Anda di halaman 1dari 62

[Type the document title]

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hipertensi ditandai dengan tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140 per 90 mmHg.
Masalah utama adalah hipertensi sebagai the silent killer karena sering kali tanpa gejala. Tujuh
juta orang di seluruh dunia meninggal tiap tahun akibat hipertensi. Begitu juga di Indonesia, kasus
ini masih menjadi masalah besar. Komplikasi hipertensi yang utama adalah penyakit
kardiovaskular, yang dapat berupa penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, penyakit
ginjal kronik, kerusakan retina mata, maupun penyakit vaskuar perifer. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) Angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan
jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga
dunia terkena hipertensi. Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara
berkembang.
Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases 2010 dari WHO menyebutkan, 40
persen negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya
35 persen. Menurut Riskesdas 2013 Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%),
diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan
sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5
persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah
normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di
Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %).
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari program KPLDH pada bulan Desember 2016
Januari 2017 pada RW 01 Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, didapatkan bahwa dari
1571 responden, terdapat 91 responden menderita hipertensi. Penderita hipertensi diantaranya
terdiri dari hipertensi terkontrol apabila tekanan darah pasien stabil dan pasien rutin meminum
obat didapatkan 37 pasien, dan terdapat 54 pasien tidak terkontrol. Namun pengumpulan data
hanya dilakukan dari wawancara, dan banyak diantara para responden yang belum melakukan
pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
Diperlukan kesadaran dan pengetahuan tentang hipertensi dari para warga. Oleh karena itu,
kami akan merencanakan suatu intervensi dengan harapan dapat menurunkan angka hipertensi,
khususnya di RT 01 08, RW 01, Kelurahan Warakas.

1
[Type the document title]

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Kurangnya pengetahuan para kader RW 01 mengenai hipertensi
1.2.2 Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi
1.2.3 Kurangnya kesadaran para pasien hipertensi di RT01-08 RW 01 untuk kontrol
secara rutin

1.3 Tujuan
1.3.1 Umum
Turunnya prevalensi hipertensi serta meningkatkan pengetahuan mengenai
penyakit hipertensi bagi penderita hipertensi di Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung
Priok, Jakarta Utara.
1.3.2 Khusus
1.3.2.1 Meningkatkan pengetahuan para kader RW 01 mengenai hipertensi.

1.4 Manfaat
1.4.1 Penulis
1.4.1.1 Berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan kader RT 01-08 RW 01
tentang hipertensi.
1.4.1.2 Membantu menurunkan angka penderita hipertensi yang tidak terkontrol di
RT 01-08 RW 01 Kel. Warakas
1.4.1.3 Dapat melengkapi salah satu tugas dokter internship
1.4.2 Puskesmas
1.4.2.1 Menjadi salah satu program unggulan puskesmas dalam masalah hipertensi.
1.4.2.2 Menurunkan angka penderita hipertensi yang tidak terkontrol di RT 01-08
RW 01 Kel. Warakas
1.4.3 Masyarakat
1.4.3.1 Meningkatkan kesadaran pasien hipertensi di RT 01-08 RW 01 mengenai
pentingnya kontrol rutin.
1.4.3.2 Mendapatkan pengetahuan tentang hipertensi.

2
[Type the document title]

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi dan Klasifikasi HIpertensi
Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada
arteri. Tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, tekanan sistolik, atau kedua-
duanya secara terus-menerus. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan
pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan darah diastolik
berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di
antara dua denyutan.5,6
The Joint National Community on Preventation, Detection,Evaluation and Treatment
of High Blood Preassure 7 (JNC-7), WHO dan European Society of Hipertension
mendefinisikan hipertensi sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik seseorang
lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastoliknya lebih dari 90 mmHg.6
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur 18 tahun)
berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih
kunjungan klinis2 (Tabel 1). Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan
nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah
diastolik (TDD) < 80 mm Hg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit
tetapi mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cenderung meningkat ke
klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi ,
dan semua pasien pada kategori ini harus diberi terapi obat.

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa umur 18 tahun menurut JNC
7.2

3
[Type the document title]

2.1.2. Epidemiologi
Di Amerika, diperkirakan 30% penduduknya ( 50 juta jiwa) menderita tekanan darah
tinggi ( 140/90 mmHg); dengan persentase biaya kesehatan cukup besar setiap
tahunnya.4 Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degeneratif.
Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur.
Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi 55 tahun yang tadinya tekanan
darahnya normal adalah 90%.2 Kebanyakan pasien mempunyai tekanan darah
prehipertensi sebelum mereka didiagnosis dengan hipertensi, dan kebanyakan
diagnosis hipertensi terjadi pada umur diantara dekade ketiga dan dekade kelima.
Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibanding
perempuan. Dari umur 55 - 74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-
laki yang menderita hipertensi. Pada populasi lansia (umur 60 tahun), prevalensi
untuk hipertensi sebesar 65.4 %.8

2.1.3. Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada
kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial atau hipertensi
primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
Kelompok lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab yang
khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder;
endogen maupun eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi,
hipertensi pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara potensial.8
a. Hipertensi primer (essensial). Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan
hipertensi essensial (hipertensi primer).5 Literatur lain mengatakan, hipertensi
essensial merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. Beberapa mekanisme
yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi,
namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer
tersebut. Hipertensi sering turun-temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya
menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis
hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan gambaran bentuk disregulasi
tekanan darah yang monogenik dan poligenik mempunyai kecenderungan

4
[Type the document title]

timbulnya hipertensi essensial. Banyak karakteristik genetik dari gen-gen ini yang
mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga didokumentasikan adanya
mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric
oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.
b. Hipertensi sekunder. Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder
dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan
darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau
penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.10 Obat-obat
tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau
memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Obat-obat ini dapat
dilihat pada tabel 2. Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan
menghentikan obat yang bersangkutan atau mengobati/mengoreksi kondisi
komorbid yang menyertainya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan
hipertensi sekunder.

Tabel 2. Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi8


Penyakit Obat
penyakit ginjal kronis Kortikosteroid, ACTH
hiperaldosteronisme primer Estrogen (biasanya pil KB dg
penyakit renovaskular kadar estrogen tinggi)
sindroma Cushing NSAID, cox-2 inhibitor
pheochromocytoma Fenilpropanolamine dan analog
koarktasi aorta Cyclosporin dan tacrolimus
penyakit tiroid atau paratiroid Eritropoetin
Sibutramin
Antidepresan (terutama venlafaxine)
NSAID: non-steroid-anti-inflammatory-drug, ACTH: adrenokortikotropik hormon

2.1.4. Patogenesis
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam millimeter
merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS)

5
[Type the document title]

dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD
diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi.

Gambar 1. Fisiologi pengaturan tekanan darah

Pengaturan tekanan darah sangat kompleks dan mencakup interaksi antara berbagai
faktor genetik dan lingkungan yang mempengaruhi dua variabel hemodinamik yakni
curah jantung dan resistensi perifer. Curah jantung dipengaruhi oleh volume darah
yang sangat tergantung secara independen dengan konsentrasi natrium serum.
Resistensi perifer diatur pada tingkat arteriol dan dipengaruhi oleh faktor neuronal dan
hormonal. Tonus vaskulur normal dipengaruhi oleh zat vasokonstriktor (angiotensin II
dan katekolamin) dan vasodilator (kinin, prostaglandin dan nitrit oksida). Resistensi
pembuluh darah diatur oleh autoregulasi dimana peningkatan tekanan darah akan
memicu vasokonstriksi untuk mencegah hiperperfusi jaringan. Faktor lokal seperti pH
dan hipoxi serta interaksi neuronal antara dan adrenerdik juga terlibat.

