Anda di halaman 1dari 10

Muhammad shallallahu alaihi wasalam 1435 H

Oleh : Ust Fathuddin Jafar

Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah sosok pribadi yang paripurna sehingga
menjadi teladan utama terbaik bagi umat manusia, khususnya umat Islam dalam menjalankan kehidupan
di dunia untuk meraih kebahagiaan kehidupan akhirat. Keteladanan tersebut bukan hanya dalam sisi
tertentu atau beberapa sisi kehidupan, melainkan dalam semua sisi dan lingkup kehidupan; sisi
intelektualitas, spiritualitas (keimanan), akhlak, fisik, kesehatan, mentalitas, manajemen, strategi,
perencanaan, kemasyarakatan, kenegaraan, negosiasi, kesabaran, leadership (kepemimpinan) dan
seterusnya.

Semua sisi tersebut dapat direalisasikan secara sempurna oleh Rasulullah dalam lingkup individu, rumah
tangga, masyarakat dan bahkan dalam sebuah negara dan pemerintahan moderen pertama di dunia.
Yang lebih mengagumkan lagi ialah pesona kepribadian Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang
sempurna itu bukan hanya dirasakan semasa Beliau masih hidup, akan tetapi memancar cahaya dan
pengaruhnya setelah Beliau wafat dan sampai akhir zaman dan menjadi keharusan bagi umat Islam
untuk meneladaninya. Tidak akan ada lagi manusia teladan terbaik di dunia ini setelah Muhammad
shallallahu alaihi wasallam sampai dunia ini Allah hancurkan (kiamat). Allah menjelaskan : Sungguh ada
dalam diri Rasulullah keteladanan yang terbaik bagi kalian, yakni bagi orang yang mengharapkan
pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan berzikir dengan banyak (Al-Ahzab : 21).

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, manajemen dan leadership Rasulullah adalah bagian hidup
yang sangat menarik dan sangat istimewa. Melihat kondisi umat islam yang sedang terpuruk dalam
semua sisi kehidupan saat ini, maka sisi mamanjemen dan leadership ini salah satu yang paling
dibutuhkan umat Islam. Karena dengan memahami dan menerapkan manajemen dan leadership
Rasulullah dalam semua lini kehidupan, insya Allah kehidupan kita akan mengalami peningkatan dan
perubahan ke arah yang benar seperti yang dialami generasi Sahabat, Tabiin, Tabiittabiin dan
seterusnya.

Untuk membuktikan betapa dahsyat dan efektifnya manajemen dan leadership Rasulullah dapat kita
saksikan pada perubahan besar-besaran yang terjadi dalam bangsa dan negeri-negeri Arab setelah
mereka dipimpin Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Bangsa Arab sebelum dipimpin
Rasulullah adalah bangsa pengekor, terdiri dari beberapa kabilah (suku) yang saling berperang di antara
mereka, tunduk kepada kekuatan kerajaan Persia dan kerajaan Romawi, kekacauan terjadi dalam semua
lini kehidupan; sejak dari kehidupan pribadi, rumah tangga, masyarakat, akhlak, intelektualitas,
spiritualitas dan ekonomi sehingga melahirkan sebuah budaya primitif yang digambarkan Al-Quran
sebagai sebuah budaya kehidupan JAHILIYAH.

Setelah dipimpin Rasulullah, bangsa Arab berubah menjadi bangsa pemimpin, yang sebelumnya
bermusuhan dan saling berperang menjadi bersaudara, menjadi bangsa yang sangat ditakuti pasukan
Persia dan Romawi dan menjadi bangsa yang sangat beradab, berakhlak mulia, hidup teratur, bersih lahir
dan batin sehinga melahirkan budaya yang sangat manusiawi, intelek, cerdas, pemberani dan memiliki
tanggung jawab sosial yang sangat tinggi. Itulah peradaban Islam yang tiada duanya sepanjang sejarah
manusia di atas bumi ini. Peradaban tersebut bertahan sampai sekitar 13 abad lamanya membentang
dari Jakarta sampai Maroko, dan bahkan menyeberang sampai ke Spanyol dan Eropa Timur lainnya.
Sampai saat ini, aroma dan pengaruh peradaban mulia tersebut masih dapat dirasakan umat manusia
sejak dari Timur sampai Barat.

Satu hal yang perlu kita yakini bahwa Rasul Allah yang mulia, Muhammad shallallahu alaihi wasallam
adalah seorang negarawan, panglima militer, hakim agung, legislator dan sekaligus kepala rumah tangga
dan teman dekat bagi para Sahabat yang sangat mulia. Artinya, kegemilangan Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam bukan masalah manusia biasa, melaikan sudah menjadi kehendak Allah atau
domain Rabbani, baik yang bersifat prinsip, jalan atau strategi dan juga tujuan. Sebuah skenario Allah
terlihat dengan jelas dalam semua sisi kehidupan Beliau agar dapat dijadikan teladan yang benar dan
tepat oleh umatnya di kemudian hari sampai kiamat terjadi.

Beberapa sisi leadership Rasuluillah berikut dapat kita jadikan teladan yang baik :

1. Sisi Manajemen dan Leadership Rumah Tangga

Kendati Muhammad sebagai Rasul Allah dan pemimpin agung dan tertinggi umat Islam, namun
penerapan manajamen dan leadership di rumah tangga Beliau sangatlah unik sehinnga tidak terlihat
ngebos (menjadi bos besar) yang setiap saat dan detik wajib dilayani istri dan pelayan yang banyak
sebagaimana halnya para pemimpin dunia lainya. Manajemen dan leadership yang beliau terapkan
sangatlah sederhana, namun sangat menyentuh sisi kemanusiaan para istri Beliau secara alami (fitrah)
sehingga seakan Beliau adalah suami biasa dan tidak terlihat sedikitpun ketinggian, apalagi keangkuhan
dalam dirinya.

Beberapa kasus berikut dapat menjelaskan hal tersebut sebagai sebuah fakta kehidupan rumah tangga
Rasulullah yang aplikatif, bukan hanya sekedar nilai dan teori-teori kebaikan.
Rasulullah meletakkan bibirnya di tempat yang sama dengan bibir Aisyah dari gelas bekas Aisyah minum
dan meminum sisa air minuman Aisyah. (Riwayat Muslim).

Rasullah bersandar di pangkuan Aisyah sedangkan ia sedang haidh. (Riwayat Muslim).

Rasulullah meminta Aisyah menyisirkan rambutnya dan memotong kukunya. (Riwayat Muslim)

Rasulullah sering menghirup udara malam (piknik) bersama Aisyah di malam hari. (Riwayat Al-Bukhari)

Rasulullah tertawa mendengar candaan istrinya. (Riwayat Al-Bukhari)

Rasulullah sering membantu istrinya menyiapkan keperluan rumah tangga. (Riwayat Al-Bukhari)

Rasulullah sering memberikan hadiah, khususnya daging kurban kepada sahabat-sahabat istrinya
(Khadijah) setelah beliau wafat. (Riawayat Al-Bukhari)

Rasulullah Sering memuji istrinya dalam hal kelebihan mereka. (Riwayat Al-Bukhari).

Rasulullah menyatakan cinta pada istrinya. (Riwayat Muslim).

Rasulullah melihat sisi kebaikan dan kelebihan istrinya. (Riwayat Muslim)

Rasululullah tidak pernah menceritakan kepada orang lain privasi istrinya. (Riwayat Muslim)

Rasulullah sangat memahami perasaan istrinya baik dalam keadaan senang maupun marah. (Riwayat
Muslim)

Rasulullah senang menerima hadiah dari istrinya (Riwayat Muslim)

Rasulullah sabar dan tahan menanggung perilaku istrinya yang kurang berkenan. (Riwayat Muslim)

Rasulullah tidak pernah kasar atau memukul istrinya (Riwayat An-Nasai)

Rasulullah menghibur istrinya dan menghapus air mata istrinya jika Beliau temukan istrinya sedang
menangis. (Riawayat An-Nasai)

Rasulullah pernah menyuapkan makanan pada istrinya. (Riawayat Al-Bukhari)

Rasulullah menghadirkan sendiri keperluan-keperluan istrinya. (Riwayat Al-hakim)

Rasulullah percaya pada istrinya. (Riwayat Muslim)

Rasulullah sangat pandai berbicara dalam menjaga perasaan istrinya. (Riwayat An-Nasai)

Rasulullah sangat adil di antara istri-istrinya. (Riwayat At-Tirmizi)

Rasulullah sangat menjaga dan memperhatikan istri-istrinya. (Riwayat Bukhari)


Rasulullah tetap bergaul seperti biasa (selain hubungan seks langsung) saat istrinya haidh. (Riwayat
Bukhari) .

Rasulullah suka mengajak istrinya musafir dengan melakukan undian di antara mereka. (Riwayat Bukhari
dan Muslim).

Rasulullah pernah melakukan lomba lari dengan Aisyah. (Abu Daud)

Rasulullah suka memanggil istrinya dengan nama panggilan/gelar. (Riwayat Ahmad)

Rasulullah suka menuturkan berbagai cerita pada istrinya. (Riwayat Bukhari)

Rasulullah ikut serta dalam kegembiraan istrinya. (Riwayat Bukhari)

Rasulullah tidak pernah menggunakan kata-kata kasar dalam rumah tangga. (Riwayat Ad-Daromi)

Rasulullah menghormati kesukaan istrinya (Adabul Mufrad)

Rasulullah sangat baik pada istri-istrinya. (Riwayat At-Tirmizi)

Rasulullah kalau hendak menggauli istrinya saat pulang dari musafir memberikan kesempatan pada
mereka untuk berhias diri. (Riwayat An-Nasai)

6 Prinsip Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW

Seorang pemimpin dinilai bagaimana dia bersikap dan bertindak dalam kepemimpinannya. Salah satu
yang terpenting adalah kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dan membuat
kebijakan, efektifitas sebuah kebijakan dan bagaimana dampak atas kebijakan tersebut.

Sebuah keputusan lahir dari sebuah proses berpikir. Bermula dari cara pandang seseorang dalam menilai
sesuatu yang kemudian berpengaruh terhadap cara berpikirnya. Cara berpikir yang dilandasi cara
pandang tadi akan menjadi penentu, tepat atau tidaknya keputusan seorang pemimpin dalam
mengambil kebijakan.

Kebijakan seorang pemimpin seringkali berpengaruh terhadap banyak orang dan ruang lingkup serta
waktu yang lebih luas. Kesalahan dalam mengambil sebuah keputusan dalam memilih sebuah kebijakan
akan berujung pada kegagalan suatu program atau bahkan kehancuran sebuah negara dan bangsa.
Bagaimana cara Nabi Muhammad SAW berpikir?

Sebagian besar dari kita pernah mendengar tentang kepemimpinan seorang Muhammad saw. Dalam
masa 22 tahun beliau sanggup mengangkat derajat bangsa Arab dari bangsa jahiliah yang diliputi
kebodohan dan keterbelakangan menjadi bangsa terkemuka dan berhasil memimpin banyak bangsa di
dunia. Orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya merasakan kelembutan, kasih sayang dan
penghormatan dari seorang pemimpin bernama Muhammad.

Cara berpikir Muhammad saw yang lurus terlahir dari cara pandangnya yang juga lurus terhadap hidup
dan kehidupan ini. Cara berpikir yang lurus tadi menghasilkan sebuah keputusan yang tepat sekaligus
dapat diterima semua pihak.

Inilah cara berpikir Muhammad saw tersebut :

1. Beliau menomorsatukan fungsi sebagai landasan dalam memilih orang atau sesuatu, bukan
penampilan atau faktor-faktor luar lainnya.

Keempat sahabat yang dikenal sangat dekat dengan Beliau, yakni Abu Bakar Assidiq, Umar ibnu Khattab,
Ustman ibnu Affan dan Ali ibnu Abi Tholib adalah gambaran jelas kemampuan Muhammad saw dalam
melihat fungsi. Keempat sahabat tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri dalam era kepemimpinan
Muhammad saw, yaitu :

Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya sepenuhnya kepada Muhammad saw, adalah sahabat utama. Ini
bermakna kepercayaan dari orang lain adalah modal utama seorang pemimpin.

Umar ibnu Khattab bersifat kuat, berani dan tidak kenal takut dalam menegakkan kebenaran. Ini
bermakna kekuasaan akan efektif apabila ditunjang oleh semangat pembelaan terhadap kebenaran
dengan penuh keberanian dan ditunjang kekuatan yang memadai.

Ustman ibnu Affan adalah seorang pedagang kaya raya yang rela menafkahkan seluruh harta
kekayaannya untuk perjuangan Muhammad saw. Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah
pendanaan. Sebuah kepemimpinan akan lebih lancar apabila ditunjang kondisi ekonomi yang baik dan
keuangan yang lancar. Dan juga dibutuhkan pengorbanan yang tulus dari pemimpinnya demi
kepentingan orang banyak.

Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang pemuda yang berani dan tegas, penuh ide kreatif, rela berkorban dan
lebih suka bekerja dari pada bicara. Kepemimpinan akan menjadi semakin kuat karena ada regenerasi.
Tidak ada pemimpin yang berkuasa selamanya, dia perlu menyiapkan penerus agar rencana-rencana
yang belum terlaksana bisa dilanjutkan oleh generasi berikutnya.

2. Beliau mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan.


Tidak ada perkataan, perbuatan bahkan diamnya seorang Muhammad yang menjadi sia-sia dan tidak
bermakna. Pilihan terhadap kurma, madu, susu kambing dan air putih sebagai makanan yang
bermanfaat untuk tubuh adalah salah satu contohnya. Bagaimana sukanya Muhammad terhadap orang
yang bekerja keras dan memberikan manfaat terhadap orang banyak dan kebencian beliau terhadap
orang yang menyusahkan dan merugikan orang lain adalah contoh yang lain.

3. Beliau mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa ditunda.

Ketika ada yang bertanya kepadanya, mana yang harus dipilih apakah menyelamatkan seorang anak yang
sedang menghadapi bahaya atau meneruskan shalat,maka beliau menyuruh untuk membatalkan shalat
dan menyelamatkan anak yang sedang menghadapi bahaya.

4. Beliau lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.

Ketika datang wahyu untuk melakukan hijrah dari kota Makkah ke Madinah, Muhammad Saw baru
berangkat ke Madinah setelah semua kaum Muslimin Makkah berangkat terlebih dulu. Padahal saat itu
beliau terancam akan dibunuh, namun tetap mengutamakan keselamatan kaumnya yang lebih lemah.

Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin meminta perlindungan kepadanya
dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau sampai mengeluarkan pernyataan : Bahwa barang siapa
yang mengganggu dan menyakiti orang-orang Yahudi yang meminta perlindungan kepadanya, maka
sama dengan menyatakan perang kepada Allah dan Rasulnya. Padahal tindakan demikian bisa
menjatuhkan kredibilitas Beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memusuhi
etnik Yahudi.

5. Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk umatnya

Apabila ada orang yang lebih memilih mempersulit diri sendiri dari pada mempersulit orang lain, maka
dia adalah para Nabi dan Rasul. Begitu pun dengan Muhammad saw. Ketika orang lain disuruh mencari
jalan yang termudah dalam beragama, maka Beliau memilih untuk mengurangi tidur, makan dan shalat
sampai bengkak kakinya.

Ketika dia menyampaikan perintah Allah Swt kepada umat untuk mengeluarkan zakat hartanya hanya
sebesar 2,5 bagian saja dari harta mereka, dia bahkan menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan
dan tidak menyisakan untuknya dan keluarganya, kecuali rumah yang menempel di samping mesjid, satu
dua potong pakaian dan beberapa butir kurma atau sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-sampai
tidurnya hanya di atas pelepah korma.
Seperti pernah dia bertanya kepada Aisyah ra. Istrinya apakah hari itu ada sepotong roti kering atau sebiji
korma untuk dimakan. Ketika istrinya berkata bahwa tidak ada semua itu, maka Muhammad Saw
mengambil batu dan mengganjalkannya ke perut untuk menahan lapar.

6. Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi

Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh teladan bagi kita. Muhammad Saw
menunjukkan bahwa jalan akhirat itu lebih utama daripada kenikmatan dunia dengan seluruh isinya ini.
Karena pandangannya yang selalu melihat akhirat sebagai tujuan, maka tidak ada yang sanggup
menggoyahkan keyakinannya untuk menegakkan kebenaran.

Seandainya kalian letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, maka aku tidak akan
berhenti dalam menyampaikan risalah ini.

Demikian Muhammad Saw berkata kepada para pemimpin Quraisy yang mencoba menyuap Muhammad
Saw dengan harta benda, menjanjikan kedudukan tertinggi di kalangan suku-suku Arab dan juga
menyediakan wanita-wanita cantik asalkan Muhammad Saw mau menghentikan dakwahnya di kalangan
mereka.

Pemimpin yang abadi cara berpikir dan pengaruhnya akan terus berjalan sampai akhir zaman. Inilah
dasar yang telah diletakkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban baru, yang sesuai
dengan fitrah manusia.

