Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era globalisasi manusia harus mampu bersaing sebab semua kesempatan terbuka
bagi siapapun. Dalam mengejar kesuksesan hidup, akan terjadi persaingan ketat, oleh karena itu
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM), yang handal yaitu Sumber Daya Manusia yang
memiliki keahlian, keuletan, kejujuran dan kerja keras. Sumber Daya Manusia yang tidak
memiliki sifat-sifat tersebut akan kalah dalam persaingan.
Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, sejak lahir, anak diasuh
dan didik oleh orang tuanya. Ia belajar, dari ibunya bagaimana mengembangkan kemampuannya.
Pendidikan dapat pula diartikan sebagai pengembangan individu-individu atau kelompok-
kelompok kehidupan atau masyarakat besar atau kecil. Dalam hal ini pendidikan diartikan
sebagai penyampaian nilai-nilai kebudayaan kepada generasi muda.
Dalam konsep penyampaian nilai-nilai kebudayaan tersimpul arti bahwa manusia
dianggap sebagai wadah yang dipakai oleh pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Upaya
pendidikan ialah suatu kegiatan atau situasi yang diadakan oleh pendidik secara sengaja untuk
mencapai tujuan.
Adapun kemajuan yang kini terasa dalam dunia pendidikan kita, yang hanya mencolok
terlihat dikawasan metropolis/perkotaan saja telah menimbulkan kesenjangan bertambah lagi dan
secara konkrit pula kita lihat, bahwa cost pendidikan yang saat ini ada, telah pulan menjadikan
beban teramat berat bagi masyarakat umum Indonesia. Sehingga bila ditanya manakah lagi yang
akan menopang kemajuan pendidikan Indonesia sekarang ini.
Christoper J. Lucas, yang menyatakan bahwa pendidikan menyimpan kekuatan yang luar
biasa untuk menciptakan keseluruhan aspek lingkungan hidup dan dapat memberi informasi
yang paling berharga mengenai pasangan hidup masa depan di dunia serta membantu anak didik
dalam mempersiapkan kebutuhan yang esensial untuk menghadapi perubahan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Evaluasi Pembelajaran ?
2. Apa Fungsi Evaluasi Pembelajaran ?
3. Manfaat Hasil Evaluasi pembelajaran ?

C. Tujuan
1. 1.Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Pembelajaran
2. Untuk mengetahui Fungsi Evaluasi Pembelajaran
3. Untuk mengetahui Hasil Manfaat Evaluasi Pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran


Devinisi Evaluasi Pendidikan Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris
evaluation, dalam bahasa Arab al-taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya
adalah value, dalam bahasa Arab al-qimah, dalam bahasa Indonesia berarti nilai. Dengan
demikian evaluasi pendidikan (educational evaluation, al-taqdir altarbawiy, penilaian dalam
bidang pendidikan) atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga
dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya. Dalam proses penilaian, dilakukan perbandingan antara
informasi-informasi yang telah berhasil dihimpun dengan kriteria tertentu, untuk kemudian
diambil keputusan atau dirumuskan kebijakan tertentu. Kriteria atau tolak ukur yang dipegang
tidak lain adalah tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum kegiatan pendidikan itu
dilaksanakan. Berbicara tentang pengertian evaluasi pendidikan di tanah air kita, Lembaga
Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut :
1. Proses kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan
yang telah ditentukan.
2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed beck) bagi penyempurnaan
pendidikan.
3. Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;
4. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran bagi
masyarakat.
5. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode
yang berbeda.
6. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu.
Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan
sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
7. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
8. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
9. Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
10. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk
pendalaman metode penggalian informasi.
11. Evaluasi akan mantap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
12. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif,
evaluasi sumatif dan evaluasi program.
13. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat,
bukan terpaku pada angka soalan tes.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi adalah proses mengukur dan
menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang
mempengaruhi objek tersebut.

Perencanaan Evaluasi Pendidikan Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya


dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3
unsur yaitu :
1. Input yaitu bahan mentah yang dimasukkan kedalam transformasi. Dalam dunia
sekolah maka yang yang dimaksud dengan bahan mentah adalah siswa buru yang
akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tiungkat (institusi), calon siswa itu
dinilai dahulu kemampuannya. Dengan evaluasi itu ingin diketahui apakah kelak ia
akan mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan
padanya.
2. Transformasi yaitu mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi.
Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Sekolah itu
sendiri terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya
transformasi. Bahan jadi yang diharapkan, yang dalam hal ini siswa lulusan sekolah
ditentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat bekerjanya unsur-unsur yang ada.
Unsur-Unsur transformasi sekolah tersebut antara lain :
a. Guru dan personal lainnya.
b. Bahan pembelajaran.
c. Metode mengajar dan sistem evaluasi.
d. Sarana penunjang.
e. System administrasi.
3. Output yaitu bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang yang dimaksud
adalah sisiwa lulusan sekolah yang bersangkutan.Untuk dapat menetukan apakah
seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan evaluasi. Apabila
prosesdur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan
hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran
yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam
melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan
evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan,
dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali).
2. Pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan
tujuan).
3. Verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas).
4. Pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif,
apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan
parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software
(misal : SAS, SPSS ).
5. Penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji
hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa?
Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara
berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab
akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif
yang ditimbulkan oleh evaluasi itu
Bruce, Weil dan Calhoun menyatakan bahwa pembelajaran pada hakekatnya merupakan
suatu proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama yaitu memberikan
pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya
merupakan acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran maka perlu dilakukan evaluasi hasil belajar.
Menurut Tyler, evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah
tercapai. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan
Stufflebeam, tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur
sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Berdasarkan pengertian evaluasi di atas maka hakikat evaluasi pembelajaran adalah
proses yang sistematik yaitu mengumpulkan data, menganalisis dan selanjutnya menarik
kesimpulan tentang pencapaian hasil dan tingkat efektivitas dan efisiensi suatu program
pembelajaran. Jadi dalam kegiatan evaluasi hasil belajar tidak terlepas dari kegiatan
mengumpulkan data, sehingga diperlukan alat untuk mengumpulkan data yang disebut alat
evaluasi atau instrumen.

B. Fungsi Evaluasi Pembelajaran


Dalam setiap kegiatan pembelajaran, telah ditetapkan tujuan pembelajaran. Demikian
pula dengan kegiatan evaluasi yang dilakukan guru, yang mempunyai maksud dan tujuan
tertentu yaitu untuk mendapatkan informasi yang dapat memberikan gambaran tentang hasil
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Terkait dengan fungsi evaluasi Nurhasan (2009:2.2)
mengemukakan ada tiga fungsi evaluasi ditinjau dari sudut pengajaran, administrasi dan
bimbingan. Ketiga fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fungsi evaluasi ditinjau dari fungsi pengajaran
a. Merangsang guru untuk memahami makna dan tujuan pengajaran.
Mengetahui sampai sejauh mana tujuan yang ditetapkan dalam proses pembelajaran dapat
dicapai, merupakan informasi yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses
pembelajaran. Keberhasilan pencapaian sasaran belajar, akan mendukung terhadap
pencapaian tujuan pengajaran.
b. Merupakan umpan balik bagi guru dan siswa.
Hasil evaluasi yang diperoleh secara objektif, akan memberikan umpan balik bagi guru
sehingga guru dapat memperbaiki kelemahan yang ada pada dirinya, merevisi bahan ajar
yang sudah tidak relevan dengan tujuan pengajaran, mnyempurnakan metode
pembelajaran. Sedangkan umpan balik bagi siswa, yaitu dapat mengetahui
kemampuannya dalam mengikuti pelajaran di sekolah, mengetahui kelemahan yang ada
pada dirinya, mengetahui kemajuan perkembangan hasil belajarnya dan kedudukannya di
kelas jika dibandingkan dengan siswa lainnya.
c. Membangkitkan motivasi belajar.
Penilaian hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada setiap kali ulangan atau pada
akhir semester, akan membantu terhadap peningkatan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran. Motivasi belajar siswa meningkat akan mendorong terhadap peningkatan
kualitas hasil belajar, yang merupakan produk dari proses pembelajaran.
d. Merangkum atau menata kembali bahan-bahan yang telah diajarkan.
Penataan ulang bahan ajar akan membuahkan penyempurnaan bahan ajar, sebagai bahan
rujukan dalam proses pembelajaran. Atas dasar hasil evaluasi ini maka akan dilaksanakan
upaya untuk menyempurnakan bahan ajar.
2. Fungsi evaluasi ditinjau dari sudut administrasi
a. Dimanfaatkan sebagai mekanisme mengontrol kualitas suatu sekolah atau sistem sekolah.
Mutu hasil belajar akan mencerminkan kualitas dari lembaga/sekolah itu. Bersumber dari
hasil evaluasi hasil belajar siswa dapat dijadikan bahan informasi bagi monitoring dan
pengendalian proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, sebagai salah satu upaya
kendali mutu sekolah tersebut.
b. Memenuhi kebutuhan program evaluasi.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran, akan memberikan gambaran kelebihan dan
keunggulan dari subjek atau objek tersebut. Informasi ini dapat dijadikan acuan dalam
menyusun program evaluasi yang akan dilaksanakan di sekolah/lembaga itu, terutama
mengenai bahan masukan, proses dan hasilnya.
c. Membuat keputusan yang lebih baik tentang pengelompokan siswa.
Penentuan kelompok-kelompok siswa berdasarkan kemampuannya akan sangat
membantu dalam pengajaran motorik atau keterampilan. Bagi siswa yang memiliki
kemampuan motorik yang lebih baik akan lebih cepat menguasai gerakan-gertakan
tersebut sehingga mereka akan lebih banyak memperoleh bahan ajar. Dengan
pengelompokan yang baik akan membantu terhadap kelancaran proses pembelajaran dan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Meningkatkan kualitas sekolah.
Hasil evaluasi terhadap mutu hasil belajar, merupakan dasar dalam merencanakan
program perbaikan atau penyempurnaan proses pembelajaran. Upaya lain yang dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar, yaitu peningkatan suatu daya pendukung proses
pembelajaran.
e. Menentukan kelulusan siswa.
Dalam menentukan kelulusan siswa, evaluasi memberikan peran yang sangat penting.
Oleh karena dalam penentuan kelulusan siswa harus didasarkan atas evaluasi yang
objektif. Hasil evaluasi yang objektif dapat dicapai apabila dalam pelaksanaan
evaluasinya memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi, yaitu evaluasi harus
objektif, kontinyu dan komprehensif. Pelaksanaan evaluasi dalam menentukan kelulusan
siswa harus menggunakan kriteria yang jelas dan tegas. Ketegasan dan kejelasan acuan
penilaian akan memberikan hasil evaluasi yang memuaskan.
3. Fungsi evaluasi ditinjau dari fungsi bimbingan.
a. Mengadakan diagnosis.
Dari hasil pengukuran dan evaluasi belajar siswa, kita dapat melihat kelemahan atau
kekurangan yang dialami siswa. Atas dasar informasi itu para guru dapat melakukan
perbaikan atau metode yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Bimbingan pilihan program studi.
Ketepatan dalam memilih program studi di sekolah , akan membantu terhadap kesuksesan
siswa dalam belajarnya. Selain dari itu ketepatan dalam memilih program studi, akan
memberikan motivasi siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga dalam kegiatan
belajarnya terdorong untuk meraih prestasi yang lebih baik.

C. Pemanfaatan Hasil Evaluasi Pembelajaran


1. Pentingnya Memanfaatkan Hasil Evaluasi
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik (feed-back)
kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Menurut QCA (2003) feedback is the mean by which teachers enable children to
close the gap in order to take learning forward and improve childrens performances. Umpan
balik dapat dijadikan sebagai alat bagi guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan
belajarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerjanya. Peserta didik akan mengukur sejauh
mana tingkat penguasaanya terhadap materi, jika hasil pekerjaan mereka mendapat umpan balik
dari guruya. Umpan balik tersebut dapat dilakukan secara langsung, tertulis atau demonstrasi.
Dalam memberikan umpan balik, guru hendaknya memperhatikan kualitas pekerjaan peserta
didik dan tidak membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik lain. Hal ini dapat
membuat perasaan minder bagi peserta didik yang mmemiliki kemampuan kurang. Umpan balik
sifatnya memberikan saran dan perbaikan sehingga peserta didik termotivasi untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas proses hasil belajar serta hasil pekerjaannya.
Crocks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat untuk memotivasi
peserta didik, maka harus difokuskan pada:
a. Kualitas pekerjaan peserta didik dan bukan membandingkannya dengan hasil
pekerjaan peserta didik lain.
b. Cara-cara yang spesifik sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan
c. Peningkatan pekerjaan peserta didik yang harus dibandingkan dengan pekerjaan
sebelumnya.
Sehubungan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Crocks, menurut Clarke (2003)
menyarankan ada enam prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Umpan balik harus focus pada tugas-tugas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
dan bukan membandingkannya dengan peserta didik lain
b. Guru menggunakan bahasa verbal dan non-verbal serta memberikan pesan yang baik
pada peserta didik tentang kemampuan yang mereka peroleh
c. Penilaian setiap bagian pekerjaan dapat mengarah pada penurunan moril bagi peserta
didik yang mencapai prestasi rendah dan kepuasan bagi peserta didik yang mencapai
prestasi tinggi
d. Penghargaan eksternal sama seperti grades.
e. Perlu memberikan umpan balik spesifik yang terfokus pada kesuksesan dan peningkatan
daripada mengoreksi
f. Peserta didik perlu diberi kesempatan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.

Selanjutnya, Remmer (1967) berpendapat paling tidak ada tiga manfaat penting dari hasil
evaluasi, yaitu untuk membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik kepada orang tua, dan membantu guru dalam
membuat perencanaan pembelajaran. Berikut akan dijelaskan beberapa manfaat hasil evaluasi
dalam hubungannya dengan pembelajaran.
a. Untuk Perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan merupakan bagian penting sekaligus menjadi pedoman dan panduan bagi
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar akan dipengaruhi oleh berbagai
faktor, di antaranya perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang baik tidaklah
cukup karena memerlukan kesungguhan dalam mengorganisasi rencana tersebut, melaksanakan
kegiatan pembelajaran, dan melakukan evaluasi pembelajaran. Sebagaimana diketahui bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian integral dari tugas guru sebagai pelaksana
dan pengelola pembelajaran. Oleh sebab itu, seorang guru harus mampu menganalisis bagian
mana dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang masih perlu dilakukan perbaikan, maka
kualitas proses pembelajaran akan menjadi lebih baik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai scenario proses pembelajaran,
karena itu harus disusun secara fleksibel dan membuka kemungkinan bagi guru untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran. Dalam penyusunannya,
sebaiknya dilakukan sendiri oleh guru agar guru senantiasa sadar dan paham tentang apa yang
harus disampaikan kepada peserta didik, bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran, bahan
dan alat apa yang diperlukan, dan kemana peserta didik akan diarahkan. Untuk itu, guru perlu
memahami komponen-komponen rencana pembelajaran dan bagaimana langkah-langkah
pembelajaran yang akan ditempuh. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran biasanya
terdiri atas identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator hasil
belajar, materi pelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran, penilaian dan
sumber bacaan.
Kesalahan dalam pembelajaran dapat dilihat dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi pembelajaran. Kekeliruan pada tahap perencanaan akan
mengakibatkan kekeliruan dalam melaksanakan pembelajaran. Jika kesalahan atau kekeliruan
sudah dapat ditemukan, maka guru dapat mencari solusi untuk memperbaikinya.
Memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan jalan
memeriksa kelengkapan komponen-komponennya, kesessuaian antarkomponen, kemungkinan
proses pelaksanaan, operasional tidaknya indikator, kesesuaian indikator dengan kompetensi
dasar, ketepatan dalam memilih metode, media dan sumber belajar, serta ketepatan teknik
penilaian yang digunakan. Merancang perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran berarti
melakukan perbaikan dari rencana sebelumnya.

