Teori
3.1 Larutan
Larutan atau solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu zat aktif atau
lebih yang terlarut didalamnya, biasanya menggunakan air sebagai pelarut. Perbedaan
potio dan larutan (solutio) adalah potio merupakan sediaan cair untuk konsumsi obat
secara oral, sedangkan larutan (solutio) merupakan sediaan cair yang bisa digunakan
secara oral, topikan, parenteral dan sebagainya. Larutan adalah sediaan cairan yang
mengandung satu atau lebih zat aktif terlarut, terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur ( Depkes Rl, 1979 :
309)
Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain akan menjadi tipe larutan
sebagai berikut:
1. Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang
terlarut.
2. Larutan pekat, yaitu larutan yang mengandung sejumlah besar zat A yang
terlarut.
3. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang
4. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali
dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan
sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones ( Syamsuni,
2006 : 65)
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah
tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat
bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun
larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas
larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan
larutan yaitu lebih mudah ditelan dibandingkan dengan bentuk sediaan padat seperti
tablet atau kapsul, sehingga lebih cocok untuk pemberian pada bayi, anak-anak, dan
usia lanjut yang susah menelan obat dalam bentuk kapsul atau tablet. Sediaan tablet
atau kapsul dihindari untuk anak kurang dari 5 tahun. Disamping itu, larutan juga
memberikan efek yang lebih cepat karena obat cepat di absorbsi tanpa mengalami
proses disintegrasi dan pelarutan karena sudah berada dalam bentuk larutan. Untuk
pemakaian luar , larutan lebih mudah digunakan. Namun ada beberapa obat yang
tidak stabil atau mudah rusak bila dibuat dalam larutan, sehingga harus selalu dibuat
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara
bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit
menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu aman
terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun
menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek samping. Efek
samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di hati
pengamatan bahwa molekul-molekul dengan distribusi muatan yang sama dapat larut
secara timbal-balik, yaitu molekul polar akan larut dalam media yang serupa yaitu
polar, sedangkan molekul nonpolar akan larut dalam media akan larut dengan media
nonpolar. Konsep polaritas ini kurang jelas kika diterapkan pada zat yang
kelarutannya rendah karena terbentuk misel atau agregat dan terbentuk hidrat padat.
2. Co-solvency
Campuran pelarut untuk melarutkan zat tertentu banyak digunakan untuk
system pelarut terhadap zat terlarut atau terbentuknya pelarut baru yang terjadinya
interaksi antar masing-masing individu pelarut dalam system campuran tidak mudah
kelarutan karena penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya, luminal
tidak larut dalam air tetapi larut dalam campuran air-gliserrin (Sol. Petit).
3. Sifat kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar
larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam
garam nitrat larut, kecuali nitrat basa seperti bismut subnitrat. Semua
Semua garam karbonat tidak larut dalam air, kecuali K2CO3, Na2CO3,
(NH4)2CO3. Semua oksida dan hidroksida tidak larut dalam air, kecuali
KOH, NaOH, NH4OH, BaO dan Ba(OH)2. Semua garam fosfat tidak larut
dan dikatakan zat itu bersifat eksoterm. Pada beberapa zat lain, kenaikan temperature
justru menyebabkan zat itu tidak larut, zat ini dikatakan bersifat endoterm. Contoh zat
Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai
Contoh:
a. Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun jika kedalam larutan tersebut
ditambahkan larutan NaCl jenuh. Dalam hal ini, kelarutan NaCl lebih besar
akan memisah.
papaverin basa.
Contoh:
b. Globulin tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam larutan garam encer
dalam air.
6. Pembentukan Kompleks
tidak larut dan zat yang larut dengan membentuk senyawa kompleks yang larut.
