Anda di halaman 1dari 44

Peraturan Daerah Mengenai Minuman Beralkohol di Provinsi atau Kabupaten Kota Jawa Timur,

Provinsi atau Kabupaten Kota Jawa Timur


Peraturan Judul
No. Daerah Peraturan Jenis Pelanggaran Sanksi dan Penegakkan Hukum Keterangan
Nomor Daerah
1. Peraturan Pengawasan i. Minuman Beralkohol golongan i. Setiap orang atau badan yang
A, B dan C yang melakukan pelanggaran terhadap
Daerah dan
diperdagangkan wajib ketentuan dalam Pasal 4, Pasal 5,
Kabupaten Pengendalian memenuhi ketentuan Standar Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2), Pasal
Nasional Indonesia serta 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 ayat
Trenggalek Peredaran dan
Standar Mutu dan persyaratan (1) dan ayat (2), Pasal 12 ayat (1),
Nomor 7 Penjualan sanitasi Minuman Beralkohol Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal
berdasarkan peraturan 23, Pasal 24, dan Pasal 25, diancam
Tahun 2009 Minuman
perundang-undangan yang pidana kurungan paling lama 3
Beralkohol berlaku. (Ps. 4) (tiga) bulan dan/ atau denda Rp.
25.000.000,00 (dua puluh lima juta
ii. Penjual Langsung Minuman rupiah). (Ps. 32)
Beralkohol golongan A, B dan C
hanya diizinkan menjual ii. Perusahaan yang melanggar
Minuman Beralkohol untuk ketentuan sebagaimana dimaksud
diminum langsung di tempat. dalam Pasal 11 dan Pasal 28,
(Ps. 5) dikenakan sanksi administratif
berupa peringatan tertulis dari
iii. Penjualan Langsung Minuman Pejabat Penerbit SIUP MB/Pejabat
Beralkohol golongan B dan C yang ditunjuk. (Ps. 29)
secara eceran untuk diminum
ditempat, hanya diizinkan di : iii. Perusahaan yang melanggar
a. Hotel berbintang 3,4 dan 5; ketentuan sebagaimana dimaksud
dan dalam Pasal 17, dikenakan sanksi
b. Bar termasuk Pub dan Klab administratif berupa sanksi
Malam adminstratif berupa pemberhentian
(Ps. 6 ayat 1) sementara SIUP MB dengan
terlebih dahulu diberikan sanksi
iv. Penjualan Minuman Beralkohol adminstratif berupa peringatan
golongan B dan C sebagaimana tertulis paling banyak 3 (tiga) kali
dimaksud pada ayat (1) huruf a berturut-turut dengan tenggang
diizinkan untuk diminum waktu 1 (satu) bulan dari Pejabat
dikamar hotel dengan kemasan Penerbit SIUP MB/Pejabat yang
yang berisi tidak lebih besar dari ditunjuk. (Ps. 30 ayat 1)
187 ml, per kemasan.
(Ps. 6 ayat 2) iv. Perusahaan yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud
v. Penjual Langsung Minuman dalam Pasal 19 ayat (1), ayat (2)
Beralkohol golongan A, B dan C dan ayat (4) dan Pasal 28 ayat (1)
hanya diizinkan melakukan dikenakan sanksi administratif
penjualan : berupa pemberhentian sementara
a. pada siang hari jam 12.00 s/d SIUP MB dari Pejabat Penerbit
15.00 dan pada malam hari jam SIUP MB/Pejabat yang ditunjuk.
19.00 s/d 22.00 ; (Ps. 31 ayat 1)
b. pada hari libur di luar hari
raya keagamaan, waktu
penjualan malam
hari dapat diperpanjang dengan
maksimum 2 ( dua) jam. (Ps. 7)

vi. Pengecer Minuman Beralkohol


golongan A, B dan C hanya
diizinkan menjual Minuman
Beralkohol secara eceran dalam
kemasan. (Ps. 8)

vii. Penjualan secara eceran


Minuman Beralkohol golongan
B dan C dalam kemasan hanya
dapat dilakukan oleh toko-toko
tertentu yang sudah memiliki
Surat Izin Usaha Perdagangan
Minuman Beralkohol ( SIUP-
MB) dari Bupati. (Ps. 9)

viii. Setiap kemasan atau botol


Minuman Beralkohol golongan
A, B, dan C produk dalam
negeri dan/atau produk impor
untuk konsumsi di dalam negeri
wajib dilengkapi label
sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan.
(Ps. 10 ayat 1)

ix. Setiap perusahaan yang


melakukan kegiatan usaha
perdagangan Minuman
Beralkohol golongan B dan/atau
C wajib memiliki SIUP dan
SIUP-MB. (Ps. 12 ayat 1)

x. Minuman Beralkohol yang tidak


termasuk Minuman Beralkohol
golongan A, B, dan C
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 dilarang
diperdagangkan. (Ps. 20)

iv. Minuman Beralkohol yang tidak


termasuk Minuman Beralkohol
golongan A, B, dan C
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 dilarang diedarkan atau
dijual di daerah.
Setiap orang dilarang membawa
Minuman Beralkohol golongan
A, B dan C dari luar negeri
sebagai barang bawaan, kecuali
untuk dikonsumsi sendiri
sebanyak- banyaknya 1000
(seribu) ml perorang dengan isi
kemasan tidak kurang dari 180
ml.
Setiap orang dilarang menjual
dan mengedarkan Minuman
Beralkohol golongan A, B dan C
yang isi kemasannya kurang
dari 180ml. (Ps 21)

v. Perusahaan dilarang
mencantumkan label Halal
pada Minuman Beralkohol
golongan A, B, dan C produk
dalam negeri dan produk impor.
(Ps. 22)

vi. Setiap orang dilarang menjual


secara eceran Minuman
Beralkohol golongan A dalam
kemasan dan/atau menjual
langsung untuk diminum di
tempat, di lokasi :
a. gelanggang olah raga, warung
kaki lima, terminal, stasiun,
kios-kios kecil, penginapan
remaja, dan bumi perkemahan;
b. tempat yang berdekatan
dengan tempat ibadah, sekolah,
rumah sakit dan pemukiman;
dan
c. tempat tertentu lainnya yang
ditetapkan oleh Bupati. (Ps. 23)

vii. Penjual Langsung Minuman


Beralkohol dan Pengecer
Minuman Beralkohol, dilarang
menjual Minuman Beralkohol
golongan A, B dan C kecuali
kepada Warga Negara Indonesia
yang telah berusia 21 tahun
yang dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk dan Warga
Negara Asing yang telah
dewasa. (Ps. 24)

viii. Penjual Langsung Minuman


Beralkohol dan Pengecer
Minuman Beralkohol golongan
A, B, dan C dilarang
mengiklankan
MinumanBeralkohol golongan
A, B, dan C. (Ps. 25)
ix. Penjual Langsung Minuman
Beralkohol dan Pengecer
Minuman Beralkohol wajib
memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. berbentuk usaha perorangan
dan badan usaha yang berbentuk
badan hukum atau tidak badan
hukum yang dimiliki oleh
Warga Negara Indonesia;
b. minimal memiliki Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP)
Kecil dan SIUP MB sebagai
Penjual langsung dan/ atau
Pengecer Minuman Beralkohol
golongan B dan C;
c. telah berpengalaman sebagai
penjual minuman, berkelakuan
baik, mempunyai tanggung
jawab dan berdedikasi tinggi
dalam
melaksanakan ketentuan
Peredaran Minuman Beralkohol.
(Ps. 11)

x. Perusahaan yang melakukan


kegiatan usaha Minuman
Beralkohol yang mengalami
perubahan data SIUP wajib
mengganti SIUP MB. (Ps. 17)

xi. Penjual Langsung Minuman


Beralkohol Pengecer Minuman
Beralkohol dan Penjual
Langsung golongan A, B, dan C
wajib menyimpan Minuman
Beralkohol golongan A, B, dan
C di gudang yang terpisah
dengan barang-barang lain.
Pemasukan dan pengeluaran
Minuman Beralkohol golongan
A, B, dan C dari gudang
penyimpanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib
dibuatkan Kartu Data
Penyimpanan.
Kartu Data penyimpanan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) sekurang-kurangnya
memuat jumlah, merek, tanggal
pemasukan barang ke gudang,
tanggal pengeluaran barang dari
gudang dan asal barang.
Kartu Data Penyimpanan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) wajib
diperlihatkan kepada petugas
Pengawas yang melakukan
pemeriksaan. (Ps. 19)