Gambar 2. Autoregulasi tekanan darah oleh sistem RAAS

6
[Type the document title]

Ginjal dan kelenjar adrenal berperan penting pada regulasi tekanan darah dan
berinteraksi satu sama lain untuk mengatur tonus tekanan darah dan volume tekanan
darah. Ginjal mempengarhi resistensi perifer dan homeostasis natrium secara langsung
melalui sistem RAAS. Renin merupakan enzim proteolitik yang dihasilkan di ginjal
oleh sel jukstaglomerular di arterior aferen. Saat volume atau tekanan darah turun
terjadi penurunan tekanan pada arteriol aferen, penurunan GFR dan peningkatan
resorpsi natrium tubulus proksima sehingga terjadi konservasi natrium dan ekspansi
voume darah. Sel jukstaglomerular berespn dengan melepaskan renin. Renin
mengkatabolisme angiotensinogen plasma menjadi angiotensin I yang kemudia
dikonversi menjadi angiotensin II oleh Angiotensin converting enzyme di perifer.
Angiotensin II meningkatkan tekanan arah dengan meningkatkan resistensi perifer
dengan merangsang kontraksi sel otot polos vaskular, meningkatkan volume plasma
dengan merangsang sekresi aldosteron pada adrenal, meningatkan reabsorbsi natrium
tubulus. Atrium jantung juga mensekresika atrial natriuretik peptita (ANP) sebagai
respon terhadap ekspansi volume jantung pada gagal jantung dan menghambat
reabsorbi natrium di tubulus ginjal dan menyebabkan vasodilatasi sistemik.
Hampir 95% hipertensi adalah idiopatik (hipertensi esensial) . Kebanyakan pasien
tetap stabil seumur hidup dan sebagian mengalami komplikasi infark miokard, strokea
tau komplikasi lain. Sisanya adalah hipertensi sekunder yang disebabkan oleh
penyempitan arteri renalis biasanya oleh plak aterosklerosis (hipertensi renovaskular).
Yang jarang terjadi adalah hipertensi akibat penyakit adrenal seperti aldosteronisme
perifer, sindrom cushing, feokromositoma atau penyakit lain
Sekitar 5% hipertensi menunjukkan peningkatan tekanan darah cepat yang jika tidak
terdeteksi dapat menyebaban kematian dalam 1-2tahun. Hipertensi maligna atau
accelerated secara klinis ditandai oleh hipertensi berat (DBP >120mmHg), gagal
ginjal, perdarahan retina dan eksudat dengan atau tanpa papiledema. Hipertensi
maligna dapat terjadi pada hipertensi yang sudah ada, esensial maupun
sekunder.Faktor resiko hipertensi mencakup faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor genetik. Beberapa gen tunggal dapat menyebabkan hipertensi dengan
mempengaruhi reaborbsi natrium. Hipertensi juga dipengaruhi oleh polimorfisme
lokus angitensin. Pengaruh genetik dan ras pada sistem RAAS belum jelas namun
diduga melibatkan perbedaan pada regulasi tekanan darah mencakup loading natrium

7
[Type the document title]

ginjal, peningkatan reaktivitas vaskular terhadap vasoprotektor atau proliferasi otot


polos vaskular. Faktor lingkungan: modifikasi ekspresi genetik seperti stres obesitas,
merokok, inaktivitas fisik dan konsumsi garam. Hubungan antara diet tinggi natrium
dan prevalensi hipertensi berbeda pada populasi yang berbeda secara impresif.
Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam
terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah 10
- Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi
diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress
psikososial dll
- Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor
- Asupan natrium (garam) berlebihan
- Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
- Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi
angiotensin II dan aldosteron
- Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide
natriuretik
- Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus
vaskular dan penanganan garam oleh ginjal
- Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah
kecil di ginjal
- Diabetes mellitus
- Resistensi insulin
- Obesitas
- Meningkatnya aktivitas vascular growth factors
- Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik
inotropik dari jantung, dan tonus vaskular
- Berubahnya transpor ion dalam sel

2.1.5. Diagnosis

8
[Type the document title]

Ada 3 tujuan evaluasi pasien dengan hipertensi:


- Menilai gaya hidup dan identifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskular atau
penyakit penyerta yang mungkin dapat mempengaruhi prognosis sehingga dapat
memberi petunjuk dalam pengobatan
- Mencari penyebab tekanan darah tinggi
- Menetukan ada tidaknya kerusakan organ target dan penyakit kardiovaskular
Data diperoleh melalui anamnesis mengenai keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu
dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik, tes laboratorium rutin, dan prosedur
diagnostik lainnya.
Penemuan fisik yang utama adalah meningkatnya tekanan darah. Pengukuran rata-
rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol ditentukan untuk mendiagnosis
hipertensi.
Secara umum pasien dapat terlihat sehat atau beberapa diantaranya sudah mempunyai
faktor resiko tambahan (lihat tabel 3) tetapi kebanyakan asimptomatik.

Tabel 3. Faktor-faktor resiko kardiovaskular2


Faktor resiko mayor Kerusakan organ target
Hipertensi Jantung : Left ventricular hypertrophy
Merokok Angina atau sudah pernah infark miokard
Obesitas (BMI 30) Sudah pernah revaskularisasi koroner
Immobilitas Gagal jantung
Dislipidemia Otak : Stroke atau TIA
Diabetes mellitus Penyakit ginjal kronis
Mikroalbuminuria atau perkiraan GFR<60 Penyakit arteri perifer
ml/min Retinopathy
Umur (>55 tahun untuk laki-laki, >65 tahun
untuk perempuan)
Riwayat keluarga untuk penyakit
kardiovaskular prematur (laki-laki < 55
tahun atau perempuan < 65 tahun)
BMI = Body Mass Index; GFR= glomerular Filtration Rate; TIA = transient ischemic attack
Pemeriksaan fisik termasuk pengukuran tekanan darah yang benar, pemeriksaan
funduskopi, perhitungan BMI (body mass index) yaitu berat badan (kg) dibagi dengan
tinggi badan (meter kuadrat), auskultasi arteri karotis, abdominal, dan bruit arteri

9
[Type the document title]

femoralis; palpasi pada kelenjar tiroid; pemeriksaan lengkap jantung dan paru-paru;
pemeriksaan abdomen untuk melihat pembesaran ginjal, massa intra abdominal, dan
pulsasi aorta yang abnormal; palpasi ektremitas bawah untuk melihat adanya edema
dan denyut nadi, serta penilaian neurologis. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik juga
perlu digali apakah sudah ada kerusakan organ target sebelumnya atau disebabkan
hipertensi. Anamnesis dan pemeriksaan fisik harus meliputi hal-hal seperti:
Otak: stroke, TIA, dementia
Mata: retinopati
Jantung: hipertropi ventrikel kiri, angina atau pernah infark miokard, pernah
revaskularisasi koroner
Ginjal: penyakit ginjal kronis
Penyakit arteri perifer

2.1.6. Penatalaksanaan
Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah : Penurunan mortalitas dan morbiditas
yang berhubungan dengan hipertensi. Mortalitas dan morbiditas ini berhubungan
dengan kerusakan organ target (misal: kejadian kardiovaskular atau serebrovaskular,
gagal jantung, dan penyakit ginjal). Mengurangi resiko merupakan tujuan utama
terapi hipertensi, dan pilihan terapi obat dipengaruhi secara bermakna oleh bukti yang
menunjukkan pengurangan resiko.
a. Target nilai tekanan darah yang di rekomendasikan dalam JNC VII.5
- Kebanyakan pasien < 140/90 mm Hg
- Pasien dengan diabetes < 130/80 mm Hg
- Pasien dengan penyakit ginjal kronis < 130/80 mm Hg
b. Target nilai tekanan darah menurut JNC VIII12
- Pada populasi umum usia 60 tahun terapi farmakologi dimulai pada
SBP>150 dan DBP>90 mmHg dengan target tekanan darah
<150/90mmHg (Grade A)
- Pada populasi umum usia 60 tahun jika terapi farmakologi berhasil
mencapai SBP <140mmHg dan dapat ditoleransi secara baik tanpa efek
samping maka terapi tidak perlu diubah (Grade E)

10
[Type the document title]

- Pada populasi umum <60 tahun terapi farmakologi dimulai untuk


mencapai target DBP <90mmHg (Grade A untuk usia 30-59 tahun, grade
E untuk usia 18-29 tahun) dan SBP <140mmHg (Grade E)
- Pada populasi usia 18 tahun dengan CKD atau diabetes terapi
farmakologi bertujuan mencapai SBP <140 dan diastolik <90mmHg
(grade E)

Tabel 4. Perbandingan target tekanan darah menurut JNC VII, JNC VIII, ESH/ESC
2013, ISHIB 2010, ADA 2013, KDIGO 2102, NICE, CHEP 20138

Walaupun hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang umum dijumpai,
tetapi kontrol tekanan darah masih buruk. Kebanyakan pasien dengan hipertensi
tekanan darah diastoliknya sudah tercapai tetapi tekanan darah sistolik masih
tinggi. Diperkirakan dari populasi pasien hipertensi yang diobati tetapi belum
terkontrol, 76.9% mempunyai tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik 90 mmHg.12 Pada kebanyakan pasien, tekanan darah diastolik
yang diinginkan akan tercapai apabila tekanan darah sistolik yang diiginkan sudah
tercapai. Karena kenyataannya tekanan darah sistolik berkaitan dengan resiko
kardiovaskular dibanding tekanan darah diastolik, maka tekanan darah sistolik

11
[Type the document title]

harus digunakan sebagai petanda klinis utama untuk pengontrolan penyakit pada
hipertensi.5
Modifikasi gaya hidup saja bisa dianggap cukup untuk pasien dengan
prehipertensi, tetapi tidak cukup untuk pasien-pasien dengan hipertensi atau untuk
pasien-pasien dengan target tekanan darah 130/80 mmHg (DM dan penyakit
ginjal). Pemilihan obat tergantung berapa tingginya tekanan darah dan adanya
indikasi khusus. Kebanyakan pasien dengan hipertensi tingkat 1 harus diobati
pertama-tama dengan diuretik tiazid. Pada kebanyakan pasien dengan tekanan
darah lebih tinggi (hipertensi tingkat 2), disarankan kombinasi terapi obat, dengan
salah satunya diuretik tipe tiazid. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan
dengan: terapi nonfarmakologi dan terapi farmakologi.

