DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK V
EKORISKIYANTO (521412061)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang pembangkit listrik tenaga uap .
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti mata kuliah
Pembangkit Tenaga Listrik. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan penulis pada
umunya. Dan untuk perbaikan makalah ini selanjutnya diharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI . 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II Pembahasan
Kesimpulan ........................................................................................................................ 9
3
BAB I PENDAHULUAN
Selama berabad-abad, manusia telah mengamati tentang proses terjadinya listrik. Merka
telah beberpa kali melakukan percobaan guna mendapatkan pemecahan taka-teki tentang
kelistrikan.Banyak tkoh-tokoh yang berhasil mengungkap dan membuat suatu penemuan
yang erat kaitannya fengan dunia listrik diantaranya Michael Faraday dengan salah satu hasil
kegiatannya adalah tentang rotasi electromagnetik. Hasil penemuannya ini merupakan dasar
terpentin dari perkembangan dunia listrik berikutnya.Penemuan tersebut terus dikembangkan
dalam berbagai alat listrik seperti transformator dan generator. Generator yang pertama kali
menggunakan sistem rotasi ditemukan oleh H.M. Pexii ari Paris pada tahun 1832. Generator
pertama ini menggunakan sebuah magnet permanen berbentuk tapal kuda diputar
mengelilingi sebuah inti besi yan berlilitan yang dihubungkan dengan sebuah komutator dan
bila diputar mengasilkan bunga api.
Sejarah tentang listrik komersial pertamakali beroperasi pada tahun 1882 bulan januari di
London inggris, kemudian di New York pada bulan September tahun yang sama. Listrik
komersial ini menggunakan arus searah dengan tegangan rendah. Di Indonesia, sejarah
penyediaan listrik pertama kali diawali oleh sebuah embangkit tenaga listrik di Gambir,
Jakarta pada bulan Mei 1897, Surakart pada tahun 1908, Bandung pada tahun 1906, Surabaya
pda tahun 1912 dan Banjarmasin pada tahun 1992. Pada awalnya pusat-pusat tenaga listrik
ini menggunakan tenaga termis.
Kelangsungan hidup manusia di muka bumi tidak bisa lepas dari kebutuhan akan enegi
listrik. Saat sekarag ini kebutuhan akan listik semakin hari semakin meningkat seiring
kemajuan teknologi yang ssemakin maju. Denga kemajuan teknolgi yang semakin maju
akan sangat membutuhan kebutuhan akan energi listrik yang semakin banyak pula. Dapat
dikatakan kemajuan teknologi akan berbanding lurus dengan konsumsi energi listrik.
Oleh sebab itu dibutuhkan pembangkit listrik yang lebih banyak lagi untuk mmenuhi
kebutuhan listrik tersebut.Dengan menggunakan segala sumber daya alam yang ada sebgai
pembengkitnya. Salah satu pembangkit yang paling banyak beropersi untuk memenuhi
kebutuhan listrik dunia dan termasuk di Indonesia adalah pembangkit listrik tenaga uap.
4
Sumber daya yang paling banyak digunakan sebagai pembangkit pada pembangit listrik
tesebut adalah energi yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara maupun bahan bakar
minyak lainnya.
Ruang lingkup yang akan penulis bahas meliputi PLTU, perkembangan PLTU di Indonesia,
perbedaan PLTU yang menggunakan Batu Bara, dan PLTU yang Menggunakan BBM.
5
BAB II PEMBAHASAN
6
dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan kapasitas 600 MW/unit. PLTU batu bara pada tahun
1994 kapasitasnya sudah mencapai 2.130 MW (16% dari total daya terpasang). Pada tahun
2003 kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37%), tahun 2008/09 mencapai 24.570
MW (48%) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu pemakaian batu bara
pada tahun 1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi listrik sebesar 17,3 TWh
dibutuhkan batu bara sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada tahun 2005 pemakaian batu bara
diperkirakan mencapai 45,2 juta ton dengan energi listrik yang dihasilkan mencapai 104
TWh.