2. Peraturan Pengendalian i. Setiap perusahaan yang i. Setiap orang dan/atau badan usaha
melakukan kegiatan pengedaran yang melanggar ketentuan
Daerah dan Pengawasan
dan/atau penjualan minuman sebagaimana dimaksud dalam
Kabupaten Peredaran beralkohol golongan B dan/atau Pasal 5 dan/atau Pasal 15 diancam
Tulungagung Minuman golongan C wajib memiliki SIUP- pidana kurungan paling lama 6
MB. (enam) bulan atau denda paling
Nomor 4 Beralkohol Di
Setiap perusahaan yang banyak Rp. 50.000.000,00 (lima
Tahun 2011 Kabupaten melakukan kegiatan usaha puluh juta rupiah). (Ps. 36 ayat 1)
pengedaran dan/atau penjualan
Tulungagung
minuman beralkohol golongan A ii. Wajib Retribusi yang tidak
wajib memiliki SIUP. melaksanakan kewajibannya
Izin sebagaimana dimaksud pada sehingga merugikan keuangan
ayat (1) dan ayat (2) diterbitkan Daerah diancam pidana kurungan
oleh Bupati sesuai dengan paling lama 3 (tiga) bulan atau
kewenangannya. (Ps. 5) pidana denda paling banyak 3
(tiga) kali jumlah Retribusi
ii. Setiap orang dilarang : terutang yang tidak atau kurang
a. memproduksi minuman dibayar. (Ps. 36 ayat 2)
beralkohol di Wilayah
Kabupaten Tulungagung; iii. Dalam hal pemegang izin tidak
b. meminum minuman beralkohol mentaati ketentuan dalam
di tempat umum selain di Peraturan Daerah ini dapat
tempat tertentu sebagaimana dikenakan sanksi administrasi
ditentukan dalam Peraturan berupa :
Daerah ini maupun tempat a. teguran tertulis sebanyak-
tertentu lainnya yang banyaknya tiga kali;
ditetapkan oleh Bupati.
b. pemanggilan;
c. mengiklankan minuman
c. penutupan sementara sarana
beralkohol dalam media massa
tempat usaha;
apapun;
d. membawa minuman beralkohol d. pencabutan izin.
golongan A, golongan B, dan (Ps. 33 ayat 1)
golongan C dari luar negeri
sebagai barang bawaan, kecuali iv. Dalam hal wajib retribusi tidak
untuk dikonsumsi sendiri membayar tepat pada waktunya
paling banyak 1000 ml (seribu atau kurang membayar, dikenakan
mililiter) per orang dengan isi sanksi administrasi berupa bunga
kemasan tidak kurang dari 180 sebesar 2% (dua persen) setiap
ml (seratus delapan puluh bulan dari retribusi yang terutang
mililiter); atau kurang dibayar dan ditagih
e. menjual secara eceran dalam dengan menggunakan STRD.
kemasan minuman beralkohol (Ps. 34)
golongan A, golongan B dan
golongan C dan/atau menjual
langsung untuk diminum di
tempat, di lokasi sebagai
berikut :
1) gelanggang remaja, kaki
lima, terminal, stasiun,
kios-kios kecil, penginapan
remaja, dan bumi
perkemahan;
2) tempat yang berdekatan
dengan tempat ibadah,
sekolah, rumah sakit, dan
kantor pemerintah dengan
radius sekurang-kurangnya
200 meter; dan
3) selain tempat tertentu
lainnya yang telah
ditetapkan oleh Bupati.
Produsen, IT-MB, Distributor dan
Sub Distributor dilarang menjual
minuman beralkohol secara eceran
kepada konsumen akhir.
Penjual langsung dan/atau
pengecer minuman beralkohol
golongan B yang mengandung
rempah-rempah, jamu dan
sejenisnya dilarang menjual
minuman beralkohol dengan kadar
ethanol diatas 15% (lima belas
persen) dan golongan C.
Penjual Langsung dan Pengecer
dilarang menjual minuman
beralkohol golongan A, golongan
B, dan golongan C, kepada pembeli
dibawah usia 21 (dua puluh satu)
tahun.
Pengecer dilarang melakukan
penjualan langsung minuman
beralkohol ke pengecer lainnya
baik secara eceran maupun dalam
jumlah besar.
IT-MB, Distributor, Sub
Distributor, Penjual Langsung, dan
Pengecer dilarang mengiklankan
minuman beralkohol golongan A,
golongan B, dan golongan C.
(Ps. 15)

3. Peraturan Pengawasan, i. Setiap orang atau badan yang i. Dalam hal Wajib Retribusi tidak
mengedarkan dan menjual membayar tepat pada waktu atau
Daerah Pengendalian,
Minuman Beralkohol golongan A kurang membayar, dikenakan
Kabupaten Pengedaran, dan wajib memiliki SIUP. sanksi administrasi berupa bunga 2
Setiap orang atau badan yang % setiap bulan dari Retribusi yang
Mojokerto Penjualan Serta
mengedarkan dan menjual terutang atau kurang dibayar dan
Nomor 3 Perijinan Minuman Beralkohol golongan B ditagih dengan menggunakan
dan C wajib memiliki SIUP MB. STRD. (Ps. 54)
Tahun 2009 Minuman
(Ps. 6 ayat 1 dan ayat 2)
Beralkohol ii. Setiap orang atau badan yang
ii. Penjual langsung Minuman melakukan pelanggaran terhadap
Beralkohol golongan A, B dan C ketentuan-ketentuan dalam
hanya diijinkan menjual minuman Peraturan Daerah ini diancam
beralkohol untuk diminum dengan pidana kurungan paling
langsung ditempat. (Ps. 12) lama 6 (enam) bulan atau denda
paling banyak Rp. 50.000.000,00
iii. Penjualan Langsung Minuman (lima puluh juta rupiah).
Beralkohol golongan B dan/atau (Ps. 55 ayat 1)
C secara eceran untuk diminum di
tempat hanya diijinkan di : iii.Penjatuhan pidana kurungan atau
a. Hotel berbintang 3, 4 dan 5; denda sebagaimana dimaksud pada
b. Restoran dengan Tanda Talam ayat (1), dengan tidak mengurangi
Kencana dan Talam Selaka; hak dan wewenang pihak yang
c. Bar termasuk Pub dan Klab berwenang untuk menyita dan
Malam. memusnahkan minuman yang
Penjualan Minuman Beralkohol dinyatakan sebagai pelanggaran.
golongan B dan/atau C (Ps. 55 ayat 2)
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, diijinkan untuk iv. Dalam hal jumlah dan golongan
diminum di kamar hotel dengan Minuman Beralkohol yang
kemasan yang berisi tidak lebih diedarkan melebihi jumlah dan
besar dari 187 ml per kemasan. golongan yang ditetapkan dalam
Bupati dapat menetapkan ijin sebagaimana dimaksud pada
tempat/lokasi pengecer dan atau ayat (1), maka jumlah dan
penjual langsung untuk diminum golongan minuman beralkohol
Minuman Beralkohol yang yang melebihi tersebut disita untuk
mengandung rempah-rempah, dimusnahkan. (Ps. 27 ayat 2)
jamu dan sejenisnya untuk tujuan
kesehatan yang kadar alkoholnya v. Dalam hal ditemukan Minuman
setinggi-tingginya 15%. Beralkohol di luar tempat yang
(Ps. 13) diijinkan atau ditentukan, maka
Minuman Beralkohol tersebut
iv. Penjual Langsung Minuman disita untuk dimusnahkan.
Beralkohol golongan B dan/atau (Ps.27 ayat 3)
C hanya diijinkan melakukan
penjualan :
a. Di hotel pada siang hari jam
13.00 15.00 WIB dan pada
malam hari jam 20.00 - 23.00
WIB;
b. Pada hari libur diluar hari raya
keagamaan waktu penjualan
malam hari dapat diperpanjang
maksimum 1 (satu) jam.
(Ps. 14 ayat 1)