b. Untuk Mengoptimalkan Proses Pembelajaran


Optimalisasi proses pembelajaran adalah upaya memperbaiki proses pembelajaran
sehingga peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar. Tujuannya adalah untuk
memperbaiki aspek-aspek pembelajaran yang dianggap masih kurang optimal. Semua guru tentu
berharap bahwa proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Persoalannya adalah
bagaimana cara untuk mengoptimalkan proses pembelajaran tersebut. Hal ini dapat dilakukan
melalui:
a. Evaluasi diri secara jujur dan teliti terhadap semua aspek pembelajaran
b. Identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan pembelajaran
Melalui cara ini, guru dapat menindaklanjuti upaya-upaya memperbaiki kegagalan
(remidi). Artinya, melalui pengayaan dan remedial diharapkan proses pembelajaran menjadi
optimal.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemanfaatan hasil evaluasi berkaitan erat dengan
tujuan menyelenggarakan evaluasi itu sendiri. Sebagaimana ditegaskan Julian Cstanley (1964)
just what is to be done, of course, depends on the purpose of the program. Artinya,
pemanfaatan hasil evaluasi sangat bergantung pada tujuan evaluasi. Misalnya, tujuan evaluasi
formatif adalah untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran. Perbaikan tersebut dilakukan atas
dasar hasil monitoring kemajuan belajar peserta didik. Hasil monitoring itu seharusnya dapat
dimanfaatkan sebagai feedback, baik bagi guru maupun bagi peserta didik untuk mengetahui
materi mana yang belum dikuasai. Hasil evaluasi formatif dapat dimanfaatkan untuk mengulangi
pelajaran, memperbaiki strategi pembelajaran, atau melanjutkan pelajaran.
Begitu juga dengan evaluasi sumatif yang bertujuan untuk memberikan nilai sebagai
dasar menentukan kenaikan kelas atau kelulusan peserta didik dan pemberian sertifikat bagi
peserta didik yang telah menyelesaikan pelajaran dengan baik. Menurut Oemar Hamalik (1989),
penggunaan hasil evaluasi dapat mengacu pada fungsi evaluasi itu sendiri yaitu fungsi
instruksional, fungsi administratif, dan fungsi bimbingan. Dalam konteks fungsi instruksional,
guru dapat menggunakan hasil evaluasi untuk memperbaiki system pembelajaran. Begitu juga
dalam fungsi administratif, guru dapat membuat laporan dan menetapkan kedudukan peserta
didik dalam kelas. Dalam fungsi bimbingan, guru dapat memberikan bimbingan kepada peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar.
2. Manfaat Hasil Evaluasi
Dalam praktiknya, masih banyak guru yang tidak atau kurang memahami pemanfaatan
hasil evaluasi, sehingga hasil evaluasi formatif atau sumatif (misalnya) banyak dimanfaatkan
hanya untuk menentukan kenaikan kelas dan mengisi buku rapor. Meskipun demikian, untuk
melihat pemanfaatan hasil evaluasi ini secara komprehensif, kita dapat meninjaunya dari
berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
a. Bagi peserta didik, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
1) Membangkitkan minat dan motivasi belajar
2) Membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran
3) Membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik
4) Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas
b. Bagi guru, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
1) Promosi peserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan
2) Mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan, baik secara
perseorangan atau kelompok
3) Menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik berdasarkan prestasi masing-
masing
4) Feedback dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pembelajaran
5) Menyusun laporan kepada orang tua guna menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik
6) Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan pembelajaran
7) Menentukan perlu tidaknya pembelajaran remedial

c. Bagi orang tua, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:


1) Mengetahui kemajuan belajar peserta didik
2) Membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah
3) Menentukan tindak lanjut yang sesuai dengan kemampuan anaknya
4) Memprakirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut dalam pekerjaannya

d. Bagi administrator sekolah, hasil evaluasi dimanfaatkan untuk:


1) Menentukan penempatan peserta didik
2) Menentukan kenaikan kelas
3) Pengelompokan peserta didik di sekolah mengingat terbatasnya fasilitas pendidikan yang
tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.
Apa yang dikemukakan diatas mencerminkan tindak lanjut (follow-up) dari kegiatan
evaluasi itu sendiri dan juga menunjukkan betapa besar fungsi dan peran efaluasi dalam kegiatan
pembelajaran.Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk membangkitkan minat
dan motivasi belajar. Hal ini dapat dilakukan jika peserta didik mengetahui hasil evaluasi yang
dicapainya, mengetahui kesalahan-kesalahannya dan bagaimana solusinya.
Di samping itu, hasil evaluasi dapat membentuk sikap positif peserta didik terhadap mata
pelajaran, termasuk juga terhadap guru, proses pembelajaran, lingkungan dan evaluasi
pembelajaran, bahkan dapat membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik. Banyak
hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara minat, motivasi dan
sikap peserta didik terhadap hasil belajarnya. Oleh sebab itu, hasil evaluasi perlu dimanfaatkan
oleh peserta didik untuk mengembangan sikap, minat dan motivasi belajar.
Hasil evaluasi bisa juga dimanfaatkan peserta didik untuk memilih teknik belajar yang
tepat dan benar. Seperti diketahui, banyak sekali teknik atau cara belajar peserta didik yang
digunakan selama ini kurang baik. Misalnya, melakukan kegiatan belajar jika besok mau ujian,
mengerjakan tugas atau latihan dengan copy-paste, dan sebagainya. Dengan kata lain , jika
hasil evaluasi peserta didik kurang baik dan mereka mengetahuinya, tentu diharapkan mereka
dapat memperbaiki teknik belajarnya.
Manfaat hasil evaluasi yang lain adalah untuk menentukan kedudukan belajar dalam
kelas. Kedudukan belajar ini dapat dilihat secara kelompok maupun perseorangan. Secara
kelompok, maksudnya guru melihat kedudukan peserta didik secara kelompok melalui
perhitungan rata-rata kelompok dan membandingkan antara kelompok satu dengan kelompok
yang lain. Secara perseorangan, maksudnya guru melihat kedudukan belajar melalui perhitungan
prestasi belajar peserta didik secara perseorangan. Guru juga dapat membandingkan antara
prestasi belajar seorang peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam satu kelompok.
Dalam rangka promosi peserta didik, baik untuk menentukan kenaikan kelas atau
kelulusan, guru dapat memanfaatkan hasil evaluasi terutama hasil evaluasi sumatif. Guru dapat
menafsirkan dan memutuskan sejauh mana taraf kesiapan peserta didik dapat melanjutkan ke
kelas atau ke jenjang pendidikan berikutnya sesuai dengan kemampuan peserta didik masing-
masing. Artinya, jika penafsiran guru peserta didik sudah siap, maka peserta didik dapat
melanjutkan ke kelas atau jenjang pendidikan berikutnya. Sebaliknya, jika penafsiran guru
ternyata peserta didik belum siap, maka peserta didik harus mengulang lagi di kelas semula.
Hasil evaluasi dapat juga digunakan guru untuk mendiagnosis peserta didik yang memiliki
kelemahan atau kekurangan, baik secara perseorangan maupun kelompok. Berdasarkan
kelemahan-kelemahan ini, maka guru harus mencari faktor-faktor penyebabnya, antara lain dari
sistem evaluasi itu sendiri, materi pelajaran, kemampuan guru, kemampuan peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta lingkungan sekolah.
Hasil evaluasi dapat juga dimanfaatkan fguru untuk menentukan pengelompokkan dan
penempatan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing. Pengelompokkan tersebut
didasarkan atas penafsiran guru terhadap susunan kelompok. Jika kelompok atau kelas yang
dihadapi memiliki susuna yang normal dan homogen, maka kelas tersebut tidak perlu dibagi-bagi
dalam kelompok. Sebaliknya jika kelompok atau kelas yang dihadapi heterogen, maka kelas itu
perlu dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan prestasi masing-masing. Selanjutnya, hasil
evaluasi dapat dijadikan feedback bagi guru dalam melakukan perbaikan terhadap sistem
pembelajaran.
Jika prestasi belajar peserta didik kurang baik, pada umumnya guru menyalahkan
peserta didiknya, tetapi jika prestasi belajar peserta didik baik atau memuaskan maka guru akan
mengatakan itu merupakan hasil dari perbuatan mengajarnya. Pernyataan ini tentu tidak dapat
disalahkan atau dibenarkan karena banyak faktor yang memengaruhi prestasi belajar peserta
didik. Faktor tersebut dapat timbul dari guru atau peserta didik itu sendiri
Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk menyusun laporan kepada orang tua guna
nenjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar orang tua
mengetahui kemajuan dan prestasi yang telah dicapai oleh siswa. Secara tegas, Oemar Hamalik
(1989) menjelaskan, tujuan dari pelaporan adalah untuk mengikhtisarkan, mengorganisasi, dan
menafsirkan hasil tes sehingga dapat memberikan gambaran tentang status dan kemajuan
perseorangan, kelas, dan sekolah. Bentuk laporan dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan.
Laporan lisan dimaksudnkan agar terjadi komunikasi secara efektif antara sekolah dengan pihak
yang menerima laporan, dan juga membentuk hubungan emosional yang lebih kental antara
kedua belah pihak. Laporan tertulis dimaksukan agar dapat memberikan petunjuk yang
permanen. Laporan tertulis dapat didokumentasikan dan pada waktunya dapat dijadikan data
untuk dianalisis lebih lanjut.
Dalam perencanaan pembelajaran, guru dapat memanfaatkan hasil evaluasi, seperti
merumuskan kompetensi dasar dan indikator, menyusun tingkat kesulitan materi, menentukan
strategi pembelajaran yang tepat, dan mengembangkan alat evaluasi yang akurat. Jika
kompetensi dasar sudah dirumuskan dalam silabus, berarti guru tinggal merumuskan indikator.
Sebagaimana diketahui bahwa indikator harus dirumuskan dengan mengacu pada kompetensi
dasar dan harus sesuai dengan subpokok bahasan atau subtopik. Sering kali guru merumuskan
indikator yang salah, karena tidak menggunakan kata kerja operasional, yaitu kata kerja yang
spesifik, dapat diukur dan dapat diamati. Jika tidak, maka guru akan kesulitan menentukan
langkah-langkah pembelajaran berikutnya termasuk menyusun alat evaluasi itu sendiri.
Manfaat hasil evaluasi berikutnya adalah menentukan perlu atau tidaknya pembelajaran
remedial. Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru harus melakukan penafsiran terhadap
prestasi kelompok. Misalnya, materi pelajaran dapat dilanjutkan jika seluruh peserta didik
menguasai minimal 80% materi yang telah disampaikan. Sebaliknya, jika kurang dari standar
minimal tersebut, maka materi pelajaran harus diulang. Pengulangan suatu pelajaran dapat juga
dilihat dari hasil penafsiran prestasi kelompok. Jika prestasi kelompok dianggap sudah mencapai
prestasi yang baik, maka materi pelajaran tidak perlu diulang, tetapi bila prestasi kelompok
disnggsp masih kurang, maka materi pelajaran perlu diulang.
Bagi orang tua, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk mengetahui hasil belajar peserta
didik. Sebagai orang tua tentu berharap agar putra-putrinya berhasil. Untuk itu, orang tua haruis
mengetahui perkembangan belajar anaknya, baik fisik maupun mental terutama berkaitan dengan
prestasi belajar. Hal ini penting terutama apabila ada diantara peserta didik yang memperoleh
prestasi belajar kurang memuaskan. Orang tua dapat menentukan langkah-langkah apa yang
harus ditempuh untuk memajukan prestasi belajar anaknya. Orang tua juga dapat membimbing
kegiatan belajar peserta didik di rumah. Jika tidak mampu, orang tua dapat menyuruh anaknya
mengikuti bimbingan di luar atau juga mendatangkan guru ahli ke rumah.
Bagi administrator sekolah, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk menentukan
penempatan peserta didik sesuai dengan kemampuannya,untuk menentukan kenaikan kelas, dan
pengelompokkan peserta didik di sekolah, mengingat terbatasnya fasilitas pendidikan yang
tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang. Hasil evaluasi tidak hanya
dimanfaatkan untuk laporan ke berbagai pihak, tetapi juga untuk memotivasi dan mengahargai
peserta didik itu sendiri, baik dalam rangka promosi maupun melihat kelebihan dan
kekurangannya, bukan sebaliknya untuk menakut-nakuti peserta didik dan atau menjatuhkan
mentalnya. Diadakannya evaluasi dalam proses pengembangan sistem pembelajaran
dimaksudkan untuk keperluan perbaikan sistem, pertanggungjawaban kepada pemerintah dan
masyarakat, serta penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