Banyaknya pemakaian batu bara tentunya akan menentukan besarnya biaya
pembangunan PLTU. Harga batu bara itu sendiri ditentukan oleh nilai panasnya (Kcal/Kg),
artinya bila nilai panas tetap maka harga akan turun 1% pertahun. Sedang nilai panas
ditentukan oleh kandungan zat SOx yaitu suatu zat yang beracun, jadi pada pembangkit harus
dilengkapi alat penghisap SOx. Hal inilah yang menyebabkan biaya PLTU Batu bara lebih
tinggi sampai 20% dari pada PLTU minyak bumi. Bila batu bara yang digunakan rendah
kandungan SOx-nya maka pembangkit tidak perlu dilengkapi oleh alat penghisap SOx
dengan demikian harga PLTU batu bara bisa lebih murah. Keunggulan pembangkit ini adalah
bahan bakarnya lebih murah harganya dari minyak dan cadangannya tersedia dalam jumlah
besar serta tersebar di seluruh Indonesia.
Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar
dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur
yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju
aliran, dan panas pembakaran yang diberikan.Boiler yang konstruksinya terdiri dari pipa-
pipa berisi air disebut dengan water tube boiler.
7
Water tube boiler
Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator (pembangkit uap)
mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada kenyataannya dari boiler
dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.
Ditinjau dari bahan bakar yang digunakan, maka PLTU dapat dibedakan menjadi :
PLTU Batubara
PLTU Minyak
PLTU gas
PLTU nuklir atau PLTN
Jenis PLTU batu bara masih dapat dibedakan berdasarkan proses pembakarannya, yaitu
PLTU dengan pembakaran batu bara bubuk (Pulverized Coal / PC Boiler) dan PLTU
dengan pembakaran batu bara curah (Circulating Fluidized Bed).
Perbedaan antara PLTU Batu bara dengan PLTU minyak atau gas adalah pada peralatan
dan sistem penanganan dan pembakaran bahan bakar serta penanganan limbah abunya.
PLTU batubara mempunyai peralatan bantu yang lebih banyak dan lebih kompleks
dibanding PLTU minyak atau gas. PLTU gas merupakan PLTU yang paling sederhana
peralatan bantunya.
8
Tata letak Pulverized Coal (PC) Boiler Batubara
Ditinjau dari tekanan ruang bakar boilernya, PLTU dapat dibedakan menjadi:
9
PLTU dengan Balanced Draft Boiler
PLTU dengan Vacuum Boiler
Sistem pengaturan tekanan ruang bakar (furnace pressure) biasa disebut draft atau tekanan
statik didalam ruang bakar dimana proses pembakaran bahan bakar berlangsung. PLTU
dengan pressurised boiler (tekanan ruang bakar positif) digunakan untuk pembakaran
bahan bakar minyak atau gas. Tekanan ruang bakar yang positif diakibatkan oleh
hembusan udara dari kipas tekan paksa (Forced Draft Fan, FDF).Gas buang keluar dari
ruang bakar ke atmosfer karena perbedaan tekanan.
10
Skema Balanced Draft Boiler
PLTU dengan Balanced Draft Boiler (tekanan berimbang) biasa digunakan untuk
pembakaran bahan bakar batubara.Tekanan ruang bakar dibuat sedikit dibawah tekanan
atmosfir, biasanya sekitar 10 mmH2O.Tekanan ini dihasilkan dari pengaturan dua buah
kipas, yaitu kipas hisap paksa (Induced Draft Fan, IDF) dan kipas tekan paksa (Forced
Draft Fan, FDF).FDF berfungsi untuk menyuplai udara pembakaran menuju ruang bakar
(furnace) di boiler, sedangkan IDF berfungsi untuk menghisap gas dari ruang bakar dan
membuang ke atmosfir melalui cerobong.Sedangkan PLTU dengan vacum boiler tidak
dikembangkan lagi, sehingga saat ini tidak ada lagi yang menerapkan PLTU dengan boiler
bertekanan negatif.
Siklus air merupakan suatu mata rantai rangkaian siklus fluida kerja. Boiler mendapat
pasokan fluida kerja air dan menghasilkan uap untuk dialirkan ke turbin.Air sebagai fluida
kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi dengan melalui economiser dan
ditampung didalam steamdrum.
