BAB I
PENDAHULUAN
1
[Type the document title]
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Turunnya prevalensi hipertensi serta meningkatkan pengetahuan mengenai
penyakit hipertensi bagi penderita hipertensi di Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung
Priok, Jakarta Utara.
1.3.2 Khusus
1.3.2.1 Meningkatkan pengetahuan para kader RW 01 mengenai hipertensi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Penulis
1.4.1.1 Berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan kader RT 01-08 RW 01
tentang hipertensi.
1.4.1.2 Membantu menurunkan angka penderita hipertensi yang tidak terkontrol di
RT 01-08 RW 01 Kel. Warakas
1.4.1.3 Dapat melengkapi salah satu tugas dokter internship
1.4.2 Puskesmas
1.4.2.1 Menjadi salah satu program unggulan puskesmas dalam masalah hipertensi.
1.4.2.2 Menurunkan angka penderita hipertensi yang tidak terkontrol di RT 01-08
RW 01 Kel. Warakas
1.4.3 Masyarakat
1.4.3.1 Meningkatkan kesadaran pasien hipertensi di RT 01-08 RW 01 mengenai
pentingnya kontrol rutin.
1.4.3.2 Mendapatkan pengetahuan tentang hipertensi.
2
[Type the document title]
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi dan Klasifikasi HIpertensi
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada
arteri. Tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, tekanan sistolik, atau kedua-
duanya secara terus-menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan
pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan darah diastolik
berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di
antara dua denyutan.5,6
The Joint National Community on Preventation, Detection,Evaluation and Treatment
of High Blood Preassure 7 (JNC-7), WHO dan European Society of Hipertension
mendefinisikan hipertensi sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik seseorang
lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastoliknya lebih dari 90 mmHg.6
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur 18 tahun)
berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih
kunjungan klinis2 (Tabel 1). Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan
nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah
diastolik (TDD) < 80 mm Hg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit
tetapi mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cenderung meningkat ke
klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi ,
dan semua pasien pada kategori ini harus diberi terapi obat.
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa umur 18 tahun menurut JNC
7.2
3
[Type the document title]
2.1.2. Epidemiologi
Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya ( 50 juta jiwa) menderita tekanan darah
tinggi ( 140/90 mmHg); dengan persentase biaya kesehatan cukup besar setiap
tahunnya.4 Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degeneratif.
Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur.
Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi 55 tahun yang tadinya tekanan
darahnya normal adalah 90%.2 Kebanyakan pasien mempunyai tekanan darah
prehipertensi sebelum mereka didiagnosis dengan hipertensi, dan kebanyakan
diagnosis hipertensi terjadi pada umur diantara dekade ketiga dan dekade kelima.
Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibanding
perempuan. Dari umur 55 - 74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-
laki yang menderita hipertensi. Pada populasi lansia (umur 60 tahun), prevalensi
untuk hipertensi sebesar 65.4 %.8
2.1.3. Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada
kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial atau hipertensi
primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
Kelompok lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab yang
khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder;
endogen maupun eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi,
hipertensi pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara potensial.8
a. Hipertensi primer (essensial). Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan
hipertensi essensial (hipertensi primer).5 Literatur lain mengatakan, hipertensi
essensial merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. Beberapa mekanisme
yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi,
namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer
tersebut. Hipertensi sering turun-temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya
menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis
hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan gambaran bentuk disregulasi
tekanan darah yang monogenik dan poligenik mempunyai kecenderungan
4
[Type the document title]
timbulnya hipertensi essensial. Banyak karakteristik genetik dari gen-gen ini yang
mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga didokumentasikan adanya
mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric
oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.
b. Hipertensi sekunder. Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder
dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan
darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau
penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.10 Obat-obat
tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau
memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Obat-obat ini dapat
dilihat pada tabel 2. Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan
menghentikan obat yang bersangkutan atau mengobati/mengoreksi kondisi
komorbid yang menyertainya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan
hipertensi sekunder.
2.1.4. Patogenesis
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam millimeter
merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS)
5
[Type the document title]
dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD
diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi.
Pengaturan tekanan darah sangat kompleks dan mencakup interaksi antara berbagai
faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi dua variabel hemodinamik yakni
curah jantung dan resistensi perifer. Curah jantung dipengaruhi oleh volume darah
yang sangat tergantung secara independen dengan konsentrasi natrium serum.
Resistensi perifer diatur pada tingkat arteriol dan dipengaruhi oleh faktor neuronal dan
hormonal. Tonus vaskulur normal dipengaruhi oleh zat vasokonstriktor (angiotensin II
dan katekolamin) dan vasodilator (kinin, prostaglandin dan nitrit oksida). Resistensi
pembuluh darah diatur oleh autoregulasi dimana peningkatan tekanan darah akan
memicu vasokonstriksi untuk mencegah hiperperfusi jaringan. Faktor lokal seperti pH
dan hipoxi serta interaksi neuronal antara dan adrenerdik juga terlibat.