12
[Type the document title]

Gambar 4. Penatalaksana hipertensi menurut JNC 811

13
[Type the document title]

Tabel 6. Obat-obat antihipertensi dan dosis rekomendasi JNC 811

a. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi
harus melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat
menurunkan tekanan darah dapat terlihat pada tabel 4 sesuai dengan
rekomendasi dari JNC VII. Disamping menurunkan tekanan darah pada
pasien-pasien dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat
mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien
dengan tekanan darah prehipertensi.14 Modifikasi gaya hidup yang penting
yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk
individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary
Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet
rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada
sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi

14
[Type the document title]

satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat


membebaskan pasien dari menggunakan obat.10 Program diet yang mudah
diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-
lahan pada pasien yang gemuk dan obesitas disertai pembatasan pemasukan
natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan
moril.

b. Terapi farmakologi
Panduan dalam Pemilihan dosis obat antihipertensi
- Mulai satu obat: titrasi maksimal. Jika tujuan tekanan darah tidak dicapai
dengan penggunaan satu obat meskipun titrasi dengan dosis maksimum
yang disarankan, tambahkan obat kedua dari daftar (thiazide-jenis
diuretik, CCB, ACEI, atau ARB) dan titrasi sampai dengan maksimum
yang disarankan dosis obat kedua untuk mencapai tujuan tekanan darah.
- Jika tujuan tekanan darah tidak tercapai dengan 2 obat, pilih obat ketiga
dari daftar (thiazide-jenis diuretik, CCB, ACEI, atau ARB), hindari
penggunaan kombinasi ACEI dan ARB. Titrasi obat sampai ketiga untuk
maksimum dosis yang dianjurkan untuk mencapai tujuan tekanan darah.
- Mulailah dengan 2 obat pada saat yang sama, memulai terapi dengan 2
obat secara bersamaan, baik sebagai obat 2 yang terpisah atau sebagai
kombinasi pil tunggal. Titrasi obat ketiga sampai dengan maksimum dosis
yang dianjurkan untuk mencapai tujuan tekanan darah. Beberapa anggota
komite sarankan mulai dengan> 2 obat ketika tekanan darah sistolik > 160
mmhg kombinasi pil dan / atau tekanan darah diastolk > 100 mm hg, atau
jika tekanan darah sistolik > 20 mm hg di atas target dan / atau tekanan
darah diastolik > 10 mmhg di atas target. jika tujuan tekanan darah tidak
tercapai dengan 2 obat, pilih obat ketiga dari daftar (thiazide-jenis
diuretik, CCB, ACEI, atau ARB), hindari penggunaan gabungan ACEI
dan ARB. Titrasi obat sampai ketiga dengan dosis maksimum yang
disarankan.

15
[Type the document title]

Tabel 7. Indikasi memulai obat antihipertensi menurut ESC 2013.12


15,16
- Kombinasi Obat-Obat Anti-Hipertensi : Data-data menunjukkan
bahwa sebagian besar penderita hipertensi memiliki tekanan darah yang
tidak terkontrol (tidak mencapai target). Hal ini selain disebabkan karena
pasien tidak patuh menggunakan obat, juga disebabkan karena pemberian
obat anti-hipertensi yang tidak adekuat. The American ALLHAT study
(The Antihypertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent Heart
Attack Trial, 2000) menunjukkan bahwa untuk mencapai TD < 140/90
mmHg ],60% pasien hipertensi membutuhkan 2 atau 3 jenis obat anti-
hipertensi. Dengan demikian berbagai asosiasi hipertensi menganjurkan
menggunakan 2 atau 3 jenis obat anti-hipertensi. Bahkan mereka telah
membuat algoritme pengobatan agar lebih efektif menurunkan tekanan
darah dalam kombinasi obat.
- Ada 6 alasan mengapa pengobatan kombinasi pada hipertensi dianjurkan:
1. Mempunyai efek aditif
2. Mempunyai efek sinergisme
3. Mempunyai sifat saling mengisi
4. Penurunan efek samping masing-masing obat
5. Mempunyai cara kerja yang saling mengisi pada organ target tertentu
6. Adanya fixed dose combination akan meningkatkan kepatuhan pasien
(adherence)
2.1.7. Komplikasi hipertensi

16
[Type the document title]

Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan
mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ
tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah
faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack),
penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial
fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskular lain
maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya
tersebut. Menurut Studi Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai
peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri
perifer, dan gagal jantung5

17
[Type the document title]

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH DAN METODE


III.1 PROFIL KOMUNITAS UMUM

Kelurahan Warakas merupakan bagian dari kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kelurahan ini berpenduduk padat namun tertata. Wilayah Kelurahan Warakas mempunyai
luas total 108,84 ha. Status tanah pada umumnya adalah tanah negara, sedangkan pemilik
tanah sebagian besar adalah penggarap, namun demikian diantaranya sudah banyak yang
sudah memiliki hak dengan mensertifikatkan tanah secara perorangan maupun melalui prona.

III.1.1 Data geografis

Kelurahan Warakas terletak di daerah dataran ( + 2 km dari laut ) dengan ketinggian 0,5-1
m dari permukaan laut. Kelurahan Warakas berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Priok di
sebelah Utara, Kelurahan Papanggo di sebelah barat dan selatan, serta berbatasan dengan
Kelurahan Sungai Bambu di sebelah timur.

Akses menuju Puskesmas Warakas relatif mudah dicapai. Jalan menuju puskesmas sudah
beraspal, cukup luas untuk dilalui oleh motor ataupun sepeda namun agak sempit bagi mobil.
Puskesmas terletak di tengah-tengah rumah penduduk, namun terdapat petunjuk arah di ujung
jalan yang mengarahkan jalan menuju puskesmas.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kelurahan Warakas


III.1.2 Data Demografik

18
[Type the document title]

Kelurahan Warakas terdiri dari beberapa 14 RW dan memiliki beberapa RT antara


lain RW 01 yang terdiri atas 16 RT, RW 002 (16 RT), RW 003(14 RT), RW 004 (15 RT),
RW 005 (14 RT), RW 006(13 RT), RW 007 (13 RT), RW 008 (8 RT) ,RW 009 (12 RT), RW
010 (12 RT), RW 011 (11 RT), RW 012 (11 RT), RW 013 (14 RT), dan RW 014 (13 RT).
Pada bulan Desember 2016, terdapat 17.776 Kepala Keluarga (KK), dengan total
penduduk adalah 51.917 orang, terdiri dari 26.251 orang laki-laki dan 25.666 orang
perempuan.
Hasil pendataan penduduk RW 01 bulan Desember 2016 Januari 2017 di RW 001
terdapat sekitar 1570 penduduk (766 laki-laki dan 809 perempuan) yang terbagi dalam 450
KK (33 KK di RT 01, 25 KK di RT 002, di RT 003 sebanyak 12 KK, RT 04
terdapat7KK,di RT 005 terdapat 41 KK, 30 KK di RT 006, 9 KK di RT 007, 25 KK di RT
008, 40 KK di RT 009, 24 KK di RT 010, 52 KK di RT 011, 20 KK di RT 012, 35 KK di RT
013, 30 KK di RT 014, 39 KK di RT 015, dan 25 KK di RT 016)

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penduduk menurut Kelompok Umur di RW 001 Kelurahan
Warakas

19
[Type the document title]

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penduduk menurut Jenis Kelamin di RW 001 Kelurahan
Warakas

III.1.3 Data epidemiologi


Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas, diperoleh kunjungan 10 Penyakit terbanyak pada
tahun 2016 adalah :

1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas/ISPA (11048 Kunjungan)


2. Penyakit otot dan jaringan (3458 Kunjungan)
3. Hipertensi (2817 Kunjungan)
4. Gastritis (2480 Kunjungan)
5. Penyakit Kulit Alergi (1490 Kunjungan)
6. Penyakit Kulit Infeksi (1055 Kunjungan)
7. Diare (973 Kunjungan)
8. Diabetes Melitus (952 Kunjungan)

20
[Type the document title]

9. Penyakit Jantung (652 kunjungan)


10. Penyakit Susunan Syaraf (288 Kunjungan)

KUNJUNGAN 10 PENYAKIT TERBANYAK TAHUN 2016

288

652
952
973

1055 ISPA
Peny otot dan jar
1490 Hipertensi

11048 Gastritis
Peny kulit alergi
2480 Peny kulit infeksi
Diare
DM
Peny jantung
2817 Peny susunan syaraf

3458

Sumber : Laporan LB1 Tahun 2016

Kunjungan 10 penyakit terbanyak tahun 2016 didominasi dengan kunjungan Penyakit Tidak
Menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan pembuluh darah. Penyakit tidak
menular banyak muncul disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, prilaku konsumtif dan
kurangnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini.