11
Peralatan yang dilalui dalam siklus air adalah drum boiler, down comer, header
bawah (bottom header), dan riser. Siklus air di steam drum adalah, air dari drum turun
melalui pipa-pipa down comer ke header bawah (bottom header). Dari header bawah air
didistribusikan ke pipa-pipa pemanas (riser) yang tersusun membentuk dinding ruang
bakar boiler.Didalam riser air mengalami pemanasan dan naik ke drum kembali akibat
perbedaan temperatur.
Perpindahan panas dari api (flue gas) ke air di dalam pipa-pipa boiler terjadi secara
radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik hingga mendidih
juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari drum turun melalui down comer ke header
bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-pipa riser. Adanya sirkulasi ini sangat
diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses
perpindahan panas. Kecepatan sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan
kenaikan tekanan serta temperaturnya.
12
Siklus air
Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap
menjadi energi putar (energi mekanik).Poros turbin dikopel dengan poros generator
sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.
Kondensor
Kondensor adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi air.
Prinsip kerja Kondensor proses perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke
dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa (shell
side) sedangkan air sebagai pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side).
Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan). Kebutuhan air untuk
pendingin di kondensor sangat besar sehingga dalam perencanaan biasanya sudah
13
diperhitungkan.Air pendingin diambil dari sumber yang cukup persediannya, yaitu dari
danau, sungai atau laut. Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga
memudahkan aliran uap keluar turbin untuk masuk kondensor karena gravitasi.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-
pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap
menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada
pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara
luar, maka temperatur air kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan
temperatur.
Konstruksi Kondensor
Aliran air pendingin ada dua macam, yaitu satu lintasan (single pass) atau dua lintasan
(double pass).Untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada water box (sisi air
pendingin), dipasang venting pump atau priming pump.Udara dan non condensable gas
pada sisi uap dikeluarkan dari kondensor dengan ejector atau pompa vakum.
14
Kondensor tipe permukaan (surface condenser)
Konstruksi Kondensor
Generator
15
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar (fresh water)
dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi).Hal ini dikarenakan
sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke
dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.
Economizer
Economiser adalah alat yang merupakan pemanas air terakhir sebelum masuk ke drum.
Di dalam economiser air menyerap panas gas buang yang keluar dari superheater
sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
16
Reverse Osmosis (RO)
Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun metode yang digunakan
berbeda. Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable yang dapat menyaring
garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti
pada desalination plant.Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai,digunakan
pre-treatment yang berfungsi untuk menghilangkan endapan,kotoran dan mineral yang
terkandung di dalam air tersebut.
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam air tawar.
Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih
mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat menyebabkan
terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan di dalam
PLTU.Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.
Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang berfungsi untuk
menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun
sebagai uap bantu (auxiliary steam).
17
Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)
Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses bongkar muat
kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke
bunker unit.
Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash) maupun
abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag
Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu (ash valley)
Keterangan gambar :
1. Stack 8. Header
2. Boiler 9. Water Wall
3. FD Fan 10. Secondary Superheater
4. Air Heater 11. Reheater
5. Steam Drum 12. Wind Box
6. Primary Superheater 13. HP Turbine
7. Economizer 14. IP Turbine
18
15. LP Turbine 26. Make Up Water Pump
16. Generator 27. Demin Water Tank
17. Condenser 28. Demin Water Pump
18. MFO Tank 29. Condensate Pump
19. MFO Pump 30. LP Heater
20. MFO Heater 31. Deaerator
21. Burner 32. Boiler Feed Pump
22. Circulating Water Pump 33. HP Heater
23. Desalination Plant 34. 18 kV/150kV Switch Yard
24. Distillate Water Pump 35. Transmission
25. Make Up Water Tank
Keterangan gambar :
a) Proses 1 1 : Penaikan tekanan pada air menggunakan condensate extraction pump.
b) Proses 1 2 : Pemanasan air pada low pressure heater.
c) Proses 2 2 : Penaikan tekanan air menggunakan boiler feed pump.