6
[Type the document title]
Ginjal dan kelenjar adrenal berperan penting pada regulasi tekanan darah dan
berinteraksi satu sama lain untuk mengatur tonus tekanan darah dan volume tekanan
darah. Ginjal mempengarhi resistensi perifer dan homeostasis natrium secara langsung
melalui sistem RAAS. Renin merupakan enzim proteolitik yang dihasilkan di ginjal
oleh sel jukstaglomerular di arterior aferen. Saat volume atau tekanan darah turun
terjadi penurunan tekanan pada arteriol aferen, penurunan GFR dan peningkatan
resorpsi natrium tubulus proksima sehingga terjadi konservasi natrium dan ekspansi
voume darah. Sel jukstaglomerular berespn dengan melepaskan renin. Renin
mengkatabolisme angiotensinogen plasma menjadi angiotensin I yang kemudia
dikonversi menjadi angiotensin II oleh Angiotensin converting enzyme di perifer.
Angiotensin II meningkatkan tekanan arah dengan meningkatkan resistensi perifer
dengan merangsang kontraksi sel otot polos vaskular, meningkatkan volume plasma
dengan merangsang sekresi aldosteron pada adrenal, meningatkan reabsorbsi natrium
tubulus. Atrium jantung juga mensekresika atrial natriuretik peptita (ANP) sebagai
respon terhadap ekspansi volume jantung pada gagal jantung dan menghambat
reabsorbi natrium di tubulus ginjal dan menyebabkan vasodilatasi sistemik.
Hampir 95% hipertensi adalah idiopatik (hipertensi esensial) . Kebanyakan pasien
tetap stabil seumur hidup dan sebagian mengalami komplikasi infark miokard, strokea
tau komplikasi lain. Sisanya adalah hipertensi sekunder yang disebabkan oleh
penyempitan arteri renalis biasanya oleh plak aterosklerosis (hipertensi renovaskular).
Yang jarang terjadi adalah hipertensi akibat penyakit adrenal seperti aldosteronisme
perifer, sindrom cushing, feokromositoma atau penyakit lain
Sekitar 5% hipertensi menunjukkan peningkatan tekanan darah cepat yang jika tidak
terdeteksi dapat menyebaban kematian dalam 1-2tahun. Hipertensi maligna atau
accelerated secara klinis ditandai oleh hipertensi berat (DBP >120mmHg), gagal
ginjal, perdarahan retina dan eksudat dengan atau tanpa papiledema. Hipertensi
maligna dapat terjadi pada hipertensi yang sudah ada, esensial maupun
sekunder.Faktor resiko hipertensi mencakup faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor genetik. Beberapa gen tunggal dapat menyebabkan hipertensi dengan
mempengaruhi reaborbsi natrium. Hipertensi juga dipengaruhi oleh polimorfisme
lokus angitensin. Pengaruh genetik dan ras pada sistem RAAS belum jelas namun
diduga melibatkan perbedaan pada regulasi tekanan darah mencakup loading natrium
7
[Type the document title]
2.1.5. Diagnosis
8
[Type the document title]
9
[Type the document title]
femoralis; palpasi pada kelenjar tiroid; pemeriksaan lengkap jantung dan paru-paru;
pemeriksaan abdomen untuk melihat pembesaran ginjal, massa intra abdominal, dan
pulsasi aorta yang abnormal; palpasi ektremitas bawah untuk melihat adanya edema
dan denyut nadi, serta penilaian neurologis. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik juga
perlu digali apakah sudah ada kerusakan organ target sebelumnya atau disebabkan
hipertensi. Anamnesis dan pemeriksaan fisik harus meliputi hal-hal seperti:
Otak: stroke, TIA, dementia
Mata: retinopati
Jantung: hipertropi ventrikel kiri, angina atau pernah infark miokard, pernah
revaskularisasi koroner
Ginjal: penyakit ginjal kronis
Penyakit arteri perifer
2.1.6. Penatalaksanaan
Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah : Penurunan mortalitas dan morbiditas
yang berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan
dengan kerusakan organ target (misal: kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular,
gagal jantung, dan penyakit ginjal). Mengurangi resiko merupakan tujuan utama
terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang
menunjukkan pengurangan resiko.
a. Target nilai tekanan darah yang di rekomendasikan dalam JNC VII.5
- Kebanyakan pasien < 140/90 mm Hg
- Pasien dengan diabetes < 130/80 mm Hg
- Pasien dengan penyakit ginjal kronis < 130/80 mm Hg
b. Target nilai tekanan darah menurut JNC VIII12
- Pada populasi umum usia 60 tahun terapi farmakologi dimulai pada
SBP>150 dan DBP>90 mmHg dengan target tekanan darah
<150/90mmHg (Grade A)
- Pada populasi umum usia 60 tahun jika terapi farmakologi berhasil
mencapai SBP <140mmHg dan dapat ditoleransi secara baik tanpa efek
samping maka terapi tidak perlu diubah (Grade E)
10
[Type the document title]
Tabel 4. Perbandingan target tekanan darah menurut JNC VII, JNC VIII, ESH/ESC
2013, ISHIB 2010, ADA 2013, KDIGO 2102, NICE, CHEP 20138
Walaupun hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang umum dijumpai,
tetapi kontrol tekanan darah masih buruk. Kebanyakan pasien dengan hipertensi
tekanan darah diastoliknya sudah tercapai tetapi tekanan darah sistolik masih
tinggi. Diperkirakan dari populasi pasien hipertensi yang diobati tetapi belum
terkontrol, 76.9% mempunyai tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik 90 mmHg.12 Pada kebanyakan pasien, tekanan darah diastolik
yang diinginkan akan tercapai apabila tekanan darah sistolik yang diiginkan sudah
tercapai. Karena kenyataannya tekanan darah sistolik berkaitan dengan resiko
kardiovaskular dibanding tekanan darah diastolik, maka tekanan darah sistolik
11
[Type the document title]
harus digunakan sebagai petanda klinis utama untuk pengontrolan penyakit pada
hipertensi.5
Modifikasi gaya hidup saja bisa dianggap cukup untuk pasien dengan
prehipertensi, tetapi tidak cukup untuk pasien-pasien dengan hipertensi atau untuk
pasien-pasien dengan target tekanan darah 130/80 mmHg (DM dan penyakit
ginjal). Pemilihan obat tergantung berapa tingginya tekanan darah dan adanya
indikasi khusus. Kebanyakan pasien dengan hipertensi tingkat 1 harus diobati
pertama-tama dengan diuretik tiazid. Pada kebanyakan pasien dengan tekanan
darah lebih tinggi (hipertensi tingkat 2), disarankan kombinasi terapi obat, dengan
salah satunya diuretik tipe tiazid. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan
dengan: terapi nonfarmakologi dan terapi farmakologi.
12
[Type the document title]
13
[Type the document title]
a. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi
harus melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat
menurunkan tekanan darah dapat terlihat pada tabel 4 sesuai dengan
rekomendasi dari JNC VII. Disamping menurunkan tekanan darah pada
pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat
mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien
dengan tekanan darah prehipertensi.14 Modifikasi gaya hidup yang penting
yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk
individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary
Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet
rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada
sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi
14
[Type the document title]
b. Terapi farmakologi
Panduan dalam Pemilihan dosis obat antihipertensi
- Mulai satu obat: titrasi maksimal. Jika tujuan tekanan darah tidak dicapai
dengan penggunaan satu obat meskipun titrasi dengan dosis maksimum
yang disarankan, tambahkan obat kedua dari daftar (thiazide-jenis
diuretik, CCB, ACEI, atau ARB) dan titrasi sampai dengan maksimum
yang disarankan dosis obat kedua untuk mencapai tujuan tekanan darah.
- Jika tujuan tekanan darah tidak tercapai dengan 2 obat, pilih obat ketiga
dari daftar (thiazide-jenis diuretik, CCB, ACEI, atau ARB), hindari
penggunaan kombinasi ACEI dan ARB. Titrasi obat sampai ketiga untuk
maksimum dosis yang dianjurkan untuk mencapai tujuan tekanan darah.
- Mulailah dengan 2 obat pada saat yang sama, memulai terapi dengan 2
obat secara bersamaan, baik sebagai obat 2 yang terpisah atau sebagai
kombinasi pil tunggal. Titrasi obat ketiga sampai dengan maksimum dosis
yang dianjurkan untuk mencapai tujuan tekanan darah. Beberapa anggota
komite sarankan mulai dengan> 2 obat ketika tekanan darah sistolik > 160
mmhg kombinasi pil dan / atau tekanan darah diastolk > 100 mm hg, atau
jika tekanan darah sistolik > 20 mm hg di atas target dan / atau tekanan
darah diastolik > 10 mmhg di atas target. jika tujuan tekanan darah tidak
tercapai dengan 2 obat, pilih obat ketiga dari daftar (thiazide-jenis
diuretik, CCB, ACEI, atau ARB), hindari penggunaan gabungan ACEI
dan ARB. Titrasi obat sampai ketiga dengan dosis maksimum yang
disarankan.
15
[Type the document title]
16
[Type the document title]
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan
mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ
tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah
faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack),
penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial
fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskular lain
maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya
tersebut. Menurut Studi Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai
peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri
perifer, dan gagal jantung5
17
[Type the document title]
BAB III
Kelurahan Warakas merupakan bagian dari kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kelurahan ini berpenduduk padat namun tertata. Wilayah Kelurahan Warakas mempunyai
luas total 108,84 ha. Status tanah pada umumnya adalah tanah negara, sedangkan pemilik
tanah sebagian besar adalah penggarap, namun demikian diantaranya sudah banyak yang
sudah memiliki hak dengan mensertifikatkan tanah secara perorangan maupun melalui prona.
Kelurahan Warakas terletak di daerah dataran ( + 2 km dari laut ) dengan ketinggian 0,5-1
m dari permukaan laut. Kelurahan Warakas berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Priok di
sebelah Utara, Kelurahan Papanggo di sebelah barat dan selatan, serta berbatasan dengan
Kelurahan Sungai Bambu di sebelah timur.
