Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH WORKLIFE BALANCE DAN

STRES KERJA TERHADAP


PRODUKTIVITAS KARYAWAN WANITA
PADA PT GEMA NAWAGRAHA SEJATI

Muhammad Fadil
Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No. Telp 021-5345830
bigfadil@yaho.com.com

Jerry Marcellinus Logahan


Universitas Bina Nusantara, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, No. Telp 021-5345830
jerrymarcellinus@yahoo.com

Abstract

The purpose of this study was to determine the influence of worklife balance against work
productivity of employees, work stress to know how the productivity of work and know how
work stress and worklife balance against work productivity of employees at PT. Nawagraha
Sejati, Echoes this research use the associative and quantitative methods. Analysis on the wear
is using multiple regression. From this research can be generated that worklife balance had a
significant influence on the productivity of employees, and there is significant influence between
work stress to the employee productivity and work-life balance and job stress simultaneously
has significant effects on the productivity of employees. The results of this research it can be
concluded that work stress and worklife balance can affect employees work productivity, if good
then balancenya worklife will increase the productivity of work, and also if the stress

Keywords: Work Life Balance, Stress, and Productivity

Abstrak

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh worklife balance terhadap produktivitas
kerja karyawan, mengetahui pengaruh stress kerja terhadap produktivitas kerja dan mengetahui
pengaruh worklife balance dan stress kerja terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. Gema
Nawagraha Sejati, penelitian ini menggunakan metode asosiatif dan kuantitatif. Analisis yang di
pakai ialah menggunakan regresi berganda. Dari penelitian ini dapat dihasilkan bahwa worklife
balance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, serta ada
pengaruh yang signifikan antara stress kerja terhadap produktivitas kerja karyawan dan work-
life balance serta stress kerja secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa worklife
balance dan stress kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, jika worklife
balancenya baik maka akan meningkatkan produktivitas kerja, dan juga jika stress kerja yang
dialami rendah maka akan meningkatkan produktivitas kerjanya juga.

1
2

Kata kunci : Worklife Balance, Stres Kerja, Produktivitas Kerja

PENDAHULUAN
Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang sangat
dominan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan sebelumnya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusia atau
karyawannya. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam pencapaian tujuan
organisasi, dimana karyawan yang mampu menghasilkan kinerja yang baik dapat memberikan kontribusi
besar dalam menjalankan aktivitas suatu organisasi.
Dalam meningkatkan kinerja karyawan, suatu organisasi perlu merencanakan suatu strategi dan
menciptakan pengelolaan yang baik dan profesional. Untuk itu dalam mencapai tujuan tersebut seluruh
sumber daya yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk sumber
daya manusia sebagai faktor utamanya. Sumber daya manusia yang diperlukan saat ini adalah sumber
daya manusia yang memiliki kinerja, potensi dan loyalitas yang baik terhadap perusahaan. Sehingga
karyawannya mampu menjabarkan visi dan misi yang telah disepakati bersama dalam rangka pencapaian
tujuan perusahaan.
Kinerja merupakan suatu potensi yang harus dimiliki oleh setiap karyawan untuk melaksanakan
setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Dengan kinerja yang baik,
maka setiap karyawan dapat menyelesaikan segala beban perusahaan secara efektif dan efisien sehingga
masalah yang terjadi pada perusahaan dapat teratasi dengan baik. Kinerja tergantung pada kombinasi
antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil
kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang
diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu. Untuk memotivasi para karyawan, biasanya setiap
perusahaan memberikan kompensasi-kompensasi yang seimbang dengan kinerja karyawan tersebut agar
kinerja karyawan semakin baik.
Dalam Worklife balancelebih dominan terhadap wanita dikarenakan banyak karyawan wanita takut
akan tanggung jawab mereka terhadap anak mereka. Ketika anak mereka sakit dan membutuhkan
kepedulian dari seorang ibu, namun mereka harus tetap menyelesaikan pekerjaan mereka. Konsep yang
mendukung upaya karyawan wanita untuk membagi waktu dan energi antara kerja dan aspek-aspek
penting lain dari kehidupan mereka. Keseimbangan kehidupan kerja karyawan wanita Worklife balance
merupakan upaya setiap hari untuk membuat waktu untuk keluarga, teman, partisipasi masyarakat,
spiritualitas, pertumbuhan pribadi, perawatan diri, dan kegiatan pribadi lainnya, di samping tuntutan
tempat kerja menjadi seimbang. Keseimbangan kehidupan kerja dibantu oleh perusahaan, prosedur,
tindakan, dan harapan yang memungkinkan karyawan wanita untuk dengan mudah mengejar kehidupan
yang lebih seimbang.
Mengejar keseimbangan kehidupan kerja mengurangi gejala stres yang sering dihadapi karyawan wanita .
Ketika mereka menghabiskan sebagian besar hari-hari mereka pada pekerjaan yang berhubungan dengan
kegiatan dan merasa seolah-olah mereka mengabaikan komponen penting lainnya dari kehidupan mereka,
mereka akan stres dan mengakibatkan ketidakbahagiaan. Keseimbangan kehidupan kerja Worklife
balance memungkinkan karyawan wanita merasa seolah-olah mereka memperhatikan semua aspek
penting dari kehidupan mereka.
Karena banyak karyawan mengalami kebutuhan pribadi, profesional, dan moneter. untuk
mencapainya keseimbangan kehidupan kerja harus menantang. Pengusaha dapat membantu karyawan
untuk mengalami keseimbangan kehidupan kerja dengan menawarkan kesempatan seperti jadwal kerja
yang fleksibel, waktu yang dibayar off kebijakan, waktu menjawab dan komunikasi, dan acara yang
disponsori perusahaan misalnya (karyawan beserta keluarga diberikan liburan ke luar daerah).
Manajer yang unggul bagi karyawan, mencari keseimbangan kehidupan kerja untuk karyawannya.
Mereka menciptakan lingkungan kerja di mana keseimbangan kehidupan kerja yang diharapkan,
diaktifkan, dan didukung. Mereka mempertahankan karyawan yang luar biasa dengan menerapkan
keseimbangan kehidupan kerja Worklife balance. Perusahaan yang hebat akan selalu merawat kualitas
para karyawannya, apakah itu dari worklife balance, sisi emosi, intelektualitas, ataupun dari sisi
keterampilan. Yang terpenting perusahaan yang hebat selalu berupaya untuk menjadikan setiap
karyawannya sebagai modal, dan menghindarkan para karyawannya menjadi beban perusahaan.
3

Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungan. Oleh karena itu, banyak Inti dari sebuah bisnis ada pada sumber daya manusia yang dimiliki
perusahaan, untuk Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan
seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan
maupun di luarnya. Artinya karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang
pada akhirnya berpengaruh pada kinerja kerjanya.
Para ahli mengatakan bahwa stres kerja dapat timbul sebagai akibat tekanan atau ketegangan
yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain,
apabila sarana dan tuntunan tugas tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang, ia akan
mengalami stres kerja.
Pada dasarnya berbagai sumber stres dapat digolongkan, yang berasal dari pekerjaan dan dari
individu. Berbagai hal yang dapat menjadi sumber stres yang berasal dari pekerjaan (organisasi) pun
beraneka ragam seperti beban tugas yang terlalu berat dan desakan waktu dan lain-lain. Situasi
lingkungan di luar pekerjaan (individu) juga dapat menjadi sumber stres. Berbagai masalah yang dihadapi
seseorang, seperti masalah keluarga dan lain-lain adalah contoh sumber stress itu diperlukan pengelolahan
sumber daya manusia yang baik dan komperhensif yang bertujuan mampu mengertikan tujuan
perusahaan. Pengelolahan dimulai dari perekrutan sumberdaya manusia sampai kepada penempatan
sumberdaya manusia, pada posisi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.
Setiap perusahaan atau organisasi apapun pasti menginginkan organisasi atau perusahaannya
dapat berjalan dengan efekitif dan efisien, tetapi pada kenyataannya setiap perusahaan atau organisasi
tidak dapat menjalankankan prosesnya dengan baik. Setiap perusahaan pasti menginginkan karyawannya
bekerja dengan baik agar hasil yang di capai dapat optimal. Tetapi tidak selamanya karyawan dapat
melakukan tugasnya dengan efektif dan efisien , karena mungkin dikarenakan keseimbangan hidup
karyawan dirumah dan dikantor tidak sempurna sehingga membuat karyawan stress dan memberikan
hasil yang kurang optimal keperusahaan. Maka dari itu diperlukan usaha dari manajemen untuk
menggairahkan semangat kerja karyawan, diantaranya melalui pemberian dan pemenuhan motivasi para
karyawan serta menciptakan suasana kerja yang nyaman dan karyawan harus menyeimbangkan
kehidupan kantor dan kehidupan diluar kantor untuk mendukung proses kerja yang baik.
PT Gema Nawagraha Sejati merupakan salah satu perusahaan yang dapat dipercaya yang
bergerak dalam bidang jasa peminjaman container dan juga merupakan perusahaan kontraktor yang
berkembang pesat dan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya yang ad di Indonesia.
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1992 dikawasan berikat nusantara tersebut sampai saat ini telah
memiliki karyawan sebanyak 129 orang dan dari itu terdapat 41 orang karyawan wanita yang tersebar di 2
kantor cabang . Dengan melihat karyawan sebanyak itu, perusahaan harus lebih memperhatikan dan
mempertahankan para karyawan terutama karyawan wanitanya untuk tetap dapat melaksanakan
kegiatannya dengan lebih baik dan mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Untuk dapat mempertahankan karyawannya, PT. Gema Nawagraha sejati mencoba
menggunakan berbagai cara, yaitu dengan cara memberikan hak karyawan untuk libur agar mereka bisa
membagi waktu mereka bersama keluarga dan ketika mereka kembali kekantor, kantor juga memberikan
suasana yang senyaman mungkin dalam bekerja. Namun masalah yang sering sekali timbul di PT. Gema
Nawagraha Sejati adalah banyaknya karyawan yang memiliki semangat yang kurang dalam bekerja.
Berikut kami lampirkan data Produktivitas kerja karyawan pada PT. Gema Nawagraha Sejati

Tabel 1.1 Data Produktivitas Karyawan Wanita PT Nawagraha Sejati

Tahun Jumlah penyewaan Jumlah karyawan Poduktivitas Persentase


2010 55.000 43 1.279,06
2011 73.000 40 1.825 -54594%
2012 60.000 41 1.463,41 36159%

Banyaknya karyawan wanita yang memiliki semangat rendah tersebut mengakibatkan


terganggunya aktivitas perusahaan dan keterlambatan dalam pengerjaan. Sehingga hal hal yang
bersangkutan dalam proses dokumentasi menjadi terhambat, dan permintaan kontrak kerja jadi menurun,
sehingga pemimpin menjadi sulit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, dan pemimpin harus
menambah jam kerja para karyawan wanita karena hambatan hambatan tersebut. Maka dari itu membuat
4

mereka semakin jenuh karena harus berada lama dikantor dan mengalami stress (Wanita) sehingga ada
diantara mereka mengundurkan dir.
Karyawan PT. Gema Nawagraha Sejati berjumlah 41 orang dan ditahun 2010 karyawan meningkat
menjadi 43 orang karena ada yang masuk sebanyak 5 orang dan keluar sebanyak 3 orang tetapi tahun
2011 mengalami penurunan jumlah karyawan wanita disebabkan adanya karyawan yang keluar 3 orang.
Tahun 2012 karyawan meningkat menjadi 41 orang karena ada yang masuk 4 orang dan yang keluar 3
orang.

Landasan Teori
Menurut Sturges dan Guest (2004) dalam jurnal Louise P Parkes dan Peter H Langford (2008)
Keseimbangan kerja dan kehidupan worklife balance didefinisikan di sini sebagai kemampuan individu
untuk memenuhi pekerjaan mereka, memenuhi komitmen keluarga, serta tanggung jawab kerja dan
kegiatan lainnya (seperti kegiatan sosial).
Menurut Cooper dalam Arnold (2005), stress kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang terkait
dengan seluruh jenis kegiatan pekerjaan.
Definisi produksi dengan produktivitas mempunyai arti yang berbeda. Istilah produksi lebih
mengarah pada pertambahan jumlah hasil kerja yang dicapai. Sedangkan produktivitas mengandung
pengertian adanya perbaikan cara-cara pencapaian produksi walaupun demikian kedua hal inimasih
mempunyai hubungan. Hubungan tersebut dapat terlihat bahwa produksi dan produktivitas memerlukan
individu sebagai unsure pelaksana. Menurut Blecher (dalam Wibowo 2007:241) produktivitas kerja
adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan.

METODE PENELITIAN
Berdasarkan variable yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif.
Menurut Sugiyono (2010) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variable mandiri, atau menghubungkan satu dengan variable lain.
Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu para karyawan PT Gema Nawagraha Sejati dengan
metode penelitian survey dimana pengambilan data dilakukan satu kurun waktu saja atau disebut cross-
sectional (Umar, 2008,p 131).
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2010) pengumpulan data dapat menggunakan sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
Dalam penelitian ini pada dasarnya menggunakan data primer dan didukung oleh data sekunder.
Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa metode pengumpulan data yang terdiri dari:
1) Library Research
Data yang dikumpulkan berupa data sekunder, baik dari data yang dimiliki oleh perusahaan, buku,
jurnal, internet, atau sumber-sumber lainnya.
2) Field Research
Data yang didapatkan secara langsung dengan menggunakan kuesioner dan interview. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan
variabel-variabel yang menjadi dasar dari penelitian ini.Sedangkan interview dengan cara mewawancarai
beberapa karyawan PT. Gema Nawagraha Sejati .
Teknik pengambilan pada penelitian ini adalah teknik ukuran sampel yaitu untuk menentukan
sampel dari populasi yang digunakan perhitungan maupun acuan table yang dikembangkan para ahli.
Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik
adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 responden dari masing
masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.
Rocoe (1975) yang dikutip uma sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan
ukuran sampel:
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian
2. Jika sampel dipecah kedalam sub sampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran
sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
3. Dalam penelitian multivariat (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x
lebih besar dari jumlah variable dalam penelitian
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan control eksperimen yang ketat, penelitian yang
sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20
5

Pada penelitian ini terdapat populasi karyawan wanita pada PT. Nawa Graha Sejati adalah 41
orang. Dan untuk menentukan sampel maka penulis akan memasukkan jumlah seluruh populasi untuk
dijadikan sampel. Karena jumlah sampel kurang dari 100

HASIL DAN BAHASAN


Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah para karyawan PT. Gema Nawagraha Sejati.
Dimana dari 41 orang responden yang berjenis kelamin perempuan. Dari 41 orang karyawan yang
menjadi responden, semuanya dapat mengisi dan mengembalikan kuesioner yang diberikan.

Hipotesis
1. Apakah ada pengaruh Worklife Balance (X1) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y)?
Ho : Variabel Worklife Balance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Produktivitas kerja karyawan
Ha : Variabel Lingkungan kerja fisik berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Produktivitas kerja karyawan
Pengujian :
Jika nilai probabilitas 0,5 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,5
Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,5 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,5
Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya signifikan.

2. Apakah ada pengaruh Stres Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y)?
Ho : Variabel Stres Kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Produktivitas kerja karyawan
Ha : Variabel Stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Produktivitas
kerja karyawan
Pengujian :
Jika nilai probabilitas 0,5 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,5
Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,5 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,5
Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya signifikan.

3. Apakah ada pengaruh Worklife Balance (X1) serta Stres Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan (Y)?
Ho : Variabel Worklife Balance serta variabel Stres Kerja tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel Produktivitas kerja karyawan
Ha : Variabel Worklife Balance serta variabel Stres Kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel Produktivitas kerja karyawan
Pengujian :
Jika nilai probabilitas 0,5 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,5
Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,5 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,5
Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya signifikan.

Didapatkan bahwa data seluruh variabel, yaitu Worklife Balance (X), Stres Kerja (X) dan Produktivitas
Kerja Karyawan (Y) dinyatakan valid, relliabel dan berdistribusi normal. Dari hasil pengolahan data,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Hubungan
Korelasi Pengaruh Persamaan Regresi Uji Signifikan
Variabel

X1 Y 0,472( kuat) 22,2% Y = 0,891 + 0,543X1 Signifikan

X2 Y -0,755( kuat) 57% Y = 4,371 -0,730 X2 Signifikan


6

X1,X2 Y 0,795(kuat) 63,2% Y = 3,276 + 0,302 X1 Signifikan


- 0,651 X2

Sumber : Pengolahan Data 2013

Hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS yaitu regresi sederhana dan
regresi berganda. Dimana hasilnya dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:

X1
22,2%

Y
63,2%

X2
57%

Keterangan:

