Anda di halaman 1dari 15

B.

Masalah-masalah yang sering terjadi pada cairan dan elektrolit


1. Abnormalitas cairan tubuh:
a. Ketidak seimbangan volume
b. Hipovolemik
c. Hipervolomik
2. Ketidakseimbangan elektrolit
a. Natrium : hiponatremia, hypernatremia
b. Kalium : hipokalemia, hyperkalemia
c. Magnesium : hipomagnesemia, hipermagnesemia, DLL
3. Ketidakseimbangan osmolalitas ggn asam basa
a. Asidosis
b. Alkalosis

C. Masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh


1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan eletrolit tubuh
a. Dehidrasi
b. Syok hipovolemik
2. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
a. Hiponatremia
Definisi: kadar Na+ serum di bawah normal
Causa: CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison

Tanda dan Gejala:


1) Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit
kepala dan keram otot.
2) Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi,
kejang, disorientasi dan koma.
3) Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit
Addison).
4) Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok
seperti hipotensi dan takikardi.

3. Hipernatremia
Definisi: Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)
Causa : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik,
diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati hiperkalsemik;
atau karena hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik lain.
Tanda dan Gejala: iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder
terhadap hipernatremia.

4. Hipokalemia
Definisi : kadar K+ serum di bawah normal Etiologi
a. Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot nasogastrik,
diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)
b. Diuretik
c. Asupan K+ yang tidak cukup dari diet
d. Ekskresi berlebihan melalui ginjal
e. Maldistribusi K+
f. Hiperaldosteron

Tanda dan Gejala:


Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia, hipotensi ortostatik, penurunan
motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada
hipokalemia dan dapat menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan
kelainan konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan
depresi segmen ST.

5. Hiperkalemia
Definisi: kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L)
Etiologi:
a. Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat
kalium, penghambat ACE.
b. beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries),
pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau
rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti garam,
transfusi darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan.
c. Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin
atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah.
d. Insufisiensi adrenal
e. Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket
terlalu lama
f. Hipoaldosteron
Tanda dan Gejala:
Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan perubahan-
perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat
gelombang T runcing (K+ > 65 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang,
amplitudo gelombang P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L).
Akhirnya interval QT memanjang dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan
asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi parestesi,
kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden.

D. Penanganan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


1. Definisi
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam batas-batas
fisiologis.
Indikasi, antara lain:
a. Kehilangan cairan tubuh akut
b. Kehilangan darah
c. Anoreksia
d. Kelainan saluran cerna
E. Penyebab, Gejala & Pengobatan Ketidakseimbangan Elektrolit
Mineral atau elektrolit seperti natrium, kalium, dan magnesium dibutuhkan oleh tubuh agar
sel dan organ bisa berfungsi normal.
Namun, terkadang tingkat elektrolit dalam tubuh meningkat atau menurun karena berbagai
penyebab.
Kondisi ini dikenal sebagai ketidakseimbangan elektrolit, ketidakseimbangan garam tubuh
atau ketidakseimbangan kimia tubuh.

1. Gejala Umum
Di bawah ini adalah gejala paling umum dari ketidakseimbangan elektrolit:
a. Kelelahan
b. Kram otot dan kejang
c. Mual
d. Pusing
e. Pingsan
f. Lekas marah
g. Muntah
h. Mulut kering
i. Denyut jantung lambat
j. Kejang
k. Palpitasi
l. Tekanan darah rendah
m. Kurangnya koordinasi
n. Sembelit
o. Kekakuan sendi

Dalam kasus ketidakseimbangan elektrolit yang parah (pada kasus ekstrim), gejala
berikut akan teramati:
a. Koma
b. Kejang
c. Perhentian jantung (cardiac arrest)
d. Kematian
Terdapat berbagai jenis ketidakseimbangan elektrolit yang bisa dibedakan berdasarkan jenis
mineral yang terlibat di dalamnya.
Kadar suatu mineral yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sama-sama menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit yang memicu berbagai gejala.
Berbagai jenis ketidakseimbangan elektrolit dan gejalanya disajikan sebagai berikut.
2. Ketidakseimbangan Kalsium
a. Kalsium tinggi
Gejalanya:
1) Kelesuan
2) Muntah
3) Mual
4) Haus
5) Dehidrasi
6) Tekanan darah rendah
7) Kejang
8) Koma
b. Kalsium rendah
Gejalanya:
1) Kejang otot
2) Tekanan darah tinggi
3) Kesemutan dan mati rasa
4) Lekas marah
5) Kuku rapuh
6) Perubahan suasana hati
7) Kejang

3. Ketidakseimbangan Natrium
Natrium tinggi
Gejalanya:
1) Haus
2) Mulut kering
3) Pusing
4) Demam
5) Muntah
6) Diare
7) Kejang
8) Kematian
Natrium rendah
Gejalanya:
1) Kelemahan otot
2) Pembengkakan tubuh
3) Kesulitan bernafas
4) Sakit kepala
5) Mual
6) Kram perut
7) Kejang
8) Koma
4. Ketidakseimbangan Kalium
Kalium tinggi
Gejalanya:
1) Sakit perut
2) Kelemahan
3) Mual
4) Diare
5) Nyeri otot
6) Denyut jantung tidak teratur
7) Perhentian jantung

Kalium rendah
Gejalanya:
1) Kelelahan
2) Kelemahan
3) Nyeri otot
4) Kram otot
5) Retensi cairan
6) Tetani
7) Kelumpuhan
5. Ketidakseimbangan Magnesium
Magnesium tinggi
Gejalanya:
1) Kesulitan bernapas
2) Kelesuan
3) Keringat berlebihan
4) Denyut jantung menurun
5) Diare
6) Denyut jantung tidak teratur
7) Perhentian jantung

Magnesium rendah
Gejalanya:
1) Kelemahan otot
2) Denyut jantung tidak teratur
3) Mual
4) Kram di kaki
5) Muntah
6) Kejang
7) Tremor
Jika gejala-gejala diatas muncul, disarankan untuk mencari bantuan medis segera.
Ingat, dehidrasi dalam kasus yang parah dapat menyebabkan ketidaksadaran dan bisa
berakibat fatal.
F. Penyebab Ketidakseimbangan Elektrolit
Terdapat banyak penyebab yang memicu ketidakseimbangan elektrolit dengan dehidrasi
menjadi salah satu yang paling umum.
Dehidrasi, muntah berat, dan diare menyebabkan tubuh kehilangan cairan dengan cepat.
Selain itu, mengasup makanan yang tidak tepat (tidak mengkonsumsi makanan kaya
mineral), atau malabsorpsi juga bisa menjadi penyebab ketidakseimbangan elektrolit.
Ketidakseimbangan elektrolit juga menyertai beberapa penyakit dan gangguan seperti
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pneumonia, diare, muntah, gagal ginjal, gangguan
makan, alkoholisme, anoreksia nervosa, gangguan hormonal, dll.
Kadang-kadang, obat-obatan tertentu seperti diuretik, antibiotik, dan obat kemoterapi juga
dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

G. Pengobatan Ketidakseimbangan Elektrolit


Penyebab ketidakseimbangan elektrolit perlu diidentifikasi terlebih dahulu sebelum
pengobatan bisa dilakukan.
Dokter akan menyarankan pasien melakukan tes darah, tes urine, dan pemindaian X-ray
untuk mendiagnosa kondisi.
Jika ketidakseimbangan disebabkan karena kondisi medis, prioritas pertama dititikberatkan
untuk mengatasi kondisi tersebut.
Dalam kasus ringan, membuat perubahan dalam diet dan memasukkan makanan yang kaya
mineral dapat mengobati ketidakseimbangan.
Mengasup minuman yang mengandung elektrolit juga dapat membantu mengobati
ketidakseimbangan.
Dalam kasus yang parah, cairan IV (intravena) umumnya digunakan untuk mengembalikan
elektrolit ke level normal. Jika gejala memburuk, rawat inap mungkin diperlukan.
H. Contoh kekurangan cairan dan elektrolit
1. Hiponatremia (kadar natrium yang rendah)
a) Definisi
Hiponatremia (kadar natrium yang rendah) adalah Konsentrasi natrium yang lebih kecil dari
136 mEq/L darah.
b) Penyebab
Hiponatremia terjadi ketika cairan tubuh mengandung natrium dalam jumlah yang terlalu
sedikit, misalnya akibat :
1) Muntah dan diare berat, dimana kehilangan cairan tubuh hanya digantikan oleh air.
2) Beberapa gangguan yang membuat tubuh menahan cairan lebih banyak, misalnya sirosis hati
atau gagal jantung.
3) Minum air dengan jumlah yang sangat banyak, misalnya pada kelainan psikis tertentu, atau
pada orang-orang yang dirawat dirumah sakit, yang mendapatkan sejumlah besar cairan
melalui infus.
4) Penyakit addison, dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah besar.
5) Produksi hormon antidiuretik yang berlebihan, misalnya pada tumor otak, kanker paru atau
pankreas, serta pemakaian obat-obat tertentu, misalnya chiorpropamide, carbamazepine, atau
vincristine.
c) Gejala
Beratnya gejala sebagian ditentukan oleh kecepatan penurunan kadar natrium darah.
Jika kadar natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak berat dan tidak muncul
sampai kadar natrium benar-benar rendah. Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala
yang timbul lebih berat.
Otak sangat sensitif tehadap perubahan konsentrasi natrium darah. Karena itu gejala awal dari
hiponatremia adalah penurunan kesadaran, dimana penderitan cenderung untuk terus tidur.

d) Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejala yang ada.
e) Pengobatan
Hiponatremia berat merupakan keadaan darurat yang memerlukan pengobatan segera.
Cairan infus diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium darah secara perlahan.
Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menetap.
Oleh karena itu, asupan cairan harus diawasi dan dibatasi oleh dokter, serta penyebab
hiponatremia juga perlu diatasi.

2. Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah)


a) Definisi
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.
b) Penyebab
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah
terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau
terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah,
penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia
jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan
sehari-hari.
Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan. Yang paling sering adalah
akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air
dan kalium dalam jumlah yang berlebihan. Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal
menghasilkan sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah
hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.
Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang
mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita
sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal
bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan
teofilin), meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia.
Tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.
c) Gejala
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih
berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan
kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.
d) Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
e) Pengobatan
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-
oral. Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil,
beberapa kali sehari.
Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan kalium.
Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah
sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu. Pada hipokalemia berat, kalium bisa
diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya
dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi.
3. Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah)
a) Pengertian
Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi
kalsium didalam darah kurang dari 8,8 mgr/dL darah.
b) Penyebab
1) Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.
2) Hipokalsemia paling sering terjadi pada penyakit yang menyebabkan hilangnya kalsium
dalam jangka lama melalui air kemih atau kegagalan untuk memindahkan kalsium dari
tulang.
3) Sebagian besar kalsium dalam darah dibawa oleh protein albumin, karena itu jika terlalu
sedikit albumin dalam darah akan menyebabkan rendahnya konsentrasi kalsium dalam darah.

Penyebab Hipokalsemia
Penyebab Keterangan
Biasanya terjadi setelah kerusakan kelanjar
paratiroid atau karena kelenjar paratiroid secara
Kadar hormon paratiroid rendah
tidak sengaja terangkat pada pembedahan untuk
mengangkat tiroid
Kekurangan kelenjar paratiroid Penyakit keturunan yg jarang atau merupakan
bawaan bagian dari sindroma DiGeorge
Penyakit keturunan yg jarang;
Pseudo
kadar hormon paratiroid normal tetapi respon tulang
hipoparatiroidisme
& ginjal terhadap hormon menurun
Biasanya disebabkan oleh asupan yg kurang,
kurang terpapar sinar matahari (pengaktivan vitamin
D terjadi jika kulit terpapar sinar matahari),
penyakit hati,
Kekurangan vitamin D
penyakit saluran pencernaan yg menghalangi
penyerapan vitamin D,
pemakaian barbiturat & fenitoin, yg mengurangi
efektivitas vitamin D
Kerusakan ginjal Mempengaruhi pengaktivan vitamin D di ginjal
Kadar magnesium
Menyebabkan menurunnya kadar hormon paratiroid
yg rendah
Asupan yg kurang atau
Terjadi dengan atau tanpa kekurangan vitamin D
malabsorbsi
Terjadi jika kelebihan asam lemak dalam darah
Pankreatitis karena cedera pada pankreas, bergabung dengan
kalsium
Mengurangi jumlah kalsium yg terikat dengan
Kadar albumin yg rendah albumin tetapi biasanya tidak menyebabkan gejala,
karena jumlah kalsium bebas tetap normal

Gejala
Hipokalsemia bisa tidak menimbulkan gejala.
Seiring dengan berjalannya waktu, hipokalsemia dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan
gejala-gejala neurologis seperti:
kebingungan
kehilangan ingatan (memori)
delirium (penurunan kesadaran)
depresi
halusinasi.
Gejala-gejala tersebut akan menghilang jika kadar kalsium kembali normal
Kadar kalsium yang sangat rendah (kurang dari 7 mgr/dL) dapat menyebabkan nyeri otot dan
kesemutan, yang seringkali dirasakan di bibir, lidah, jari-jari tangan dan kaki.
Pada kasus yang berat bisa terjadi kejang otot tenggorokan (menyebabkan sulit bernafas) dan
tetani (kejang otot keseluruhan).
Bisa terjadi perubahan pada sistem konduksi listrik jantung, yang dapat dilihat pada
pemeriksaan EKG.
Diagnosa

Konsentrasi kalsium abnormal biasanya pertama kali ditemukan pada saat pemeriksaan darah
rutin.
Karena itu hipokalsemia sering terdiagnosis sebelum gejala-gejalanya muncul.
Untuk menentukan penyebabnya, perlu diketahui riwayat lengkap dari keadaan kesehatan
penderita, pemeriksaan fisik yang lengkap dan pemeriksaan darah dan air kemih lainnya.
Pengobatan

Pengobatan hipokalsemia bervariasi tergantung kepada penyebabnya.