Hasil evaluasi dapat dimanfaatkan guru untuk membuat kelompok sesuai dengan prestasi
yang diperoleh peserta didik. Bahkan, sekarang ini sudah banyak sekolah yang membentuk
kelas unggulan, yaitu kelompok peserta dididk yang mempunyai prestasi belajar diatas rata-
rata. Biasanya diambil dari peserta didik yang memperoleh peringkat 10 terbesar. Padahal dalam
kenyataannya, kelompok ini mendapat perlakuan yang biasa saja, bahkan cenderung sama
dengan kelas lainnya. Sebaliknya, peserta didik yang memperoleh prestasi belajar dibawah rata-
rata kelompok justru kurang mendapat perhatian serius, seperti memberi bimbingan belajar,
latihan atau tugas-tugas khusus, bahkan bagi peserta didik yang tergolong sangat kurang harus
dilakukan diagnosis atau identifikasi tentang faktor-faktor penyebabnya. Hasil diagnosis atau
identifikasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran berikutnya.
Di lain pihak, memang guru-guru tidak dapat disalahkan sepenuhnya, karena mungkin
saja ada guru yang mau bahkan sudah menawarkan bimbingan belajar kepada peserta didik
tersebut, tetapi kurang mendapat respons yang baik dari orang tua, mengingat ekonomi orang tua
peserta didik termasuk pas-pasan, sehingga permasalahan tersebut tidak pernah memperoleh
solusi yang terbaik. Padahal, untuk memberikan bimbingan belajar secara khusus, waktu bagi
guru sangat sulit, karena begitu padatnya materi yang harus disampaikan sesuai dengan target
dan tugas-tugas rutin yang harus diselesaikan. Jika guru ingin memberikan bimbingan, maka dia
harus mencari waktu di luar jam pelajaran, baik sebelum atau sesudah jam pelajaran.
Bagi guru, faktor waktu sangat penting. Artinya, apakah waktu yang tersedia masih
memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan atau tidak. Jika hanya mengandalkan jam
dinas, maka guru sulit mencari waktu untuk memberikan bimbingan apalagi melakukan
diagnosis. Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk kepentingan lain. Maksudnya, andaikan
diagnosis dan bimbingan ini memang sulit dilaksanakan, maka tentu guru harus mencari
alternative penggunaan hasil evaluasi yang lain, seperti perlu tidaknya materi pelajaran diulang,
perbaikan proses pembelajaran dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi
data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau mengolah atau
menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar
tertentu.
Nurhasan (2009:2.2) mengemukakan ada tiga fungsi evaluasi ditinjau dari beberapa sudut
diantaranya dari sudut pengajaran, yaitu untuk merangsang guru untuk memahami makna dan
tujuan pengajaran, merupakan umpan balik bagi guru dan siswa, membangkitkan motivasi
belajar, merangkum atau menata kembali bahan-bahan yang telah diajarkan. Fungsi evaluasi
ditinjau dari sudut administrasi dimanfaatkan sebagai mekanisme mengontrol kualitas suatu
sekolah atau sistem sekolah, memenuhi kebutuhan program evaluasi, membuat keputusan yang
lebih baik tentang pengelompokan siswa, meningkatkan kualitas sekolah, menentukan kelulusan
siswa. Fungsi evaluasi ditinjau dari fungsi bimbingan dimanfaatkan untuk mengadakan diagnosis
dan melaksanakan bimbingan pilihan program studi.
Ada tiga manfaat penting dari hasil evaluasi, yaitu untuk membantu pemahaman peserta
didik menjadi lebih baik, untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
kepada orang tua, dan membantu guru dalam membuat perencanaan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

1. Daryanto, 2008, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta. Sdijono Anas, 2006,
Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
2. Evaluasi pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2006,
3. Shanti (2012). Pentingnya Evaluasi Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar
4. http://anshorysyakoer.blogspot.co.id/2012/01/perencanaan-evaluasi-pendidikan.html
5. http://ikarianti40.blogspot.co.id/2015/05/model-evaluasi-dan-ukuran-penilaian.html
6. http://makalahtugasku.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pentingnya-pendidikan-
untuk.html
7. http://ariskurniawan038.blogspot.co.id/2016/02/manfaat-evaluasi-dalam-
pembelajaran.html

Anda mungkin juga menyukai