1) Pengaruh Worklife Balance (X1) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Wanita (Y) adalah
berpengaruh secara signifikan sebesar 22,2% di PT. Gema Nawagrha Sejati
2) Pengaruh stress Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Wanita (Y) adalah
berpengaruh secara signifikan sebesar 57 % di di PT. Gema Nawagraha Sejati
Pengaruh Worklife Balance (X1) serta Stres Kerja (X2) secara simultan terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan wanita adalah berpengaruh secara signifikan sebesar 63,2 % di PT. Gema Nawagraha Sejati

PEMBAHASAN
1. Worklife Balance
Karyawan wanita menginginkan konflik yang ada didalam pekerjaan dan didalam keluarga
karyawan wanita tersebut di PT. Gema Nawagraha Sejati dapat diminimalisir agar tidak menggangu
kosentrasi karyawan wanita tersebut dalam bekerja yang berakibat dapat menurunkan produktivitas
kerja karyawan wanita itu sendiri.Dari hasil kuisioner konflik yang ada didalam perusahaan dan
konflik yang ada dikeluarga pada karyawan wanita tersebut sangat kecil sehingga membuat
karyawan wanita bekerja tidak dengan tekanan dan merasa nyaman dalam mengerjakan
pekerjaannya. Karena ketika karyawan wanita mendapatkan konflik , perusahaan juga membantu
memediasikan dengan cara memberikan nasihat bila dibutuhkan karyawan wanita tersebut sehingga
dapat meringankan beban serta lebih meningkatkan produktivitas kerja karyawan wanitanya yang
diharapkan perusahaan.
2. Stres Kerja
Karyawan wanita merasa tingkat jam bekerja yang berlebihan di PT. Gema Nawagraha Sejati, hal
ini harus segera diperhatikan agar tidak mempengaruhi psikologis karyawan wanita tersebut dalam
menyelesaikan pekerjaannya. dan Jam kerja berlebihan serta tuntutan yang diberikan oleh
perusahaan yang diterapkan pada PT. Gema Nawagraha Sejati sangat memberatkan karyawan
wanitanya , karena mereka juga memiliki tanggung jawab diluar perusahaan. Jika dipaksakan akan
menimbulkan stress kerja, masalah ini menjadi perhatian yang harus diperhatikan
perusahaan.Berdasarkan kuesioner yang telah disebar Untuk hubungan antara supervisor , karyawan
menyatakan cukup baik karena anatra supervisor selalu menjaga hubungan yang baik sehingga
komuikasi menjadi lancar dan saling bantu membantu dalam melakukan pekerjaan. Sehinggs
produktivitas kerja karyawan wanita tersebut dapat terus meningkat.
3. Produktivitas Kerja karyawa
7

Karyawan wanita tersebut merasa pemilihan metode dalam pendidikan dan latihan yang ada pada
PT. Gema Nawagraha Sejati kurang cocok, dalam hal ini seharusnya perusahaan lebih
memperahatikan kekurangan dan kebutuhan yang ada pada karyawan wanita tersebut. Agar proses
produktivitas dapat berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan. Karyawan wanita akan mengerti akan
pekerjaan mereka ketika mereka bekerja telah lama diperusahaan tersebut. perusahaan harus dapat
mempertahankan karyawan wanitanya agar dapat mengerti dan dapat menyelesaikan tugas dengan
baik. Sejauh ini pengendalian dalam mempertahankan karyawan wanita pada PT . Gema Nawagraha
Sejati ini sudah baik. Hal ini harus dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar produktivitas kerja
karyawan yang diharapkan perusahaan dapat dicapai.

IMPLIKASI
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan software SPSS, mengenai Worklife
Balance, Stres Kerja dan Produktivitas Kerja Karyawan PT. Gema Nawagraha Sejati, diketahui bahwa
seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel bebas (Worklife Balance dan Stres Kerja) terhadap
variabel terikat (Produktivitas Kerja Karyawan). Implikasi tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis pengaruh antara Worklife Balance terhadap produktivitas kerja, dapat
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat (0,472) dan ada pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan wanita sebesar 22,2% produktivitas kerja
karyawan wanita pada PT. Gema Nawagraha Sejati dipengaruhi oleh Worklife Balance.
Sedangkan sisanya 77,8% dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar penelitian ini. Hal ini
semakin tinggi Worklife Balance yang ada, maka akan semakin tinggi pula produktivitas kerja
karyawan wanita pada PT. Gema Nawagraha Sejati. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya
meningkatkan Worklife Balance agar produktivitas kerja dapat meningkat, terutama dalam hal
meminimalisir konflik dalam pekerjaan dan memperhatikan karyawan wanita yang memiliki
konflik dikeluarga yang dapat mempengaruhi konsentrasi karyawan dalam bekerja.
2. Dari hasil analisis pengaruh antara Stres Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan wanita,
dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat (-0,755) dan ada pengaruh
yang negatif signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan wanita sebesar 57%. Produktivitas
kerja karyawan wanita pada PT. Gema Nawagraha Sejati dipengaruhi oleh stress kerja.
Sedangkan sisanya 43% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam
penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar penelitian. Hal ini berarti
semakin rendah stress kerja yang ada, maka semakin tinggi pula tingkat produktivitas kerja
karyawan di PT. Gema Nawagraha Sejati. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya menurunkan
tingakat stress yang dialami karyawan agar produktivitas kerja dapat meningkat, terutama
pengaturan shift kerja, hubungan yang baik dengan supervisor serta iklim budaya yang kaku
agar karyawan wanita dapat menjalankan pekerjaanya tanpa mengalami gangguan stres kerja.
3. Apabila dilihat pengaruh secara keseluruhan, pada variabel Worklife Balance serta stres kerja
terdapat pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan wanita,
yaitu sebesar 63,2%. Sedangkan sisanya 36,8% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak
dapat dijelaskan dalam penelitian ini, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar
penelitian.

SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dengan melihat hasil analisi dan pembahasan di bab sebelumnya mengenai analisis pengaruh
lingkungan kerja fisik dan stress kerja terhadap produktivitas kerja karyawan wanita pada PT. Gema
Nawagraha Sejati, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Worklife balance berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan wanita
pada PT. Gema Nawagraha Sejati. Untuk penelitian ini, Worklife balance besar pengaruhnya
terhadap produktivitas kerja yang mempunyai hubungan kuat dan searah. Hal tersebut
menjelaskan bahwa tingkat Work-live Balance yang diterapkan oleh manajemen pada PT. Gema
Nawagraha Sejati memiliki pengaruh yang besar terhadap produktivitas kerja karyawan.
2. Stres kerja juga berpengaruh negatif secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan
pada PT. Gema Nawagraha Sejati. Untuk penelitian ini, stress kerja besar pengaruhnya terhadap
produktivitas kerja yang mempunyai hubungan kuat dan searah. Hal tersebut menjelaskan bahwa
tingkat stress kerja yang diterapkan oleh manajemen pada PT. Gema Nawagraha Sejati memiliki
pengaruh yang besar terhadap produktivitas kerja karyawan.
8

3. Worklife balance dan Stres kerja mempunyai pengaruh secara simultan terhadap produktivitas
kerja karyawan yang diterapkan oleh manajemen pada PT. Gema Nawagraha Sejati yang sangat
besar terhadap produktivitas kerja karyawan. Untuk penelitian ini kedua variabel ini memiliki
hubungan yang bersifat kuat dan searah terhadap produktivitas kerja karyawan.
Saran
Berikut ini beberapa saran yang dapat diberikan kepada PT. Gema Nawagraha Sejati :
1. Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam variabel Worklife balance adalah jam bekerja
diperusahaan lebih banyak dari pada jam lembur. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu seringkali
karyawan wanita mendapatkan jam lembur yang tidak sesuai dengan jadwal yang diinginkan
dengan karyawan wanitanya. Jadi untuk kedepannya perusahaan ini harus mendiskusikan terdahulu
bila ingin membuat jadwal lembur. Karena karyawan wanita sering bekerja melebihi jam kerja atau
lembur tanpa ada konfirmasi terdahulu
2. Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam variabel stress kerja adalah pengaturan shift
kerja yang ada diperusahaan, hubungan yang kurang baik dengan supervisor , serta iklim budaya
yang kaku di PT. Gema Nawagraha Sejati. Yang pertama Dalam pengaturan shift kerja di PT
Gema Nawagraha sejati ini selalu tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Jadi
perusahaan harus menyesuaikan shift kerja dengan cara meminta persutujuan bersama dengan
karyawan wanitanya. Sedangkan yang kedua masalah yang timbul akibat hubungan yang kurang
baik dengan supervisor ini juga harus diperhatikan karena hubungan yang kurang baik dengan
supervisor ini dapat menghambat penyelesaian karyawan wanita tersebut. oleh karena itu
supervisor harus mengetahui criteria-kriteria dari masing- masing karyawan wanitanya. Begitu
juga sebaliknya karyawan wanita juga harus mengetahui bagaimana kriteria dari supervisornya
agar produktivitas karyawan wanita maupun supervisor meningkat. Dan masalah yang terakhir itu
adalah iklim budaya yang kaku pada PT. Gema Nawagraha Sejati akibat dari banyaknya kegiatan
yang formal ikim kerja. Dan ini harus diminimalisir agar karyawan wanita dan atasan dapat
menjalin hubungan baik didalam kantor maupun diluar kantor.
3. Hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam variabel produktivitas kerja karyawan adalah
senioritas yang ada diperusahaan. Karyawan wanita yang baru bekerja diperusahaan tersebut
hampir rata-rata mendapatkan beban kerja oleh seniornya melebihi kemampuan mereka.
Disarankan perusahaan untuk memperhatikan setiap karyawan wanita yang baru bekerja agar
kejadian seperti ini tidak terulang kembali, jika tidak diperhatikan akan mengganggu prodiktivitas
dan kinerja perusahaan. Untuk ini peran personalia dalam mengatasi permasalahan ini mempunyai
peran yang besar dari segi pemberian tugas dan wewenang.

REFERENSI
Andi Supagat. (2007). Statitika : Dalam Kajian Deskriptif, Inferangral, dan

Nonparametrik. Edisi 1. Kencana. Jakarta.

Arden, J.B. (2006). Bekerja Tanpa Stres. Cara Mengatasi Berbagai Tekanan Hari

Kerja. PT Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.


Arnold, John, et al. (2005). Work Psychology: Understanding Human Behavior in
The Workplace. Fourth Edition. Prentice Hall Inc.
A.Jerine BEE, K.Baskar dan V.Vimala. (2013). Organisational Culture On Work-
Life Balance Among Married Women Employees Productivity
Donna M. et al (2011) Journal Of Violence Against Nurses And Its Impact On
Stress And Productivity
Diponegoro Andraeni, Ni Nyoman Novitasari. (2007). Pengaruh Stres
Kerja terhadap Motivasi kerja dan kinerja karyawan PT H.M Sampornae Tbk Surabaya.
George Halkos, Dimitrios Bousinakis, (2010) The Effect Of Stress And Satisfaction
On Productivity, International Journal of Productivity and Performance Management, Vol. 59
Iss: 5, pp.415 431
Ghozali, Imam (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.80 edisi II.
9

Semarang. Penerbit: Universitas Diponegoro.


Louise P Parkes dan Peter H Langford. (2008). Work Life Balance Or WorkLife
Aligment. Journal Of Management and Organization.
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Cetakan ke-10. Andi, Yogyakarta.
Munandar, Ashar Sunyoto . (2008) .Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI
PressSadili. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Muhammad Nassem Shadid, Khalid latif, DR. Nadeem sohail dan Muhammad Allem
Ashraf . (2012). Journal Work Stress And Employee Performance In Banking Sector Evidence From
District Faisalabad

Parul Tripathi and sandeep bhattacharjee. 2012. A Study Om Psychological Stress Of

Working Women. International Journal Of Multidiciplinary Research, Vol.2 Issue 2.


Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Mediakom, Yogyakarta
Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro. (2008). Cara Menggunakan dan memakai :
ANALISIS JALUR. Mitra Wacana Media, Bogor.
Riney V. Mathew and N. Panchanatham. (2009). Journal An Exploratory Study On
The Work-Life Balance Of Women Entrepreneurs In South India
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat
Sekaran, Uma . (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jilid 1. Edisi 4. Salemba
Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma . (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jilid 2. Edisi 4. Salemba
Empat, Jakarta.

Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sumarta, O.A. (2009). Obat Stres Tanpa Dokter. Surya Media. Yogyakarta

Sofa.p. (2008). Pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja


Syeb Shabib ul Hasan. 2012. Journal Work Life Balance, Stress, Working Hours, And
Productivity : A Case Study Of Fashion Retailers In The UK
Veithzal. Rivai dan Ella Jauvani Sagala. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Edisi ke Dua. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

RIWAYAT PENULIS
Muhammad Fadil, lahir di kota Duri pada tanggal 28 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Manajemen pada tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai