PENDAHULUAN
sebagai penghubung antara pengguna satu dengan yang lain untuk bertukar
berkembang dengan cepat. Jenis komunikasi dibagi menjadi dua macam yaitu
gunung, pohon dan lain-lain. Padahal saat ini khususnya di kota-kota besar
banyak gedung-gedung tinggi. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu perangkat yang
seluler).
1
2
seluler.
dua macam antena yang digunakan pada repeater yaitu antena pemancar, dan
antena penerima. Antena penerima biasanya berada pada bagian luar gedung,
sedangkan antena pemancar berada pada bagian dalam gedung. Antena pada
repeater digunakan untuk menguatkan sinyal jaringan seluler 2G, 2.5G, 3G, dan
4G. Setiap jenis jaringan tersebut memiliki frekuensi dan bandwidth yang
berbeda. Oleh sebab itu, antena pada repeater biasanya memiliki bandwidth yang
lebar yang dapat mencakup seluruh frekuensi jaringan seluler. Dibawah ini
Ada berbagai macam jenis antena, salah satunya adalah antena mikrostrip.
Antena mikrostrip merupakan antena yang terdiri dari lapisan konduktor metal
yang melekat pada bagian ground tetapi keduanya dipisahkan oleh lapisan
3
macam bentuk, yaitu segiempat, segitiga, lingkaran, dan cincin. Bentuk yang
efisien, mudah difabrikasi, dan harga yang ekonomis. Tetapi, antena mikrostrip
memiliki kelemahan yaitu memiliki lebar frekuensi yang sempit, dan nilai
yang lebar agar dapat bekerja pada setiap frekuensi. Untuk mengatasi hal tersebut,
peneliti berencana akan merancang antena mikrostrip yang dapat bekerja pada
jaringan seluler, sehingga bandwidth yang harus dimiliki tidak terlalu lebar.
antena dapat bekerja pada dua sampai 3 frekuensi kerja dengan bandwidth yang
berbeda-beda.
frekuensi dengan bentuk segiempat pada aplikasi repeater didalam gedung untuk
jaringan seluler. Perangkat lunak yang peneliti gunakan adalah CST Microwave
Studio 2014.
4
tersebut ?
mikrostrip ?
beberapa frekuensi ?
mikrostrip tersebut ?
tersebut ?
tersebut ?
seluler pada frekuensi 930 MHz, 1850 MHz, dan 2370 MHz dengan perangkat
lunak CST Microwave Studio 2014, fabrikasi antena menggunakan bantuan pihak
luar yaitu PT Multi Karya, dan pengujian antena menggunakan spectrum analyzer
triple-band (930 MHz, 1850 MHz, dan 2370 MHz) berbentuk segiempat pada
dengan lebar 70 MHz, dan 230 MHz, dan 80 MHz, dan VSWR < 2.
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini
berharap desain antena yang dirancang dapat digunakan pada aplikasi repeater
yang sebenarnya.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
ada karena antena berfungsi untuk memancarkan dan menerima sinyal pada arah
tertentu. Antena merupakan elemen pada sistem komunikasi wireless (tanpa kabel)
Pada repeater, antena memiliki dua bagian, yaitu antena penerima (donor),
dan antena pemancar (service)2. Antena penerima biasanya terletak diluar gedung
atau disisi yang lebih tinggi agar sinyal yang diterima lebih baik. Antena tersebut
yang ekuivalen dengan sinyal informasi yang diterima. Biasanya antena yang
digunakan merupakan antena Yagi, karena antena Yagi memiliki kelebihan dapat
menerima sinyal radio pada satu arah dan memiliki nilai gain yang besar,
sehingga dapat menerima sinyal dari BTS (Base Transceveir Station). Sedangkan
antena pemancar berfungsi mengubah sinyal informasi yang berupa arus listrik
sehingga kualitas sinyal yang diterima oleh perangkat elektronik lebih baik.
1
Efri Sandi, Buku Ajar Antena dan Propagasi, Jakarta, Universitas Negeri Jakarta, 2013, hlm. 1.
2
Agung Wicaksono. Paper Ilmiah Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Diponegoro
7
Antena yang digunakan biasanya antena omni, agar sinyal dipancarkan kembali
1953. Setelah itu, dipatenkan oleh Gutton dan Bassinot di Prancis pada tahun
1955. Pada tahun 1970 antena mikrostrip berhasil difabrikasi, kemudian diuji coba
oleh Howell dan Munson3. Semenjak itu, antena mikrostrip berkembang menjadi
aplikasi.
ketebalan yang tipis, harga pembuatan yang murah, mudah difabrikasi, polarisasi
yang dihasilkan dapat berbentuk lurus dan melingkar, serta dapat menghasilkan
kelemahan seperti bandwidth yang sempit, nilai penguatan yang kecil, daya yang
kecil, dan pola radiasi yang kurang baik. Oleh sebab itu, dalam perancangannya
antena mikrostrip dapat disusun secara array atau penambahan celah untuk
gambar 2.1, memiliki tiga bagian utama, yaitu : elemen peradiasi (patch), saluran
transmisi, dan bidang pertanahan (ground). Ketiga elemen tersebut melekat pada
Semakin tebal lapisan substrat dielektrik, maka nilai konstanta dielektrik semakin
besar, dan kinerja antena semakin baik, dimana bandwidth yang dihasilkan lebih
3
Garg, Ramesh,. Dkk, Microstrip Antenna Design Handbook, Boston, Artech House, 2000,hlm.1.
4
Constantine A. Balanis, Antenna Theory Analysis and Design Third Edition, New Jersey, Willey-
Interscience, 2005, hlm. 812.
8
lebar, dan memperkecil kemunculan pola radiasi disisi yang lain. Tapi,
yang akan dihasilkan oleh antena. Bentuk elemen peradiasi terlihat pada gambar
2.2. Bentuk persegi, persegi panjang, dipol, dan melingkar adalah bentuk yang
paling sering digunakan karena mudah dianalisis dan difabrikasi. 5 Satu substrat
dielektrik dapat terdiri dari satu atau lebih elemen peradiasi. Apabila elemen
disusun secara array, dapat menghasilkan bandwidth yang lebar. Selain itu,
apabila elemen disusun dengan cara menumpuk dengann ukuran yang berbeda,
5
Ibid; hlm. 813.
9
gelombang yang mengalir pada saluran transmisi dipengaruhi oleh nilai ketebalan,
Permitivitas relatif substrat berfungsi untuk mengetahui garis pancar dan berkas
dan lebar, yang dapat mempengaruhi kinerja suatu antena mikrostrip. Akibat
dimensi tersebut, antena dipengaruhi oleh faktor tepi pada substrat (Fringing
Jumlah fringing effect pada substrat bergantung pada rasio dimensi elemen
peradiasi dan tinggi substrat dielektrik. Rasio antara panjang elemen peradiasi
dengan tinggi substrat (L/H) menghasilkan medan elektrik (E). Sedangkan rasio
antara lebar elemen peradiasi dengan tinggi substrat (W/H) menghasilkan medan
magnet (H). Nilai rasio antara dimensi elemen peradiasi dengan tinggi substrat
harus lebih besar dari 1. Hal ini menyebabkan elemen peradiasi akan terlihat lebih
6
Ibid., hlm. 816.
10
untuk menghasilkan ukuran antena yang tepat. Nilai konstanta dielektrik efektif
Akibat fringing effect, medan elektrik pada elemen peradiasi terlihat lebih
dengan,
= 2 2 ............................................... (pers 2.2)
maka,
= 2 ...................................................... (pers 2.3)
dengan :
7
Ibid., hlm. 817.
11
1. Penentuan frekuensi kerja, dan tinggi serta koefisien dielektrik substrat (sesuai
2
= 2 ............................................................... (pers 2.4)
+1
dengan:
Dengan :
4. Menghitung nilai panjang efektif (Leff) antena sesuai dengan persamaan 2.3.
8
Ibid., hlm. 819.
12
Teknik ini biasa digunakan untuk mendapatkan dua buah frekuensi kerja
yang memiliki polarisasi orthogonal. Cara yang digunakan teknik ini adalah
Teknik ini dapat menggunakan satu atau dua buah pencatu, dimana
terdapat slot yang arahnya condong ke pencatu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Cara lain untuk menghasilkan lebih dari satu frekuensi adalah dengan
pemberian beban reaktif pada antena. Beban yang dimaksud dapat berupa
9
Maci, S. Dual-Frequency Patch Antenna, IEEE Antenna and Propagation Magazine, Vol. 39,
hlm.14.
13
ditempatkan pada tepi peradiasi agar panjang resonansi yang dihasilkan jauh.
patch lebih dari satu yang disusun secara berderet atau menumpuk, sehingga
frekuensi resonansi yang dihasilkan pun berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya dapat
Parameter yang diperlukan untuk menentukan frekuensi kerja dari antena adalah
grafik VSWR (Voltage Standing Wave Ratio), dan grafik return loss. Nilai VSWR
harus lebih kecil atau sama dengan 2, dan return loss harus lebih kecil atau sama
c.2. Bandwidth
atas (frekuensi akhir). Berikut ini rumus yang dapat digunakan untuk mencari
nilai bandwidth :
2 1
= 100% ................................................ (pers 2.6)
dimana :
BW : Bandwidth
10
Indra Surjati, Antena Mikrostrip: Konsep dan Aplikasinya, Jakarta, Universitas Trisakti, 2010,
hlm. 15.
15
a. Impedance Bandwidth
Kondisi ini terjadi saat elemen peradiasi dengan saluran pencatu antena
adalah nilai return loss saat 10 dB, dan VSWR kurang dari atau sama dengan 2.
b. Pattern Bandwidth
Kondisi saat rentang frekuensi pada beamwidth, sidelobe, atau gain yang
Biasanya pada polarisasi melingkar nilai axial ratio yang dihasilkan lebih kecil
dari 3 dB.
yang diterima disebut faktor refleksi. Faktor refleksi dapat ditentukan dengan
persamaan berikut :
= + = ....................................................... (pers 2.7)
+0
dimana :
: impedansi beban ()
Nilai return loss maksimum 9.54 dB, oleh sebab itu nilai faktor kualitas
maksimum 0.334 lebih dari itu nilai return loss-nya akan semakin kecil.
c.4. VSWR
|
| 1+||
= |
= 1|| ..................................................... (pers 2.9)
|
sempurna.
terbuka.
c.5. Gain
pada arah utama dengan intensitas radiasi saat daya yang dipancarkan secara
isotropik (arah pancar merata kesemua arah) sama dengan daya yang diterima
17
= 4 Daya ............. (pers 2.10)
Arah intensitas radiasi yang ditentukan dapat berupa arah intensitas radiasi
Terdapat dua macam parameter gain, yaitu Absolute gain, dan Relative
gain. Absolute gain merupakan perbandingan intensitas radiasi pada arah tertentu
dengan intensitas radiasi yang diperoleh jika daya yang diterima oleh antena
perolehan daya pada sebuah arah dengan perolehan daya pada antena referensi,
antena kepada rangkaian di luar, pada suatu titik acuan tertentu.13 Impedansi
masukan berfungsi untuk mengetahui apakah antena dalam kondisi matching saat
11
Constantine A. Balanis, Antenna Theory Analysis and Design Third Edition, New Jersey, Willey-
Interscience, 2005, hlm. 66.
12
op.cit., hlm. 21.
13
Mudrik Alaydrus, Antena Prinsip dan Aplikasi, Jakarta, Graha Ilmu, 2011, hlm. 35.
18
menganggap antena sebagai beban dengan impedansi beban sebesar Zg, Zg dapat
dimana :
Zg : Impedansi Generator ()
Rg : Resistansi generator ()
dengan tahanan rugi-rugi antena (RL), yang bila dirumuskan sebagai berikut :
radiasi suatu antena pada arah tertentu dengan rata-rata intensitas radiasi dari
semua arah suatu antena.14 Penentuan arah antena dapat menggunakan intensitas
menggunakan rumus:
4
= = .......................................................... (pers 2.13)
Dimana :
D : Keterarahan
U : Intensitas Radiasi
14
Constantine A. Balanis, Antenna Theory Analysis and Design Third Edition, New Jersey, Willey-
Interscience, 2005, hlm. 44.
19
Pola radiasi merupakan gambaran dari sifat-sifat radiasi pada antena saat
medan elektrik dalam bentuk dua atau tiga dimensi berdasarkan energi yang
c.9. Polarisasi
1. Polarisasi Linier
berdasarkan suatu garis lurus per satuan waktu. Untuk lebih jelasnya terlihat pada
gambar 2.10.
15
op.cit., hlm.30.
20
2. Polarisasi Melingkar
Polarisasi melingkar dibagi menjadi dua jenis, yaitu LHCP (Left Hand
antara keduanya adalah LHCP terjadi pada saat fasa waktu +/2, sedangkan
RHCP terjadi pada saat fasa waktu -/2. Dapat dilihat pada gambar 2.11.
3. Polarisasi Elips
Polarisasi elips terjadi akibat perubahan fasa yang memiliki vektor medan
pada posisi elips pada ruang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.12.
maupun berbeda.
dari sumber ke antena mikrostrip. Saluran pencatu dibagi menjadi dua macam,
yaitu pencatuan secara langsung (direct coupling), dan pencatuan secara tidak
dimana tidak ada kontak langsung antara elemen peradiasi antena dengan
konektor transmisi. Pencatuan secara langsung terbagi menjadi dua macam yaitu
tidak langsung juga terdapat dua macam yaitu proximity coupling dan aperture
coupling.16
konduktor dari koaksial terhubung langsung dengan elemen radiasi, dan bagian
teknik pencatuan koaksial, tetapi teknik ini berupa sebuah strip yang terhubung
Kelebihan dari kedua teknik diatas adalah desain yang sederhana, dan
dapat mengatur nilai impedansi masukan yang akan digunakan. Tetapi, kelemahan
16
Garg, Ramesh,. Dkk, Microstrip Antenna Design Handbook, Boston, Artech House, 2000,hlm.14.
23
dari teknik ini adalah memiliki bandwidth yang sempit, dan sulit untuk difabrikasi
coupling menggunakan dua buah substrat, dimana elemen peradiasi berada pada
substrat bagian atas, kemudian saluran transmisi mikrostrip antara substrat atas
dengan substrat bawah, dan bidang pertanahan pada substrat bagian bawah.
celah antara saluran transmisi dan antena mikrostrip. Teknik ini menggunakan dua
buah atau lebih dimana permukaan pada substrat bagian atas terdapat elemen
bagian bawah, dan antara elemen peradiasi dengan saluran transmisi terdapat
bidang pentanahan yang digandeng dengan sebuah celah, seperti terlihat pada
gambar 2.16.
24
memiliki bandwidth yang lebar, dan tingkat isolasi saluran transmisi yang baik.
pertanahan yang dipisahkan oleh sebuah substrat. Perbandingan lebar saluran dan
ditentukan. Saat perbandingan lebar saluran dengan tinggi substrat kurang dari
70 8
= ln ( + 4) ............................................ (pers 2.14)
Dimana :
Zo : Impedansi karakteristik ()
Pada saat nilai perbandingan lebar saluran dengan tinggi substrat lebih dari
120
= +1.393+2 ln( +1.44) ................................. (pers 2.15)
3
dimana :
ZO : Impedansi karakteristik ()
CST Microwave Studio 2014 adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk
Microwave Studio 2014 memiliki tiga pilar utama yaitu akurat, cepat, dan mudah
digunakan17.
CST Microwave Studio 2014 dikatakan akurat karena hasil simulasi yang
lain-lain sesuai dengan teknik yang diperlukan oleh rancangan. Hasil rancangan
juga dapat dilihat secara 2 dimensi maupun 3 dimensi. Perubahan yang didapat
pada setiap desain dan hasil simulasi rancangan dapat dilihat, sehingga pengguna
parameter apa saja yang akan diperoleh dari proses simulasi, sehingga proses
17
CST, CST STUDIO SUITE 2014. hlm. 3.
26
dibuat, kemudian CST menentukan perangkat apa saja yang akan diperlukan oleh
pada lokasi yang berbeda, sehingga pengguna dapat melihat hasil dari setiap
parameter tersebut.
menggunakan CST Microwave Studio secara umum dijelaskan pada gambar 2.17.