Akses menuju Puskesmas Warakas relatif mudah dicapai. Jalan menuju puskesmas sudah
beraspal, cukup luas untuk dilalui oleh motor ataupun sepeda namun agak sempit bagi mobil.
Puskesmas terletak di tengah-tengah rumah penduduk, namun terdapat petunjuk arah di ujung
jalan yang mengarahkan jalan menuju puskesmas.
18
[Type the document title]
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penduduk menurut Kelompok Umur di RW 001 Kelurahan
Warakas
19
[Type the document title]
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penduduk menurut Jenis Kelamin di RW 001 Kelurahan
Warakas
20
[Type the document title]
288
652
952
973
1055 ISPA
Peny otot dan jar
1490 Hipertensi
11048 Gastritis
Peny kulit alergi
2480 Peny kulit infeksi
Diare
DM
Peny jantung
2817 Peny susunan syaraf
3458
Kunjungan 10 penyakit terbanyak tahun 2016 didominasi dengan kunjungan Penyakit Tidak
Menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan pembuluh darah. Penyakit tidak
menular banyak muncul disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, prilaku konsumtif dan
kurangnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini.
Tahun 2015 ada 1 Posbindu yang terbentuk yaitu Posbindu RW 13. Tahun 2016 Puskesmas
memfasilitasi untuk terbentuknya Posbindu di RW 12 sehingga tahun ini kelurahan warakas memiliki
2 Posbindu di rw 013 dan rw 012). Pelayanan di Posbindu dilakukan dari usia 15 tahun sampai
dengan lansia. Kegiatan yang utama adalah deteksi dini penyakit tidak menular dengan cara
melakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik yaitu pengukuran TB, BB, Lingkar perut,
21
[Type the document title]
Kegiatan dalam gedung Puskesmas yang dilakukan adalah kegiatan PPHT (Program
Pengendalian Hipertensi) berupa kegiatan pemantauan berkala pasien pasien dengan hipertensi,
konseling gizi, penyuluhan kesehatan dan senam yang bekerjasama dengan BPJS.
22
[Type the document title]
Peringkat 3 teratas penyebab kematian adalah penyakit jantung, stroke dan DM. Hal ini
disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penderita penyakit tidak menular yang
diakibatkan gaya hidup yang tidak sehat.
Pada penelitian intervensi data diperoleh dari hasil pendataan KPLDH dan Dokter
Internsip Warakas pada Desember 2016- Januari 2017.
Hasil pendataan yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 1571 warga, terdapat 91
orang (7,66%) yang menderita hipertensi. Jika ditinjau dari riwayat pengobatannya, 37 orang
dari warga yang menderita hipertensi terkontrol. Angka ini berkisar sekitar 40.66% dari
seluruh penderita hipertensi yang ada di RW 001 Kelurahan Warakas, dimana 59,34%
sisanya menderita hipertensi tidak kontrol.
23
[Type the document title]
Hipertensi
Tidak Hipertensi
92,34%
40,66%
59,34% Terkontrol
Tidak terkontrol
Gambar 5.1. Prosentase Penderita Hipertensi Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RW 001 Kelurahan
Warakas
Pada RT 01 dengan jumlah penduduk 107 jiwa didapatkan sebanyak 8 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 2 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 2 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang disertai DM dan overweight.
24
[Type the document title]
Laki-
Data RT 01 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 2 4
Hipertensi tidak terkontrol 1 1
Jumlah Hipertensi 3 5
Pada RT 02 dengan jumlah penduduk 105 jiwa didapatkan sebanyak 5 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat sebanyak 3 orang yang menderita hipertensi dengan overweight.
Laki-
Data RT 02 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 2
Hipertensi tidak terkontrol 1 2
Jumlah Hipertensi 1 4
Pada RT 03 dengan jumlah penduduk 107 jiwa didapatkan sebanyak 3 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi dengan overweight.
Laki-
Data RT 03 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 1 0
Hipertensi tidak terkontrol 1 1
Jumlah Hipertensi 2 1
Pada RT 04 dengan jumlah penduduk 25 jiwa didapatkan sebanyak 2 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang menderita hipertensi dengan overweight.
Laki-
Data RT 04 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 1 1
Jumlah Hipertensi 1 1
Pada RT 05 dengan jumlah penduduk 135 jiwa didapatkan sebanyak 8 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 4 orang menderita hipertensi dengan overweight dan 1 orang menderita
hipertensi yang disertai DM dengan overweight.
25
[Type the document title]
Laki-
Data RT 05 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 1 3
Hipertensi tidak terkontrol 2 2
Jumlah Hipertensi 3 5
Pada RT 06 dengan jumlah penduduk 105 jiwa didapatkan sebanyak 7 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 1 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang dengan penyakit asma.
Laki-
Data RT 06 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 1 3
Hipertensi tidak terkontrol 1 2
Jumlah Hipertensi 2 5
Pada RT 07 dengan jumlah penduduk 26 jiwa didapatkan sebanyak 2 orang yang menderita
hipertensi.
Laki-
Data RT 07 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 2 0
Hipertensi tidak terkontrol 0 0
Jumlah Hipertensi 2 0
Pada RT 08 dengan jumlah penduduk 79 jiwa didapatkan sebanyak 9 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 2 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 3 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 2 orang yang menderita hipertensi yang disertai DM dan overweight.