Tahun 2015 ada 1 Posbindu yang terbentuk yaitu Posbindu RW 13. Tahun 2016 Puskesmas
memfasilitasi untuk terbentuknya Posbindu di RW 12 sehingga tahun ini kelurahan warakas memiliki
2 Posbindu di rw 013 dan rw 012). Pelayanan di Posbindu dilakukan dari usia 15 tahun sampai
dengan lansia. Kegiatan yang utama adalah deteksi dini penyakit tidak menular dengan cara
melakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik yaitu pengukuran TB, BB, Lingkar perut,

21
[Type the document title]

melakukan pemeriksaan tanda tanda vital, pemeriksaan laboratorium sederhana untuk


pemeriksaan GDS, kolesterol, Asam Urat, serta pemeriksaan penunjang lainnya. Deteksi dini Kanker
payudara, servix, resiko penyakit jantung, pemberian pendidikan kesehatan dan layanan rujukan.

Kegiatan dalam gedung Puskesmas yang dilakukan adalah kegiatan PPHT (Program
Pengendalian Hipertensi) berupa kegiatan pemantauan berkala pasien pasien dengan hipertensi,
konseling gizi, penyuluhan kesehatan dan senam yang bekerjasama dengan BPJS.

Puskesmas Kelurahan Warakas mempunyai laporan kematian berdasarkan surat keterangan


kematian yang dikeluarkan oleh Puskesmas. Berdasarkan laporan tahun 2016 tercatat ada 66
kematian, terdiri dari 41 laki-laki dan 25 perempuan.

JUMLAH KEMATIAN BERDASARKAN UMUR


YANG TERCATAT DI PUSKESMAS KELURAHAN WARAKAS TAHUN 2016

NO UMUR JUMLAH KEMATIAN


1 0 7 Hari 1
2 8 28 Hari 0
3 < 1 Tahun 1
4 1 4 Tahun 1
5 5 14 Tahun 0
6 15 24 Tahun 0
7 25 44 Tahun 13
8 >45 Tahun 50
Sumber : Laporan Kematian Puskesmas Kelurahan Warakas tahun 2016

22
[Type the document title]

Penyebab Kematian di PKL Warakas


Tahun 2016
18
18
16
14
11
12 10
10
8
5
6 4
3
4 2 2 2 2 2
1 1 1 1 1
2
0

Peringkat 3 teratas penyebab kematian adalah penyakit jantung, stroke dan DM. Hal ini
disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penderita penyakit tidak menular yang
diakibatkan gaya hidup yang tidak sehat.

Pada penelitian intervensi data diperoleh dari hasil pendataan KPLDH dan Dokter
Internsip Warakas pada Desember 2016- Januari 2017.

Hasil pendataan yang dilakukan menunjukkan bahwa dari 1571 warga, terdapat 91
orang (7,66%) yang menderita hipertensi. Jika ditinjau dari riwayat pengobatannya, 37 orang
dari warga yang menderita hipertensi terkontrol. Angka ini berkisar sekitar 40.66% dari
seluruh penderita hipertensi yang ada di RW 001 Kelurahan Warakas, dimana 59,34%
sisanya menderita hipertensi tidak kontrol.

23
[Type the document title]

Warga Penderita Hipertensi


7,66%

Hipertensi
Tidak Hipertensi

92,34%

Gambar 5.1. Prosentase Penderita Hipertensi di RW 001 Kelurahan Warakas

Penderita Hipertensi RW 001 Kelurahan Warakas

40,66%
59,34% Terkontrol
Tidak terkontrol

Gambar 5.1. Prosentase Penderita Hipertensi Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RW 001 Kelurahan
Warakas

Pada RT 01 dengan jumlah penduduk 107 jiwa didapatkan sebanyak 8 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 2 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 2 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang disertai DM dan overweight.

24
[Type the document title]

Laki-
Data RT 01 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 2 4
Hipertensi tidak terkontrol 1 1
Jumlah Hipertensi 3 5

Pada RT 02 dengan jumlah penduduk 105 jiwa didapatkan sebanyak 5 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat sebanyak 3 orang yang menderita hipertensi dengan overweight.

Laki-
Data RT 02 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 2
Hipertensi tidak terkontrol 1 2
Jumlah Hipertensi 1 4
Pada RT 03 dengan jumlah penduduk 107 jiwa didapatkan sebanyak 3 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi dengan overweight.

Laki-
Data RT 03 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 1 0
Hipertensi tidak terkontrol 1 1
Jumlah Hipertensi 2 1
Pada RT 04 dengan jumlah penduduk 25 jiwa didapatkan sebanyak 2 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang menderita hipertensi dengan overweight.

Laki-
Data RT 04 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 1 1
Jumlah Hipertensi 1 1

Pada RT 05 dengan jumlah penduduk 135 jiwa didapatkan sebanyak 8 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 4 orang menderita hipertensi dengan overweight dan 1 orang menderita
hipertensi yang disertai DM dengan overweight.

25
[Type the document title]

Laki-
Data RT 05 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 1 3
Hipertensi tidak terkontrol 2 2
Jumlah Hipertensi 3 5

Pada RT 06 dengan jumlah penduduk 105 jiwa didapatkan sebanyak 7 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 1 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang dengan penyakit asma.

Laki-
Data RT 06 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 1 3
Hipertensi tidak terkontrol 1 2
Jumlah Hipertensi 2 5
Pada RT 07 dengan jumlah penduduk 26 jiwa didapatkan sebanyak 2 orang yang menderita
hipertensi.

Laki-
Data RT 07 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 2 0
Hipertensi tidak terkontrol 0 0
Jumlah Hipertensi 2 0
Pada RT 08 dengan jumlah penduduk 79 jiwa didapatkan sebanyak 9 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 2 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 3 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 2 orang yang menderita hipertensi yang disertai DM dan overweight.
Pada RT 08 didapatkan juga 1 orang penderita hipertensi dengan disabilitas.

Laki-
Data RT 08 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 1
Hipertensi tidak terkontrol 3 5
Jumlah Hipertensi 3 6
Pada RT 09 dengan jumlah penduduk 141 jiwa didapatkan sebanyak 6 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 2 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang dengan underweight.

26
[Type the document title]

Laki-
Data RT 09 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 1
Hipertensi tidak terkontrol 2 3
Jumlah Hipertensi 2 4

Pada RT 10 dengan jumlah penduduk 72 jiwa didapatkan sebanyak 3 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM dan terdapat 1 orang yang
menderita hipertensi yang PJK dan overweight.

Laki-
Data RT 10 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 1 2
Jumlah Hipertensi 1 2

Pada RT 11 dengan jumlah penduduk 173 jiwa didapatkan sebanyak 11 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 2 orang menderita hipertensi
dengan overweight.

Laki-
Data RT 11 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 3 5
Hipertensi tidak terkontrol 1 2
Jumlah Hipertensi 4 7

Pada RT 12 dengan jumlah penduduk 78 jiwa didapatkan sebanyak 8 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 3 orang menderita hipertensi dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang
menderita hipertensi dengan stroke.

Laki-
Data RT 12 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 3
Hipertensi tidak terkontrol 2 3

27
[Type the document title]

Jumlah Hipertensi 2 6

Pada RT 13 dengan jumlah penduduk 130 jiwa didapatkan sebanyak 6 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 3 orang menderita hipertensi dengan overweight.

Laki-
Data RT 13 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 3 1
Hipertensi tidak terkontrol 1 1
Jumlah Hipertensi 4 2

Pada RT 14 dengan jumlah penduduk 117 jiwa didapatkan sebanyak 6 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 2 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 3 orang menderita hipertensi
dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang disertai DM dan HHD.

Laki-
Data RT 14 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 2 4
Jumlah Hipertensi 2 4

Pada RT 15 dengan jumlah penduduk 136 jiwa didapatkan sebanyak 4 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 2 orang menderita hipertensi dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang
menderita hipertensi yang dengan underweight.

Laki-
Data RT 15 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 1 3
Jumlah Hipertensi 1 3

Pada RT 16 dengan jumlah penduduk 87 jiwa didapatkan sebanyak 3 orang yang menderita
hipertensi. Terdapat 1 orang yang menderita hipertensi disertai DM, 2 orang menderita hipertensi

28
[Type the document title]

dengan overweight, dan terdapat 1 orang yang menderita hipertensi yang disertai DM,overweight,
PPOK dan PJK.

Laki-
Data RT 16 laki Perempuan
Hipertensi terkontrol 0 0
Hipertensi tidak terkontrol 2 1
Jumlah Hipertensi 2 1

Dari jumlah yang ada di dapatkan usia paling muda terkena hipertensi pada umur 28 tahun dan paling
tertua usia 89 tahun. Ditemukan bahwa umur rata-rata penderita hipertensi antara umur 40-60 tahun.
Pada pendataan juga di dapatkan bawah penderita hipertensi yang mengkonsumsi obat secara rutin di
dapatkan 49 orang, sedangkan 42 orang tidak mengkonsumsi obat secara rutin.

Dari data didapatkan 11 orang yang menderita hipertensi disertai penyakit diabetes mellitus, 34 orang
menderita hipertensi dengan overweight, 30 orang pasien menderita diabetes mellitus dengan
overweight, serta 8 orang penderita hipertensi dengan penyakit penyerta lain nya seperi asma
bronkiale, anemia, penyakit jantung koroner, dan PPOK atau yang lainnya.

Banyaknya angka hipertensi tidak terkontrol diambil menjadi masalah yang diambil untuk
diintervensi di TR 01 08 RW 01 Kelurahan Warakas

Hipertensi dengan Penyerta lain


34 Orang
35 30 orang
30

25

20

15 11orang
8 orang
10

0
DM Overweight DM dan Penyakit
Overweight lainnya

29
[Type the document title]

Gambar 5.1. Data Penderita Hipertensi dengan Penyakit Penyerta di RW 001 Kelurahan Warakas

III.1.4 PELAYANAN KESEHATAN (PUSKESMAS KELURAHAN WARAKAS)

III.1.4.1 Sejarah
Puskesmas Kelurahan Warakas dibangun dengan biaya APBD DKI tahun 1972 dan
resmi digunakan tanggal 15 Juli 1972. Pada tahun 2004 dan 2008 dilakukan perbaikan yang
disebabkan karena adanya atap yang bocor dan ada eternit yang ambruk serta beberapa sarana
instalasi air berikut wastafel yang sudah rusak.
Pada bulan Juli 2010 dilaksanakan perbaikan total Puskesmas Kelurahan Warakas
dengan biaya APBD DKI tahun 2010, sementara itu pelayanan dilakukan ditempat sementara
yang dikontrak dengan anggaran APBD DKI.
Bulan Februari 2011 pelayanan sudah dilakukan digedung baru yang sudah
menyelesaikan pembangunan tahap pertamanya. Akhir 2012 pembangunan gedung sudah
selesai dan sudah dilakukan serah terima. Direncanakan akan dilakukan perbaikan dan
perawatan pada tahun 2017.

III.1.4.2 Sarana
Bangunan terdiri tiga lantai dengan luas tanah 532 M2 , sarana yang ada didalamnya
adalah air PAM, listrik, generator Set, APAR, telephone, computer, laptop, printer, AC,
Kipas Angin, motor, dental unit, 1 unit mobil Ambulance milik Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok, ruang bermain anak, ruang menyusui, bilik sampah dan IPAL

Puskesmas ini juga dilengkapi dengan alat-alat kesehatan dan sarana pelayanan
lainnya untuk menjamin peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen.

Puskesmas Kelurahan Warakas beralamat di Jalan Warakas IX Gang 13 No.21-22


Rt.007 Rw.011 Kelurahan Warakas dengan nomor telpon (021) 4308865.

III.1.4.3 Visi Misi

VISI : Menjadikan Puskesmas Kelurahan Warakas sebagai unit pelayanan kesehatan yang
menjadi pilihan warga Jakarta, menuju Jakarta Sehat untuk semua tahun 2017.

MISI :

30
[Type the document title]

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan, pelatihan


dan keterampilan agar dapat memberikan pelayanan sesuai standar kesehatan

2. Meningkatkan kualitas peyanan kesehatan melalui penerapan Sistem Manajemen


mutu ISO 9001: 2008

3. Menggalang kemitraan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

III.1.4.4 Struktur Organisasi

III.2 Identifikasi Masalah Menggunakan Paradigma BLUM

- Genetik:

- Tidak dinilai

- Medical Care Sevices:

- Metode penegakan diagnosis hipertensi.


- Penyuluhan mengenai hipertensi pada kader masih kurang.
- Pengetahuan kader mengenai hipertensi masih kurang.

- Lifestyle:

31
[Type the document title]

Dari hasil survey yang dilakukan oleh para kader RW 01 didapatkan:

- Masyarakat tidak mengetahui nilai tekanan darah yang normal (55,6% responden)
- Masyarakat tidak mengerti bahwa hipertensi dapat menyebabkan stroke (33,4%
responden)
- Masyarakat tidak tidak mengetahui klasifikasi hipertensi (77,8% responden)
- Masyarakat tidak mengerti berapa lama seseorang dengan hipertensi harus minum
obat (33,3% responden)
- Masyarakat tidak mengerti jika penyakit hipertensi harus rutin kontrol (88,8%
responden)
- Masyarakat tidak mengerti mengenai pola hidup yang baik pada penyakit hipertensi
(100% responden pada pasien hipertensi tidak terkontrol
- Lingkungan:
- Fisik:

- Rumah warga dekat dari jalan raya, dan masih cukup dekat dengan
Puskesmas kelurahan warakas

- Non Fisik:

- Pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan kader yang masih rendah


mengenai hipertensi.

- Sosio-ekonomi-budaya:

- Status ekonomi sebagian besar keluarga di RT 01-08 RW 01 adalah


menengah ke bawah.

- Penyakit hipertensi dianggap remeh oleh warga.

32
[Type the document title]

Gambar 3. Paradigma BLUM

33
[Type the document title]

BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
IV.1. Identifikasi Masalah Penyebab

Permasalahan yang akan diidentifikasi adalah lifestyle, environment dan medical


services warga rw 01 kelurahan warakas. Pencarian penyebab masalah dilakukan dengan
teknik fishbone.

1. Medical Care Sevices:


a. Metode penegakan diagnosis hipertensi.
b. Penyuluhan mengenai hipertensi pada kader masih kurang.
c. Pengetahuan kader mengenai hipertensi masih kurang.
2. Lifestyle:
Dari hasil survey yang dilakukan oleh para kader RW 01 didapatkan:
a. Masyarakat tidak mengetahui nilai tekanan darah yang normal (55,6%
responden)
b. Masyarakat tidak mengerti bahwa hipertensi dapat menyebabkan stroke
(33,4% responden)
c. Masyarakat tidak tidak mengetahui klasifikasi hipertensi (77,8% responden)
d. Masyarakat tidak mengerti berapa lama seseorang dengan hipertensi harus
minum obat (33,3% responden)
e. Masyarakat tidak mengerti jika penyakit hipertensi harus rutin kontrol (88,8%
responden)
f. Masyarakat tidak mengerti mengenai pola hidup yang baik pada penyakit
hipertensi (100% responden pada pasien hipertensi tidak terkontrol
3. Lingkungan:
a. Fisik:
i. Rumah warga dekat dari jalan raya, dan masih cukup dekat dengan
Puskesmas kelurahan warakas
b. Non Fisik:

34
[Type the document title]

i. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai


hipertensi.
c. Sosio-ekonomi-budaya:
i. Status ekonomi sebagian besar keluarga di RT 01-08 RW 01 adalah
menengah ke bawah.
ii. Penyakit hipertensi dianggap remeh oleh warga.

IV.2. Penentuan Prioritas Masalah

Dari akar penyebab masalah tersebut ditentukan prioritas masalah yang akan diintervensi
berdasarkan metode scoring menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)
sebagaimana tertera di tabel berikut:

Tabel 1. Scoring akar penyebab masalah menggunakan USG


No
. Akar Penyebab Masalah U S G Total
1 Metode penegakan diagnosis hipertensi 3 3 3 9
Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih
2 rendah mengenai hipertensi 5 4 5 14
3 Pengetahuan kader mengenai hipertensi masih kurang 5 4 4 13
Masyarakat tidak mengerti kapan seseorang harus rutin
4 kontrol 4 5 4 14
Masyarakat tidak mengerti mengenai pola hidup yang
5 baik pada penyakit hipertensi. 5 5 4 14

Dari hasil scoring, dipilih 4 masalah yang akan diintervensi, yakni:

1. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang masih rendah mengenai


hipertensi
2. Pengetahuan kader mengenai hipertensi masih kurang
3. Masyarakat tidak mengerti kapan seseorang harus rutin kontrol
4. Masyarakat tidak mengerti mengenai pola hidup yang baik pada penyakit
hipertensi.

