Transisi yang berasal dari multiserial ke biserial dan masuk kedalam ruang
uniserial itu tidak akan terjadi secara tiba tiba didalam foraminifera benthos,
tahapanya sering dicirikan kedalam intermediate. Sifat seperti ini sering
dikategorigakn kedalam morfologi peralihan, sementara tahapan langkahnya
merubah ruang selama ontogeni, dari serial kedalam uniserial (Hottinger, 2006).
Biserial
Loosely biserial
Kamarnya diatur dua baris yang bergantian, namun kamar dalam deretan
tersebut hampir tidak melakukan kontak dengan yang lain, dalam sudut pandang
lateral, dikatakan suture yang membagi pusat terminal melebar dingin arah miring
dari satu sisi ke sisi yang lain. Membentuk suture zigzag yang meluas, dan juga
hampir tidak memiliki suture horizontal diantara kamar-kamar denggan satu
rangkaian yang sama.
Fig. 1. Foraminiferal models illustrating the transition from biseriality to uniseriality (modied from abaj et
al., 2003). 12, biserial; 3, loosely biserial to lax-uniserial; 4, lax-uniserial to uniserial; 5, uniserial; 6,
planispiral to loosely biserial to lax-uniserial to uniserial; 7, biserial to loosely biserial to lax-uniserial; 8,
alternating uniserial with a twisted aspect; 9, alternating uniserial with a zig-zag pattern; 10, loosely uniserial.
Lax-uniserial
Alternating uniserial
Loosely uniserial
Kamarnya tersusun dalam satu baris yang salam sepanjang sumbunya lurus
dan hanya berkelok sedikit, suture antar kamarnya tidak selalu orthogonal terhadap
pertumbuhanya. Apabila bentuknya terlihat seperti melonggar maka akan
mengakibatkan antar ruang yang tidak beraturan, seperti contoh pada genus
Subreophax
Uniserial
Menurut (Hottinger 2006) kamar diatur dalam dalam satu baris. Memiliki
sumbu aperture seperti bujursangkar dan suture antar kamarnya horizontal atau
ortogonal ke arah sumbu pertumbuhan.
Fig. 2. Drawings of the genus Pseudoreophax Geroch, 1961, illustrating the cryptotrochospiral chamber
arrangement of the pseudouniserial portion of the test. reveal that the pseudouniserial chambers continue to
rotate from one chamber to the next, thus preserving the trochospiral coiling (modied from Geroch, 1961).
Pseudouniserial
Kamar externalnya diatur dalam satu baris dan juga suture antar kamarnya
pun horizontal maupun subhorizontal, contohnya seperti genus Gryvalvulina, yang
kamarnya terpaku oleh gulungan spiral yang melonggar, hampir dari setiap kamar
memiliki ruang yang memanjang lebih dari separuh jarak sekitar pengujian namun
tidak sepenuhnya bentuk tersebut tidak beraturan.
Pada hakikatnya terlihat sama yaitu kamarnya diatur secara ekternal dalam
satu baris dan suture antar kamarnya horizontal, tetapi dalam struktur internalnya
tersebut menggambarkan bahwa sudut melingkarnya masih terdapat , seperti posisi
bukaan atau sambungan internal antar kamarnya bergantian. Secara umum sifa
spiral dari bentuk cryptobiserial atau cryptotriserial ini dapat dilihat hanya dengan
mengamati struktur internalnya saja baik tes atau asimetri apertuernya.
Kelebihan
Kekurangan