Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

A. Masalah Utama
Waham.

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang
tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah
secara logis oleh orang lain.
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai
dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misalnyasaya
adalah nabi yang menciptakan biji mata manusia) atau bias pula tidak
aneh (hanya sangat tidak mungkin, contoh masyarakat di surge selalu
menyertai saya kemanapun saya pergi) dan tetap dipertahankan meskipun
telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya (Purba dkk,
2008).
Waham merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada 10 isi
pikir dan pasien skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi
kebutuhan psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam
hidupnya. Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan
perasaan bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi
dengan alasan atau logika (Kusumawati, 2010).

2. Faktor Predisposisi dan Faktor Presivitasi


Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham
(Stuart adn Sundeen, 1995.dikutip oleh Keliat, B.A.1998) adalah:
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSp. yang menimbulkan.
1) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal
dan limbik.
2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,
neonatus dan kanak-kanak.

b. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
seperti penolakan dan kekerasan.
c. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham
seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.
Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan
karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik
/ emosional, perlakuan kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan
yang perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak
berguna ataupun tidak berdaya.

3. Tanda dan Gejala


Kognitif :
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
Afektif
e. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
f. Afek tumpul
Prilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
Tanda dan gejala waham berdasarkan jenis waham menurut Keliat (2009):
a. Waham kebesaran
Individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya,
saya ini pejabat departemen kesehatan lho! atau, saya punya
tambang emas.
b. Waham curiga
Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/menceerai dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contoh, saya tahu seluruh saudara saya ingin
menghancurka hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.
c. Waham agama
Individu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Universitas Universitas Sumatera Sumatera Utara Contoh, kalau saya
mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setip hari.
d. Waham somatic
Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan. Contoh, saya sakit kanker. (Kenyataannya pada
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi
pasien terus mengataka bahwa ia sakit kanker).
e. Waham nihilistic
Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meniggal dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kadaan nyata.
Misalnya, Ini kana lam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-
roh.

4. Rentang Respon

5. Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan
karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi
jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini
sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan
inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal
yang praktis. Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan
dan bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja sederhana di rumah
ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di lingkungan klien diberi
penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar
menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT
dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik,
terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi
okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan
waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah
rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi
klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat.

C. Pohon Masalah

D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Perubahan isi pikir

E. Data yang Perlu Dikaji


1. Kerusakan komunikasi : verbal
a. Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
b. Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
2. Perubahan isi pikir : waham
a. Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
1) Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
2) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata?
4) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang
lain?
6) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol
oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
7) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat
membaca pikirannya?
b. Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung.
F. Diagnosis Keperawatan Jiwa
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Kerusakan komunikasi : verbal
3. Perubahan isi pikir : waham

G. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Untuk Klien
a. Tujuan
Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar

b. Tindakan
Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara
harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya
adalah sebagai berikut :
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan berinteraksi
Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
klien.
Tindakan mendukung atau membantah waham klien
Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi
karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan
tanpa memberikan dukungan, atau menyangkal sampai klien
berhenti membicarakannya.
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan
realitas
Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya
pada saat lalu dan saat ini
Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya
Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi
sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional klien
Berbicara dalam konteks realita
Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan
pujian yang sesuai
Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaa,
dosis, obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara
meminum obat yang benar)
Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum obat
tanpa konsultasi

2. Untuk Keluarga
a. Tujuan
Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan
yang belum terpenuhi oleh wahamnya
Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien
secara optimal
b. Tindakan keperawatan
Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di
rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan
yang tepat untuk klien
Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan
bantuan

H. Strategi Pelaksanaan Tindakan


Individu Keluarga
Strategi Pelaksanaan 1 Strategi Pelaksanaan 1
1. Identifikasi tanda dan gejala waham 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
2. Bantu orientasi realita : panggil nama, orientasi keluarga dalam merawat pasien
waktu, orang dan tempat / lingkungan. 2. Jelaskan pengertian waham, tanda dan
3. Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi gejala serta proses terjadinya waham
4. Bantu pasien memenuhi kebutuhan realistis (gunakan booklet)
5. Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan
3. Jelaskan cara merawat : tidak disangkal,
kebutuhan
tidak diikuti / diterima (netral)
4. Latih cara mengetahui kebutuhan pasien
dan mengetahui kemampuan pasien.
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian.

Strategi Pelaksanaan 2 Strategi Pelaksanaan 2


1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
dan berikan pujian. membimbing pasien memenuhi
2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki kebutuhannya, beri pujian.
3. Latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian 2. Latih cara memenuhi kebutuhan pasien

4. Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan dan 3. Latih cara melatih kemampuan yang
kegiatan yang telah dilatih dimiliki pasien
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan beri pujian.

Strategi Pelaksanaan 3 Strategi Pelaksanaan 3


1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
kegiatan yang dilakukan pasien, dan berikan membimbing pasien memenuhi kebutuhan
pujian pasien dan membimbing pasien
2. Jelaskan tentang obat yang diminum (jelaskan 6 melaksanakan kegiatan yang telah dilatih,
benar obat, jenis, guna, dosis, frekuensi, beri pujian.
kontinuitas minum obat) dan tanyakan manfaat 2. Jelaskan obat yang diminum oleh pasien
yang dirasakan pasien. dan cara membimbingnya
3. Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan dan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
kegiatan yang telah dilatih serta obat dan memberikan pujian

Strategi Pelaksanaan 4 Strategi Pelaksanaan 4


1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
yang telah dilatih dan minum obat, beri pujian. membimbing pasien memenuhi kebutuhan
2. Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya. pasien, membimbing pasien melaksanakan
3. Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan kegiatan yang telah dilatih dan minum
memilih yang akan dilatih. Kemudian latih obat, berikan pujian
4. Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, 2. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda
kegiatan yang telah dilatih, dan minum obat. kambuh dan rujukan
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian.

Strategi Pelaksanaan 5 Strategi Pelaksanaan 5


1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
yang dilatih, dan minum obat. Beri pujian. membimbing pasien memenuhi kebutuhan
2. Nilai kemampuan yang telah mandiri pasien, membimbing pasien melaksanakan
3. Nilai apakah frekuensi munculnya waham kegiatan yang telah dilatih dan minum
bekurang. Apakah waham terkontrol. obat, berikan pujian
2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke RSJ / PKM
Daftar Pustaka

Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003

Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.


Jakarta : FIK, Universitas Indonesia

Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika

Purba, dkk, ( 2008 ). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial
dan Gangguan jiwa. Medan : USU Press.

Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000

Gambut, Juli 2017

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai