Anda di halaman 1dari 4

BAB 5

PENGUJIAN KUAT LENTUR BETON KERAS

Landasan Teori

Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat
halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk
massa padat. Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan kontruksi yang
sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan
pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih. (Dr. Wuryati Samekto, M.Pd
dan Candra Rahmadiyanto, S.T., 2001).
Kuat Lentur
Kekuatan tarik di dalam lentur yang dikenal dengan modulus runtuh (modulus of
rupture) merupakan sifat yang penting di dalam menentukan retak dan lendutan balok. Saat
terjadi momen lentur positif, regangan tekan akan terjadi pada bagian atas balok dan
regangan tarik akan terjadi pada bagian bawah balok. Oleh karena itu balok yang dirancang
harus mampu menahan tegangan tekan dan tarik.

A. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui kekuatan karakteristik tekan lentur beton keras.

B. Cara Pemeriksaan Sampel


1. Bahan
Sampel balok beton keras
Oli pelumas
2. Peralatan
Alat tekan lentur hidrolik
Cetakan balok beton
Cetok / sendok semen
Kuas
Palu karet
Batang pemadat

3. Pelaksanaan Pengujian
a. Aduklah campuran beton sesuai dengan perencanaan.
b. Masukkan campuran beton tersebut pada cetakannya (15x15x60 cm) sambil ditusuk-
tusuk dengan batang pemadat.
c. Dengan palu karet lakukan penggetaran dari luar dengan cara memukul-mukul
cetakan untuk memadatkan kepadatan yang diinginkan. Penggetaran tidak boleh
dilakukan terlalu lama karena akan menimbulkan segregasi atau pemisahan.
d. Ratakan permukaan beton tersebut lalu haluskan dengan sendok semen sehingga
benar-benar halus dan rata.
e. Setelah beton mengering (kurang lebih satu hari) buka cetakan tersebut lalu benda uji
direndam dalam air selama 7 hari.
f. Letakkan benda uji pada alat penekanan, pastikan peletakkan sampel balok tepat
pada masing-masing tumpuannya. Periksa manometer yang akan digunakan, putar
jarum merahnya sehingga berhimpit dengan jarum putih pada skala 0.
g. Lakukan penekanan dengan menggerakkan tuas handel pada alat penekan.
h. Amati pergerakkan jarum manometer tadi, catat nilai maksimum beban yang dapat
ditahan oleh benda uji (sampai benda uji retak atau patah). Setelah dibagi dengan
luas penampang benda uji, didapat nilai kuat tekan lentur karakteristik beton
tersebut.
i. Lakukan kembali proses pelaksanaan pengujian pada sampel yang lainnya.
j. Catat hasil pengujian sampel dan masukkan dalam tabel perhitungan.
C. Perhitungan Hasil Pengujian
Catat dimensi dan berat dari sampel beton keras serta catat nilai maksimum yang
ditunjukkan jarum alat penekkan.
1. Tabel Perhitungan Sampel Beton Balok (Lampiran)

D. Analisis Data
1. Perhitungan pada benda uji Balok.
Diketahui :
Lebar (b) : 15 cm
Tinggi (h) : 15 cm
Panjang (L): 60 cm
Beban (P) : 969 Kg
M : x P x 1/3 x L
: x 60 x 1/3 x 15
: 9690 Kg.cm
W : 1/6 x bh
: 1/6 x 15 x 15
: 562,5 cm
: M/W
: 9690/562,5
: 17,23 kg/cm

E. Kesimpulan
Dari hasil praktikum, kami menggunakan mutu beton 25 Mpa dan setelah diuji pada
berbagai sampel semua karakeristiknya masuk. Pada sampel beton balok direndam selama 7
hari.
Sampel balok beton ketika diuji lab dengan beban (P) 969 kg, Momen (M) 9690
kg.cm, (W) 562,5 cm, sebesar 17,23 kg/cm, dan pada balok beton ini mengalami
patah ditengah.

Anda mungkin juga menyukai