Studio 2014
Keterangan :
desain apa yang akan dibuat oleh pengguna CST Microwave Studio 2014.
antennas.
2. Penentuan jenis antena adalah proses untuk menentukan jenis antena yang
periode untuk antena yang memiliki bandwidth yang lebar atau bekerja
4. Penentuan satuan dan frekuensi kerja adalah proses penentuan satuan dari
setiap parameter antena yang akan dibuat, dan penentuan batas frekuensi
konektor. Penentuan jenis bahan dan dimensi dari setiap tahapan yang
yang telah dibuat. Apabila hasil yang didapat tidak sesuai dengan nilai
Studio 2014
segiempat yang telah didesain. Biasanya parameter yang dilihat adalah frekuensi
frekuensi kerja nilai VSWR harus < 2, atau return loss < 9,54 dB. Pada gambar
28
2.18 merupakan nilai frekuensi kerja berdasarkan VSWR, sedangkan pada gambar
Multi Karya yang berlokasi di Bandung. Berdasarkan slogan yang dimiliki yaitu
Your Reliable PCB Makers, PT Multi Karya mampu membuat segala macam
pemesanan antena. Yang pertama, desain yang telah dibuat harus diubah bentuk
file nya menjadi .vsd, .pdf, dan .sch. Untuk mengubah file dalam bentuk .vsd
Anritsu model S332E. Tipe ini berfungsi untuk mengukur return loss, VSWR,
kerja 2 MHz sampai 4 GHz, sehingga dapat menganalisis sinyal 2G, 3G, dan 4G,
memiliki layar sentuh, dan dapat menampilkan dua hasil pengukuran sekaligus,
dan terdapat GPS untuk menentukan lokasi saat mengukur transmisi sinyal.
RF out sehingga tidak terjadi kesalahan saat pengukuran frekuensi antena, dan
18
Anritsu, Site Master Transmission Line and Site Analyzer, Anritsu Corporation, hlm. 3
19
Ibid., hlm. 7.
30
yang bekerja pada frekuensi yang lebar, sehingga hasil yang didapat sesuai
Atau dapat diartikan riset adalah proses yang dapat menghasilkan pengetahuan
process used to develop and validate educational product.22 Atau dapat diartikan
sebelumnya dengan tujuan produk yang dihasilkan lebih efektif dan efisien.
Menurut Borg dan Gall, tahap R&D memiliki 10 tahapan, yang diuraikan
sebagai berikut :
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2011, hlm.297.
21
Nusa Putra, Research and Development, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2011, hlm.68.
22
W.R Borg dan Gall M.D, Educational Research: An Introduction, Fifth Edition, New York,
Longman, 1989, hlm.624.
31
2.1.6.b.Planning
penggunaan produk, dan uji coba pada skala kecil. Uji coba skala kecil berfungsi
penelitian.
Melakukan uji coba lapangan tahap awal, berupa uji coba desain produk
yang bersifat terbatas. Data yang diujikan dapat berupa hasil observasi,
saran-saran dari hasil uji lapangan awal23. Pendekatan yang digunakan biasanya
23
Nusa Putra, Research and Development, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2011, hlm.121.
32
Melakukan uji coba lapangan tahap utama yang berupa uji efektifitas
desain produk, uji efektifitas desain pada umumnya, sehingga didapat desain yang
efektif.
didapat semakin efektif. Evaluasi berdasarkan hasil pretest dan posttest, dan
Diharapkan produk yang telah mencapai tahap ini dapat digunakan untuk
ilmiah. Tahap ini memerlukan waktu yang lama karena diperlukan kebijakan,
sesuai dengan setiap frekuensi pada jaringan seluler, dan nilai VSWR < 2. Alur
MULAI
A
34
Membuat slot 1
Membuat slot 2
Membuat slot 3
Mensimulasikan
program
B
35
Apa hasil
sesuai yang tidak Iterasi dimensi setiap
diharapkan patch, slot, dan celah
?
END
terdiri dari frekuensi kerja, bandwidth, dan VSWR. Nilai tersebut akan
lunak CST Microwave Studio 2014, yang terdiri dari pembuatan substrat,
pembuatan patch yang bekerja pada 930 MHz, 1850 MHz, dan 2370 MHz,
frekuensi, dan pemberian beberapa celah (slot) pada beberapa patch. Setelah
tersebut. Apabila hasil tidak sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan,
peneliti dapat melakukan iterasi yaitu mengubah ukuran setiap patch, substrat, dan
luar, yaitu PT Multi Karya. Alur proses fabrikasi antena mikrostrip segiempat
MULAI
Pembayaran antena
mikrostrip segiempat
END
Input pada proses ini adalah desain antena mikrostrip yang telah dibuat.
Karena PT Multi Karya tidak dapat menerima file berbentuk .cst, oleh sebab itu
terlebih dahulu file desain diubah menjadi .vsd dengan memindahkan desain pada
perangkat lunak Microsoft Office Visio 2007. Pemesanan dapat melalui website
telah sesuai, antena dapat diukur untuk diuji apakah sesuai dengan hasil simulasi.
Analyzer
spectrum analyzer merk Anritsu dengan model S331E, S332E, S361E, S362E.
MULAI
Antena mikrostrip
segiempat yang telah
difabrikasi
Kalibrasi spectrum
analyzer
B C
38
B C
Apakah hasil
antena sesuai tidak
dengan yang
diinginkan?
