Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nur Habibah

OFF :B

Tanggal Pengerjaan : 3 Oktober 2017

TUGAS ke 4( BAB 4 DAN 5)

1. Bagaimana dinamika kependudukan dapat terjadi dan jelaskan factor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya!

penduduk adalah semua unsur-unsur yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah penduduk
untuk suatu daerah terrtenutu, perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Dinamika
atau perubahan lebih cenderung pada perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau
wilayah tersebut. Jumlah penduduk tersebut dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan
survey penduduk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk

Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau
berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga)
faktor yaitu :

Kelahiran (natalitas)

Kematian (mortalitas)

Migrasi (perpindahan)

Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk


Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kelahiran dan kematian. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di
Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Kelahiran (fertilitas)

Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi-bayi yang yang
meninggal beberap saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan
sering dicatatkan sebagai lahir mati. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok
penduduk tergantung pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat
pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.
Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :

Kawin usia muda

Pandangan banyak anak banyak rezeki

Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah

Anak merupakan penentu status social

Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :

Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)

Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan

Semakin banyak wanita karir.

Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :

Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk

Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 40 per 1000 penduduk

Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk

b. Kematian (mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar(crude death rate) dan tingkat
kematian khusus(age specific death rate). Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah
banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun
tersebut. Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh beberapa factor,
antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.

Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai
berikut :
Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :

Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan


Fasilitas kesehatan yang belum memadai

Keadaan gizi penduduk yang rendah

Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir

Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan

Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :

Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan

Fasilitas kesehatan yang memadai

Meningkatnya keadaan gizi penduduk

Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan

Penggolongan angka kelahiran kasar :

angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk

angka kematian sedang, apabila antara 10 20 per 1000 penduduk

angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

c. Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan.
Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya
sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut. Yang perlu diperhatikan seorang
migran dalam menentukan keputusan untuk pindah ke daerah lain yaitu factor persediaan
sumber daya alam, factor lingkungan social budaya, factor potensi ekonomi. Dengan mengetahui
factor-faktor dimuka, setidaknya terhindar dari akibat negative. Untuk mengetahui
pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dilihat dari bentuk piramida penduduk.
Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan
jumlah penduduk anank-anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan.
Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk pyramida yang
berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu piramida penduduk muda, piramida
stasioner, dan piramida penduduk tua. Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk.
Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas
penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun
internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).Mobilitas penduduk
permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat
lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.

Jenis-jenis Migrasi:
Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.
1. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
2. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigrant

3. Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya

Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu Negara.

1. Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap.


2. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau
yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama
kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal
dengan nama kolonisasi.
3. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu,
seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan
proyek
4. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang
atas kemauan dan biaya sendiri
5. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam
propinsi atau pulau yang sama
6. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh
pemerintah
7. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis migrasi yang disebutkan di
atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan
penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam
dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.

2. Jelaskan mengenai konsep dan penyebab transisi demografi!


Transisis demografi adalah keadaan peralihan penduduk yang semula relatif tetap
(stasioner) kemudian berkembang dengan pusat dan akhirnya mencapai keadaan tetap
(stasioner) kembali.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya transisi demografi antara lain :
a. Adanya revolusi hijau dan revolusi biru
b. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam berbagai bidang
kedokteran dan farmasi
c. Pemerintahan yang kondusif
d. Kesadaran akan saitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat semakin meningkat

3. Sebutkan 3 masalah kependudukan di Indonesia dan berikan solusi pemecahan masalahnya!


a. Masalah tingkat pendidikan
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya
relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
tingkat pendidikan penduduk Indonesia. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk
Indonesia disebabkan oleh:
Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana
pendidikan.
Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan
adalah:
Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli
dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk
Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat
diperlukan dalam pembangunan. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya
masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan
masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum
yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan
seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan. Oleh karena
itu, pemerintah mengambil beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan mutu
pendidikan masyarakat.
Usaha-usaha tersebut di antaranya:
Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain).
Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

b. Masalah tingkat penghasilan/pendapatan


Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per
kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara.
Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini
disebabkan oleh:
Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
Jumlah penduduk banyak.
Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:
- Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
-Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 1.00.
-Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan
adalah:
Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi
kurang berkembang baik.
Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan
hanya banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat), sehingga dapat
mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan pemerintah melakukan upaya dalam
bentuk:
Menekan laju pertumbuhan penduduk.
Merangsang kemauan berwiraswasta.
Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
Memperluas kesempatan kerja.
Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.

c. Jumlah, pertumbuhan, dan kepadatan Penduduk Indonesia


Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada.
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan
Amerika Serikat. Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka
pertumbuhan penduduk Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah
yang dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu
km2 atau setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang
tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya
pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk.
Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah
kelahiran,menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
Pemerataan Persebaran Penduduk.
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang
penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah
mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok,
perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
4. Analisislah data ketenagakerjaan berikut ini!

