WAHAM
A. Masalah Utama
Waham.
b. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
seperti penolakan dan kekerasan.
c. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham
seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.
Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan
karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik
/ emosional, perlakuan kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan
yang perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak
berguna ataupun tidak berdaya.
4. Rentang Respon
5. Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan
karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi
jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini
sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan
inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal
yang praktis. Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan
dan bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja sederhana di rumah
ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di lingkungan klien diberi
penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar
menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT
dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik,
terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi
okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan
waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah
rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi
klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat.
C. Pohon Masalah
b. Tindakan
Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara
harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya
adalah sebagai berikut :
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan berinteraksi
Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
klien.
Tindakan mendukung atau membantah waham klien
Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi
karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan
tanpa memberikan dukungan, atau menyangkal sampai klien
berhenti membicarakannya.
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan
realitas
Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya
pada saat lalu dan saat ini
Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya
Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi
sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional klien
Berbicara dalam konteks realita
Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan
pujian yang sesuai
Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaa,
dosis, obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara
meminum obat yang benar)
Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum obat
tanpa konsultasi
2. Untuk Keluarga
a. Tujuan
Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan
yang belum terpenuhi oleh wahamnya
Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien
secara optimal
b. Tindakan keperawatan
Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di
rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan
yang tepat untuk klien
Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan
bantuan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan dan 3. Latih cara melatih kemampuan yang
kegiatan yang telah dilatih dimiliki pasien
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan beri pujian.
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika
Purba, dkk, ( 2008 ). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial
dan Gangguan jiwa. Medan : USU Press.
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000
( ) ( )