Contoh:
a. Larutan Iodin dalam lartan KI atau NaI dalam air. Disini terbentuk
senyawa kompleks triiodida (I2 + KI KI3), atau larutan HgI2 larut dalam
Obat yang tidak larut sering dibuat suspensi. Di sini ada keseimbangan antara
Contoh:
Suspensi prokain penisilin yang ditambahkan Prokain HCl yang mudah larut
dalam air akan mengurangi ion penisilin dalam larutan, karena produk keterlarutan
atau konstanta keseimbangan larutan (Ksp) suatu senyawa pada suhu konstan adalah
8. Hidrotopi
larut atau sukar larut dengan penambahan senyawa lain namun bukan zat surfaktan
(surface activate agent, SSA). Mekanismenya mungkin salting in, kompleksasi attau
9. Ukuran partikel
Efek ukuran partikel zat terlarut terhadap sifat kelarutannya terjadi hanya jika
partikel mempunyai ukuran dalam micron dan akan terlihat kenaikan kira-kira 10%
dalam kelarutannya. Kenaikan ini disebabkan adanya energy bebas permukaan yang
c. Pengadukan.
Sifat-sifat dapat melarutkan pada air sebagian besar disebabkan oleh ukuran
molekulnya yang kecil. Zat cair yang dapat mempunyai polaritas, konstanta
dielektrik, dan ikatan hydrogen dapat menjadi pelarut yang kurang bagi senyawa
ionik, karena ukuran partikelnya lebih besar dan akan sukar bagi zat cair untuk
menembus dan melarutkan Kristal. Bentuk molekul zat terlarut juga merupakan
faktor dalam meneliti kelarutan. Kelarutan ammonia yang tinggi, cocok tanpa ada
kesukaran berada di dalam struktur air. Efek bentuk molekul zat terlarut terhadap
Struktur air merupakan anyaman molekul tiga dimensi dan struktur ikatan
hydrogen menentukan sifat-sifat air dan interaksinya dengan zat terlarut. Strukturnya
dapat dimodifikasi secara kualitatif dan kuantitatif oleh banyak factor seperti suhu,
permukaan, dan zat terlarut. Struktur air peka terhadap banyak factor yang dapat
termasuk suhu, zat terlarut nonpolar, ion monovalent dan polivalen, zat aktif
1. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis
2. Larutan topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali
3. Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut
4. Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat
6. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dengan
kadar tinggi. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai sirup
Aspirin, KCl ), karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.
terhidrolisis.
5. Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan
3.2 Eliksir
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya,
zat warna, zat wangi dan zat pengawet; digunakan sebagai obat dalam. Sebagai
obat. Dapat ditambahkan Gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti gula
penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan
obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari
kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah
dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat.
komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol
daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam
pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir lebih disukaidari sirup (Rowe, 2009 :
220-222)
(pelarut). Larutan topical adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi sering
sekali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada
kulit, atau dalam larutan lidokain oral topical untuk penggunaan pada permukaan
dengan dosis lazim untuk dewasa dalam ukuran eliksir yang tepat. Satu keuntungan
eliksir lebih dari obat yang dalam bentuk pemberian padat adalah kemudahan
penyesuaian dan kemudahan pemberian dosis, terutama pada anak-anak. Orang tua
dapat memberi setengah sendok teh penuh obat, sebagai contoh, untuk anak yang
memperoleh kemudahan yang lebih besar daripada yang didapat dengan memecah
tablet obat yang sama atau memisahkan dan dibagi dalam kapsul obat. Pada keadaan
mengandung alat pengukur yang telah dikalibrasi, seperti tetesan atau sendok, untuk
memudahkan orang tua mengukur obat dengan tepat dengan jumlah yang dianjurkan
sesuai umur anak, berat, atau kondisinya. Karena eliksir mengandung alkohol dan
biasanya juga mengandung beberapa minyak mudah menguap yang rusak oleh
adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan dalam wadah-wadah yang
tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan (
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental
karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di
dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Eliksir mudah dibuat larutan,
Anief. Moch. 2000. Ilmu Meracik Obat; Teori dan Praktik. Gadjah Mada
Press.
Yogyakarta
Febiger,Philadelphia.
Lachman. L. 1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri. terjemahan Siti Suyatmi.
UI Press, Jakarta.
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Association