Pada RT 08 didapatkan juga 1 orang penderita hipertensi dengan disabilitas.
Laki-
Data RT 08 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 1
Hipertensi tidak terkontrol 3 5
Jumlah Hipertensi 3 6
Pada RT 09 dengan jumlah penduduk 141 jiwa didapatkan sebanyak 6 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 2 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang dengan underweight.
26
[Type the document title]
Laki-
Data RT 09 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 1
Hipertensi tidak terkontrol 2 3
Jumlah Hipertensi 2 4
Pada RT 10 dengan jumlah penduduk 72 jiwa didapatkan sebanyak 3 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM dan terdapat 1 orang yang
menderita hipertensi yang PJK dan overweight.
Laki-
Data RT 10 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 1 2
Jumlah Hipertensi 1 2
Pada RT 11 dengan jumlah penduduk 173 jiwa didapatkan sebanyak 11 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 2 orang menderita hipertensi
dengan overweight.
Laki-
Data RT 11 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 3 5
Hipertensi tidak terkontrol 1 2
Jumlah Hipertensi 4 7
Pada RT 12 dengan jumlah penduduk 78 jiwa didapatkan sebanyak 8 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 3 orang menderita hipertensi dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang
menderita hipertensi dengan stroke.
Laki-
Data RT 12 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 3
Hipertensi tidak terkontrol 2 3
27
[Type the document title]
Jumlah Hipertensi 2 6
Pada RT 13 dengan jumlah penduduk 130 jiwa didapatkan sebanyak 6 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 3 orang menderita hipertensi dengan overweight.
Laki-
Data RT 13 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 3 1
Hipertensi tidak terkontrol 1 1
Jumlah Hipertensi 4 2
Pada RT 14 dengan jumlah penduduk 117 jiwa didapatkan sebanyak 6 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 2 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 3 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang disertai DM dan HHD.
Laki-
Data RT 14 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 2 4
Jumlah Hipertensi 2 4
Pada RT 15 dengan jumlah penduduk 136 jiwa didapatkan sebanyak 4 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 2 orang menderita hipertensi dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang
menderita hipertensi yang dengan underweight.
Laki-
Data RT 15 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 1 3
Jumlah Hipertensi 1 3
Pada RT 16 dengan jumlah penduduk 87 jiwa didapatkan sebanyak 3 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 2 orang menderita hipertensi
28
[Type the document title]
dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang disertai DM,overweight,
PPOK dan PJK.
Laki-
Data RT 16 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 2 1
Jumlah Hipertensi 2 1
Dari jumlah yang ada di dapatkan usia paling muda terkena hipertensi pada umur 28 tahun dan paling
tertua usia 89 tahun. Ditemukan bahwa umur rata-rata penderita hipertensi antara umur 40-60 tahun.
Pada pendataan juga di dapatkan bawah penderita hipertensi yang mengkonsumsi obat secara rutin di
dapatkan 49 orang, sedangkan 42 orang tidak mengkonsumsi obat secara rutin.
Dari data didapatkan 11 orang yang menderita hipertensi disertai penyakit diabetes mellitus, 34 orang
menderita hipertensi dengan overweight, 30 orang pasien menderita diabetes mellitus dengan
overweight, serta 8 orang penderita hipertensi dengan penyakit penyerta lain nya seperi asma
bronkiale, anemia, penyakit jantung koroner, dan PPOK atau yang lainnya.
Banyaknya angka hipertensi tidak terkontrol diambil menjadi masalah yang diambil untuk
diintervensi di TR 01 08 RW 01 Kelurahan Warakas
25
20
15 11orang
8 orang
10
0
DM Overweight DM dan Penyakit
Overweight lainnya
29
[Type the document title]
Gambar 5.1. Data Penderita Hipertensi dengan Penyakit Penyerta di RW 001 Kelurahan Warakas
III.1.4.1 Sejarah
Puskesmas Kelurahan Warakas dibangun dengan biaya APBD DKI tahun 1972 dan
resmi digunakan tanggal 15 Juli 1972. Pada tahun 2004 dan 2008 dilakukan perbaikan yang
disebabkan karena adanya atap yang bocor dan ada eternit yang ambruk serta beberapa sarana
instalasi air berikut wastafel yang sudah rusak.
Pada bulan Juli 2010 dilaksanakan perbaikan total Puskesmas Kelurahan Warakas
dengan biaya APBD DKI tahun 2010, sementara itu pelayanan dilakukan ditempat sementara
yang dikontrak dengan anggaran APBD DKI.
Bulan Februari 2011 pelayanan sudah dilakukan digedung baru yang sudah
menyelesaikan pembangunan tahap pertamanya. Akhir 2012 pembangunan gedung sudah
selesai dan sudah dilakukan serah terima. Direncanakan akan dilakukan perbaikan dan
perawatan pada tahun 2017.
III.1.4.2 Sarana
Bangunan terdiri tiga lantai dengan luas tanah 532 M2 , sarana yang ada didalamnya
adalah air PAM, listrik, generator Set, APAR, telephone, computer, laptop, printer, AC,
Kipas Angin, motor, dental unit, 1 unit mobil Ambulance milik Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok, ruang bermain anak, ruang menyusui, bilik sampah dan IPAL
Puskesmas ini juga dilengkapi dengan alat-alat kesehatan dan sarana pelayanan
lainnya untuk menjamin peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen.
VISI : Menjadikan Puskesmas Kelurahan Warakas sebagai unit pelayanan kesehatan yang
menjadi pilihan warga Jakarta, menuju Jakarta Sehat untuk semua tahun 2017.
MISI :
30
[Type the document title]
- Genetik:
- Tidak dinilai
- Lifestyle:
31
[Type the document title]
- Masyarakat tidak mengetahui nilai tekanan darah yang normal (55,6% responden)
- Masyarakat tidak mengerti bahwa hipertensi dapat menyebabkan stroke (33,4%
responden)
- Masyarakat tidak tidak mengetahui klasifikasi hipertensi (77,8% responden)
- Masyarakat tidak mengerti berapa lama seseorang dengan hipertensi harus minum
obat (33,3% responden)
- Masyarakat tidak mengerti jika penyakit hipertensi harus rutin kontrol (88,8%
responden)
- Masyarakat tidak mengerti mengenai pola hidup yang baik pada penyakit hipertensi
(100% responden pada pasien hipertensi tidak terkontrol
- Lingkungan:
- Fisik:
- Rumah warga dekat dari jalan raya, dan masih cukup dekat dengan
Puskesmas kelurahan warakas
- Non Fisik:
- Sosio-ekonomi-budaya:
32
[Type the document title]
33
[Type the document title]
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
IV.1. Identifikasi Masalah Penyebab
34
[Type the document title]
Dari akar penyebab masalah tersebut ditentukan prioritas masalah yang akan diintervensi
berdasarkan metode scoring menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)
sebagaimana tertera di tabel berikut:
35
[Type the document title]
Solusi bagi masalah yang telah dikemukakan adalah penyuluhan yang menyeluruh
mengenai penyakit hipertensi kepada kader RW 01 dan penderita hipertensinya, serta
menjelaskan nilai tekanan darah yang normal, gejala hipertensi, pola olahraga yang ideal,
pola makan rendah garam, himbauan untuk mengurangi makan makanan yang mengandung
garam serta MSG seperti makanan olahan, makanan yang diawetkan dan jajanan.
Untuk permasalahan tidak patuhnya minum obat dan kontrol, dinilai bahwa solusi
bagi tidak patuhnya minum obat dan kontrol adalah melalui kartu kontrol yang diberikan
untuk penderita hipertensi. Sedangkan yang dinilai dapat menjadi solusi bagi kurangnya
sarana edukasi adalah melalui pembagian brosur.
36
[Type the document title]
fishbone
ANGKA
Tidak teratur minum obat dan PENDERITA
pencegahan lainnya untuk HIPERTENS
I RT01 RT
08 RW 01,
Kurangnya tingkat kontrol
KEL.
penyakit hipertensi pada
penderitnaya WARAKAS
37
[Type the document title]
BAB V
PERENCANAAN INTERVENSI
V.1 Penyusunan Intervensi
38
[Type the document title]
Kegiatan / Tujuan
Input Panjang
Intervensi Pendek Menengah
(6 Minggu) (1 tahun) (5 tahun)
Men 1 dokter, 1 Penyuluhan Peningkatan Para konselor Menurunkan
petugas kepada para pengetahuan hipertensi kasus baru
kesehatan, 8 kader RT01- para kader dapat hipertensi di
kader 08 RW 01 RT01-08 RW01 menjadi RT01-08
Kelurahan Kelurahan wadah dan RW01
Warakas Warakas sarana Kelurahan
Money Rp. 50.000,-
mengenai bertanya bagi Warakas.
Material LCD dan
hipertensi yang para warga.
laptop
diukur melalui
Kertas pre-test
jawaban dari
dan post-test
minimal 60%
Snack +
responden
minum
memenuhi
syarat.
Method Penyuluhan Dikatakan
bagi kader RT memenuhi syarat
01-08 RW 01 apabila
Kelurahan responden
warakas dengan jumlah
menggunakan jawaban benar
powerpoint 70% pada post-
Pembagian test.
pin bagi
konselor
hipertensi
yang terpilih
39
[Type the document title]
40
[Type the document title]
41
[Type the document title]
test.
42
[Type the document title]
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Perencanaan
Perencanaan intervensi
2. Pengorganisasian
Pembagian tugas
3. Pelaksanaan
4. Pengawasan
Pengawasan
5. Evaluasi
43
[Type the document title]
dewasa
44
[Type the document title]
BAB VI
PELAKSANAAN INTERVENSI
Meminta izin kepala Survei lokasi yang akan Pengisisan pre-test oleh
puskesmas, pembimbing, dan dijadikan tempat penyuluhan peserta penyuluhan dari
kepala RW 01 Kelurahan kader RT01-08 RW01 kader RT 01-08 RW 01
Warakas. Kelurahan Warakas. Kelurahan Warakas.
