Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FLEBOTOMI

PENGAMBILAN DARAH VENA

DOSEN PENGAMPU :
YAYUK KUSTININGSIH, S.KM., M. Kes.

DISUSUN OLEH:
Asifah Diah Rahmani (P071341162318)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
LAPORAN PRAKTIKUM FLEBOTOMI
PENGAMBILAN DARAH VENA

A. Hari dan Tanggal Praktikum


Selasa, 6 Juni 2017
Pasien : Radiny Audia

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui tata cara
pengambilan darah vena serta komunikasi yang digunakan.

C. Prinsip
Darah vena diambil dengan cara melakukan penusukan pada pembuluh darah
vena, darah akan masuk pada ujung semprit, dilanjutkan dengan menarik
torak / piston sampai volume darah yang dikehendaki.

D. Dasar Teori
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal
istilah flebotomi yang berarti proses mengeluarkan darah. Suatu cara
pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena
saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan
sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan spuit.
Dalam praktik laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh
darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit
(skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang
paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah flebotomi sering dikaitkan
dengan venipuncture.
E. Alat dan Bahan
Alat : Spuit
Torniquet
APD (Sarung Tangan, Masker, Jas Lab, dll)
Bahan : Kapas kering
Kapas alkohol 70%
Plester

F. Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan darah.
2) Lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan ramah. Usahakan
pasien senyaman mungkin.
3) Minta pasien untuk meluruskan tangan/lengannya, pilih tangan yang
biasanya paling sering digunakan pasien untuk melakukan aktivitasnya.
4) Minta pasien mengepalkan tangan.
5) Lakukan pencarian vena pada daerah sekitar lipatan siku. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti
sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal.
6) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil (pada daerah vena) dengan
kapas alkohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan
jangan dipegang lagi.
7) Pastikan spuit dalam keadaan baik/lancar dengan menarik-narik penghisap
spuit dan longgarkan sedikit dengan cara menarik penghisap spuit (tarik
sedikit saja).
8) Pasang tali pembendung (torniquet) kira-kira 5-10 cm (3 jari) di atas lipat
siku pasien. Pastikan alkohol sudah kering.
9) Buka penutup spuit, tusukkan jarum 1,25 inci pada daerah vena pasien
dengan posisi 45o dari lengan pasien.
10) Perhatikan spuit, jika darah sudah sedikit masuk ke dalamnya berarti
daerah vena sudah berhasil tertusuk dan spuit diturunkan pada posisi 30o.
11) Tarik penghisap spuit perlahan-lahan sampai pada volume darah yang
dibutuhkan.
12) Lepaskan torniquet menggunakan tangan yang lain, tangan yang satu
harus tetap menahan spuit. Minta pasien untuk membuka kepalan
tangannya.
13) Ambil kapas kering, letakkan pada daerah tusukkan (jangan ditekan),
lepaskan perlahan-lahan/tarik perlahan-lahan spuit dari daerah tusukkan
sambil kapas ditutup pada daerah tersebut.
14) Tutup kembali spuit, lalu pasangkan plester pada bekas tusukkan pasien.

G. Pembahasan
Pengambilan darah vena (venipuncture), umumnya diambil dari
vena median cubital yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan
siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak
ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan (seperti terdapat luka
pada daerah tersebut) maka, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi
pilihan berikutnya. Pada bayi biasanya sampling darah vena menggunakan
vena jugularis superficialis atau sinus sagittalisuperior. Pengambilan darah
pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya
berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan
darah vena adalah :
1) Pemasangan torniquet (pembendung vena)
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid
total).
Melepas torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan
hematoma.

2) Penusukan
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan
jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena
menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma.
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri
yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, praktikan dapat melaksanakan tata cara
pengambilan darah vena dengan benar, praktikan juga berhasil mengambil
darah vena.

I. Komunikasi
1) Memanggil nama pasien dengan jelas dan benar sesuai dengan yang
tercantum dalam formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
2) Harus memasang wajah ramah saat menyambut pasien, dan
mempersilahkan pasien duduk di kursi yang telah disediakan.
3) Meminta kerjasama pasien untuk mencocokkan data yang tercantum dalam
formulir permintaan pemeriksaan dengan mengajukan pertanyaan, namun
tidak diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan dengan kemungkinan
jawaban ya atau tidak.
4) Menanyakan persiapan pasien berdasarkan pemeriksaan yang diminta.
5) Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan flebotomi yang akan
dilakukan, dengan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti.
6) Menunjukkan peralatan flebotomi yang akan digunakan kepada pasien dan
menjelaskan kegunaannya.
7) Memohon ijin untuk melihat vena pasien dengan sopan.
8) Memohon ijin untuk melakukan tindakan flebotomi.
9) Setelah sampel berhasil diambil, tutup lokasi pengambilan dengan plester
sambil menanyakan keadaan pasien, serta meminta maaf apabila tindakan
flebotomi yang telah dilakukan menimbulkan rasa sakit.
10) Menunjukkan kepada pasien sampel yang berhasil diambil, serta
kecocokan identitas yang tertera pada sampel.
11) Mengucapkan terima kasih kepada pasien karena telah bekerja sama, lalu
memberikan informasi yang tepat tentang pengambilan hasil laboratorium,
mengenai bagaimana cara pengambilan, berapa lama harus menunggu dan
di mana pasien dapat menunggu hasil.

J. Sumber
http://meirokosu.blogspot.co.id/2013/10/laporan-hematologi-1-darah-
vena.html
http://sectoranalyst.blogspot.co.id/2013/02/laporan-pengambilan-darah-
vena.html
https://princessaira0320.wordpress.com/2015/03/04/laporan-praktikum-
flebotomi-by-herlambang-fitria-w/
LAPORAN PRAKTIKUM FLEBOTOMI

PENGAMBILAN DARAH VENA

DOSEN PENGAMPU :
YAYUK KUSTININGSIH, S.KM., M. Kes.

DISUSUN OLEH:
Asifah Diah Rahmani (P071341162318)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
LAPORAN PRAKTIKUM FLEBOTOMI
PENGAMBILAN DARAH VENA

K. Hari dan Tanggal Praktikum


Selasa, 11 Juli 2017
Pasien : Ayu Lestari

L. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui tata cara
pengambilan darah vena serta komunikasi yang digunakan.

M. Prinsip
Darah vena diambil dengan cara melakukan penusukan pada pembuluh darah
vena, darah akan masuk pada ujung semprit, dilanjutkan dengan menarik
torak / piston sampai volume darah yang dikehendaki.

N. Dasar Teori
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal
istilah flebotomi yang berarti proses mengeluarkan darah. Suatu cara
pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena
saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan
sampel darah yang baik dan representative dengan menggunakan spuit.
Dalam praktik laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh
darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit
(skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang
paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah flebotomi sering dikaitkan
dengan venipuncture.
O. Alat dan Bahan
Alat : Spuit
Torniquet
APD (Sarung Tangan, Masker, Jas Lab, dll)
Bahan : Kapas kering
Kapas alkohol 70%
Plester

P. Cara Kerja
15) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan darah.
16) Lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan ramah. Usahakan
pasien senyaman mungkin.
17) Minta pasien untuk meluruskan tangan/lengannya, pilih tangan yang
biasanya paling sering digunakan pasien untuk melakukan aktivitasnya.
18) Minta pasien mengepalkan tangan.
19) Lakukan pencarian vena pada daerah sekitar lipatan siku. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti
sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal.
20) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil (pada daerah vena)
dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi.
21) Pastikan spuit dalam keadaan baik/lancar dengan menarik-narik
penghisap spuit dan longgarkan sedikit dengan cara menarik penghisap
spuit (tarik sedikit saja).
22) Pasang tali pembendung (torniquet) kira-kira 5-10 cm (3 jari) di atas lipat
siku pasien. Pastikan alkohol sudah kering.
23) Buka penutup spuit, tusukkan jarum 1,25 inci pada daerah vena pasien
dengan posisi 45o dari lengan pasien.
24) Perhatikan spuit, jika darah sudah sedikit masuk ke dalamnya berarti
daerah vena sudah berhasil tertusuk dan spuit diturunkan pada posisi 30o.
25) Tarik penghisap spuit perlahan-lahan sampai pada volume darah yang
dibutuhkan.
26) Lepaskan torniquet menggunakan tangan yang lain, tangan yang satu
harus tetap menahan spuit. Minta pasien untuk membuka kepalan
tangannya.
27) Ambil kapas kering, letakkan pada daerah tusukkan (jangan ditekan),
lepaskan perlahan-lahan/tarik perlahan-lahan spuit dari daerah tusukkan
sambil kapas ditutup pada daerah tersebut.
28) Tutup kembali spuit, lalu pasangkan plester pada bekas tusukkan pasien.

Q. Pembahasan
Pengambilan darah vena (venipuncture), umumnya diambil dari
vena median cubital yang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan
siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak
ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan (seperti terdapat luka
pada daerah tersebut) maka, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi
pilihan berikutnya. Pada bayi biasanya sampling darah vena menggunakan
vena jugularis superficialis atau sinus sagittalisuperior. Pengambilan darah
pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya
berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan
darah vena adalah :
3) Pemasangan torniquet (pembendung vena)
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid
total).
Melepas torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan
hematoma.

4) Penusukan
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan
jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena
menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma.
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri
yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.

R. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, praktikan dapat melaksanakan tata cara
pengambilan darah vena dengan benar, praktikan juga berhasil mengambil
darah vena.

S. Komunikasi
12) Memanggil nama pasien dengan jelas dan benar sesuai dengan yang
tercantum dalam formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
13) Harus memasang wajah ramah saat menyambut pasien, dan
mempersilahkan pasien duduk di kursi yang telah disediakan.
14) Meminta kerjasama pasien untuk mencocokkan data yang tercantum
dalam formulir permintaan pemeriksaan dengan mengajukan pertanyaan,
namun tidak diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan dengan
kemungkinan jawaban ya atau tidak.
15) Menanyakan persiapan pasien berdasarkan pemeriksaan yang diminta.
16) Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan flebotomi yang akan
dilakukan, dengan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti.
17) Menunjukkan peralatan flebotomi yang akan digunakan kepada pasien
dan menjelaskan kegunaannya.
18) Memohon ijin untuk melihat vena pasien dengan sopan.
19) Memohon ijin untuk melakukan tindakan flebotomi.
20) Setelah sampel berhasil diambil, tutup lokasi pengambilan dengan
plester sambil menanyakan keadaan pasien, serta meminta maaf apabila
tindakan flebotomi yang telah dilakukan menimbulkan rasa sakit.
21) Menunjukkan kepada pasien sampel yang berhasil diambil, serta
kecocokan identitas yang tertera pada sampel.
22) Mengucapkan terima kasih kepada pasien karena telah bekerja sama, lalu
memberikan informasi yang tepat tentang pengambilan hasil laboratorium,
mengenai bagaimana cara pengambilan, berapa lama harus menunggu dan
di mana pasien dapat menunggu hasil.

T. Sumber
http://meirokosu.blogspot.co.id/2013/10/laporan-hematologi-1-darah-
vena.html
http://sectoranalyst.blogspot.co.id/2013/02/laporan-pengambilan-darah-
vena.html
https://princessaira0320.wordpress.com/2015/03/04/laporan-praktikum-
flebotomi-by-herlambang-fitria-w/

Anda mungkin juga menyukai