35
[Type the document title]

IV.3. Alternatif Pemecahan Masalah

Solusi bagi masalah yang telah dikemukakan adalah penyuluhan yang menyeluruh
mengenai penyakit hipertensi kepada kader RW 01 dan penderita hipertensinya, serta
menjelaskan nilai tekanan darah yang normal, gejala hipertensi, pola olahraga yang ideal,
pola makan rendah garam, himbauan untuk mengurangi makan makanan yang mengandung
garam serta MSG seperti makanan olahan, makanan yang diawetkan dan jajanan.

Untuk permasalahan tidak patuhnya minum obat dan kontrol, dinilai bahwa solusi
bagi tidak patuhnya minum obat dan kontrol adalah melalui kartu kontrol yang diberikan
untuk penderita hipertensi. Sedangkan yang dinilai dapat menjadi solusi bagi kurangnya
sarana edukasi adalah melalui pembagian brosur.

36
[Type the document title]

fishbone

Pengetahuan dan kesadaran


Pengetahuan kader mengenaiGambar 4. Diagram
Masyarakat
Fishbone
tidak mengerti
untuk Identifikasi masyarakat
Masalah Hipertensi
yang masih
hipertensi masih kurang mengenai pola hidup yang rendah mengenai hipertensi
baik pada penyakit
hipertensi.hipertensi

Enggan ke puskesmas untuk bertanya Tidak mengerti penatalaksanaan


dan kontrol mengenai hipertensi dan pencegahan hipertensi

ANGKA
Tidak teratur minum obat dan PENDERITA
pencegahan lainnya untuk HIPERTENS
I RT01 RT
08 RW 01,
Kurangnya tingkat kontrol
KEL.
penyakit hipertensi pada
penderitnaya WARAKAS

Masyarakat tidak mengerti kapan Data jumlah orang penderita


seseorang harus rutin kontrol hipertensi masih tidak akurat

Metode penegakan diagnosis


hipertensi

37
[Type the document title]

BAB V
PERENCANAAN INTERVENSI
V.1 Penyusunan Intervensi

V.1.1 Penyuluhan Kepada Para Kader RT 01-08 RW 01 :

a) Kegiatan: Penyuluhan secara keseluruhan mengenai hipertensi ke para kader yang


akan dipilih penjadi konselor hipertensi.
Dasar:
Karena keterbatasan fasilitas tempat yang tidak memiliki kapasitas yang cukup
besar, maka penyuluhan ini ditujukan kepada perwakilan warga yaitu para
kader yang akan dipilih menjadi konselor hipertensi dengan harapan mereka
dapat berpartisipasi aktif menghimbau warga dengan hipertensi sebagai tempat
untuk bertanya dan konsultasi mengenai hipertensi.
Para perwakilan warga yang ditargetkan adalah yang dekat dengan masyarakat
yaitu para kader dan dari para kader dapat dipilih yang akan menjadi konselor
hipertensi sehingga warga lebih patuh terhadap apa yang disampaikan oleh
mereka.
Pembagian pin kepata para kader yang menjadi konselor hipertensi
b) Sasaran: Para kader RT01-08 RW01 Keelurahan Warakas
c) Tempat: kantor RW 01
d) Indikator penilaian: Peningkatan pengetahuan peserta penyuluhan mengenai penyakit
hipertensi secara keseluruhan yang diukur melalui pre-test dan post-test yang
diadakan sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan. Pengetahuan responden
dikatakan meningkat jika jawaban dari minimal 60% responden memenuhi syarat. *+
e) Dikatakan memenuhi syarat apabila responden dengan jumlah jawaban benar 70%
pada post-test.

38
[Type the document title]

V.2. Log Frame Goals

Tabel 5. Log Frame Goals Target Intervensi Hipertensi di RT01-08 RW 01 Kelurahan


Warakas

Kegiatan / Tujuan
Input Panjang
Intervensi Pendek Menengah
(6 Minggu) (1 tahun) (5 tahun)
Men 1 dokter, 1 Penyuluhan Peningkatan Para konselor Menurunkan
petugas kepada para pengetahuan hipertensi kasus baru
kesehatan, 8 kader RT01- para kader dapat hipertensi di
kader 08 RW 01 RT01-08 RW01 menjadi RT01-08
Kelurahan Kelurahan wadah dan RW01
Warakas Warakas sarana Kelurahan
Money Rp. 50.000,-
mengenai bertanya bagi Warakas.
Material LCD dan
hipertensi yang para warga.
laptop
diukur melalui
Kertas pre-test
jawaban dari
dan post-test
minimal 60%
Snack +
responden
minum
memenuhi
syarat.
Method Penyuluhan Dikatakan
bagi kader RT memenuhi syarat
01-08 RW 01 apabila
Kelurahan responden
warakas dengan jumlah
menggunakan jawaban benar
powerpoint 70% pada post-
Pembagian test.
pin bagi
konselor
hipertensi
yang terpilih

39
[Type the document title]

V.3. Planning Of Action (POA)


V.3.1. Planning

Tabel 6. Planning Rencana Intervensi Hipertensi di RT 01-08 RW01 Kelurahan Warakas.

Kegiatan Tujuan dan Sasaran Tempat Waktu Pelaksan Rencana


target a penilaian
Pemilihan
kasus
Menganali
sis data
epidemiolo
gis dan 10 Menemukan
RT01-08 27
penyakit Diagnosis Puskesmas
RW01 31 Dr. Jenia
terbanyak Komunitas Kelurahan
Kelurahan maret Andromi
di yang akan Warakas.
Warakas. 2017
Puskesmas diintervensi
warakas.
Berdiskusi
antar
anggota
kelompok
Penetapan
kasus yang
akan Mendapatkan RT01-08
Puskesmas 03
diintervensi kasus yang RW01 dr. Jenia
Kelurahan April
serta rencana akan Kelurahan Andromi
Warakas 2017
intervensi diintervensi Warakas.
yang akan
dilakukan
Meminta izin
Mendapat
kepala
izin kepala
Puskesmas
Puskesmas Kader di
warakas,
warakas, RT01-08 Puskesmas 04
dokter dr. Jenia
dokter RW01 Kelurahan April
penanggung Andromi
penanggung Kelurahan Warakas 2017
jawab dan
jawab untuk Warakas.
ketua RW 01
melakukan
Kelurahan
intervensi
Warakas.
Pembuatan Para dr. Jenia
Kuesioner Puskesmas 05
kuesioner pre- perwakilan Andromi
pre-test dan Kelurahan april
test dan post- kader

40
[Type the document title]

test post-test siap RT01-08 Warakas 2017


RW 01
Kelurahan
Warakas
Pembuatan Para
materi perwakilan
penyuluhan Materi kader Puskesmas 05-06
dr. Jenia
penyuluhan RT01-08 Kelurahan april
Andromi
siap RW 01 Warakas 2015
Kelurahan
Warakas
Persiapan alat Para
dan bahan perwakilan
Alat dan
untuk kader Puskesmas 07
bahan untuk dr. Jenia
intervensi RT01-08 Kelurahan april
intervensi Andromi
RW 01 Warakas 2017
siap
Kelurahan
Warakas
Penyuluhan Para
Peningkatan
kepada kader perwakilan
pengetahuan
RT 01-08 RW kader 10-13
kader RT 01- Kantor dr. Jenia
01 Kelurahan RT01-08 April
08 RW 01 RW Andromi
Warakas. RW 01 2017
Kelurahan
Kelurahan
Warakas.
Warakas
Penilaian Pengetahuan
hasil pre-test responden
dan post-test meningkat
jika jawaban
Para dari minimal
perwakilan 60%
Peningkatan
kader responden
pengetahuan
RT01-08 memenuhi
kader Puskesmas 14
RW 01 dr. Jenia syarat.
sebelum dan Kelurahan April
Kelurahan Andromi Dikatakan
setelah Warakas 2017
Warakas memenuhi
diberikan
yang syarat apabila
penyuluhan
mengikuti responden
penyuluhan. dengan
jumlah
jawaban
benar 70%
pada post-

41
[Type the document title]

test.

42
[Type the document title]

V.4. Timeline (Gantt Chart)


Tabel 7. Rencana Kegiatan Intervensi Hipertensi di RT 01-08 RW01 Kelurahan Warakas.

NO. Kegiatan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Perencanaan

Identifikasi kasus di puskesmas

Penetapan kasus yang akan diintervensi

Identifikasi faktor penyebab

Penetapan indikator keberhasilan

Perencanaan intervensi

2. Pengorganisasian

Pembagian tugas

Meminta izin kepala puskesmas, pemegang


program hipertensi, dan kepala RW 01

3. Pelaksanaan

Mengadakan penyuluhan kepada kader RW 01

4. Pengawasan

Pengawasan

5. Evaluasi

Pengolahan data pre-test dan post-test


penyuluhan hipertensi kepada kader RW 01

Pengolahan data pre-test dan post-test


penyuluhan kepada penderita hipertensi di RW
01

Pengamatan jumlah kunjungan kontrol


penderita hipertensi ke balai pengobatan

43
[Type the document title]

dewasa

44
[Type the document title]

BAB VI
PELAKSANAAN INTERVENSI

VI.1. Flowchart Kegiatan


VI.1.1. Flowchart Seluruh Kegiatan

Berdiskusi dengan kepala


puskesmas serta menganalisis Menyusun rencana intervensi
data epidemiologi mengenai berupa penyuluhan kepada
Mencari Data tingginya peningkatan kader RT 01-08 RW 01
prevalensi di kelurahan Kelurahan warakas.
warakas.

Meminta izin kepala Survei lokasi yang akan Pengisisan pre-test oleh
puskesmas, pembimbing, dan dijadikan tempat penyuluhan peserta penyuluhan dari
kepala RW 01 Kelurahan kader RT01-08 RW01 kader RT 01-08 RW 01
Warakas. Kelurahan Warakas. Kelurahan Warakas.

Melaksanakan kegiatan Monitoring para kader


penyuluhan kepada kader RT
01-08 RW 01 Kelurahan yang menjadi konselor Evaluasi
Warakas. hipertensi.

Input dan Lapor kepala


pengelolahan data puskesmas dam
hasil intervensi pembimbing.

Gambar 5. Flowchart Seluruh Kegiatan Intervensi

45
[Type the document title]

VI.1.2. Intervensi I: Mengadakan Penyuluhan Kepada kader RT 01-08 RW 01


Kelurahan Warakas.

Gambar 6. Flowchart Kegiatan Penyuluhan Kepada kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan


Warakas.

VI.2. Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail


Intervensi yang dilakukan bertujuan untuk membuat tempat untuk menanyakan
tentang hipertensi melalui konselor hipertensi untuk meningkatkan pengetahuan bagi para
kader dan masyarakat yang diketahui merupakan salah satu penyebab tingginya prevalensi
hipertensi di RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas.

VI.2.1. Perolehan Izin untuk Melakukan Intervensi

Setelah berdiskusi dan sepakat mengenai rencana intervensi yang akan dilakukan, ,
kemudian berdiskusi dan meminta izin kepada kepala puskesmas dan dokter penanggung
jawab di Puskesmas warakas. Setelah itu menemui ketua RW 01 kelurahan warakas guna
menjelaskan rencana intervensi dan meminta izin. Selanjutnya berkoordinasi dengan petugas
kesehatan untuk membantu meninjau lokasi penyuluhan.

Berdasarkan hasil peninjauan lokasi, penyuluhan akan dilakukan di koridor masjid


baitul rahiim.

46
[Type the document title]

Setelah berdiskusi lagi dengan pendamping di Puskesmas warakas, beliau sepakat


dengan rencana penyuluhan kepada kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas dan memilih
yang akan menjadi konselor hipertensi. Lalu dilakukan diskusi dan sepakat mengenai waktu
pelaksanaan kegiatan penyuluhan yaitu sebagai berikut:

Kegiatan penyuluhan kepada kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas.


Dilakukan pada hari Senin, 10 April 2017 pukul 10.00 WIB hingga selesai,
yang bertempat di koridor masjid baitul rahiim.

VI.2.2. Penyuluhan Kepada kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas.

Penyuluhan akan dilakukan pada hari Senin, 10 April 2017 pukul 10.00 WIB hingga
selesai, yang bertempat di koridor masjid baitul rahiim oleh dokter Jenia Andromi dengan
sasaran para kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas dengan harapan adanya peningkatan
pengetahuan mereka mengenai penyakit hipertensi secara keseluruhan dan sebagai sarana
bertanya bagi para warga.

Sebelum penyuluhan, para peserta penyuluhan (atau responden) diminta untuk


melakukan pengisian soal pre-test selama 15 menit. Pre-test berisi mengenai pengetahuan
seputar. Setelah pengisian soal pre-test selesai, dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai
hipertensi dan pelatihan pengukuran tekanan darah dengan alat ukur tekanan darah manual.

Setelah penyuluhan selesai, dilakukan sesi tanya jawab. Kemudian responden diminta
untuk melakukan pengisian soal post-test yang sama dengan pre-test selama 15 menit.
Setelah jawaban terkumpul, dilakukan penilaian dan evaluasi terhadap hasil pre-test dan post-
test dan diolah ke dalam komputer secara manual dan didapatkan hasil peningkatan
pengetahuan kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas.

VI.3. Monitoring
VI.3.1. Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan

Monitoring dilakukan secara rutin selama dua minggu berturut-turut dengan


menggunakan PDCA cycle. Monitoring dilakukan untuk memastikan tidak ada
penyimpangan atau hal-hal yang menghambat tujuan.

47
[Type the document title]

VI.3.2. Kendala yang Dihadapi

Penyuluhan kepada Kader RW 01

Beberapa kader RW 01 datang terlambat sehingga mengganggu kelancaran acara.


Tidak berfungsinya pendingin ruangan sehingga kenyamanan responden terganggu.

VI.3.3. PDCA Cycle Perbaikan yang Dilakukan


VI.3.3.1. Intervensi I: Mengadakan Penyuluhan Kepada kader RT 01-08 RW 01
Kelurahan Warakas
Meningkatkan pengetahuan kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas mengenai
hipertensi
mengajarkan kepada kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas cara mengukur tekanan
PLAN darah dengan menggunakan alat manual.
pre-test
penyuluhan
pelatihan cara pengukuran tekanan darah
DO sesi diskusi dan tanya jawab
post-test

jumlah peserta 8 orang


membandingkan hasil pre-test dengan post-test.
CHECK jumlah peserta yang memenuhi syarat sebanyak 8 orang

Menyebarkan informasi mengenai hipertensi


melakukan penyuluhan secara berkala kepada warga kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan
Warakas.
ACT sebagai konselor hipertensi untuk warga kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas

Gambar 9. Diagram PDCA Penyuluhan Kepada kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas

48
[Type the document title]

BAB VII
HASIL INTERVENSI
VII.1. Pengolahan Data
Data diperoleh melalui kuesioner pre-test dan post-test, post test dilakukan setelah dilakukan
penyuluhan dan pelatihan mengukur tekanan darah terlebih dahulu.

VII.2. Penyajian Data


VII.2.1. Penyuluhan Kepada kader RT 01-08 RW 01 Kelurahan Warakas

Pada pre-test, rata-rata nilai responden (mean) adalah 53,4 dan pada post-test, nilai
rata-rata responden (mean) meningkat menjadi 78,2. Pada pre-test, responden yang nilainya
memenuhi syarat (jawaban benar 70%) sebanyak 1 orang dari 9 responden (2,78%
responden). Pada post-test, responden yang nilai yang memenuhi syarat meningkat menjadi 9
dari 9 responden (70,00% responden).

Dengan demikian, terjadi peningkatan jumlah nilai rata-rata peserta sebanyak 24,8
(mean difference). Selain itu, juga terjadi peningkatan jumlah responden dengan jawaban
benar 70% sebanyak 8 orang pada hasil post-test dibandingkan dengan hasil pre-test.

49
[Type the document title]

Perbandingan Jawaban Benar Pre-test dan Post-test


kader RW 01 Berdasarkan Nomor Soal
10
9
8
jumlah responden

7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
pertanyaan berdasarkan nomor

pre test post test

Gambar 12. Grafik Perbandingan Jawaban Benar Pre-test dan Post-test kader RT 01-08 RW

01 Kelurahan Warakas Berdasarkan Nomor Soal

Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test pada Tiap Responden.
100
90
80
70
60
Nilai

50
40
30
20
10
0 Jawaban benar
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Responden

pre test post test

Gambar 13. Grafik Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test kader RT 01-08 RW 01
Kelurahan Warakas

50
[Type the document title]

BAB VIII

EVALUASI KEGIATAN
VIII.1. Metode Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil akhir yang diperoleh dengan
indikator yang sudah ditetapkan. Evaluasi dilakukan dengan cara Pendekatan Sistem.