45
[Type the document title]
Setelah berdiskusi dan sepakat mengenai rencana intervensi yang akan dilakukan, ,
kemudian berdiskusi dan meminta izin kepada kepala puskesmas dan dokter penanggung
jawab di Puskesmas warakas. Setelah itu menemui ketua RW 01 kelurahan warakas guna
menjelaskan rencana intervensi dan meminta izin. Selanjutnya berkoordinasi dengan petugas
kesehatan untuk membantu meninjau lokasi penyuluhan.
46
[Type the document title]
Penyuluhan akan dilakukan pada hari Senin, 10 April 2017 pukul 10.00 WIB hingga
selesai, yang bertempat di koridor masjid baitul rahiim oleh dokter Jenia Andromi dengan
sasaran para kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas dengan harapan adanya peningkatan
pengetahuan mereka mengenai penyakit hipertensi secara keseluruhan dan sebagai sarana
bertanya bagi para warga.
Setelah penyuluhan selesai, dilakukan sesi tanya jawab. Kemudian responden diminta
untuk melakukan pengisian soal post-test yang sama dengan pre-test selama 15 menit.
Setelah jawaban terkumpul, dilakukan penilaian dan evaluasi terhadap hasil pre-test dan post-
test dan diolah ke dalam komputer secara manual dan didapatkan hasil peningkatan
pengetahuan kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas.
VI.3. Monitoring
VI.3.1. Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan
47
[Type the document title]
48
[Type the document title]
BAB VII
HASIL INTERVENSI
VII.1. Pengolahan Data
Data diperoleh melalui kuesioner pre-test dan post-test, post test dilakukan setelah dilakukan
penyuluhan dan pelatihan mengukur tekanan darah terlebih dahulu.
Pada pre-test, rata-rata nilai responden (mean) adalah 53,4 dan pada post-test, nilai
rata-rata responden (mean) meningkat menjadi 78,2. Pada pre-test, responden yang nilainya
memenuhi syarat (jawaban benar 70%) sebanyak 1 orang dari 9 responden (2,78%
responden). Pada post-test, responden yang nilai yang memenuhi syarat meningkat menjadi 9
dari 9 responden (70,00% responden).
Dengan demikian, terjadi peningkatan jumlah nilai rata-rata peserta sebanyak 24,8
(mean difference). Selain itu, juga terjadi peningkatan jumlah responden dengan jawaban
benar 70% sebanyak 8 orang pada hasil post-test dibandingkan dengan hasil pre-test.
49
[Type the document title]
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
pertanyaan berdasarkan nomor
Gambar 12. Grafik Perbandingan Jawaban Benar Pre-test dan Post-test kader RT 01-08 RW
Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test pada Tiap Responden.
100
90
80
70
60
Nilai
50
40
30
20
10
0 Jawaban benar
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Responden
Gambar 13. Grafik Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test kader RT 01-08 RW 01
Kelurahan Warakas
50
[Type the document title]
BAB VIII
EVALUASI KEGIATAN
VIII.1. Metode Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil akhir yang diperoleh dengan
indikator yang sudah ditetapkan. Evaluasi dilakukan dengan cara Pendekatan Sistem.
LINGKUNGAN
UMPAN BALIK
51
[Type the document title]
MASUKAN
52
[Type the document title]
PROSES
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Proses Pemilihan kasus Dilakukan Dilakukan Tidak ada
berdasarkan data
epidemiologis
dan 10 penyakit
terbanyak di
Puskesmas
Warakas
Penetapan Dilakukan Dilakukan Tidak ada
indikator
masalah
Perencanaan Dilakukan Dilakukan Tidak ada
intervensi
Organizising Pembagian tugas :
Meminta izin 1 orang 1 orang Tidak ada
kepala
puskesmas,
dokter
puskesmas, ketua
RW 01 kelurahan
warakas
Pembuatan 1 orang 1 orang Tidak ada
kuesioner
sebagai pre-test
dan post-test
Pembuatan 1 orang 1 orang Tidak ada
materi
penyuluhan
Actuating Meminta izin Dilakukan Dilakukan Tidak ada
kepala
Puskesmas,
pembina
internship dan
ketua RW 01
kelurahan
warakas
Mengadakan Dilakukan Dilakukan Ada (beberapa kader
penyuluhan datang terlambat
kepada kader RT sehingga mengganggu
01-08 RW 01 kelancaran acara
Kelurahan
Warakas
53
[Type the document title]
KELUARAN
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Peningkatan Pengetahuan responden Jumlah responden Tidak ada
pengetahuan kader RT dinilai meningkat jika dengan jawaban
01-08 RW 01 jawaban dari 60% post-test benar
Kelurahan Warakas. responden memenuhi 70% = 9 orang
syarat. Dikatakan 100%
memenuhi syarat jika responden
responden dengan
jumlah jawaban benar
70% pada post-test.