v. Setiap kemasan atau botol


Minuman Beralkohol golongan A,
B dan C produk dalam negeri
dan/atau produk impor untuk
konsumsi di dalam negeri wajib
di lengkapi label sebagaimana
diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
(Ps. 15 ayat 1)

vi. Setiap orang atau badan dilarang


menjual secara eceran Minuman
Beralkohol golongan A, B dan C
dalam kemasan dan/atau menjual
langsung untuk diminum di
tempat, dilokasi :
a. Gelanggang remaja,
gelanggang olah raga, gelanggang
permainan dan ketangkasan,
billiar, kaki lima, terminal,
stasiun, kios-kios, warung/depot
minuman dan makanan, toko-toko
kelontong dan sejenisnya,
penginapan dan bumi
perkemahan;
b. Tempat yang berdekatan
dengan tempat ibadah, sekolah,
pondok pesantren, rumah sakit
dan pemukiman pada radius 500
m;
(Ps. 18 ayat 1)

vii. Pada hari atau bulan tertentu


yang dianggap suci oleh umat
beragama dilarang berjualan
Minuman Beralkohol. (Ps. 19)

viii. Minuman Beralkohol yang tidak


termasuk golongan A, B dan C
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, dilarang diedarkan atau
dijual di Daerah.
Setiap orang dilarang membawa
Minuman Beralkohol golongan
A, B dan C dari luar negeri
sebagai barang bawaan, kecuali
untuk dikonsumsi sendiri
sebanyak-banyaknya
1.000ml/orang dengan isi
kemasan tidak kurang dari
180ml.
Setiap orang dilarang menjual
dan mengedarkan Minuman
Beralkohol golongan A, B dan C
yang isi kemasannya kurang
dari 180 ml.
Setiap orang atau badan dilarang
menjual Minuman Beralkohol
tanpa label sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(1).
(Ps. 20)

ix. Perusahaan dilarang


mencantumkan label Halal
pada Minuman Beralkohol
golongan A, B dan C produk
dalam negeri dan produk impor.
(Ps. 21)

x. Penjual langsung Minuman


Beralkohol dan pengecer
Minuman Beralkohol, dilarang
menjual Minuman Beralkohol
golongan A, B dan C kecuali
kepada Warga Negara Indonesia
yang telah berusia 21 tahun
yang dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk dan Warga
Negara Asing yang telah
dewasa. (Ps. 22)

xi. Importir, Distributor, Sub


Distributor, penjual langsung
Minuman Beralkohol dan
pengecer Minuman Beralkohol
golongan A, B dan C dilarang
mengiklankan Minuman
Beralkohol golongan A, B dan
C.
(Ps.23)

xii. Setiap orang atau badan dilarang


memproduksi, mengedarkan,
memasukkan dan
memperdagangkan minuman
beralkohol tanpa memiliki ijin
berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(Ps. 24)

xiii. Minuman Beralkohol yang


beredar tidak boleh melebihi
jumlah dan golongan yang
ditetapkan dalam ijin.
(Ps. 27 ayat1)

4. Peraturan Retribusi Izin i. Wajib Retribusi adalah orang ii. Dalam hal Wajib Retribusi tertentu
pribadi atau Badan yang tidak membayar tepat pada
Daerah Tempat
menurut ketentuan peraturan waktunya atau kurang membayar,
Kabupaten Penjualan perundang-undangan Retribusi dikenakan sanksi administratif
diwajibkan untuk melakukan berupa bunga sebesar 2% (dua
Pacitan Nomor Minuman
pembayaran Retribusi, termasuk persen) setiap bulan dari Retribusi
8 Tahun 2011 Beralkohol pemungut atau pemotong yang terutang yang tidak atau
Retribusi. kurang dibayar dan ditagih dengan
(Ps. 5) menggunakan STRD.
(Ps. 22 ayat 1)

iii. Wajib Retribusi yang tidak


melaksanakan kewajibannya
sehingga merugikan keuangan
Daerah diancam pidana kurungan
paling lama 3 (tiga) bulan atau
pidana denda paling banyak 3
(tiga) kali jumlah Retribusi
terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
(Ps. 23)

5. Peraturan Pelarangan, i. Minuman beralkohol golongan B i. Setiap perusahaan yang melanggar


dan/atau golongan C dijual oleh ketentuan sebagaimana dimaksud
Daerah Pengawasan,
Penjual Langsung hanya di dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 7,
Kabupaten dan tempat tertentu untuk diminum Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal
langsung. 16, 17, Pasal 18, dan Pasal 19
Pacitan Nomor Pengendalian
Minuman beralkohol golongan A dapat dikenakan sanksi
2 tahun 2011 Penjualan dapat dijual oleh Penjual administrasi berupa:
Langsung di tempat tertentu a. Peringatan tertulis;
Minuman
sebagaimana dimaksud pada ayat b. Pemberhentian sementara
Beralkohol (1) dan/atau di tempat lain sesuai SIUP/SIUP MB; atau
ketentuan Peraturan ini untuk c. Pencabutan SIUP/SIUP MB.
diminum langsung. (Ps. 25)
Tempat tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat ii. Setiap orang atau Perusahaan yang
(2) yaitu: melanggar ketentuan sebagaimana
a. Hotel Berbintang 3, 4, dan 5; dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15,
b. Restoran dengan Tanda Talam Pasal 16, 17, Pasal 18, dan Pasal 19
Kencana dan Talam Selaka; dan diancam dengan pidana kurungan
c. Bar termasuk Pub dan Klab setinggi-tingginya 3 (tiga) bulan
Malam. atau denda sebanyak-banyaknya
Penjualan minuman beralkohol Rp. 50.000.000,-
golongan B dan/atau golongan C (Ps. 30 ayat 1)
yang dijual di tempat tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a, dapat diminum di
kamar hotel dengan ketentuan per
kemasan berisi paling banyak 187
ml (seratus delapan puluh tujuh
mililiter).
Apabila tidak ada tempat tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Bupati setelah
mempertimbangkan kegiatan
wisatawan mancanegara di
wilayahnya, dapat menetapkan
tempat tertentu lainnya bagi
Penjual Langsung untuk menjual
minuman beralkohol golongan B
dan/atau golongan C yang
berlokasi di ibukota
Kabupaten/Kota atau lokasi
lainnya dengan Keputusan
Bupati. (Ps. 4)

ii. Pengecer minuman beralkohol


golongan A, B dan C hanya
diizinkan menjual minuman
beralkohol secara eceran dalam
kemasan.
Penjualan secara eceran minuman
beralkohol golongan B dan C
hanya dapat dilakukan pada
tempat yang telah ditetapkan oleh
Bupati.
(Ps. 5)

iii. Penjual langsung minuman


beralkohol atau pengecer
minuman beralkohol, dan penjual
langsung atau pengecer minuman
beralkohol untuk tujuan
kesehatan wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. berbentuk usaha perorangan
atau badan usaha yang dimiliki
Warga Negara Indonesia;
b. memiliki izin tempat
penjualan minuman beralkohol;
c. memiliki SIUP/SIUP MB
untuk penjual langsung dan/atau
pengecer minuman beralkohol
golongan A;
d. memiliki SIUP MB untuk
penjual langsung dan/atau
pengecer minuman beralkohol
golongan B dan C; dan
e. telah berpengalaman sebagai
penjual minuman, berkelakuan
baik, mempunyai tanggung
jawab dan berdedikasi tinggi
dalam melaksanakan ketentuan
peredaran minuman beralkohol.
(Ps. 7)
iv. Penjual langsung minuman
beralkohol, dan penjual dan/atau
pengecer minuman beralkohol
untuk tujuan kesehatan wajib
menyimpan minuman beralkohol
golongan A, B, dan C digudang
yang terpisah dengan barang-
barang lainnya.
Pemasukan dan pengeluaran
minuman beralkohol golongan A,
B dan C di gudang penyimpanan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib dibuatkan Kartu Data
Penyimpanan.
Kartu Data Penyimpanan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) sekurang-kurangnya memuat
golongan, jumlah, merek, tanggal
pemasukan barang ke gudang,
tanggal pengeluaran dari gudang,
dan asal barang.
Kartu Data Penyimpanan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) wajib
diperlihatkan kepada petugas
pengawas yang melakukan
pemeriksaan
(Ps. 13)

v. Setiap orang atau Perusahaan


dilarang menjual minuman
beralkohol tanpa izin.
(Ps. 14)

vi. Setiap orang atau perusahaan


penjual langsung dan/atau
pengecer minuman beralkohol
untuk tujuan kesehatan dilarang
melakukan penjualan minuman
beralkohol yang mengandung
rempah-rempah , jamu dan
sejenisnya dengan kadar alkohol
lebih dari 15 %.
(Ps. 15)

vii.Dilarang mengedarkan dan/atau


menjual minuman beralkohol
yang tidak berlabel atau bermerk,
atau berlabel atau bermerk palsu,
(Ps. 16)

viii. Setiap orang dan atau perusahaan


dilarang menjual secara eceran
minuman beralkohol golongan
A,B, dan C dalam kemasan
dan/atau menjual langsung untuk
diminum di tempat, pada lokasi:
a. gelanggang remaja, kaki
lima, terminal, stasiun, kios-
kios kecil, penginapan, dan
bumi perkemahan;
b. tempat yang berdekatan
dengan tempat ibadah,
sekolah, rumah sakit dan
permukiman;
c. tempat tertentu lainnya yang
ditetapkan oleh Bupati.
(Ps. 17)

ix. Perusahaan dilarang


mencantumkan label Halal
pada minuman beralkohol
golongan A, B dan C produk
dalam negeri maupun produk
impor.
(Ps. 18)

x. Penjual langsung minuman


beralkohol dan pengecer
minuman beralkohol dilarang
menjual minuman beralkohol
golongan A, B dan C kecuali
kepada Warga Negara Indonesia
dan Warga Negara Asing yang
berusia sekurang-kurangnya 21
(dua puluh satu) tahun yang
dibuktikan dengan alat bukti yang
sah. (Ps. 19)

Provinsi atau Kabupaten Kota Sumatera Utara


Peraturan Judul
No. Daerah Peraturan Jenis Pelanggaran Sanksi dan Penegakkan Hukum Keterangan
Nomor Daerah
1. Peraturan Pelarangan i. Setiap orang atau badan hukum di i. Barang siapa melanggar Pasal 3 - Minuman alkohol gol. A yaitu dengan
Daerah Pengedaran dan daerah dilarang mengedarkan, ayat (1), Pasal 4 dan Pasal 7 kadar ethanol (C2H5OH) 1% sampai
Kabupaten Penjualan dan atau menjualminuman Peraturan Daerah ini, diancam dengan 5%;
Pakpak Bharat Minuman beralkohol golongan A,B dan C. pidana kurungan paling lama 3
Nomor 11 Beralkohol (Ps. 3 ayat 1) (tiga) bulan atau denda paling - Minuman alkohol gol. B yaitu dengan
Tahun 2009 tinggi sebesar Rp.50.000.000,- kadar ethanol (C2H5OH) lebih dari
ii. Setiap orang dilarang menjadi (Ps. 12 ayat 1) 5% sampai dengan 20%;
penjual langsung untuk diminum
ditempat umum minuman ii. Barang siapa melanggar Pasal 5 - Minuman alkohol gol. C yaitu dengan
beralkohol golongan A, B dan C, dan Pasal 6 Peraturan Daerah ini kadar ethanol (C2H5OH) lebih dari
kecuali di: diancam pidana kurungan paling 20% sampai dengan 55%.
a. hotel berbintang 3, 4 dan 5. lama 3 (tiga) bulan atau denda
b. Tempat-tempat tertentu yang paling tinggi sebesar
telah ditetapkan sesuai dengan Rp.5.000.000,-. (Ps. 12 ayat 2)
Keputusan/ Peratura Bupati.
(Ps. 4)

iii. Setiap orang dilarang menjadi


pengecer minuman beralkohol
golongan A, B dan C kecuali
Toko Bebas Bea (Duty Free
Shop) dan tempat-tempat
sebagaimana dikecualikan
dalam Pasal 4 Peraturan Daerah
ini. (Ps. 7)

iv. Setiap orang dilarang meminum


minuman keras atau yang
mengandung alkohol
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 Peraturan Daerah ini di
tempat-tempat umum.
(Ps. 5 ayat 1)

v. Setiap orang dilarang mabuk di


tempat umum sebagai akibat
meminum minuman
beralkohol. (Ps. 6)

2. Peraturan Retribusi Izin i. Dalam hal wajib retribusi tidak i.Wajib Retribusi yang tidak - Wajib Retribusi adalah orang pribadi
Daerah Tempat membayar tepat pada waktunya melaksanakan kewajibannya atau badan yang menurut Peraturan
Kabupaten Penjualan atau kurang membayar, sehingga merugikan Keuangan perundang-undangan Retribusi
Serdang Minuman dikenakan sanksi administrasi Daerah, diancam Pidana kurungan diwajibkan untuk melakukan
Begadai Beralkohol berupa bunga sebesar 2 % (dua paling lama 6 (enam) bulan atau pembayaran retribusi.
Nomor 24 persen) setiap bulan dari retribusi denda paling banyak 4 (empat) kali - Surat Tagihan Retribusi Daerah yang
Tahun 2005 yang terutang atau kurang dibayar jumlah Retribusi yang terutang. selanjutnya disebut STRD adalah
dan ditagih dengan menggunakan (Ps. 22) surat untuk melakukan tagihan
STRD. retribusi dan/atau sanksi administrasi
(Ps. 17) berupa bunga dan/atau denda.
- SPTRD adalah surat yang digunakan
ii. Setiap Wajib Retribusi untuk oleh Wajib Retribusi untuk
mendapatkan Izin Tempat melaporkan objek retribusi dan wajib
Penjualan Minuman Beralkohol retribusi sebagai dasar perhitungan
harus: dan pembayaran retribusi yang
a. Membuat Surat Permohonan terutang menurut Peraturan
Izin yang ditujukan kepada perundang-undangan di bidang
Bupati c/q, Dinas Pendapatan retribusi Daerah.
Daerah; - SKRD adalah surat keputusan yang
b. Mengisi Surat Pemberitahuan menentukan besarnya jumlah
Retribusi Daerah (SPTRD); Retribusi yang terutang.
c. Membayar Retribusi Izin - SSRD adalah surat yang digunakan
Tempat Penjualan Minuman wajib retribusi untuk melakukan
Beralkohol yang diberikan pembayaran atau penyetoran retribusi
berdasarkan Surat Ketetapan yang terutang ke Kas Daerah atau ke
Retribusi Daerah (SKRD) dan tempat pembayaran lain yang
Surat Setoran Retribusi ditetapkan oleh Bupati.
Daerah (SSRD) sebagai alat
bukti pembayaran.
(Ps. 6)

iii. Wajib Retribusi wajib mengisi


SPTRD. (Ps. 13 ayat 1)
3. Peraturan Retribusi Izin i. Dilarang melakukan kegiatan usaha i. Dalam hal wajib retribusi tidak - STRD adalah surat untuk melakukan
Daerah Kota Tempat atas tempat/lokasi penjualan membayar tepat pada waktunya tagihan retribusi atau sanksi
Gunungsitoli Penjualan minuman beralkohol di wilayah atau kurang membayar, dikenakan administrasi berupa bunga dan atau
Nomor 8 Minuman Kota Gunungsitoli tanpa izin sanksi administrasi berupa bunga denda.
Tahun 2012 Beralkohol tertulis dari Walikota. sebesar 2% setiap bulan dari
(Ps. 13 ayat 1) besarnya retribusi yang terutang
yang tidak atau kurang bayar dan
ii. Dilarang menjual minuman ditagih dengan STRD.
beralkohol: (Ps. 21 ayat 1)
a. Ditempat umum seperti:
warung/kios minuman, ii. Wajib Retribusi yang tidak
gelanggang remaja, gelanggang melaksanakan kewajibannya
olahranga, kantin, rumah sehingga merugikan keuangan
bilyard, gelanggang permainan, daerah, diancam dengan pidana
dan ketangkasan, panti pijat kaki kurungan paling lama 3 bulan atau
lima, terminal, stasiun, kios-kios pidana denda paling banyak 3 kali
kecil, penginapan remaja dan jumlah retribusi terhutang yang
bumi perkemahan. tidak atau kurang bayar. (Ps. 34
b. Berdekatan dengan tempat ayat 1)
ibadah, sekolah, rumah sakit dan
pemukiman dengan jarak
minimal 100 meter.
c. Ditempat/lokasi tertentu yang
ditetapkan oleh walikota.
d. Kepada anak yang usianya
belum mencapai 21 tahun.
(Ps. 13 ayat 2)

iii. Penjualan minuman beralkohol


untuk diminum ditempat
penjualan hanya diperbolehkan
mulai Pukul 12:00 WIB sampai
dengan Pukul 22:00 WIB waktu
setempat kecuali untuk penjual di
Bar, Diskotik, Klub Malam atau
sejesnisnya mulai Pukul 21:00
WIB sampai dengan Pukul 01:00
WIB. (Ps. 13 ayat 3)

iv. Pada hari libur diluar hari raya


keagamaan, waktu penjualan
dimalam hari dapat diperpanjang
dengan maksimum 2 jam, yang
pelaksanaannya ditetapkan oleh
walikota. (Ps. 13 ayat 4)

v. Toko bebas bea (duty free


shop)yang berlokasi di dalam
kota hanya diizinkan menjual
minuman beralkohol golongan B
dan C secara eceran kepada:
a. Anggota korps diplomatik
yang bertugas di Indonesia
beserta keluarganya yang
berdomisili di Indonesia
berikut lembaga diplomatik;
b. Pejabat/tenaga ahli yang
bekerja pada Badan
Internasional di Indonesia
yang memperoleh kekebalan
diplomatik beserta
keluarganya;
c. Turis asing yang akan keluar
dari daerah pabean.
(Ps. 14 ayat 1)

vi. Toko bebas bea yang berlokasi di


daerah pabean hanya diizinkan
menjual minuman beralkohol
golongan B dan C secara eceran
kepada:
a. Orang yang berpergian keluar
negeri atau
b. Penumpang yang sedang
transit di kawasan pabean.
(Ps. 14 ayat 2)
4. Peraturan Retribusi Izin i. Dilarang menjual minuman i. Dalam hal wajib retribusi tertentu
Daerah Tempat beralkohol: tidak membayar tepat pada
Kabupaten Penjualan a. Diwarung/kios minuman, waktunya atau kurang membayar,
Tapanuli Minuman gelanggang remaja, gelanggang dikenakan sanksi administrasi
Tengah Nomor Beralkohoh olahranga, kantin, rumah berupa bunga sebesar 2% setiap
11 Tahun 2012 bilyard, gelanggang permainan bulan dari besarnya retribusi yang
dan ketangkasan, panti pijat terutang yang tidak atau kurang
kaki lima, terminal, stasiun, dibayar. (Ps. 18)
kios-kios kecil, penginapan
(mess) remaja dan bumi ii. Wajib Retribusi yang tidak
perkemahan. melaksanakan kewajibannya
b. Berdekatan dengan tempat sehingga merugikan keuangan
ibadah, sekolah, rumah sakit daerah, diancam dengan pidana
dan pemukiman. kurungan paling lama 3 bulan atau
c. Ditempat/lokasi tertentu yang pidana denda paling banyak 3 kali
ditetapkan oleh Bupati. jumlah retribusi terhutang yang
d. Kepada anak yang usianya tidak atau kurang dibayar.
belum mencapai 21 tahun. (Ps. 34 ayat 1)
(Ps. 10 ayat 1)

ii. Toko bebas bea (duty free shop)


dilarang menjual minuman
beralkohol golongan B dan C
secara eceran, kecuali kepada:
a. Anggota korps diplomatik;
b. tenaga ahli bangsa asing yang
bekerja pada lembaga-
lembaga Internasional;
c. mereka yang berpergian
keluar negeri;
d. mereka yang baru tiba dari
luar negeri.
(Ps. 11)
5. Peraturan Retribusi i. Dengan nama retribusi izin iii. Dalam hal wajib retribusi tidak
Daerah Perizinan tempat penjualan minuman membayar tepat waktu atau kurang
Kabupaten Tertentu beralkohol dipungut retribusi atas membayar, dikenakan sanksi
Nias Barat pemberian izin untuk melakukan administrasi berupa bunga sebesar
Nomor 5 penjualan minuman beralkohol 2% setiap bulan dari besarnya
Tahun 2011 dari Pemerintah Daerah. retribusi yang terutang yang tidak
(Ps. 10 ayat 1) atau kurang bayar dan ditagih
dengan menggunakan STRD.
ii. Minuman beralkohol (Ps. 39)
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah minuman yang iv. Wajib Retribusi yang tidak
kandungannya sebagian kecil melaksanakan kewajibannya
memiliki kadar alhokol maksimal sehingga merugikan keuangan
20% dari jumlah minuman. (Ps. daerah, diancam pidana kurungan
10 ayat 2) paling lama 3 bulan atau pidana
denda paling banyak 3 kali jumlah
retribusi terhutang yang tidak atau
kurang dibayar. (Ps. 51)
6. Peraturan Retribusi i. Dilarang menjual minuman i. Dalam hal wajib retribusi tidak - Ketentuan Pasal 29 ayat 1 tidak
Daerah Perizinan Usaha beralkohol : membayar tepat waktunya, kurang mengakomodir jika terjadi
Kabupaten a. Diwarung dan atau kios membayar, dikenakan sanksi pelanggaran terhadap Pasal 14
Karo Nomor minuman, gelanggang remaja, administrasi berupa bunga sebesar Peraturan Daerah Kabupaten Karo
15 Tahun 2006 gelanggang olah raga, kantin, 2,5% setiap bulan dari besarnya Nomor 15 Tahun 2006.
rumah billiyard, gelanggang retribusi yang terutang yang tidak
permainan dan ketangkasan, atau kurang bayar dan ditagih
panti pijat, kaki lima dengan menggunakan Surat
pertokoan, terminal dan atau Tagihan Retribusi Daerah. (Ps.
stasiun, kios, penginapan 23)
remaja dan bumi perkemahan.
b. Berdekatan dengan tempat ii. Barang siapa melanggar terhadap
ibadah, sekolah, rumah sakit. ketentuan sebagaimana tersebut
c. Tempat dan atau lokasi pada pasal 2 ayat (1) dan pasal
tertentu yang ditetapkan oleh 3,10, 11,12 ayat (1) Pasal 13, 17,18
Bupati. dan pasal 20 Peraturan Daerah ini,
d. Kepada anak yang usianya diancam dengan pidana kurungan
belum mencapai 21 tahun. selama-lamanya 6 (enam) bulan
(Ps. 11) atau denda setinggi-tingginya Rp.
5.000.000.-(Lima Juta Rupiah).
ii. Setiap orang dan atau badan (Ps. 29 ayat 1)
hukum dilarang menjual
minuman beralkohol tanpa izin
tertulis dari Bupati. (Ps. 12
ayat 1)

iii. Penjualan minuman beralkohol


untuk diminum ditempat
penjualan hanya dibenarkan pada
siang hari Pukul 12.00 s/d 15.00
waktu setempat dan pada malam
hari pukul 19.00 s/d 22.00 waktu
setempat. Pada hari libur diluar
Hari Raya keagamaan waktu
penjualan pada malam hari dapat
diperpanjang dengan maksimum
2 (dua) jam.
(Ps. 13)

iv. Toko Bebas Bea (Duty Free


Shop) dilarang menjual minuman
beralkohol golongan B dan C
secara eceran keduali kepada :
a. Anggota Korp Diplomatik
yang dibenarkan oleh
Undang-undang.
b. Tenaga (ahli) bangsa asing
yang bekerja pada
lembagalembaga internasional
sebagaimana yang ditetapkan
oleh undang-undang.
c. Mereka yang berpergian ke
luar negeri.
d. Mereka yang baru tiba dari
luar negeri.
(Ps. 14)