d) Proses 2 3 : Pemanasan air pada high pressure heater dan pada economizer.
e) Proses 3 4 : Pemanasan air menjadi uap air pada wall tube dan downcomer di dalam
boiler.
f) Proses 4 5 : Pemanasan uap air menjadi uap panas lanjut (superheated steam) pada
superheater.
g) Proses 5 6 : Ekspansi uap di dalam high pressure turbine.
h) Proses 6 7 : Pemanasan kembali uap yang keluar dari high pressure turbine yang
terjadi dalam reheater.
i) Proses 7 7 : Ekspansi uap yang keluar dari reheater di dalam intermediate pressure
turbine.
j) Proses 7 8 : Ekspansi uap di dalam low pressure turbine tanpa mengalami pemanasan
ulang.
k) Proses 8 1 : Pendinginan uap menjadi air di dalam condenser.
19
2.5 Sistem Bahan Bakar PLTU Batu Bara
Bahan bakar batubara pada PLTU batubara adalah sebagai bahan bakar utama.
Persediaan batubara ditampung di lapangan terbuka (coal stock area) dan untuk melayani
kebutuhan pembakaran di boiler, batubara ditampung pada bunker (silo) di tiap boiler.
Pemasokan batubara dari bunker ke burner ruang bakar dilakukan melalui coal feeder, mill /
pulveriser (PC Boiler), dan coal pipe. Pengaturan dan pencatatan jumlah aliran batubara
dilakukan dengan coal feeder.
Gb 1. Belt feeder
Mill (pulverizer) berfungsi untuk menggerus batu bara sehingga menjadi serbuk ( 200
mesh). Sedangkan untuk membawa serbuk batu bara ke burner, dihembuskan
udara primer ke mill. Udara primer dihasilkan oleh Primary Air Fan (PAF) dan sebelum
masuk ke mill dipanaskan terlebih dahulu pada pemanas udara primer (Primary Air Heater)
sehingga cukup untuk mengeringkan serbuk batu bara.
20
Gb 2. Sistem suplai bahan bakar batu bara ke burner
21
Gb 4. Mill Pulverizer
Sistem Bahan bakar minyak pada PLTU yang digunakan terdiri dari minyak HSD /
High SpeedDiesel (solar) dan minyak MFO / Marine Fuel Oil (residu). Fungsi minyak HSD
pada PLTU batubara maupun PLTU minyak adalah sebagai bahan bakar penyala awal dan
pembakaran awal. Sedangkan fungsi minyak MFO pada PLTU minyak adalah sebagai bahan
bakar utama.
High Speed Diesel
Persediaan minyak HSD (High Speed Diesel) ditampung dalam tangki atau bunker.
Untuk menyalurkan minyak HSD ke alat penyala (ignitor) digunakan pompa dengan melalui
filter, katup penutup cepat, katup pengatur dan flow meter.
22
Untuk kesempurnaan proses pembakaran, maka HSD yang disemprotkan ke ruang bakar
diatomisasi (dikabutkan) dengan menggunakan uap atau udara. Pengaturan pembakaran atau
panas yang masuk boiler dapat dilakukan dengan mengatur aliran HSD dan dengan
menambah atau mengurangi ignitor yang operasi.
Marine Fuel Oil
Persediaan minyak MFO (Marine Fuel Oil) di PLTU ditampung dalam tangki persediaan
(storage tank), sedangkan untuk penggunaan sehari-hari dilayani dengan tangki harian (day
tank). Untuk mengalirkan MFO dari day tank ke burner (pembakar) digunakan pompa
dengan melalui filter, katup penutup cepat, pemanas (oil heater), katup pengatur dan flow
meter.
Pemanas berfungsi untuk menurunkan kekentalan MFO agar dapat disemprotkan oleh
burner. Sebagaimana pada minyak HSD untuk kesempurnaan reaksi pembakaran, maka pada
burner minyak MFO dikabutkan dengan menggunakan uap atau secara mekanik. Pengaturan
aliran MFO ke burner dengan menggunakan katup pengatur aliran.