1. Kondisi ketenagakerjaan di kabupaten Bandung tahun 2009-2010


Pada tahun 2009 kesempatan kerja laki-laki di Kabupaten Bandung lebih besar dari pada
kesempatan kerja pada perempuan. Kesempatan kerja pada laki-laki yaitu 89,39 sedangkan
perempuan sebanyak 82,14. Laki-laki dan perempuan mendapat kesempatan kerja sebanyak
87,49. Tingkat pengangguran laki-laki pada tahun 2009 yaitu sebanyak 10,61 sedangkan
perempuan sebanyak 17,86. Laki-laki dan perempuan sebanyak 12,51. Pada tahun 2010
kesempatan kerja laki-laki tetap lebih besar dibandingkan dengan kesempatan kerja perempuan.
Namun pada laki-laki mengalami peningkatan menjadi 94,16 dan pada perempuan mengalami
penurunan menjadi 80,88. Laki-laki dan perempuan sebanyak 89,8. Tingkat pengangguran pada
tahun 2010 mengalami penurunan pada laki-laki dan peningkatan pada perempuan. Pada laki-
laki jumlah pengangguran menjadi 5,84 dan pada perempuan menjadi 19,12.
2. Angkatan kerja pada tahun 2011 mengalami penurunan di bulan Agustus. Pada bulan
Februari angkatan kerja sebanyak 17,18, yang bekerja sebanyak 16,14 dan yang
pengangguran sebanyak 1,04 sedangkan pada bulan Agustus hanya tercatat 16,92 dengan
yang bekerja sebanyak 15,92 dan pengangguran sebanyak 1,00. Pada tahun 2012 juga
mengalami penurunan pada bulan Agustus, namun hanya sedikit. Bulan Februari tercatat
17,12 dengan yang bekerja sebanyak 16,12 dan yang pengangguran sebanyak 1,01
sedangkan pada Bulan Agustus tercatat 17,09 dengan yang bekerja sebanyak 16,13 dan
yang pengangguran sebanyak 0,96. Pada tahun 2013 angkatan kerja di bulan Februari
sebanyak 16,91, yang bekerja sebanyak 15,97 dan pengangguran sebanyak 10,94. Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa angkatan kerja di tahun 2011 pada bulan Februari
sebanyak 6,71 dan pada bulan Agustus didapati sebesar 6,99. Kemudian pada tahun 2012
didapati data yang bukan angkatan kerja di bulan Februari sebanyak 6,80 sedangkan di
bulan Agustus sebanyak 6,84. Kemudian di tahun 2013 bulan Februari yang bukan
angkatan kerja mengalami peningkatan yaitu menjadi sebanyak 7,04. Kemudian dapat
diketahui pula presentase tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2011 dibulan
Februari sebesar 71,94 kemudian menurun dibulan Agustus sebesar 70,77. Pada tahun
2012 dibulan Februari didapati sebesar 71,58 dan menurun dibulan Agustus sebesar
71,43. Dan pada tahun 2013 dibulan Februari didapati sebesar 70,61.
Kemudian dapat diketahui pula persentase tingkat pengangguran terbuka pada tahun
2011 dibulan Februari didapati sebesar 6,07 dan dibulan Agustus menurun menjadi
sebesar 5,93. Pada tahun 2013 dibulan Februari didapati sebesar 5,88 dan di bulan
Agustus menurun menjadi sebesar 5,63. Pada tahun 2013 dibulan Februari didapati
sebesar 5,57.
Dapat dilihat pula data pekerja tidak penuh dari data diatas. Pada tahun 2011 dibulan
Februari didapati sebesar 4,67 dengan setengah penganggur sebesar 2,47 dan paruh
waktu sebanyak 2,20. Dibulan Agustus didapati 4,96 dengan setengah penganggur sebesar
2,08 dan paruh waktu sebanyak 2,88. Pada tahun 2012 dibulan Februari didapati 4,67
dengan setengah penganggur sebesar 1,83 dan paruh waktu sebanyak 2,84. Dibulan
Agustus didapati 4,74 dengan setengah penganggur sebesar 1,65 dan paruh waktu
sebanyak 3,09. Dan pada tahun 2013 dibulan Februari didapati sebesar 4,53 dengan
setengah penganggur sebesar 1,84 dan paruh waktu sebanyak 2,69.

Anda mungkin juga menyukai