Provinsi atau Kabupaten Kota Bali


Peraturan Judul
No. Daerah Peraturan Jenis Pelanggaran Sanksi dan Penegakkan Hukum Keterangan
Nomor Daerah
1. Peraturan Pengawasan, i. Penjual langsung untuk diminum i. Perusahaan yang melanggar - Penjual langsung minuman beralkohol
Daerah Pengedaran, dan minuman beralkohol golongan B ketentuan sebagaimana dimaksud adalah perusahaan yang melakukan
Kabupaten Penjualan, Serta dan golongan C sebagaimana dalam Pasal 15 dan Pasal 16 penjualan minuman beralkohol kepada
Badung Perizinan dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dikenakan sanksi administrasi konsumen akhir untuk diminum
Nomor 1 Minuman dan ayat (2), serta pengecer berupa peringatan tertulis dari langsung ditempat yang telah
Tahun 2013 Beralkohol minuman beralkohol golongan B Bupati atau pejabat yang ditunjuk ditentukan.
dan golongan C sebagaimana atas nama Bupati.
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) Peringatan tertulis sebagaimana - Surat Izin Usaha Perdagangan yang
wajib menyampaikan laporan dimaksud pada ayat (1) diberikan selanjutnya disingkat SIUP adalah
realisasi pengadaan dan penjualan paling banyak 3 (tiga) kali berturut surat izin untuk dapat melaksanakan
minuman beralkohol golongan B turut dengan tenggang waktu 1 kegiatan usaha perdagangan yang
dan golongan C kepada Bupati Up. (satu) bulan. dikeluarkan oleh Dinas Koperasi,
Kepala Dinas dengan tembusan Perusahaan yang tidak UKM, Perindustrian dan Perdagangan.
kepada Gubernur Bali Up. Kepala mengindahkan ketentuan
Dinas terkait Provinsi Bali. sebagaimana dimaksud pada ayat - Surat Izin Usaha Perdagangan yang
(Ps. 15 ayat 1) (1) dan ayat (2) dikenakan sanksi selanjutnya disingkat SIUP adalah
administrasi berupa pemberhentian surat izin untuk dapat melaksanakan
ii. Penjual langsung untuk diminum sementara SIUP MB. kegiatan usaha perdagangan yang
dan/atau pengeceran minuman Apabila perusahaan tidak dikeluarkan oleh Dinas Koperasi,
beralkohol untuk tujuan kesehatan mengindahkan ketentuan UKM, Perindustrian dan Perdagangan.
sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud pada ayat
Pasal 10 ayat (4), wajib (3), dalam jangka waktu 30 (tiga - Surat Izin Usaha Perdagangan
melaporkan realisasi pengadaan puluh) hari sejak tanggal Minuman Beralkohol yang
dan penjualan minuman beralkohol pemberhentian sementara SIUP selanjutnya disingkat SIUP MB
untuk tujuan kesehatan kepada MB, dikenakan sanksi administrasi adalah surat izin untuk dapat
Bupati Up. Kepala Dinas dengan berupa pencabutan SIUP MB. melaksanakan kegiatan usaha
tembusan kepada Gubernur Bali (Ps. 18) perdagangan khusus minuman
Up. Kepala Dinas terkait Provinsi Beralkohol Golongan B dan/ atau
Bali. ii. Perusahaan yang melanggar Golongan C yang dikeluarkan oleh
(Ps. 15 ayat 2) ketentuan sebagaimana dimaksud Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
dalam Pasal 6 ayat (4) dikenakan dan Perdagangan.
iii. Selain kewajiban sebagaimana sanksi administrasi berupa
dimaksud dalam Pasal 15, pemberhentian sementara SIUP
Perusahaan wajib memberikan MB dengan terlebih dahulu
informasi mengenai kegiatan diberikan sanksi administrasi
usahanya apabila sewaktu waktu berupa peringatan tertulis paling
diperlukan oleh Bupati atau pejabat banyak 3 (tiga) kali berturutturut
yang ditunjuk atas nama Bupati. dengan tenggang waktu 1 (satu)
(Ps. 16) bulan. (Ps. 19)

iv. Perusahaan yang melakukan iii. Setiap orang yang melanggar


kegiatan usaha minuman ketentuan ketentuan, Pasal 6 ayat
beralkohol yang mengalami (1) dan ayat (4), Pasal 11 ayat (2)
perubahan data SIUP wajib dan ayat (3), Pasal 12, Pasal 13,
mengganti SIUP MB. (Ps. 6 ayat Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dan
4) Pasal 16 diancam dengan pidana
kurungan paling lama 6 (enam)
v. Setiap perusahaan yang melakukan bulan atau denda paling banyak
kegiatan usaha perdagangan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
minuman beralkohol golongan B rupiah).
dan/ atau golongan C wajib
memiliki SIUP MB.
(Ps. 6 ayat 1)

vi. Minuman beralkohol golongan B


dan/atau golongan C dilarang
diminum di kamar hotel melebihi
ketentuan perkemasan berisi 187
ml.
(Ps. 11 ayat 2)
vii. Penjual langsung minuman
beralkohol dan pengecer
minuman beralkohol, dilarang
menjual minuman beralkohol
golongan A, golongan B, dan
golongan C kecuali kepada Warga
Negara Indonesia yang telah
berusia 21 (dua puluh satu) tahun
yang dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk dan Warga
Negara Asing.
(Ps. 11 ayat 3)

viii. Setiap orang dilarang menjual


secara eceran dalam kemasan
minuman beralkohol golongan B
dan/ atau golongan C dan/ atau
menjual langsung untuk diminum
ditempat pada lokasi sebagai
berikut :
a. gelanggang remaja, kaki lima,
terminal, stasiun, kios kios
kecil, penginapan remaja, dan
bumi perkemahan;
b. tempat yang berdekatan
dengan tempat ibadah,
sekolah, rumah sakit, dan
pemukiman;
c. tempat tertentu lainnya yang
ditetapkan oleh Bupati dengan
memperhatikan kondisi
daerah masing masing.
(Ps. 12)

ix. SIUP MB dilarang


dipindahtangankan kepada pihak
lain.
(Ps. 13)

2. Peraturan Retribusi Izin i. Setiap perusahaan yang melakukan i. Pengusaha yang melanggar - minuman beralkohol golongan A
Daerah Usaha kegiatan usaha perdagangan ketentuan sebagaimana dimaksud adalah dengan kadar Ethanol (C2 H5
Kabupaten Perdagangan minuman beralkohol golongan B, dalam Pasal 4 ayat (1) karena OH) 1% sampai dengan 5 %;
Buleleng Minuman dan golongan C wajib memperoleh sengaja dan atau karena kelalaiannya - minuman beralkohol golongan B
Nomor 4 Beralkohol SIUP MB. diancam dengan pidana kurungan adalah dengan kadar Ethanol (C2 H5
Tahun 2006 (SIUP MB) (Ps. 4 ayat 1) paling lama 3 (Tiga) bulan dan atau OH) lebih dari 5 % sampai dengan
denda paling banyak Rp.5.000.000 20%; dan
ii. Pemakaian minuman beralkohol (Lima Juta Rupiah). - minuman beralkohol golongan C
dilarang pada tempat tempat (Ps. 25 ayat 1) adalah dengan kadar Ethanol (C2 H5
seperti: Warung/Kios, Gelanggang OH) lebih dari 20 % sampai dengan
Olah Raga, Gelanggang Remaja, ii. Barang siapa yang melanggar 55 %
Kantin, Rumah Billiar, Gelanggang ketentuan sebagaiman dimaksud - Dalam rangka pembinaan dan
Permainan dan Ketangkasan, Panti dalam Pasal 17 ayat (1) diancam pengawasan Bupati dapat memberikan
Pijat, Kaki Lima, Terminal, dengan pidana kurungan paling lama tindakan berupa peringatan tertulis,
Stasiun, Kios Kios Kecil, 3 (tiga) Bulan dan atau denda paling pembekuan Usaha dan Pencabutan
Penginapan Remaja dan Bumi banyak Rp. 5.000.000 (lima juta SIUP MB.
Perkemahan, Lingkungan Tempat rupiah). (Ps. 19)
Ibadah, Lingkungan Sekolah, (Ps. 25 ayat 2)
Lingkungan Rumah Sakit dan
Pemukiman serta Jalan-jalan iii.Dalam rangka pembinaan dan - Pada Rancangan Peraturan Daerah
umum. pengawasan Bupati dapat Kabupaten Buleleng Nomor 15 Tahun
(Ps. 17 ayat 1) memberikan tindakan berupa 2011 tentang Retribusi Izin Tempat
peringatan tertulis, pembekuan Penjualan Minuman Beralkohol
Usaha dan Pencabutan SIUP MB. ditemukan sanksi administratif apabila
(Ps. 19) retribusi tidak terbayar, yakni sebesar
2% dari retribusi yang terutang.
iv. Peringatan tertulis diberikan kepada Mengenai hal ini belum diketahui
perusahaan yang : apakah rancangan peraturan ini sudah
a. tidak melakukan pendaftaran berlaku atau belum. Berdasarkan
usaha dalam daftar usaha; penelusuran via internet, yakni
b. melaksanakan pemindahan melalui situs
lokasi usaha tanpa persetujuan http://setda.bulelengkab.go.id/bankdat
Bupati; a/perda-no-15-th-2011-tentang-
c. usahanya menimbulkan retribusi-izin-tempat-penjualan-
gangguan keamanan dan minuman-beralkohol-20, peraturan
ketertiban lingkungan; tentang Retribusi Izin Usaha
d. melakukan kegiatan usaha diluar Perdagangan Minuman Beralkohol di
ketentuan yang tertuang dalam wilayah Kabupaten Buleleng adalah
SIUP MB. Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng
(Ps. 20 ayat 1) Nomor 15 tahun 2011, akan tetapi
peraturan tersebut tidak dapat
diunduh, sehingga belum dapat
v. Pembekuan Usaha dilakukan apabila dipastikan apakah isi Peraturan
tidak mengindahkan peringatan Daerah tahun 2006 dengan Rancangan
tertulis yang diberikan sebanyak 3 Peraturan Daerah tahun 2011 sama
(tiga) kali berturut-turut dengan atau tidak.
tenggang waktu paling lama 1 (satu) - Adapun perbedaan lainnya adalah
bulan. pada Rancangan Perda tahun 2011,
(Pasal 21 ayat 1 jo. Pasal 20 ayat 1) sanksi pidana tidak ditujukan pada
pelaku usaha yang menjual minuman
vi. Pencabutan SIUP MB dilakukan beralkohol, akan tetapi ditujukan
apabila : penegakan kepada pelaku usaha yang
a. SIUP MB yang diperoleh tidak membayar retribusi.
berdasarkan keterangan/data yang (Ps. 19 ayat 1)
tidak benar atau palsu dari
perusahaan yang bersangkutan
atau tidak sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam
Perda ini ; dan
b. perusahaan yang bersangkutan
tidak melakukan perbaikan
setelah melampaui batas waktu
pembekuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(2).

3. Peraturan Surat Izin Usaha i. Setiap orang atau badan usaha i. Setiap orang pribadi atau badan yang - ITPMB adalah izin untuk dapat
Daerah Perdagangan yang melakukan kegiatan usaha melanggar ketentuang sebagaimana melaksanakan usaha penjualan
Kabupaten Minuman perdangan minuman beralkohol dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 5, minuman beralkohol pada suatu
Gianyar Beralkohol golongan B dan golongan C dan Pasal 17 diancam dengan Pidana tempat tertentu.
Nomor 13 (SIUP MB) dan secara eceran dan/atau menjual Kurungan paling lama 6 bulan atau
Tahun 2012 Izin Tempat langsung untuk diminum denda paling banyak
Minuman ditempat dan penjualan langsung Rp50.000.000,-. (Ps. 27)
Beralkohol dan/atau pengecer minuman
beralkohol untuk tujuan
kesehatan di Kabupaten Gianyar,
wajib memperoleh dan memiliki
surat izin usaha perdagangan
minuman beralkohol (SIUP MB)
dari Bupati. (Ps. 3 ayat 1)

ii. Setiap orang atau badan yang


melakukan kegiatan usaha
penjualan minuman beralkohol
golongan A, golongan B, dan
golongan C wajib memiliki
ITPMB. (Ps 5 ayat 1)

iii. Setiap orang atau badan usaha


yang sudah memiliki ITPMB
harus:
a. Menjaga ketertiban dan
keamanan dalam ruangan
tempat penjualan;
b. Memasang surat izin yang
dikeluarkan oleh Bupati dan
harus ditempatkan pada
tempat yang dilihat oleh
umum.
(Ps. 5 ayat 2)

iv. Minuman alkohol yang tidak


termasuk minuman alkohol
golongan A, golongan B, dan
golongan Cdilarang beredar atau
dijual di Kabupaten Gianyar;
Setiap orang atau badan dilarang
menjual dan mengedarkan
minuman beralkohol golongan A,
golongan B, dan golongan C yang
isi kemasannya kurang dari
180ml;
Perusahaan dilarang
mencantumkan label halal pada
minuman beralkohol golongan A,
golongan B, dan golongan C, baik
produk dalam negeri maupun
produk impor;
Setiap orang atau badan dilarang
menjual secara eceran dan/atau
menjual langsung untuk diminum,
minuman beralkohol golongan A,
golongan B, dan golongan Cdi
tempat atau lokasi:
a. Tempat yang berdekatan
dengan tempat ibadah,
sekolah, rumah sakit,
gelanggang remaja, dan
penginapan
b. Tempat tertentu lainnya yang
ditetapkan oleh bupati.
Dilarang menjual minuman
beralkohol golongan A, golongan
B, dan golongan C, kecuali
kepada WNI yang telah berusia
21 tahun keatas yang telah
dibuktikan Kartu Tanda Penduduk
dan warga negara asing yang
telah dewasa. (Ps. 17)

4. Peraturan Pengawasan dan i. Penjualan minuman beralkohol i. Perusahaan penjual langsung dan
Daerah Pengendalian produksi luar negeri dan produksi pengecer minuman beralkohol yang
Kabupaten Penjualan dalam negeri yang telah dikemas, melanggar ketentuan sebagaimana
Karang Asem Minuman menggunaka pita cukai dan label dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan
Nomor 21 Beralkohol edar dilakukan oleh penjual ayat (3), Pasal 15 ayat (1), Pasal 16,
Tahun 2012 langsung, pengecer dan TBB. Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal
(Ps. 5 ayat 1) 20, Pasal 21, Pasal 24 ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3) dikenakan sanksi
ii. Penjual langsung sebagaimana administratif berupa pemberhentian
dimaksud pada ayat (1) hanya sementara SIUP-MB.
diizinkan menjual minuman (Ps. 25 ayat 1)
beralkohol golongan A, golongan
B dan/atau golongan C untuk ii. Apabila penjual langsung dan
diminum langsung di tempat pengecer tidakmengindahkan
tertentu. (Ps. 5 ayat 2) peringatan tertulis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2)
iii. Pengecer sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
pada ayat (1) hanya diizinkan hari kalender terhitung sejak
menjual minuman beralkohol peringatan pertama diterima
golongan A, golongan B dan/atau dikenakan sanksi administratif
golongan C secara eceran dalam berupa pencabutan SIUP-MB.
kemasan di tempat tertentu. (Ps. 26 ayat 1)
(Ps. 5 ayat 3)
iii.Setiap orang yang melanggar
iv. Perusahaan yang melakukan ketentuan sebagaimana dimaksud
kegiatan usaha penjualan dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 10 dan
minuman beralkohol yang Pasal 11 ayat (1) dipidana dengan
mengalami perubahan pidana kurungan paling lama 6
data/informasi yang tercantum (enam) bulan atau pidana denda
pada SIUP-MB wajib mengganti paling banyak Rp. 50.000.000 (lima
SIUP-MB. (Ps. 15 ayat 1) puluh juta rupiah).
(Ps. 28 ayat 1)
v. Penjual langsung, pengecer
minuman beralkohol golongan A,
golongan B dan/atau golongan C,
dan penjual langsung, pengecer
minuman beralkohol golongan B
yang mengandung rempah-
rempah, jamu dan sejenisnya
dengan kadar etthanol paling
banyak 15 % wajib menyimpan
minuman beralkohol digudang
tempat penyimpanan minuman
beralkohol. (Ps. 16 ayat 1)
vi. Minuman Beralkohol dengan
kadar ethanol (C2H5OH) diatas
55 % dilarang untuk dijual.
(Ps. 17)

vii. Penjual langsung dan/atau


pengecer Minuman Beralkohol
golongan B yang mengandung
rempah-rempah, jamu dan
sejenisnya dilarang menjual
minuman beralkohol golongan B
yang mengandung rempah-
rempah, jamu dan sejenisnya
dengan kadar ethanol (C2H5OH)
diatas 15 % dan minuman
beralkohol golongan C. (Ps. 18)

viii. Setiap orang atau perusahaan


dilarang menjual secara eceran
dalam kemasan minuman
beralkohol golongan A, golongan
B dan golongan C dan/atau
menjual langsung untuk diminum
di tempat, di lokasi sebagai
berikut :
a. gelanggang remaja, kaki lima,
terminal, stasiun, kios-kios
kecil, penginapan remaja, dan
bumi perkemahan; dan
b. tempat yeng berdekatan
dengan tempat ibadah,
sekolah, pelayanan kesehatan,
dan pemukiman.
(Ps. 19)

ix. Penjual langsung dan/atau


pengecer dilarang menjual
minuman beralkohol golongan A,
golongan B dan golongan C
kepada pembeli di bawah usia 21
(dua puluh satu) tahun yang
dibuktikan dengan Kartu Identitas
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. (Ps. 20)

x. Penjual langsung dan/atau


pengecer dilarang mengiklankan
minuman beralkohol golongan A,
golongan B dan golongan C.
(Ps. 21)

xi. Penjual langsung dan pengecer


minuman beralkohol wajib
menyampaikan laporan realisasi
penjualan minuman beralkohol
kepada Bupati dalam hal ini
Kepala instansi teknis yang
membidangi perindustrian dan
perdagangan dengan tembusan
kepada Gubernur. (Ps. 24 ayat 1)

xii. Setiap orang pribadi dan/atau


Badan yang melakukan kegiatan
usaha penjualan langsung,
pengecer dan TBB minuman
beralkohol golongan B dan/atau
golongan C wajib memiliki
SITU-MB dari Bupati.
(Ps. 7 ayat 1)

xiii. Setiap perusahaan yang


melakukan kegiatan usaha
sebagai penjual dan/atau
pengecer minuman beralkohol
golongan A wajib memiliki
SIUP. (Ps. 10)

xiv. Setiap perusahaan yang


melakukan kegiatan usaha
sebagai penjual langsung,
pengecer selain TBB minuman
beralkohol golongan B dan/atau
golongan C, dan penjual
langsung dan/atau pengecer
minuman beralkohol golongan
B yang mengandung rempah-
rempah, jamu dan sejenisnya
dengan kadar ethanol paling
banyak 15 % wajib memiliki
SIUP-MB dari Bupati. (Ps. 11
ayat 1)

5. Peraturan Retribusi Izin i. Berdasarkan SKRD atau i. Dalam hal Wajib Retribusi tertentu - Surat tagihan retribusi daerah, yang
Daerah Kota Tempat dokumen lain yang dipersamakan tidak membayar retribusi yang selanjutnya dapat disingkat STRD,
Denpasar Penjualan sebagaimana dimaksud dalam terutang berdasarkan SKRD tepat adalah surat untuk melakukan
Nomor 17 Minuman Pasal 11 ayat (1) wajib retribusi pada waktunya atau kurang tagihan retribusi dan atau sanksi
Tahun 2011 Beralkohol wajib membayar/melunasi membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga dan atau
retribusi yang terutang. (Ps. 12) administratif berupa bunga sebesar denda;
2% (dua persen) setiap bulan dari
retribusi yang terutang atau kurang - Minuman beralkohol golongan A
dibayar dan ditagih dengan adalah minuman beralkohol dengan
menggunakan STRD. kadar ethanol (C2H50H) diatas 0%
(Ps. 14) (satu persen) sampai dengan 5%
(lima persen);
ii. Setiap orang yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud - Minuman beralkohol golongan B
dalam Pasal 12 dipidana kurungan adalah minuman beralkohol dengan
paling lama 3 (tiga) bulan atau kadar ethanol (C2H50H) lebih dari
denda paling banyak Rp. 5% (lima persen) sampai dengan
25.000.000,- (dua puluh lima juta 20% (dua puluh persen);
rupiah).
(Ps. 19) - Minuman beralkohol golongan C
adalah minuman beralkohol dengan
kadar ethanol (C2H50H) lebih dari
20% (dua puluh persen) sampai
dengan 55%(lima puluh persen).
6. Peraturan Pengendalian i. SIUP-MB TBB sebagaimana i. Pengusaha yang melanggar - Berdasarkan Peraturan Daerah
Daerah Peredaran dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) ketentuan sebagaimana dimaksud Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2016,
Provinsi Bali Minuman berlaku untuk jangka waktu 3 dalam Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 9 Peraturan Daerah Provinsi Bali
Nomor 5 Beralkohol Di (tiga) tahun dan dapat ayat (1) dikenakan sanksi Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Tahun 2012 Provinsi Bali diperpanjang. (Ps 5 ayat 1) administratif, berupa: Pengendalian Peredaran Minuman
a. peringatan tertulis; Beralkohol Di Provinsi Bali telah
ii. SIUP-MBT sebagaimana b. penutupan sementara usaha; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) c. penutupan usaha; dan Dengan demikian Pemerintah Provinsi
berlaku untuk jangka waktu 3 d. pencabutan izin usaha Bali tidak memiliki Peraturan daerah
(tiga) tahun dan dapat (Ps. 16) tentang Pengendalian Peredaran
diperpanjang. (Ps. 9 ayat 1) Minuman Beralkohol Di Provinsi
ii. Setiap pengusaha yang melanggar Bali.
iii. Setiap TBB yang melakukan ketentuan Pasal 3 ayat (1), Pasal 7
kegiatan usaha perdagangan ayat (2), Pasal 10 ayat (1) dan - Surat Izin Usaha Perdagangan
minuman beralkohol golongan B Pasal 10 ayat (2) dipidana dengan Minuman Beralkohol yang
dan golongan C wajib memiliki pidana kurungan paling lama 3 selanjutnya disebut SIUP-MB adalah
SIUP-MB TBB. (Ps. 3 ayat 1) (tiga) bulan atau denda paling Surat Izin untuk dapat melaksanakan
banyak Rp.50.000.000,00 (lima kegiatan usaha perdagangan khusus
iv. Setiap Kelompok Usaha, puluh juta rupiah). (Ps. 18) minuman beralkohol golongan B
Koperasi dan Distributor yang dan/atau golongan C di Provinsi Bali.
melakukan kegiatan usaha
perdagangan minuman beralkohol - Surat Izin Usaha Perdagangan
golongan A, golongan B, dan Minuman Beralkohol Tradisional yang
golongan C produksi tradisional selanjutnya disebut SIUP-MBT adalah
wajib memiliki SIUP-MBT. (Ps Surat Izin untuk dapat melaksanakan
7 ayat2) kegiatan usaha perdagangan khusus
minuman beralkohol produksi
v. Minuman beralkohol produksi tradisional golongan A, golongan B
luar negeri (impor) dan produksi dan/atau golongan C di Provinsi Bali.
dalam negeri yang diedarkan oleh
Distributor, Sub Distributor, - Toko Bebas Bea yang selanjutnya
pengecer dan penjual langsung disebut TBB adalah bangunan dengan
wajib dikemas, menggunakan pita batas-batas tertentu yang
cukai dan label edar. dipergunakan untuk melakukan
(Ps. 10 ayat 1) kegiatan usaha menjual barang asal
impor dan/atau barang asal daerah
vi. Minuman beralkohol produksi pabean kepada warga negara asing
tradisional yang dikonsumsi dan tertentu yang bertugas di Indonesia,
diedarkan oleh kelompok usaha orang yang berangkat ke luar negeri
atau koperasi wajib dikemas dan atau orang yang datang dari luar
menggunakan label edar. negeri.
(Ps. 10 ayat 2)

Anda mungkin juga menyukai