Dalam pengamatan, alat reproduksi luar mencit betina terdiri dari vulva dan klitoris.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada mamalia termasuk mencit dilengkapi organ
kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Partodiharjo, 1992). Pada praktikum kemarin,
kami menemukan sepasang ginjal yang masing-masing dibawahnya langsung terdapat
ovarium dan oviduct (tubang falopi). Ovarium disini berjumlah satu pasang dan bentuk
rahimnya adalah memanjang dan dibawah rahim terdapat cervik dan dibawah cervik
terdapat vagina. Uretra berhubungan langsung dengan kandung kemih. Pada mencit
betina juga terdapat vulva atau organ kelamin luar.
Pada pengamatan sel telur mencit, kami menemukan bahwa pada sel telur terdapat
bagian yang gelap dan terang. Bagian yang terang merupakan oosit, sedangkan bagian
yang gelap merupakan sel-sel folikel. Sel telur mencit bertipe isolesital, hanya
mengandung sedikit yolk, sehingga untuk pertumbuhan embrio selanjutnya telur tidak
dikeluarkan dari tubuh induk, tetapi seluruh perkembangan embrio terjadi didalam tubuh
induk, mulai di dalam ovidak dan dilanjutkan di dalam uterus. Seperti pada
perkembangan embrio katak, dan ayam. Perkembangan embrio mencit juga melalui
tahapan segmentasi, blastulasi, gastrulasi, neurulasi dan organogenesis (Muchtarromah,B
: 2007).
KESIMPULAN
1. Sel kelamin jantan (sperma) pada mencit memiliki bagian dan fungsi yang sama
dengan sperma manusia. Bagian-bagiannya yaitu kepala, leher, dan ekor. Namun, bentuk
kepala spermanya berbeda dengan sperma manusia. Bentuk kepalanya seperti kait dan
agak pipih.
2. Sel kelamin betina (ovum) pada mencit (Mus musculus) bertipe isolesital, yitu yolk
sedikit dan tersebar merata.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, dkk. 2015. Perkembangan Hewan. Makasar: Universitas Negeri Makassar
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Muchtarromah, B. 2007. Panduan Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II. Malang :
Universitas Islam Negeri Malang.
Partodihardjo. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber.
Toelihere. 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Bandung: Angkasa.
Yatim, W. 1994. Embriologi. Bandung: Penerbit Tarsito.