END
Input pada proses ini adalah antena yang telah difabrikasi. Sebelum
Apabila hasil tidak sesuai dengan karakteristik yang diinginkan maka analisa
antena yang dapat menghasilkan hasil yang sesuai dengan karakteristik yang
diinginkan.
untuk aplikasi repeater yang bekerja pada tiga frekuensi yaitu 930 MHz, 1850
39
MHz, dan 2370 MHz, bandwidth 70 MHz, 230 MHz, dan 80 MHz, dan VSWR <
2.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Negeri Jakarta pada bulan Maret sampai Juni 2015. Proses penelitian
yaitu teknik reactively-loaded multi frekuensi dengan pemberian slot pada patch
antena, dan multi patch multi frekuensi dengan menggunakan beberapa patch
sesuai dengan frekuensi kerja yang disusun secara menumpuk. Teknik pencatuan
sebesar 50.
3.2.2. Planning
Tahap ini berisi penentuan karakteristik antena yang akan dibuat, dan
Repeater pada jaringan seluler bekerja untuk frekuensi 800 MHz, 930
MHz, 1800 MHz, 2100 MHz, dan 2300 MHz. Frekuensi 824 MHz sampai 970
MHz merupakan generasi kedua dimana jaringan GSM dan CDMA bekerja.
Frekuensi 1700 MHz sampai 2100 MHz merupakan generasi ketiga dimana
jaringan UMTS, WCDMA, dan HSDPA bekerja, dan 2300 MHz sampai 2400
MHz merupakan generasi keempat dimana jaringan Wimax, dan LTE bekerja.
seluler yang tersedia. Untuk mengukur bandwidth dari antena, parameter yang
digunakan adalah nilai VSWR < 2 Dibawah ini merupakan hasil tabel dari
930
1850
2370
yang digunakan maka semakin kecil dimensi antena yang digunakan. Tetapi,
menggunakan bahan yang telah ada. Dibawah ini merupakan tabel dari jenis-jenis
antena tersebut. Semakin tinggi frekuensi kerja yang digunakan maka dimensi
antena semakin kecil. Oleh sebab itu, penggunaan antena mikrostrip pada
frekuensi tinggi memiliki elemen peradiasi yang kecil. Penentuan dimensi antena
segiempat yang telah dijelaskan pada bab 2 pada persamaan 2.3, 2.4, dan 2.5 pada
Dimensi antena pada frekuensi 1850 MHz dituliskan pada tabel 3.4.
Dimensi antena pada frekuensi 2370 MHz dituliskan pada tabel 3.5.
frekuensi yang digunakan. Patch dapat disusun secara sejajar, berbaris, atau
menumpuk. Penyusunan patch tidak harus sesuai ukuran antena, yang penting
Pada teknik ini peneliti akan memberikan slot pada setiap patch sesuai
dengan dimensi bandwidth pada setiap frekuensi. Oleh sebab itu, dimensi slot
sebanding dengan dimensi patch antena, semakin besar frekuensi yang digunakan
semakin kecil dimensi antena dan slot yang digunakan. Dimensi slot setiap
Slot 1
Slot 2
Slot 3
memberikan slot pada beberapa patch antena agar hasil yang didapat sesuai
mikrostrip. Nilai impedansi masukan yang biasa digunakan adalah 50. Pada bab
diketahui lebar saluran dan tinggi substrat. Namun, apabila yang dicari nilai lebar
2 1 0,61
= { 1 ln(2 1) + [ln( 1)] + 0,39 } ..... (pers 3.1)
2
70 2
= .................................................................................... (pers 3.2)
pada tabel 3.7. Untuk tinggi saluran transmisi peneliti menetapkan setengah dari
tinggi substrat antena, yang memiliki ukuran yang sama dengan patch pada
Studio 2014
berikut :
antennas
Domain.
akan digunakan.
47
Antena Mikrostrip
8. Klik kursor sebanyak tiga kali, lalu isi kotak yang muncul pada lembar
kerja.
Keterangan gambar :
Xmin, Xmax : Ukuran lebar substrat, (Xmin kearah kiri, dan Xmax kearah
kanan).
49
keatas).
Zmin, Zmax : Ukuran tebal substrat. Untuk jenis FR4 tebal yang
11. Klik kembali tombol brick, kemudian tekan shift+tab isi kedua
:
50
13. Membuat SMA konektor dengan memblok bagian bawah pada feeding
line, kemudian gunakan perintah macros > solver > ports > calculate
Klik bagian mikrostrip > calculate > construct from picked face >
close
14. Klik setup solver, ubah nilai accuracy menjadi 50 dB, klik start.
Hasil simulasi pada frekuensi 930 MHz dituliskan pada tabel 3.8.
52
Hasil simulasi pada frekuensi 1850 MHz dituliskan pada tabel 3.9.
Hasil simulasi pada frekuensi 2370 MHz dituliskan pada tabel 3.10.
terletak dibawah patch dan tidak berada pada permukaan yang sama dengan
beberapa frekuensi. Posisi slot juga berpengaruh terhadap nilai frekuensi yang
juga memungkinkan memasang slot tambahan dengan ukuran dan pada patch
tertentu.
patch pada antena. Oleh sebab itu, pada tahap ini peneliti melakukan iterasi
terhadap dimensi patch setiap antena. Dimensi tabel yang digunakan dituliskan
Patch Patch Patch Slot Slot Slot Slot Slot Slot Slot fl
930 1850 2370 1 2 3 4 5 6 7
p (mm)
l (mm)
fre-
kuensi
(MHz)
Rentang
Fre-
kuensi
(MHz)
Band-
width
VSWR
*) Keterangan : p = panjang, l = lebar, fl = Feeding Line.
file .cst menjadi .vsd. Hal ini disebabkan karena PT Multi Karya tidak dapat
membaca file berbentuk .cst. Tahap-tahap untuk mengubah jenis file sebagai
berikut.
1. Buka desain yang akan diubah menjadi .vsd pada CST Microwave
Studio 2014.
5. Klik Page Setup > Drawing Scale > Custom Scale dengan ukuran 1mm
= 1mm.
6. Klik Tools > Option > units > current page dengan millimeter.
7. Klik Insert > CAD Drawing > file yang tadi disimpan > enter >
Custom Scale. Beri tanda centang pada bagian Lock Size and
8. Gambar akan muncul pada lembar kerja, setelah itu klik ctrl+a > ctrl+x
> ctrl+v.
9. Klik kanan pada gambar CAD Drawing Object > Convert > Select All
> enter.
10. Beri warna pada desain yang akan di-etching, dengan mengklik kanan
pada bagian yang akan di-etching > format > Fill > pilih warna kuning
> enter, kemudian klik kanan kembali bagian tersebut > format > layer
> all > enter. Lakukan langkah tersebut ke seluruh bagian antena yang
58
akan di-etching. Hasil yang telah diwarnai akan terlihat pada gambar
3.21.
11. Setelah selesai, agar tidak terjadi perubahan letak desain klik ctrl+a >
account, jika sudah dapat mengisi alamat e-mail dan password yang
telah diregistrasi.
Karya
e-mail pengguna.
60
pada perangkat lunak CST Microwave Studio 2014 dengan hasil fabrikasi.
Langkah kedua adalah mengukur dimensi antena dan slot yang telah
difabrikasi dengan menggunakan penggaris untuk ukuran antena dan slot, dan
dimensi antena yang telah difabrikasi dibandingkan dengan dimensi antena dan
slot pada CST Microwave Studio 2014, kemudian peneliti menghitung persentase
= 100% ........................ (pers 3.3)
61
Hasil Pengukuran
Desain CST Hasil Pengukuran
Microwave Studio Fabrikasi Error
Parameter 2014 Rate
(%)
Panjang Lebar Panjang Lebar
(mm) (mm) (mm) (mm)
Slot 1
Slot 2
Slot 3
Feeding Line
Tebal Substrat
Tebal Elemen
Peradiasi
adalah return loss untuk mencari frekuensi kerja, serta bandwidth, dan VSWR
Teknik kalibrasi yang digunakan adalah OSL (Open Short Load) kalibrasi.
2. Hubungkan bagian open pada alat OSL ke port RF out pada spectrum
analyzer.
3. Hubungkan bagian short pada alat OSL ke port RF out pada spectrum
analyzer.
4. Hubungkan bagian load pada alat OSL ke port RF out pada spectrum
analyzer.
Hasil kalibrasi setiap rentang yang digunakan dilampirkan pada tabel 3.14.
Nilai frekuensi kerja dapat dilihat saat nilai VSWR berada pada titik
paling rendah, dan bandwidth dapat dilihat saat nilai return loss 9,54 dB. Untuk
menentukan parameter apa yang akan diukur terlebih dahulu, penguji dapat meng-
Hasil dari pengukuran akan diperlihatkan pada tabel 3.15 dan 3.16.
65
930 MHz
1850 MHz
2370 MHz
930 MHz
1850 MHz
2370 MHz
66
Perbandingan antara hasil uji antena dengan hasil simulasi antena yang
Tabel 3.17 Tabel Perbandingan Hasil Uji Antena dan Hasil Desain Antena
Frekuensi (MHz)
Rentang Frekuensi
(MHz)
Bandwidth (MHz)
VSWR
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
dibuat, jenis substrat yang digunakan, desain antena untuk mendapatkan tiga
930 70 <2
2370 80 <2
penambahan slot pada setiap patch antena agar bekerja pada triple-band.
memiliki konstanta dielektrik efektif sebesar 4,3 dan ketebalan substrat sebesar
1,6 mm. Bahan FR4 mudah ditemukan dan cenderung lebih murah dibandingkan
pada persamaan 2.3, 2.4, dan 2.5. Dimensi antena frekuensi 930 MHz memiliki
sebagai berikut.
3108 2
= 8
= 0,0990 = 99
29,310 4.3 + 1
4,3 + 1 4,3 1 1
= + = 2,65 + 1,65 (0,915) = 4,16
2 2 1,6
( 1 + 12 99 )
3108
= = 0,0790 = 79
29,3108 4,16
Hasil perhitungan pada frekuensi 930 MHz dituliskan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan Dimensi Antena Frekuensi 930 MHz
79 99
3108 2
= 8
= 0,0498 = 49,8
218,510 4.3 + 1
69
4,3 + 1 4,3 1 1
= + = 2,65 + 1,65 (0,849) = 4,05
2 2 1,6
1 + 12
( 49,8)
3108
= = 0,0402 = 40,2
218,5108 4,05
Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Dimensi Antena Frekuensi 1850 MHz
40,2 49,8
3108 2
= = 0,0388 = 38,8
223,7108 4.3 + 1
4,3 + 1 4,3 1 1
= + = 2,65 + 1,65 (0,81) = 3,99
2 2 1,6
1 + 12
( 38,8)
3108
= = 0,0312 = 31,2
224108 3,99
Tabel 4.4 Tabel Hasil Perhitungan Dimensi Antena Frekuensi 2370 MHz
31,2 38,8
70
Antena mikrostrip segiempat bekerja pada tiga frekuensi yaitu 930 MHz,
1850 MHz, dan 2370 MHz, oleh sebab itu patch yang dimiliki antena ini
2.4, dan 2.5. Frekuensi yang digunakan adalah batas frekuensi tertinggi dari
masing-masing frekuensi kerja. Pada frekuensi 930 MHz, batas frekuensi tertinggi
adalah 970 MHz. Perhitungan dimensi slot pada patch 930 MHz adalah sebagai
berikut.
3108 2
= 8
= 0,0949 = 95
29,710 4.3 + 1
4,3 + 1 4,3 1 1
= + = 2,65 + 1,65 (0,91) = 4,15
2 2
1 + 12 1,6
( 95 )
3108
= = 0,076 = 76
29,6108 4,15
Pada frekuensi 1850 MHz, batas frekuensi tertinggi adalah 1960 MHz.
Perhitungan dimensi slot pada patch 1850 MHz adalah sebagai berikut.
3108 2
= = 0,047 = 47
219,6108 4.3 + 1
71
4,3 + 1 4,3 1 1
= + = 2,65 + 1,65 (0,842) = 4,04
2 2 1,6
( 1 + 12 47 )
3108
= = 0,038 = 38
219,2108 4,04
Pada frekuensi 2370 MHz, batas frekuensi tertinggi adalah 2410 MHz.
Perhitungan dimensi slot pada patch 2410 MHz adalah sebagai berikut.
3108 2
= 8
= 0,0382 = 38,2
224,110 4.3 + 1
4,3 + 1 4,3 1 1
= + = 2,65 + 1,65 (0,81) = 3,99
2 2 1,6
1 + 12
( 38,2)
3108
= = 0,0311 = 31,1
224,1108 3,99
persamaan 3.1 dan 3.2 pada halaman 44, perhitungan lebar saluran pencatu yang
70(3,14)2
= = 5,71
504,3
dielektrik antena.
1
= (79) = 39,5
2
39,5 3,27
Studio 2014 dan antena mikrostrip yang telah difabrikasi menggunakan bantuan
PT Multi Karya.
Studio 2014
dengan susunan patch berada pada atas substrat, dan bagian bawah merupakan
Berdasarkan tabel 4.7, 4.8, dan 4.9, hasil yang didapat dari perhitungan
dengan desain pada CST Microwave Studio 2014 mengalami perbedaan. Hal ini
2014.
Saluran pencatu terletak pada bagian belakang antena mikrostrip, hal ini
dikarenakan posisi bidang pertanahan berada pada bagian depan atau sama dengan
bidang patch 930 MHz. Impedansi yang digunakan adalah 50 , dengan panjang
75
setengah dari panjang antena mikrostrip, dan lebar berdasarkan hasil kalkulasi
antena mikrostrip pada CST Microwave Studio 2014 yaitu sebesar 3,136 mm.
Terdapat 7 buah slot yang digunakan. Pada patch 930 MHz memiliki
sebuah slot. Pada patch 1850 MHz memiliki 4 buah slot. Pada patch 2370 MHz
memiliki 2 buah slot. Untuk lebih jelasnya terlihat pada gambar 4.3.
MHz, dan VSWR < 2, dimensi setiap slot dan patch antena mikrostrip dituliskan
Tabel 4.10 Tabel Hasil Dimensi Desain pada CST Microwave Studio 2014
Patch Patch Patch Slot Slot Slot Slot Slot Slot Slot fl
930 1850 2370 1 2 3 4 5 6 7
fre- 900;
kuensi
1850;
(MHz)
2350
Rentang 868-956;
Fre-
1608-2004;
kuensi
(MHz) 2298-2405
Band-
88; 396; 107
width
Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat saat frekuensi 868-956 MHz nilai
VSWR < 2, kemudian pada frekuensi 1608-2004 MHz nilai VSWR < 2, dan pada
bantuan pihak luar yaitu PT Multi Karya Bandung. Pengujian hasil fabrikasi
Microwave Studio 2014 dilihat berdasarkan bentuk permukaan dan dimensi setiap
bagian antena mikrostrip. Penempatan posisi slot atau dimensi antena yang
berbeda antara desain pada CST Microwave Studio 2014 dengan hasil fabrikasi
analyzer. Perbandingan bentuk permukaan antena dapat dilihat pada tabel 4.11.
78
Berdasarkan hasil pada tabel 4.11, hasil fabrikasi memiliki desain yang
sama dengan hasil desain pada CST Microwave Studio 2014, yaitu memiliki tiga
buah patch, 7 buah slot, dan letak feeding line pada bagian belakang antena.
Microwave Studio 2014 dengan hasil fabrikasi. yang dapat dilihat pada tabel 4.12.
79
Hasil Pengukuran
Desain CST Hasil Pengukuran Error Rate
Microwave Studio Fabrikasi (%)
Parameter 2014
Slot 1 50 72 50 72 0 0
Slot 2 30 52 29 52 3,33 0
antena antara hasil desain pada CST Microwave Studio 2014 dengan hasil
fabrikasi. Nilai perbedaan maksimum dimensi antena yang didapat terjadi pada
ketebalan elemen peradiasi yaitu sebesar 14,2 %. Hal ini disebabkan nilai dimensi
kesalahannya semakin besar. Setelah itu terjadi pada bagian slot 6, 7, dan feeding
band yang telah difabrikasi. Hasil pengukuran yang didapat dibandingkan dengan
hasil simulasi pada CST Microwave Studio 2014, kemudian dianalisis hasil
yang digunakan untuk mengukur antena mikrostrip. Hasil kalibrasi berupa garis
lurus pada bagian dasar grafik pada layar, seperti yang terlihat pada gambar di
tabel 4.13.
ditentukan saat return loss berada pada 9,54dB. Frekuensi kerja ditentukan pada
titik nilai return loss minimum, atau VSWR terendah. VSWR sesuai dengan yang
tercantum pada perumusan masalah saat nilai VSWR < 2. Hasil pengukuran
berdasarkan return loss dan VSWR diperlihatkan pada tabel 4.14, dan 4.15.
82
Frekuensi :
932 MHz
Rentang
Frekuensi:
900-970
930 MHz MHz
Bandwidth :
70 MHz
Return Loss :
41,08 dB
Frekuensi :
1844 MHz
Rentang
Frekuensi :
1731-1961
1850 MHz MHz
Bandwidth :
230 MHz
Return Loss :
40,9 dB
Frekuensi :
2376 MHz
Rentang
Frekuensi :
2332-2413
2370 MHz MHz
Bandwidth :
81 MHz
Return Loss :
20,63 dB
83
Frekuensi :
932 MHz
930 MHz
VSWR : 1,02
Frekuensi :
1850 MHz 1844 MHz
VSWR : 1,02
Frekuensi :
2370 MHz 2376 MHz
VSWR : 1,2
84
analyzer dan hasil simulasi pada CST Microwave Studio 2014, dapat dilihat pada
tabel 4.16.
Tabel 4.16 Tabel Perbandingan Hasil Uji Antena dengan Hasil Desain
Antena
Hasil Desain
Hasil Uji Antena
Antena
900-970; 868-956;
Rentang Frekuensi
1731-1961; 1608-2004;
(MHz)
2332-2413 2405-2298
930 MHz, dan 2370 MHz. Frekuensi yang dihasilkan naik dari hasil simulasi
sebesar 20 sampai 30 MHz. Pada frekuensi 1850, terjadi penurunan sebesar 6 Hz.
Tetapi nilai yang didapatkan tidak terlalu jauh. Bandwidth antena yang dihasilkan
4.2. Pembahasan
perbandingan hasil desain antena dengan hasil fabrikasi, dan hasil simulasi
Berdasarkan tabel 4.11 dan tabel 4.12, hasil desain antena pada CST
Microwave Studio 2014 dengan hasil fabrikasi antena mikrostrip tidak terlalu
jauh. Memiliki 3 buah patch yang menumpuk, dan slot sebanyak 7 buah, dengan
posisi slot yang sama dengan desain yang dibuat peneliti. Sedangkan pada hasil
dimensi antena, terdapat perbedaan pada beberapa dimensi antena, dan ukuran
tebal substrat FR4 yang digunakan. Hasil tersebut dapat disebabkan keterbatasan
dalam hal fabrikasi antena, atau keterbatasan skala alat ukur yang digunakan oleh
peneliti.
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, pertama akibat perbedaan dimensi
antena antara hasil fabrikasi dengan desain pada CST Microwave Studio 2014.
Meskipun perbedaan sangat kecil berkisar 0,2 sampai 1 mm, tetapi berpengaruh
terhadap frekuensi kerja yang digunakan. Selain itu, perbedaan ukuran slot
besar.
( ) yang ditentukan oleh peneliti saat mendesain antena mikrostrip dengan bahan
sebelumnya, FR4 memiliki beberapa nilai konstanta dielektrik substrat yaitu 4,3;
4,4; dan 4,5. Karena banyak penelitian menggunakan 4,3, maka pada penelitian
86
kali ini, peneliti juga menggunakan 4,3. Sedangkan peneliti tidak mengetahui nilai
peneliti merubah posisi kabel saat proses pengujian antena mikrostrip, terjadi
perubahan frekuensi kerja, return loss, dan pergeseran bandwidth pada layar
spectrum analyzer. Meskipun perubahan tersebut tidak terlalu jauh pada posisi
antena sebelumnya.
87
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
segiempat yang bekerja pada frekuensi 930 MHz, 1850 MHz, dan 2370 MHz,
dengan bandwidth 70 MHz, 230 MHz, dan 80 MHz, dan VSWR < 2. Desain
beberapa slot sesuai frekuensi yang digunakan, dan reactively loaded multi
simulasi. Oleh sebab itu diperlukan iterasi atau perubahan ukuran sampai
desain antena pada CST Microwave Studio 2014 dengan fabrikasi oleh
PT Multi Karya.
yang digunakan.
5.2. Saran
antena mikrostrip antara hasil desain dengan hasil fabrikasi, untuk penelitian
selanjutnya, diharapkan :
sesuai dengan nilai yang diharapkan. Dan bandwidth yang digunakan pada
DAFTAR PUSTAKA
Alaydrus, Mudrik. Antena Prinsip dan Aplikasi. 2011. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Anritsu. Site Master Transmission Line and Site Analyzer. Anritsu Corporation,
Balanis, C.A. 2005. Antenna Theory: Analysis and Design. New York, USA: John
Wiley & Sons. Inc.
Fajar, Subroto Siddiq. 2010. Rancang Bangun Antena Mikrostrip Multiband untuk
Aplikasi Pembaca RFID dengan Menggunakan Teknik Pencatuan
Electromagnetic Coupling, Skripsi, Depok: Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.
Hariyadi, Tommi. 2013. Disain dan Simulasi Antena Mikrostrip untuk Aplikasi
GSM.EDGE dan UMTS/HSDPA, Jurnal, Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.
Putra, Nusa. 2013. Research & Development. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Surjati, Indra. 2010. Antena Mikrostrip : Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit
Universitas Trisakti.
LAMPIRAN