23
Gb 1. Diagram sistem BBM
24
o Menghasilkan polutan-polutan yang lebih tinggi
o Membutuhkan area yang lebih luas
o Kurang terhadap fluktuasi beban
Untuk diluar pulau jawa dan bali dibangun 25 PLTU, rinciannya sebagai berikut :
25
2 PLTU 2 Sumatra Utara 2 x 200 MW
3 PLTU Sumatra Barat 2 x 100 MW
4 PLTU 3 Bangka Belitung 2 x 25 MW
5 PLTU 4 Bangka Belitung 2 x 15 MW
6 PLTU 1 Riau 2 x 10 MW
7 PLTU 2 Riau 2 x 7 MW
8 PLTU Kepulauan Riau 2 x 7 MW
9 PLTU Lampung 2 x 100 MW
10 PLTU 1 Kalimantan Barat 2 x 50 MW
11 PLTU 2 Kalimantan Barat 2 x 25 MW
12 PLTU 1 Kalimantan Tengah 2 x 60 MW
13 PLTU Kalimantan Selatan 2 x 65 MW PLTU Asam-asam unit III dan IV
14 PLTU 2 Sulawesi Utara 2 x 25 MW
15 PLTU Sulawesi Tenggara 2 x 10 MW
16 PLTU Sulawesi Selatan 2 x 50 MW
17 PLTU Gorontalo 2 x 25 MW
18 PLTU Maluku 2 x 15 MW
19 PLTU Maluku Utara 2 x 7 MW
20 PLTU 1 NTB 2 x 15 MW
21 PLTU 2 NTB 2 x 25 MW
22 PLTU 1 NTT 2 x 7 MW
23 PLTU 2 NTT 2 x 15 MW
24 PLTU 1 Papua 2 x 7 MW
25 PLTU 2 Papua 2 x 10 MW
26
2.10 Prospek PLTU di Indonesia
Gambar 3 Rencana tambahan kapasitas pembangkit listrik Indonesia dalam rentang waktu
2010-2030
Menurut Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasioanl (RUKN) 2010-2030, dalam
kurun 20 tahun ke depan Indonesia memerlukan tambahan tenaga listrik kumulatif
sebesar 172 GW. Dari jumlah itu, 82% (sekitar 142 GW) diantaranya adalah untuk
memenuhi kebutuhan Jawa-Madura-Bali (JAMALI). Tambahan kapasitas PLTU
Batubara mencapai pangsa sekitar 79% atau mendominasi dengan total penambahan
kapasitas sebesar 116,4 GW.
27
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PLTU minyak dengan biaya pembangkitan yang mahal serta emisi tinggi perlu
digantikan dengan PLTU batubara, atau pada PLTU minyak existing digantikan
dengan bahan bakar cair alternatif seperti batubara cair atau DiMethil Ether (DME)
yang berasal dari batubara.
Pengembangan lebih lanjut gasifikasi batubara yang dapat mensuplai PLTGU
(IGCC) dan gasifikasi batubara untuk bahan bakar cair seperti DME, agar dapat
mengurangi pemakaian BBM dan gas alam yang cadangannya semakin menipis,
untuk sektor kelistrikan.
Program PLTU batubara 10.000MW serta program PLTU batubara lanjutan harus
memasukkan PLTU ultra/supercritical khususnya pada PLTU skala besar (400-
600MW),agar diperoleh PLTU dengan efisiensi tinggi dan emisi yang rendah
terutama pengurangan emisi CO2. Pemerintah perlu menjaga sumberdaya batubara,
agar ekspor dapat dibatasi dan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri, karena cadangan gas alam dan minyak bumi tidak dapat mencukupi kebutuhan
dalam negeri.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://rakhman.net/2013/07/sistem-bahan-bakar-minyak-pada-pltu.html
http://rakhman.net/2013/07/sistem-bahan-bakar-pltu-batu-bara.html
https://chekaproject.wordpress.com/2010/05/25/sistem-pltu-berbahan-bakar-gasoil/
http://rakhman.net/2012/12/siklus-kerja-pltu.html
http://indone5ia.wordpress.com/2012/06/02/pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu-batubara-4-2/
http://teguhadipoernomo.blogspot.com/
29