Keperawatan Primer
Keperawatan Primer
Keperawatan Primer
Menurut Grant dan Massey (1997) serta Marquis dan Huston (1998), terdapat lima model asuhan
keperawatan professional (MAKP) yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan, dalam
menghadapi tren pelayanan keperawatan. Salah satunya adalah keperawatan primer. Keperawatan
primer ialah metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien. Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada kejelasan antara
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat
dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Secara garis besar, sistem keperawatan primer memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.
a. Kelebihan:
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri,
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillies, 1989).
Selain itu, kelebihan yang dirasakan adalah pasien merasa dihargai karena terpenuhi kebutuhannya
secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang
efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Dokter juga merasakan
kepuasan dengan sistem/model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi
pasien yang selalu diperbaharui dan komperhensif.
a. Kelemahan:
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai
dengan kriteria asertif, self direction, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinik, akuntabel asertif, self direction, memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan
berbagai disiplin.
1. Konsep dasar keperawatan primer
b. Ada otonomi
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun
perawat lain.
h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, dengan cara kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat.
Memimpin rapat
Menyediakan material
pengarahan.
Mendelegasikan tugas
Memberikan ASKEP
Perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun perawat nonprofessional sebagai
perawat asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Bessie, Carol. (2003). Kepemimpinan Dan Manajemen keperawatan Edisi 4. EGC: Jakarta.
Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika.
Roussel, Linda. (2006). Nursing Management And Leadership. Jones and Bartlett Publisher.canada.
Suarli, Bahtial. (2011). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga.