Intensi Turnover
secara sukarela setelah melalui tahapan psikologis tertentu yakni: (1) Pikiran
untuk keluar (Thinking of Quitting), yaitu evaluasi pekerjaan yang diikuti dengan
kondisi emosional terkait kepuasan kerja. (2) Intensi untuk mencari pekerjaan
baru (Intention to Search), yaitu evaluasi dari pencarian alternatif yang dilakukan
dan pertimbangan kerugian jika memilih keluar. (3) Intensi untuk keluar
(Intention to Quit), yaitu intensi keluar yang muncul setelah melakukan evaluasi
dan perbandingan alternatif kerja dengan pekerjaan saat ini. Jika hasil evalusasi
Intensi turnover dalam penelitian ini berwujud skor total yang diperoleh
subjek pada skala Intensi Turnover. Semakin tinggi skor diperoleh berarti intensi
23
24
turnover semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah skor maka intensi turnover
2. Work-life balance
domain pekerjaan dengan domain kehidupan pribadi, sehingga tidak ada konflik
penelitian ini work-life balance berwujud skor total yang diperoleh subjek pada
C. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah karyawan yang bekerja sebagai staf
Garmen yang menyatakan bahwa terdapat banyak kasus voluntary turnover pada
karyawan produksi.
Adapun alat ukur berupa skala yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
25
skala intensi turnover yang dirumuskan oleh Gani (2009) dan dimodifikasi oleh
Ramadhan (2010). Skala ini mengukur tiga aspek intensi turnover menurut
Mobley (1978) yakni (1) Pikiran untuk keluar, (2) Intensi untuk mencari
pekerjaaan baru, dan (3) Intensi untuk keluar. Penelitian terdahulu menggunakan
subjek pada perusahaan holding dan investasi yang berada pada level
0,949 (N=44) dan corrected item-total correlation dari aitem yang digunakan
Tabel 1
intensi turnover diberi skor sebagai berikut: untuk SS=5, S=4, N=3, TS=2,
SS=1, S=2, N=3, TS=4, STS=5. Semakin tinggi skor yang dicapai subjek, maka
semakin tinggi niatan untuk keluar dari organisasi. Semakin rendah skor maka
Evangelista dkk (2009) yang dikembangkan dari Hayman (2005). Skala ini
digunakan karena relevan dengan subjek yang belum memiliki tanggung jawab
kehidupan pribadi /work interference with personal life (WIPL), (2) Kehidupan
pribadi mengganggu pekerjaan/ personal life interference with work (PLIW), dan
(WPLE).
Pada penelitian ini subjek diberi tujuh alternatif jawaban yang bergerak
yang tergambar pada tiap aitem dirasakan oleh subjek. Angka 1 berarti Tidak
Pada aspek WIPL dan PLIW (kecuali aitem nomor 7) skoring yang
life balance nya. Sedangkan untuk aspek WPLE skoring yang diberikan 1, 2, 3, 4,
Selalu). Semakin tinggi skor berarti semakin tinggi pula tingkat work-life balance
nya.
Tabel 2
Blueprint Skala Work-life balance
No Aspek Favourable Unfavourable Jumlah
Pekerjaan mengganggu kehidupan 1, 2, 3, 4, 5,
1 7 7
pribadi (WIPL) 6
Kehidupan pribadi mengganggu
2 8, 9, 10, 11 - 4
pekerjaan (PLIW)
Peningkatan pekerjaan/ kehidupan 12, 13, 14,
3 - 4
pribadi (WPLE) 15
Total 14 1 15
mengetahui hubungan antara work-life balance dan intensi turnover. Analisis data
A. Orientasi Kancah
Sleman, Yogyakarta yang bergerak di bidang industri konveksi pakaian wanita jadi
(ladies light woven product). Beralamat di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km. 14,5
Mataram Tunggal Garment berdiri sejak tahun 1992. Hingga kini PT Mataram
meliputi Amerika Serikat, Inggris, Meksiko, Peru, Chile, Jerman, Nigeria, dan
Jepang.
tenaga kerja lokal. PT Mataram Tunggal Garment ingin membuka mata dunia
dengan mutu dan kualitas produk Indonesia yang semakin up-to-date sesuai dengan
eranya. Sampai dengan saat ini PT Mataram Tunggal Garment memiliki dua buah
pabrik yang berlokasi di Sleman dan Semarang, Jawa Tengah dengan total
karyawan sejumah 2000 orang. Mayoritas karyawan bekerja di pabrik Sleman yaitu
sebanyak 1600 orang mencakup karyawan bagian produksi dan karyawan yang
28
29
Kriteria untuk menjadi karyawan produksi adalah berusia 18-30 tahun, pendidikan
minimal SMP, mau belajar mengoperasikan mesin jahit, serta memiliki semangat
bekerja. Proses seleksi diawali dengan wawancara, training, uji coba dan jika lolos
maka akan mulai bekerja. Jam kerja normal dimulai dari pukul setengah delapan
hingga pukul setengah lima sore. Namun apabila musim ramai jam kerja lembur
sukarela dan kebanyakan terjadi pada karyawan baru yang tidak terbiasa bekerja
dengan sistem pabrik yang berat. Tuntutan yang harus dirasakan antara lain seperti
jam kerja panjang, harus berdiri dalam jangka waktu yang lama, dan melakukan
pekerjaan yang melelahkan secara fisik. Selain itu masalah yang kerap dikeluhkan
oleh para karyawan adalah masalah jam kerja yang panjang membuat para
karyawan yang notabene adalah wanita dan memiliki tanggung jawab di luar
pekerjaan seperti sebagai istri dan ibu, harus pintar-pintar mengatur waktu. Untuk
tanggung jawab di rumah. Bagi karyawan yang hamil, dapat mengajukan cuti
selama tiga bulan dengan alokasi satu setngah bulan sebelum melahirkan dan satu
setengah bulan sesudah melahirkan. Lebih lanjut lagi mengenai upaya organisasi
kesulitan mencari karyawan baru karena setiap hari selalu ada pelamar baru. Calon
pelamar berasal dari masyarakat sekitar pabrik atau teman dan relasi karyawan
B. Pelaksanaan Penelitian
Tunggal Garment. Surat diterima oleh satpam dan diteruskan kepada personalia.
menyebarkan 100 buah kuesioner yang akan diberikan pada karyawan bagian
produksi. Karena kesulitan mencari jadwal yang tepat dan tiddak mengganggu
kerja para karyawan, pelaksanaan penelitian yang semula hendak dilakukan secara
disebarkan kepada para karyawan seusai jam kerja. Setelah pengisian, kuesioner
telah terisi tanggal 20 Maret 2015. Dari 100 buah kuesioner yang disebarkan
pabrik di Sleman.
31
dan lama kerja. Kesemua subjek berjenis kelamin perempuan yakni 78 orang
masa kerja 2 hingga 5 tahun sebanyak 14 orang (17,95%), dan masa kerja lebih dari
Tabel 3
Deskripsi Subjek Penelitian
diperoleh koefisien reliabilitas skala sebesar 0, 965 (N=78). Pada skala work-life
Koefisien reliabilitas kedua skala menunjukkan reliabilitas yang baik (rxx 0,8)
yang bisa menunjukkan daya diskriminasi aitem-aitem dalam tiap skala. Dari
pada subjek sebenarnya. Adapun dua buah aitem yang didgugurkan dari skala
work-life balance, sedangkan pada skala intensi turnover semua aitem memiliki
Tabel 4
Jumlah
Jumlah
No. Aspek Favourable Unfavourable aitem
aitem
gugur
1 Pikiran untuk keluar 1, 22, 26, 29, 32 3, 6, 10, 16, 21, 28 0 11
Intensi untuk mencari 2, 7, 13, 18, 23,
2 11, 15, 20, 25 0 11
pekerjaan baru 27, 31
8, 9, 12, 14, 17,
3 Intensi untuk keluar 4, 5 0 11
19, 24, 30, 33
Total 21 12 0 33
Tabel 5
Jumlah
Jumlah
No Aspek Favourable Unfavourable aitem
aitem
gugur
Pekerjaan mengganggu
1 1, 2, 3, 4, 5, 6 7 1 6
kehidupan pribadi (WIPL)
Kehidupan pribadi
2 mengganggu pekerjaan 8, 9, 10, 11 - - 4
(PLIW)
Peningkatan pekerjaan/
3 12, 13, 14, 15 - 1 3
kehidupan pribadi (WPLE)
Total 14 1 2 13
33
Tabel 6
terendah 35, skor tertinggi 142, dan skor rata-rata (mean) 81,09. Selanjutnya, pada
skala work-life balance diperoleh skor terendah 41, skor tertinggi 142, dan skor
Tabel 7
Norma Kategorisasi
mE-1,5SD<XmE-0,5SD Rendah
mE+0,5SD<XmE+1,5SD Tinggi
menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009). Penelitian
ini membagi subjek ke dalam lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang,
Tabel 8
Total 78 100%
Tabel 9
F. Pengujian Hipotesis
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
program SPSS 20.0 for Windows 7. Data dikatakan normal apabila p>0,05,
Tabel 10
b. Uji Linearitas
apabila taraf signifikansi antara variabel bebas dan variabel tergantung lebih
linear dengan angka signifikansi Linearity 0,00 yang berarti linear (p<0,01).
36
Tabel 11
F P Keterangan
Linearity 18,682 0,000 (p<0,01) Linear
2. Uji Hipotesis
moment.
Tabel 12
WLB Intensi_Turnover
Pearson
1 -.369**
Correlation
WLB
Sig. (1-tailed) .000
N 78 78
Pearson
-.369** 1
Correlation
Intensi_Turnover
Sig. (1-tailed) .000
N 78 78
**Korelasi signifikan pada taraf 0.01 (1 ekor)
negatif antara Work-life balance dengan intensi turnover. Hasil yang diperoleh
dengan intensi turnover. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasi yang
negatif antara work-life balance dengan intensi turnover. Berdasarkan hasil uji
signifikan antara work-life balance dan intensi turnover dengan koefisien korelasi
tinggi work-life balance yang dirasakan, semakin rendah intensi turnover yang
H. Pembahasan
Mataram Tunggal Garment. Hal ini dilihat dari korelasi antara kedua variabel yang
demikian hipotesis penelitian diterima karena adanya hubungan negatif yang sangat
signifikan antara kedua variabel. Semakin tinggi work-life balance yang dirasakan
semakin rendah work-life balance yang dirasakan, maka intensi turnover nya
semakin rendah.
balance dan intensi turnover dapat menjelaskan intensi turnover pada karyawan
balance tinggi maka akan memilki intensi turnover yang rendah, dan sebaliknya.
Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Erdhianto (2011), yakni adanya
pengaruh work-life balance terhadap intensi keluar dari perusahaan yang ditengahi
oleh kepuasan kerja. Ketika seseorang merasa work-life balance tercapai, maka
merasa puas atas pekerjaannya, sehingga niatan untuk keluar pun urung. Lebih
lanjut lagi, penelitian Ahmad dkk (2010) menjelaskan salah satu faktor yang
mempengaruhi intensi turnover adalah karena stres kerja yang muncul lantaran
ambiguitas peran dan adanya konflik antara kehidupan pribadi dan kehidupan
menyebabkan stres kerja maka dorongan untuk keluar dari pekerjaan pun muncul.
yang diungkap Erdhianto (2011) dan Ahmad dkk (2010) bisa dikatakan sesuai.
Para karyawan bagian produksi yang semuanya berjenis kelamin perempuan dan
karyawan sebuah pabrik garmen dengan tuntutan kerja yang tinggi, namun di sisi
lain ia harus juga bertindak sebagai istri dan ibu. Apabila individu tersebut dapat
peran serta aktivitasnya sebagai seorang istri juga ibu dan sebaliknya, maka bisa
dikatakan ia memiliki work-life balance yang baik. Work-life balance yang tercapai
dilakukan sebagai positif atau puas. Dengan demikian hal itu tidak menjadi
pendorong untuk keluar dari pekerjaan. Namun apabila waktu dan tenaga yang
dikeluarkan dirasa menimbulkan konflik pada domain yang lain, maka intensi
Tunggal Garment pun menunjukkan hal yang sejalan dengan penelitian yang telah
memutuskan untuk keluar dari pekerjaan karena tidak mampu membagi waktu
Konflik peran pun dapat terjadi pada karyawan yang belum berkeluarga.
Bagaimanapun setiap individu memiliki peran dan aktivitas pribadi di luar jam
kerja. Apabila waktu dan tenaga yang dialokasikan untuk bekerja dirasakan
membuat waktu dan tenaga untuk melakukan aktivitas pribadi, maka work-life
balance tidak akan tercapai. Akibatnya, ia dapat merasakan stres kerja serta tidak
puas akan pekerjaannya dan mendorong untuk keluar dari organisasi. Banyak kasus
berkeluarga dan belum lama bergabung di organisasi tersebut. Alasan yang umum
dijumpai adalah karena mereka tidak tahan bekerja dengan jam kerja yang lama,
dan melelahkan secara fisik sehingga waktu dan tenaga mereka pun tersedot untuk
Artinya masih ada 86,4% faktor lain yang mempengaruhi intensi turnover. Mobley
Hasil analisis data deskriptif skor skala intensi turnover menunjukkan rata-
rata karyawan memiliki memiliki tingkat intensi turnover pada level rendah yaitu
sebesar 37,18% diikuti dengan level sedang yakni sebesar 33,33%. Sementara itu,
skor skala work-life balance karyawan rata-rata juga berada pada level sedang
yakni sebesar 34,62%. Tingkatan turnover yang sedang bisa dilihat dari deskripsi
subjek penelitian yang menunjukkan kebanyakan subjek telah bekerja lebih dari 5
tahun. Hal ini sejalan dengan pelitian pada karyawan di Malaysia bahwa semakin
lama masa kerja, semakin rendah intensi turnovernya (Yin-Fah dkk, 2010). Masa
kerja yang lama menunjukkan subjek merasa betah bekerja di PT Mataram Tunggal
Walaupun secara umum tingkat intensi turnover berada pada level rendah
karyawan yang memiliki tingkat intensi turnover tinggi tetap perlu menjadi
perhatian. Sebagaimana telah diamati di organisasi hal ini umumnya terjadi karena
para karyawan merasa kaget bekerja di industri garmen yang penuh tuntutan,
Tunggal Garment pada dasarnya telah memiliki upaya yang cukup baik untuk
retensi karyawan melalui fleksibilitas jam kerja seperti kelonggaran waktu cuti
yang diberikan, pelatihan, dan adanya fasilitas konseling untuk para karyawan.
Selain itu makan siang, jaminan kesehatan, dan ruang istirahat pun tersedia.
41
hipotesis, namun ada beberapa faktor di luar kendali peneliti. Antara lain faktor-
faktor tersebut adalah (1) Pembagian skala yang dilangsungkan tidak serentak agar
tidak mengganggu proses produksi. Skala dititipkan melalui personalia dan para
menjadikan jawaban subjek kurang spontan dan membuat peneliti tidak dapat
collar dengan latar belakang pendidikan sarjana. Hal ini bisa jadi akan membuat
hasil yang berbeda jika dilakukan pada karyawan white collar. Sumbangan yang
diberikan work-life balance terhadap intensi turnover pada penelitian ini hanya
hanya sebesar 13,6%, masih ada 86,4% faktor lainnya yang mempengaruhi intensi
turnover karyawan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan di awal penelitian diterima
yakni semakin tinggi work-life balance yang dirasakan karyawan maka intensi
turnover nya akan semakin rendah. Begitupun sebaliknya, semakin rendah work-
life balance yang dirasakan maka intensi turnover pun semakin tinggi.
dengan kata lain masih terdapat 86,4% faktor lain yang memiliki peranan terhadap
intensi turnover.
B. Saran
1. Bagi Organisasi
negatif dengan intensi turnover. Work-life balance merupakan salah satu faktor
terminimalisasi.
42
43
Tunggal Garment berada pada level sedang dan angka intensi turnovernya pun
berada pada level rendah dan diikuti dengan jumlah yang tak jauh berbeda berada
pada level sedang. Artinya walau intensi turnover para karyawan tidak berada
pada angka yang tinggi, organisasi diharapkan untuk tetap memperhatikan fakta
bahwa terdapat sejumlah karyawan yang memiliki intensi turnover. Disamping itu
work-life balance karyawan yang berada pada level sedang diharapkaan dapat
dukungan konseling, training dan seminar mengenai mengatur waktu yang baik,
seminar kesehatan, ataupun rekreasi rutin adalah beberapa upaya sederhana yang
menggunakan variabel lain. Hal ini dikarenakan masih ada 86,4% faktor
c. Memilih latar penelitian di tempat lain dan pada subjek karyawan di sektor
Ahmad, M. S., Fakhr, Z., Ali Shah, I., & Zaman, K. (2010). Measuring push, pull and
personal factors affecting turnover intention: a case of university teachers in
Pakistan. Review of Economic and Business Studies (REBS), (5), 167-192.
Cascio, W., & Boudreau, J. (2010). Investing in people: Financial impact of human
resource initiatives. New Jersey: Ft Press.
Devadoss, V., & Minnie, J. B. (2013). A Study of work related stress factors affecting
work life balance using combined overlap block fuzzy cognitive
mapping. International Journal of Computing Algorithm, Vol2, 161-166.
Evangelista, M. J. M., E.D.N Lim., S.C Rocafor, & G.L.Y Teh. (2009). Worklife Balance
and Organizational Commitmentf Generation Y Employees. Thesis, De La Salle
University: Manila
Firth, L., Mellor, D.J., Moore, K.A., & Loquet, C. (2004). How can managers reduce
employee intention to quit? Journal of Managerial Psychology, 19 (1/2), 170 187
Fisher-McAuley, G., Stanton, J., Jolton, J., & Gavin, J. (2003, April). Modelling the
relationship between work life balance and organisational outcomes. In Annual
Conference of the Society for Industrial-Organisational Psychology. Orlando (pp.
1-26).
Firmanto, T., & Kistyanto, A. (2013). Pengaruh Budaya Kerja Kekeluargaan terhadap
Turnover Intention melalui Komitmen Afektif. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 1(1),
12-21
Gallant, M. (2013). Does your organization have healthy employee turnover rate?
halogentsoftware.com/blog/does-your-organization-have-healthy-employee-
turnover Diakses 29 April 2015
43
44
Griffeth, R. W., Hom, P. W., & Gaertner, S. (2000). A meta-analysis of antecedents and
correlates of employee turnover: Update, moderator tests, and research implications
for the next millennium. Journal of management, 26(3), 463-488.
Hughes, J., & Bozionelos, N. (2007). Work-life balance as source of job dissatisfaction and
withdrawal attitudes: An exploratory study on the views of male
workers. Personnel Review, 36(1), 145-154.
Kalliath, T., & Brough, P. (2008). Work-life balance: A review of the meaning of the
balance construct. Journal of Management and Organization, 14(3), 323-327.
Lee-Ross, D. & Pryce, J. (2010). Human Resources and Tourism: Skills, Cultures, and
Industry. Bristol: Channel View Publication
Noor, S., & Maad, N. (2009). Examining the relationship between work life conflict, stress
and turnover intentions among marketing executives in Pakistan. International
Journal of Business and Management, 3(11), p93.
Pradana, A., & Salehudin, I. (2013, November). Role of work overload toward turnover
intention among newly hired public accountants. In Conference Proceeding, 8th
International Conference on Business and Management Research, Seoul, South
Korea.
Rantanen, J., U. Kinnunen, S. Mauno, & K.Tilemann. (2011). Creating Balance?. Berlin:
Springer
Sang, K. J., Ison, S. G., & Dainty, A. R. (2009). The job satisfaction of UK architects and
relationships with work-life balance and turnover intentions.Engineering,
Construction and Architectural Management, 16(3), 288-300.
Smith, J.P., & R.J. Willis. (1999). Wealth, Work, and Health: Innovations in the
Measurement in the Social Sciences. Michigan: The University of Michigan Press
Spector, P. E., (2012). Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice.
Singapore: John Wiley & Son
Ucho, A., Mkavga, T., & Onyishi, I. E. (2012). Job satisfaction, gender, tenure, and
turnover intentions among civil servants in Benue state. Interdisciplinary Journal
of Contemporary Research in Business, 3(11), 378-387.
Umer, R., & Zia-ur-Rehman, M. (2013). Impact of Work Life Balance and Work Life
Conflict on The Life Satisfaction of Working Women: A Case Stud of Higher
Education Sector of Twin Cities of Pakistan. www.journals.savap.org.pk, vol.4
no.5, 445-458
White, M., Hill, S., McGovern, P., Mills, C., & Smeaton, D. (2003).
HighperformanceManagement Practices, Working Hours and WorkLife
Balance.British Journal of Industrial Relations, 41(2), 175-195.
Yin-Fah, B. C., Foon, Y. S., Chee-Leong, L., & Osman, S. (2010). An exploratory study
on turnover intention among private sector employees.International Journal of
Business and Management, 5(8), 57-64.
http://www.inc.com/suzanne-lucas/why-employee-turnover-is-so-costly.html diakses 4
Maret 2014
http://finance.yahoo.com/news/biggest-reason-talented-young-employees-175800178.html
diakses 4 Maret 2014
http://www.weknownext.com/workforce/young-employees-most-likely-to-quit-global-
study- finds diakses 4 Maret 2014
http://miamiherald.typepad.com/worklifebalancingact/2013/09/what-does-work-life-
balance-mean-to-a-millennial.html#storylink=cpy diakses 17 Maret 2014
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2014/06/18/206305/Pabrik-Tekstil-
Kesulitan-Cari-Pekerja diakses 4 April 2015
http://www.portalhr.com/people-management/meningkatkan-work-life-balance-untuk-
mengurangi-turn-over/ diakses 4 April 2015
http://www.portalhr.com/people-management/rewards/cara-danone-dairy-memanjakan-
karyawan-di-pabrik/ diakses 4 Aril 2015
https://www.hsbc.co.id/1/2/miscellaneous_en_US/careers_en_US/why-choose-
us/employee-engagment-program diakses 5 April 2015
LAMPIRAN
48
49
LAMPIRAN A
SKALA PENELITIAN
4
.boE66l $
'=:6L' !
-:! .: n o o
;
? H s.i
-J.FE
o
o.
d
EE cEd
EE
-ni
d
>r
i. $E
E: F-E
F
E:EE$
lzELriit
rEEEs
SoPoo
g.EF..EE
iEgi*
gHEfiE,Ei
6EE*=.EE
d5
#?E EE;
EEHEEgg
P s; s s r
XE-='v:t';
. E;EE.EEE
".-FE>
EIE-o
EEEEEEE
E
E EEEE;BE
*E E iE
A -EE ${
boE
E Ef E.E
z
l-{ a
t'{
trl
E
a
Fl
5d ET
Xi(
z
F]
A 3gg
vlle
N
&
rd 3d
z l-l LJ
o
lr( H
a
rd z
)
!1
z
c
tiH
a,
Fl
5E 66
6E
DEI )9 Eo
tr9 .6
or
trE dG
o.E
*:
EO E
5E
ll
;
ii
sE
ee
dE
!d
E!
od
EE 6l
.= N>
'd a! !6
EOfE'
19 ;E i .tt,
Y.
tsa oiu=d 'F,
aatrF
ss #
's
$
zS 69
.:ee
tr86=
6E.i.jg
60
s
y:H
,
6c'-u
39 E lt
T E-E 3 -J..!E!
T=A
tsg ?
s$s
I
FU''d
PEb,j
Ea sE i<
d
:
aa
2 E .=>EEL
E H i?
.E
H
Jts E .*qsr
o.
.SZ A A E*
'E&E 'a
SE *E 'E E
,g
L6
E EE EH,FdE
-c)
-B
E-s augss;Ei $$jE
-E* .EE?r:22e^EEE
6.Ea:6E
6v
i
=g E E Lb ? z - E E f E E
*5:5
:.EE
i'EE
o -.:
-!a d
ig T#SE
ta
*
a
ra
F
t-,
z
IEI
A tr
eG
*ra
.8trtr'tr
E
7No'X
;'tr ddg
A
d
&bo u
o
A
J6
! -!
D
o
o !E-U
oro!
MED
H
3
6t
2
d
EE.E
-=6i)
*E
bo
i
d
=--C
6acE
&2t;=Z
PE5=6G
6o.E4see.'aB.
;E-vElg.doEc
s[*-b':E'EE]
bFE.o&Et:i_
i-9EFF:,!*-sbo
a a a Frz s3a|a ae a a4 aE
idcei.=6-verjso
o.-;--c=-+a_=E6.=
EaE aEv.
tsE-E-Eg4a';;
co!;;;ESSEE
ga: agd. aEdE - gaE alafz aZ 6 aF
dQd
aF
JSEd;=?Ef;iEt
EE;gF;HE;Aa={:
zezEzCzaz
'Bo.H
zizEzEz2 zEzS
EzE Ezf
;-E -E-g:E-g- E-: i.3ts_UL:tE
z*
5 q X
'EFE !.aTEFEFFF
'-6
o I o
eE
-3-I--E ef
=
qx -E-i
a c ra-
rg
.; i E t, era.gA' b a
=
6 F.6 E 6'.:
eE
F
i= i E! 'tr
9
h-Fa"!,t,id
=
X E dE6E
E Ea'Ev,-E
E; aE6; : i E
*Ee asaraEaga
*v)eoya
= EaE a:a;A1AE
sag
-g aiaF v,-:'
AE
so E ts F 6 = ;-f H-5-F -= ! -E
E3E=a=EgJ.iieod
f5fiEg'iHsEEE'3giE3
ip==.fi;EESts'oo5=6
E- E E ** g #.; E E E F E
E g r ! H g
.==EXEae.V!*EE-of,-
EE T T
E : E. E*
s Ez
2F ir 5 e 1 E Eh' E
= -E
=
-E
= E E $ E ;! #=
E
Ets-=t)ZU)a E $ 5s B ;f ji
=J9}=ERdNRxKSNK
E
r.EEE
d
Ecc>! -d
.E.qSSe.ts
EEE-EEg
'=6Pido
E
sE$'eEE=
Oc=C=.- s "6
'i E 4jHEEs-e 6
_E =E : : E -7
aeEE aEaE
E-E.EE;*.8 a a E. aE aEa _
a aE aa
.6O.
-E-r :-t:E
-E-.a
12E9.'F
=E=E -o-=-
v,t',ti t, 6
; 6 i E-
Fg-i*--g=
d -EE=*=
5.;
i3 g=:=E -u'-E -s-: -; E = 6
Ea*sf
E t E
aeaq eea E*agretaEaEar;fiE*fl
-;-6
E gA
r6tr
iE- qE !3
i
$ E" ;
.8 EE E
EE
;
:E
E
P
'3 iE
E I
:
-- i E A g-F EE * E .EE
t E .6
E E-
i iiE'ti'.: E
E
6
X d
;
Er
c=Ys!E3oo.5E9':r-v
E E -XEtr 5
.d -(d HH
;
s Xc frE
!d cE
E
E
-
E
F
B
g
E
E E
'A E
g,
.-.i6ia;+r; 6Fqioin=$n
4
HH E
;?B
P:
ii:i
&
Ed
'qt.y
.B E' G'
GE
tro.i: lt
*a
B
'i.
=xtr
dv $
oo
FE :
4b!
$
,Q,
Ee
3aA1
EE B E
ll
sa
aa)
E.6
.,otr E
)=!
14E6
49EO E
6A {trB
'=8,
g E E
E
Bq
e
s
L
EE E
3"*liE
2 [-5E-
gE
EE ,,=
EgEE;?sg?ltiil
EEEE
*'s;
z,H-BE.
Egsa
Jo.Ea
EEEA
aE a$ aEaEa? a
aE ,F= ,irB"E
E;9.xb
6'
=E a$=E=E ?-
=E
siH';.83E
EE =EnE,g a
eE afl
.bEESE
aEaEaE e
E E
z-
s 4 .E
.EF
a E l-E
E E as
E E EE
EE 5 EZg E;
5E Fs $
6- g i s
f;E
s
iE
.s>
66
EE.Bx'
o=Es
3E
s i
'c';'Eii
tEstx
* B
s. gE:a
E*IBESE
cE'EJ.qocEE
E E E3F'E* q: E .ggE
zSg'EE_to.xE.H.aE
E= E= E. E= E= E= E E $= t. $= = g= E= t= e=
,x s {s Eg E= i= g,= i s != $= E- E- P-
() l:8jjEEtEV=ctr
E,= E,=
g: E= =E=
E-
j", Ee. E:
n- "E- E: E:
r.a Er -
H E'
He. $
r-
*o
fi:
Eo E_ tr
Hli Ea Eo 5e
g=
E g e-Z-E-
En 69g
E-E g-E- -Ea
$-E-E-B-E-;-
Eo
t= E= g= S= E= Es E ? e= E= s= s== != g= $= E=
g. E. g. g. g. *. * E g. E. . E= g. E. E. E=
gs
!s .B= .Eo E c !s ;s !s ;e !s gs ;a ]s
=us [s Es
EtrecE=EEEHEEcnc
q 6 O 6 *r ! o O. o a ii 6. at
= .;=
E5 i5 E; i;=-a = E; = = .B= -
E= .B=
6,
g E.T E B.T
'=- 9- qr q- 6- - 6,:-
g B g B g E E
.=- ; .=! 6; .=; O! ij O;
E
-.:c.idi+r;,or-dio.E=S9=3 '.X
56
LAMPIRAN B
Subjek/ Skor
A1 A2 A3 A4 A5 A7 A8 A9 A10 A11 A13 A14 A15
Aitem Total
S1 5 6 4 2 4 7 7 4 4 4 4 4 4 59
S2 4 3 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 53
S3 7 5 1 2 2 4 5 3 3 3 5 5 4 49
S4 5 6 4 2 4 7 7 4 4 4 4 4 4 59
S5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 3 56
S6 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 61
S7 5 4 4 4 4 4 3 3 5 5 3 5 4 53
S8 7 7 5 4 4 4 6 6 6 6 6 6 7 74
S9 4 6 4 5 4 2 4 5 6 6 4 5 6 61
S10 4 6 4 5 4 2 4 5 6 6 4 5 6 61
S11 7 7 5 5 4 6 7 4 4 4 4 5 5 67
S12 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 91
S13 5 5 5 4 4 6 6 3 5 5 4 2 2 56
S14 4 5 7 7 7 7 7 7 4 4 2 5 7 73
S15 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 3 5 4 54
S16 7 7 7 4 7 7 7 7 7 7 7 7 7 88
S17 7 7 7 4 7 7 7 7 7 7 7 7 7 88
S18 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 4 4 4 71
S19 5 7 4 5 5 5 6 3 7 4 4 4 4 63
S20 5 4 2 1 4 4 4 2 4 4 4 3 5 46
S21 4 4 4 4 4 7 4 4 4 4 7 7 4 61
S22 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 2 4 4 56
S23 4 5 4 4 5 3 4 4 5 5 6 6 5 60
S24 7 7 4 4 4 4 7 4 7 5 4 5 5 67
S25 7 7 6 4 4 4 6 7 7 7 4 7 4 74
S26 4 6 1 2 4 4 5 4 5 6 4 5 5 55
S27 5 6 6 5 5 4 6 6 6 5 5 5 5 69
S28 4 7 6 4 6 7 7 5 5 5 3 4 6 69
S29 5 6 5 4 4 3 4 4 5 5 3 4 3 55
S30 7 6 4 4 4 5 4 5 4 6 3 7 6 65
S31 7 6 4 6 4 5 4 5 5 6 3 7 6 68
S32 7 6 4 4 4 5 4 5 4 6 3 7 7 66
S33 7 6 4 6 4 4 5 6 6 6 3 7 6 70
S34 7 7 7 4 5 4 7 4 4 5 3 7 6 70
S35 7 7 6 5 7 6 7 6 7 7 5 7 7 84
S36 6 6 5 5 4 5 6 6 7 6 6 6 7 75
S37 7 7 7 5 6 5 3 6 7 7 7 5 5 77
S38 6 7 5 7 6 7 7 7 4 7 5 6 7 81
S39 7 7 6 5 6 3 6 6 6 4 4 5 5 70
S40 5 6 2 3 4 4 3 5 5 5 5 6 6 59
57
Subjek/ Skor
A1 A2 A3 A4 A5 A7 A8 A9 A10 A11 A13 A14 A15
Aitem Total
S41 4 4 3 3 4 6 3 1 3 4 4 4 4 47
S42 1 4 1 1 3 2 4 3 4 4 5 5 4 41
S43 5 7 2 2 3 1 5 4 4 5 2 5 5 50
S44 5 7 2 1 5 7 5 2 1 2 7 5 6 55
S45 5 7 4 3 4 5 6 2 5 4 4 6 7 62
S46 7 5 5 4 5 7 7 7 7 7 7 7 5 80
S47 7 7 7 6 6 3 7 7 7 7 2 4 4 74
S48 4 4 2 2 3 2 4 4 5 5 2 3 2 42
S49 5 7 4 4 5 2 4 4 5 6 4 5 6 61
S50 7 7 5 4 7 3 7 4 5 7 6 7 4 73
S51 5 7 3 2 3 1 7 6 4 6 4 6 3 57
S52 4 4 2 3 2 1 7 6 7 7 4 4 4 55
S53 7 7 3 1 4 4 6 5 6 5 4 5 4 61
S54 7 7 4 4 7 1 3 4 7 4 1 4 4 57
S55 7 7 7 5 7 4 4 7 7 7 6 6 6 80
S56 7 6 4 5 7 5 6 6 7 6 5 6 4 74
S57 5 5 6 6 6 7 4 5 5 5 5 7 7 73
S58 5 4 5 4 5 5 6 3 4 5 5 4 4 59
S59 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 91
S60 5 6 5 5 5 5 5 4 6 4 3 4 4 61
S61 5 6 4 4 4 4 4 4 5 5 4 6 4 59
S62 5 6 4 4 4 4 4 4 5 5 4 6 4 59
S63 4 5 4 4 3 4 4 4 5 5 4 6 4 56
S64 5 6 6 5 5 4 6 6 6 5 5 5 5 69
S65 7 7 7 4 7 4 4 5 7 7 3 5 5 72
S66 4 5 4 3 3 4 5 3 5 5 4 6 5 56
S67 7 5 5 5 5 5 6 5 4 7 7 6 7 74
S68 4 5 2 2 4 4 4 5 5 5 3 5 4 52
S69 5 3 1 1 1 3 4 3 6 3 6 5 4 45
S70 7 7 5 4 5 6 7 5 7 7 3 5 4 72
S71 1 7 4 1 1 4 7 4 7 7 4 4 1 52
S72 7 7 4 4 4 4 7 6 7 4 5 4 5 68
S73 5 6 5 5 4 5 6 5 6 6 3 6 4 66
S74 7 7 4 4 4 4 7 6 7 4 5 4 5 68
S75 5 3 5 5 3 5 4 4 4 4 3 3 3 51
S76 6 7 4 4 4 4 5 5 6 4 3 3 3 58
S77 5 6 5 4 5 4 5 5 7 6 1 1 1 55
S78 5 5 5 5 5 4 5 6 7 7 6 6 7 73
58
LAMPIRAN C
(LANJUTAN)
Subjek/ A A A A A A A A A A A A A A A A A A Skor
Aitem 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Total
S1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 79
S2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 91
S3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 88
S4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 79
S5 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 81
S6 4 2 3 3 4 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 99
S7 4 4 2 1 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 2 2 4 2 95
S8 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 63
S9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 69
S10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 70
S11 5 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 83
S12 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 3 1 56
S13 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 118
S14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 72
S15 4 3 2 2 3 4 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 4 3 92
S16 3 3 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 75
S17 3 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 80
S18 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 98
S19 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 138
S20 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 67
S21 2 3 1 1 2 3 1 2 2 2 3 2 1 3 1 2 2 1 74
S22 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 89
S23 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 2 3 3 94
S24 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 69
S25 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 79
S26 3 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 82
S27 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 67
S28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42
S29 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 4 2 3 2 3 2 93
S30 2 1 2 5 4 4 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 66
S31 2 1 2 5 1 4 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 60
S32 2 2 2 5 4 4 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 66
S33 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 56
S34 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92
S35 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 57
S36 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 59
S37 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 54
S38 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 59
S39 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 68
60
(LANJUTAN)
(LANJUTAN)
Subjek/ A A A A A A A A A A A A A A A A A A Skor
Aitem 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Total
S39 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 68
S40 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 1 2 3 2 3 59
S41 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 119
S42 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 2 3 81
S43 2 1 1 1 1 2 1 2 2 5 2 1 1 2 1 2 2 1 63
S44 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 70
S45 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 53
S46 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 102
S47 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 73
S48 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 127
S49 3 2 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 82
S50 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 95
S51 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 67
S52 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 69
S53 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 79
S54 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 82
S55 3 2 2 2 4 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 3 89
S56 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 89
S57 2 2 1 2 4 1 2 1 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 69
S58 3 3 2 2 4 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 90
S59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
S60 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 93
S61 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 72
S62 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 113
S63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 110
S64 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 67
S65 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 5 2 1 2 2 2 2 2 69
S66 4 4 4 4 2 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 117
S67 3 2 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 3 2 2 2 3 2 86
S68 3 3 2 2 4 2 2 3 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 102
S69 1 2 3 2 1 1 2 2 1 3 2 3 1 3 2 2 2 2 67
S70 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 5 5 5 2 4 4 4 3 119
S71 4 5 5 5 4 4 3 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 142
S72 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 68
S73 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 5 5 4 3 3 4 4 5 123
S74 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 66
S75 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 72
S76 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 86
S77 1 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2 3 73
S78 3 3 2 2 2 3 3 1 1 3 2 1 3 1 1 1 1 1 68
62
LAMPIRAN D
N %
Valid 78 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 78 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.833 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted
Aitem 1 67.28 118.101 .571 .816
Aitem 2 66.91 122.317 .516 .821
Aitem 3 68.35 112.827 .654 .810
Aitem 4 68.74 117.388 .560 .817
Aitem 5 68.14 117.811 .585 .816
Aitem 6 68.82 132.876 .042 .852
Aitem 7 68.31 123.540 .316 .833
Aitem 8 67.42 122.013 .463 .823
Aitem 9 67.99 114.714 .688 .809
Aitem 10 67.37 122.860 .430 .825
Aitem 11 67.44 121.522 .537 .819
Aitem 12 67.95 129.114 .185 .840
Aitem 13 68.50 122.591 .382 .828
Aitem 14 67.62 121.071 .496 .821
Aitem 15 67.94 117.308 .569 .816
63
Scale Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.965 33
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted
Aitem 1 78.49 412.617 .720 .963
Aitem 2 78.87 418.581 .729 .963
Aitem 3 78.50 419.552 .655 .964
Aitem 4 78.26 429.362 .430 .965
Aitem 5 78.37 418.964 .639 .964
Aitem 6 78.45 416.225 .622 .964
Aitem 7 78.41 418.687 .590 .964
Aitem 8 77.60 430.269 .370 .966
Aitem 9 78.95 426.543 .609 .964
Aitem 10 78.46 423.992 .554 .964
Aitem 11 78.85 437.924 .286 .966
Aitem 12 79.08 423.552 .691 .964
Aitem 13 78.96 421.232 .798 .963
Aitem 14 78.99 418.065 .825 .963
Aitem 15 78.23 426.595 .498 .965
Aitem 16 78.45 417.523 .766 .963
Aitem 17 78.68 417.286 .835 .963
Aitem 18 78.87 419.282 .820 .963
Aitem 19 78.86 426.149 .524 .965
Aitem 20 78.49 422.279 .556 .964
Aitem 21 78.69 428.735 .494 .965
Aitem 22 79.01 428.402 .724 .964
Aitem 23 78.86 418.954 .843 .963
Aitem 24 79.00 416.338 .822 .963
Aitem 25 78.45 420.848 .645 .964
Aitem 26 78.65 415.294 .783 .963
Aitem 27 78.51 413.993 .830 .963
Aitem 28 78.46 420.460 .579 .964
Aitem 29 78.63 422.029 .669 .964
Aitem 30 78.86 418.123 .834 .963
Aitem 31 78.74 417.752 .816 .963
Aitem 32 78.54 415.940 .801 .963
Aitem 33 78.65 415.320 .806 .963
64
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
81.09 447.355 21.151 33
TAHAP 2
N %
Valid 78 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 78 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.863 13
Item-Total Statistics
Scale Statistics
LAMPIRAN E
UJI ASUMSI
1. Uji Normalitas
N 78 78
2. Uji Linearitas
Cases
ANOVA Table
Sum of Squares df
(Combined) 24168.481 36
Between Groups Linearity 4683.134 1
Intensi Turnover * WLB Deviation from Linearity 19485.347 35
Within Groups 10277.890 41
Total 34446.372 77
ANOVA Table
Mean Square F
(Combined) 671.347 2.678
Between Groups Linearity 4683.134 18.682
Intensi Turnover * WLB Deviation from Linearity 556.724 2.221
Within Groups 250.680
Total
ANOVA Table
Sig.
(Combined) .001
Between Groups Linearity .000
Intensi Turnover * WLB Deviation from Linearity .007
Within Groups
Total
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Intensi Turnover * WLB -.369 .136 .838 .702
68
LAMPIRAN F
UJI HIPOTESIS
Correlations
**
Pearson Correlation 1 -.369
N 78 78
**
Pearson Correlation -.369 1
N 78 78
69
LAMPIRAN G
LAMPIRAN G