Dengan jelas tersimpul dalam cerita yang diambil dari Ali bin Abi Thalib r.a. ketika ia bertanya kepada
Rasulullah dan dijawab :

Marifat adalah modalku,

Akal pikiran adalah sumber agamaku,

Rindu kendaraanku,

Berzikir kepada Allah kawan dekatku,

Keteguhan perbendaharaanku,
Duka adalah kawanku,

Ilmu adalah senjataku,

Ketabahan adalah pakaianku,

Kerelaan sasaranku,

Faqr adalah kebanggaanku,

Menahan diri adalah pekerjaanku,

Keyakinan makananku,

Kejujuran perantaraku,

Ketaatan adalah ukuranku,

Berjihad perangaiku,

Dan hiburanku adalah dalam sembahyang.

Itulah kunci dari kepemimpinan rasulullah. Beliau berhasil memimpin dunia dengan suara hatinya, dan
diikuti pula oleh suara hati pengikutnya. Dia bukan hanya seorang pemimpin manusia, namun dia adalah
pemimpin segenap hati manusia. Ia adalah pemimpin abadi.

"Pemimpin sejati adalah seorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain,
sehingga ia dicintai. Memiliki integritas yang kuat, sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya. Selalu
membimbing dan mengajari pengikutnya. Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten. Dan yang
terpenting adalah memimpin berlandaskan atas suara hati yang fitrah."

Beberapa guru leadership barat telah merangkum skill atau kemampuan apa yang harus di miliki
seseorang untuk menjadi seorang pemimpin. Seperti yang ditulis oleh guru leadership Burt Nanus dalam
Megaskills of Leadership, dan ternyata sudah ada pada diri Nabi Muhammad. Skill apa saja itu?

Berpandangan Jauh

Artinya mata anda harus memandang horizon yang jauh, meskipun kaki anda sedang melangkah ke
arahnya.
Nabi Muhammad = Ketika menggali parit (khandaq) di sekitar kota Madinah beliau "melihat" kejayaan
Muslim mencapai Syam, Parsi dan Yunani.

Menguasai Perubahan

Artinya anda mengatur kecepatan, arah dan irama perubahan dalam organisasi sehingga pertumbuhan
dan evolusinya seiring dengan perubahan dari luar.

Nabi Muhammad = Hijrah ke Madinah merupakan suatu perubahan yang diprakarsai Muhammd dan
mampu mempengaruhi peta dan arah peradaban dunia.

Desain Organisasi

Artinya anda adalah seorang pembangun organisasi yang mempunyai wewenang dan mampu
mewujudkan visi yang diinginkan.

Nabi Muhammad = Beliau mendesain bentuk tatanan sosial baru di Madinah segera sesudah beliau
hijrah ke kota itu. Misalnya mempersaudarakan muhajirin dan anshar, menyusun piagam Madinah,
membangun pasar dan masjid.

Pembelajaran Antisipatoris

Artinya anda pembelajar seumur hidup yang berkomitmen untuk mempromosikan pembelajaran
organisasi.

Nabi Muhammad = Beliau selalu mendorong untuk selalu belajar sepanjang hidup. Sabdanya "Tuntulah
ilmu sejak dari buaian ibu sampai liang lahat"

Inisiatif

Artinya anda mendemonstrasikan kemampuan untuk membuat berbagai hal menjadi kenyataan.

Nabi Muhammad = Penaklukan Mekkah dengan damai merupkan bukti keberhasilan kepemimpinan
Muhammad SAW

Penguasaan Interdependensi
Artinya anda menginspirasi orang lain untuk saling berbagi gagasan dan kepercayaan, untuk
berkomunikasi dengan baik dan rutin dan mencari pemecahan masalah secara kolaboratif.

Nabi Muhammad = Beliau sering meminta pendapat para sahabat dalam persoalan-persoalan strategis
misalnya dalam penentuan strategi perang dan urusan sosial kemasyarakatan.

StandarIntegritas Yang Tinggi

Artinya anda fair, jujur, toleran terpercaya, peduli, terbuka, loyal dan berkomitmen terhadap tradisi masa
lalu yang terbaik.

Nabi Muhammad = Beliau seorang yang adil dalam memutus perkara, jujur dan toleran terhadap
penganut agama lain.

Itulah sekelumit tentang kempimpinan Nabi Muhammad, semoga artikel in bisa menambah
pengetahuan anda mengenai bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik.

Anda mungkin juga menyukai