LINGKUNGAN

MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK

UMPAN BALIK

Gambar 18. Diagram Metode Evaluasi Dengan Pendekatan Sistem.

51
[Type the document title]

VIII.2. Hasil Evaluasi


Tabel 8. Hasil Evaluasi Intervensi Hipertensi di RW 01

MASUKAN

Variabel Tolak Ukur Pencapaian Kesenjangan

Tenaga Petugas puskesmas 2 orang 2 orang Tidak ada


Kader desa 9 orang 9 orang Tidak ada
Dokter 1 orang 1 orang Tidak ada

Dana kertas absen dan Tersedia Biaya Tidak ada


kertas pre-test post- dana dalam mencukupi
test jumlah taret (Rp
Snack + minum target (Rp 100.000,-)
100.000,-)
Sarana kertas absen 1 lembar 1 lembar Tidak ada
kertas pre-test post-
60 lembar 60 lembar Tidak ada
test
Snack + minum 15 kotak 15 kotak Tidak ada

Metode Penyuluhan kepada Ada Ada Tidak ada


kader RW 01

52
[Type the document title]

PROSES
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Proses Pemilihan kasus Dilakukan Dilakukan Tidak ada
berdasarkan data
epidemiologis
dan 10 penyakit
terbanyak di
Puskesmas
Warakas
Penetapan Dilakukan Dilakukan Tidak ada
indikator
masalah
Perencanaan Dilakukan Dilakukan Tidak ada
intervensi
Organizising Pembagian tugas :
Meminta izin 1 orang 1 orang Tidak ada
kepala
puskesmas,
dokter
puskesmas, ketua
RW 01 kelurahan
warakas
Pembuatan 1 orang 1 orang Tidak ada
kuesioner
sebagai pre-test
dan post-test
Pembuatan 1 orang 1 orang Tidak ada
materi
penyuluhan
Actuating Meminta izin Dilakukan Dilakukan Tidak ada
kepala
Puskesmas,
pembina
internship dan
ketua RW 01
kelurahan
warakas
Mengadakan Dilakukan Dilakukan Ada (beberapa kader
penyuluhan datang terlambat
kepada kader RT sehingga mengganggu
01-08 RW 01 kelancaran acara
Kelurahan
Warakas

53
[Type the document title]

Controlling Pemantauan para Dilakukan Dilakukan Tidak ada


kader untuk
melakukan
konselor pada
warga yang
diketahui
menderita
hipertensi.

KELUARAN
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Peningkatan Pengetahuan responden Jumlah responden Tidak ada
pengetahuan kader RT dinilai meningkat jika dengan jawaban
01-08 RW 01 jawaban dari 60% post-test benar
Kelurahan Warakas. responden memenuhi 70% = 9 orang
syarat. Dikatakan 100%
memenuhi syarat jika responden
responden dengan
jumlah jawaban benar
70% pada post-test.

54
[Type the document title]

LINGKUNGAN
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Fisik
Akses ke motor Ada Tidak ada
puskesmas
Posyandu lansia Ada Ada Tidak ada
untuk menjadi
konselor
hipertensi

Non Fisik
Pendidikan kader RW 01 beberapa kader Ada
Kelurahan warakas RW 01 ada yang
minimal pendidikan berpendidikan
terakhir SMA terakhir SMP

UMPAN BALIK
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Konselor hipertensi Sistem penyuluhan ke Sistem Tidak ada
warga melalui konselor penyuluhan ke
hipertensi oleh para warga melalui
kader konselor
hipertensi oleh
para kader
dilakukan dengan
baik.
Digunakannya hasil Digunakan Digunakan Tidak ada
umpan balik untuk
perbaikan selanjutnya

DAMPAK
Variabel Tolok ukur Pencapaian Kesenjangan
Angka prevalensi Menurun Belum dapat Belum
hipertensi di kader RT dinilai dapat
01-08 RW 01 dinilai
Kelurahan Warakas Menurun Belum dapat Belum
Angka prevalensi dinilai dapat
hipertensi di wilayah dinilai
kerja Puskesmas
kelurahan warakas

55
[Type the document title]

BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan gambaran bahwa ada perbedaan yang signifikan
terhadap perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan para akder RT 01-08
RW 01 Kelurahan Warakas tentang penyakit hipertensi.
2. SARAN
a. Untuk kader
i. Dapat melakukan pemantauan terhadap warga yang menderita hipertensi
ii. Dapat memberikan penyuluhan kepada warga tentang penyakit hipertensi.
iii. Aktif mengikuti penyuluhan dan kegiatan yang dapat meningkatkan
pengetahuan warga tentang hipertensi.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan metode yang
lebih baik dan efektif.

56
[Type the document title]

DAFTAR PUSTAKA

57
[Type the document title]

LAMPIRAN

Lampiran 1. Mini Survey

KUESIONER HIPERTENSI

Identitas Responden
Nama : ( L/P ) Pendidikan :
Umur : Pekerjaan :
Alamat :
Beri tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
1. Menurut anda, apakah penyakit hipertensi / penyakit darah tinggi itu?
a. Suatu penyakit akibat peningkatan jumlah darah
b. Suatu peningkatan tekanan darah dalam pembuluh darah
c. Suatu penyakit yang disebabkan gangguan pembentukan darah
d. Suatu penyakit yang disebabkan kekurangan jumlah darah
2. Ada berapa klasifikas hipertensi ?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
3. Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan pasien dengan pre-hipertensi?
a. Dirujuk ke puskesmas terdekat
b. Diberikan obat darah tinggi
c. Diberitahu untuk merubah perilaku untuk mencegah hipertensi
d. Diberitahu untuk merubah perilaku untuk mencegah hipertensi dan Dirujuk ke
puskesmas terdekat
4. Apa gejala bila tekanan darah tinggi / hipertensi?
a. Nyeri otot
b. Sakit kepala
c. Muntah darah
d. Nyeri ulu hati
5. Berapa tekanan darah atas (sistolik) yang normal untuk usia 15-60 tahun?
a. 90 mmHg
b. 110 mmHg
c. 140 mmHg
d. 160 mmHg
6. Berapa tekanan darah bawah (diastolik) yang normal untuk usia > 18 tahun?
a. 100 mmHg
b. 90 mmHg
c. 80 mmHg
d. 60 mmHg
7. Penyakit apa yang dapat diakibatkan oleh hipertensi?
a. Kejang
b. Diare

58
[Type the document title]

c. Stroke
d. Kusta
8. Menurut anda, berapa lama obat hipertensi perlu diminum?
a. saat pusing
b. saat tensi darah tinggi saja
c. selama 1 minggu
d. Seumur hidup
9. Bagaimanakah pola hidup yang baik untuk mencegah hipertensi?
a. Olahraga 1 kali seminggu selama 5-10 menit
b. Olahraga 5 kali seminggu selama 5-10 menit
c. Olahraga 1 kali seminggu selama 30-45 menit
d. Olahraga 5 kali seminggu selama 30-45 menit
10. Bahan makanan manakah di bawah ini yang harus dihindari untuk penderita darah tinggi?
a. MSG
b. Lada
c. Cabai merah
d. Bawang
11. Menurut anda, kapan minimal penderita hipertensi yang tidak terkontrol harus melakukan
kunjungan ulang?
a. Seminggu sekali
b. Sebulan sekali
c. Setahun sekali
d. Jika ada keluhan
12. Obat darah tinggi mana yang memiliki efek samping batuk ?
a. Amlodipin
b. Captopril
c. Parasetamol
d. Nifedipin
13. Makanan apa yang tidak dianjurkan pada pasien hipertensi ?
a. Bawang putih
b. margarin
c. jeruk manis
d. jambu biji
14. Makanan apa yang dianjurkan pada pasien hipertensi ?
a. Bawang merah
b. Kunig telur
c. Daging kambing
d. Kulit ayam
15. Perilaku yang harus diubah pada pasien hipertensi yaitu?
a. Mengurangi konsumsi teh.
b. kontrol tensi saat pusing.
c. Kurangi makan menjadi 1 kali sehari
d. Kurangi konsumsi buah-buahan.

Lampiran 2. Saat Melakukan mini survey

59
[Type the document title]

60
[Type the document title]

Lampiran 3. Penyuluhan Kepada kader RW 01

Lampiran 4. Sesi Tanya Jawab Kepada kader RW 01

61
[Type the document title]

Lampiran 5. Salah Satu Peserta Saat Mengisi Pre-test

Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta Penyuluhan Hipertensi di RW 01

62

Anda mungkin juga menyukai