54
[Type the document title]
LINGKUNGAN
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Fisik
Akses ke motor Ada Tidak ada
puskesmas
Posyandu lansia Ada Ada Tidak ada
untuk menjadi
konselor
hipertensi
Non Fisik
Pendidikan kader RW 01 beberapa kader Ada
Kelurahan warakas RW 01 ada yang
minimal pendidikan berpendidikan
terakhir SMA terakhir SMP
UMPAN BALIK
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Konselor hipertensi Sistem penyuluhan ke Sistem Tidak ada
warga melalui konselor penyuluhan ke
hipertensi oleh para warga melalui
kader konselor
hipertensi oleh
para kader
dilakukan dengan
baik.
Digunakannya hasil Digunakan Digunakan Tidak ada
umpan balik untuk
perbaikan selanjutnya
DAMPAK
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Angka prevalensi Menurun Belum dapat Belum
hipertensi di kader RT dinilai dapat
01-08 RW 01 dinilai
Kelurahan Warakas Menurun Belum dapat Belum
Angka prevalensi dinilai dapat
hipertensi di wilayah dinilai
kerja Puskesmas
kelurahan warakas
55
[Type the document title]
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan gambaran bahwa ada perbedaan yang signifikan
terhadap perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan para akder RT 01-08
RW 01 Kelurahan Warakas tentang penyakit hipertensi.
2. SARAN
a. Untuk kader
i. Dapat melakukan pemantauan terhadap warga yang menderita hipertensi
ii. Dapat memberikan penyuluhan kepada warga tentang penyakit hipertensi.
iii. Aktif mengikuti penyuluhan dan kegiatan yang dapat meningkatkan
pengetahuan warga tentang hipertensi.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan metode yang
lebih baik dan efektif.
56
[Type the document title]
DAFTAR PUSTAKA
57
[Type the document title]
LAMPIRAN
KUESIONER HIPERTENSI
Identitas Responden
Nama : ( L/P ) Pendidikan :
Umur : Pekerjaan :
Alamat :
Beri tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
1. Menurut anda, apakah penyakit hipertensi / penyakit darah tinggi itu?
a. Suatu penyakit akibat peningkatan jumlah darah
b. Suatu peningkatan tekanan darah dalam pembuluh darah
c. Suatu penyakit yang disebabkan gangguan pembentukan darah
d. Suatu penyakit yang disebabkan kekurangan jumlah darah
2. Ada berapa klasifikas hipertensi ?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
3. Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan pasien dengan pre-hipertensi?
a. Dirujuk ke puskesmas terdekat
b. Diberikan obat darah tinggi
c. Diberitahu untuk merubah perilaku untuk mencegah hipertensi
d. Diberitahu untuk merubah perilaku untuk mencegah hipertensi dan Dirujuk ke
puskesmas terdekat
4. Apa gejala bila tekanan darah tinggi / hipertensi?
a. Nyeri otot
b. Sakit kepala
c. Muntah darah
d. Nyeri ulu hati
5. Berapa tekanan darah atas (sistolik) yang normal untuk usia 15-60 tahun?
a. 90 mmHg
b. 110 mmHg
c. 140 mmHg
d. 160 mmHg
6. Berapa tekanan darah bawah (diastolik) yang normal untuk usia > 18 tahun?
a. 100 mmHg
b. 90 mmHg
c. 80 mmHg
d. 60 mmHg
7. Penyakit apa yang dapat diakibatkan oleh hipertensi?
a. Kejang
b. Diare
58
[Type the document title]
c. Stroke
d. Kusta
8. Menurut anda, berapa lama obat hipertensi perlu diminum?
a. saat pusing
b. saat tensi darah tinggi saja
c. selama 1 minggu
d. Seumur hidup
9. Bagaimanakah pola hidup yang baik untuk mencegah hipertensi?
a. Olahraga 1 kali seminggu selama 5-10 menit
b. Olahraga 5 kali seminggu selama 5-10 menit
c. Olahraga 1 kali seminggu selama 30-45 menit
d. Olahraga 5 kali seminggu selama 30-45 menit
10. Bahan makanan manakah di bawah ini yang harus dihindari untuk penderita darah tinggi?
a. MSG
b. Lada
c. Cabai merah
d. Bawang
11. Menurut anda, kapan minimal penderita hipertensi yang tidak terkontrol harus melakukan
kunjungan ulang?
a. Seminggu sekali
b. Sebulan sekali
c. Setahun sekali
d. Jika ada keluhan
12. Obat darah tinggi mana yang memiliki efek samping batuk ?
a. Amlodipin
b. Captopril
c. Parasetamol
d. Nifedipin
13. Makanan apa yang tidak dianjurkan pada pasien hipertensi ?
a. Bawang putih
b. margarin
c. jeruk manis
d. jambu biji
14. Makanan apa yang dianjurkan pada pasien hipertensi ?
a. Bawang merah
b. Kunig telur
c. Daging kambing
d. Kulit ayam
15. Perilaku yang harus diubah pada pasien hipertensi yaitu?
a. Mengurangi konsumsi teh.
b. kontrol tensi saat pusing.
c. Kurangi makan menjadi 1 kali sehari
d. Kurangi konsumsi buah-buahan.
59
[Type the document title]
60
[Type the document title]
61
[Type the document title]
62