Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Wr Wb

Alhamdulillahirobbil alamin, nahmaduhu wanas tainuhu wanastaghfiruh


Wanaudzubillahimunsururi anfusina waminsyariati amalina
Mayyahdillahu fala mudzillalah wamayyudnil fala hadiayalah
Robisrohlisodri wayasirliamri wahlul uqdatambillisani yafqohuqouili ammabadu
Dewan juri yang kami hormati, para peserta Musabaqah Sharil Quran yang berbahagia, serta
hadirin wal hadirat yang dimuliakan Allah.

Pertama dan yang paling utama. Tiada pujian yang pantas kita panjatkan selain kepada Allah
SWT yang telah menggerakkan getaran hati, jiwa, dan raga, sehingga pada kesempatan kali ini
kita dapat berkumpul di majlis yang insyaAllah penuh berkah ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita habibana wa nabiyyina
Muhammadin SAW, beserta keluarga, sahabat, tabiin, tabiat dan semoga termasuk kita semua.
Aamiin Ya Robbal alamin

Hadirin, Rakhimakumullah. Pada kesempatan kali ini perkenankanlah kami menyampaikan


tausiyah dengan judul Tenaga Kesehatan dalam Cinta dan Dakwah

Ya Maashirol Muslimin Rohimakumullah.

Apa yang tersirat ketika mendengar kata dakwah? Dakwah itu tugasnya para ustadz dan kiyai,
tugasnya para daI, hanya untuk para aktivis dakwah atau para santri? Benar seperti itu?

Oleh karenanya, mari kita luruskan paradigma tersebut bahwa dakwah itu merupakan kewajiban
kita selaku umat muslim, termasuk tenaga kesehatan.

Sebelum kami memaparkan lebih jauh mengenai bagaimana urgensi dakwah dalam kehidupan
tenaga kesehatan, mari kita dengarkan lantunan ayat suci Al-Quran Surat Ali Imron ayat 104
yang akan dibacakan oleh Qori kami sebagai berikut:

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang
yang beruntung
Dalam ayat tersebut jelas bahwa tugas dakwah pada hakikatnya bukan hanya tugas para dai,
melainkan tugas setiap manusia yang mengaku dirinya sebagai hamba Allah. Supaya kelak kita
menjadi orang yang beruntung.
Jangan rasakan dakwah itu menjadi beban yang berat, karena dakwah adalah cinta. saling
mengingatkan antar sesama muslim berarti mencintai dan ingin yang terbaik agar bisa bersama-
sama merasakan cinta Allah di dalam surga-NYA.MasyaAllah.

Saudaraku yang dirahmati Allah. Tenaga kesehatan adalah pelayan. Hal ini sejalan dengan
prinsip dalam berdakwah, yakni: melayani sebelum mendakwahi, memberi teladan sebelum
mengajak, mengembirakan bukan menakuti, mempermudah bukan mempersulit, serta memberi
solusi bukan menghakimi .
Bagi tenaga kesehatan muslim sampaikanlah ayat-ayat Allah dengan keiklasanmu, semangatmu,
dan seluruh jiwa ragamu. Orang sakit, rumah sakit cukup menjadi bukti kekuasaan Allah. Wahai
saudaraku jangan pernah takut berdakwah. Namun, jika tidak mampu jangan pernah sekali-kali
menghalangi orang lain berdakwah.
Ya Ma'ashirol Muslimin Rohimakumullah
Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran surat Al- Qashash ayat 87 yang akan dibacakan
berikut ini:

Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-


ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada
(jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan.
Janji Allah nyata adanya. Bagi siapa yang mempercayainya maka itulah orang beriman.
Tenaga kesehatan yang beriman tidak akan lari dari tugas kewajibannya menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam, yakni melaksanakan Dawah Islamiyah sesuai dengan
kemampuan dibidangnya masing-masing. Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa fungsi
Tenaga kesehatan Muslim ada dua, yaitu :
1. Sebagai tenaga para medis, yaitu melaksanakan tugas yang berhubungan dengan
perawatan / pertolongan pasien.
2. Sebagai Dai (mubaligh), yaitu mengingatkan, menasehati, dan memberi tuntunan tentang
ajaran Islam kepada pasien serta memberikan contoh mengamalkannya (Role Model)
sehingga diharapkan agar orang-orang yang sedang dan pernah dirawat di rumah sakit
akan bertambah taqwanya kepada Allah SWT.
Akhirnya bila pasien sembuh dari penyakitnya, mereka mampu bersyukur dan akan meningkat
amal ibadahnya. Jika masih sakit, pasien dapat menerima dengan ikhlas dan sabar. Andaikan
pasien sampai meninggal, dapat menghadap dengan khusnul khotimah. Allahu akbar. Betapa
beruntungnya orang yang sakit bila bersama tenaga kesehatan yang mampu menegakkan kalimah
Allah.
Wahai saudaraku para tenaga kesehatan, jangan menunggu jadi ulama baru berdakwah! Tapi
ibda binafsih yakni mulailah perbaiki dari diri sendiri, mulai pada saat ini. Jangan tunggu hari
esok karena belum tentu hari esok kita masih hidup.
Sekian yang dapat kami sampaikan. Jawah tiba nang hutan. Selamat berdakwah para
tenaga kesehatan. Astaghfirullahaladhim.
WassalamualaikumWr.Wb

Anda mungkin juga menyukai