Kalsium dapat diberikan baik secara intravena maupun per-oral (ditelan).
Hipokalsemia menahun diperbaiki dengan mengkonsumsi tambahan kalsium per-oral.
Mengkonsumsi tambahan vitamin D dapat membantu meningkatkan penyerapan kalsium dari
saluran pencernaan.

4. Hipomagnesemia
a) Definisi
Hipomagnesemia (kadar magnesium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi magnesium dalam darah kurang dari 1,6 mEq/L darah.

b) penyebab
Penyakit dimana terjadi hipomagnesemia adalah kompleks dan biasanya merupakan akibat
dari gangguan nutrisi dan metabolisme.

Penyebab tersering dari hipomagnesemia adalah asupan yang kurang, yang berhubungan
dengan kelaparan atau kelainan penyerapan di usus dan pengeluaran yang berlebihan oleh
ginjal.

Hipomagnesemia juga sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol dalam
jumlah yang banyak atau yang mengalami diare terus menerus dalam waktu yang lama.

Kadar aldosteron, hormon antidiuretik atau hormon tiroid yang tinggi dapat menyebabkan
hipomagnesemia karena terjadi pembuangan yang berlebihan oleh ginjal.

Penggunaan diuretik, obat anti jamur amphotericin B atau obat anti kanker cisplatin dapat
juga dapat menyebabkan hipomagnesemia.

c) Gejala
Hipomagnesemia dapat menyebabkan:
- kehilangan nafsu makan
- mual
- muntah
- mengantuk
- kelemahan
- perubahan kepribadian
- kejang otot
- gemetar.

Jika hipomagnesemia terjadi bersamaan dengan hipokalsemia, keadaan hipomagnesemia


harus diobati terlebih dahulu sebelum mengobati hipokalsemia.

d) Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.

e) pengobatan
Jika timbul gejala atau jika konsentrasi magnesium sangat rendah (kurang dari 1 mEq/L
darah), diberikan magnesium per-oral maupun melalui suntikan di otot (intramuskuler) atau
pembuluh balik (intravena).

Akibat Kelebihan atau Kekurangan Elektrolit dalam Tubuh


1. Hiperkalemia
Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi
kalium darah lebih dari 5 mEq/L darah.
Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya daripada konsentrasi kalium
yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang lebih dari 5.5 mEq/L akan mempengaruhi
sistem konduksi listrik jantung. Bila konsentrasi yang tinggi ini terus berlanjut, irama jantung
menjadi tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut.
PENYEBAB
Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan baik. Mungkin
penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang menghalangi
pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, spironolactone dan ACE inhibitor.
Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar adrenal tidak
dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah
cukup. Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal
semakin sering menyebabkan hiperkalemia.
Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat. Karena itu
orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari makanan yang
kaya akan kalium.
Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba
dilepaskan dari cadangannnya di dalam sel.
Hal ini bisa terjadi bila:
Sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)
Terjadi luka bakar hebat
Overdosis kokain.
Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan ginjal
untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.
GEJALA
Hiperkalemia ringan menyebabkan sedikit gejala. Gejalanya berupa irama jantung yang tidak
teratur, yang berupa palpitasi (jantung berdebar keras). Penderita merasa sesak napas. Gejala
ini timbul pada kadar kalium > 7 mEq/liter atau kenaikan yang terjadi dalam waktu cepat.
DIAGNOSA
Biasanya hiperkalemia pertama kali terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin atau karena
ditemukannya perubahan pada pemeriksaan EKG.
PENGOBATAN
Pengobatan harus segera dilakukan jika kalium meningkat diatas 5 mEq/L pada seseorang
dengan fungsi ginjal yang buruk atau diatas 6 mEq/L pada seseorang dengan fungsi ginjal
yang normal.
Kalium bisa dibuang dari tubuh melalui saluran pencernaan atau ginjal ataupun melalui
dialisa. Kalium dapat dibuang dengan merangsang terjadinya diare dan dengan menelan
sediaan yang mengandung resin pengisap kalium. Resin ini tidak diserap di saluran
pencernaan, sehingga kalium keluar dari tubuh melalui tinja. Bila ginjal berfungsi dengan
baik, diberikan obat diuretik untuk meningkatkan pengeluaran kalium.
Jika diperlukan pengobatan segera, dapat diberikan larutan intravena yang terdiri dari
kalsium, glukosa atau insulin.
Kalsium membantu melindungi jantung dari efek kalium konsentrasi tinggi, meskipun efek
ini hanya berlangsung beberapa menit saja.
Glukosa dan insulin memindahkan kalium dari darah ke dalam sel, sehingga menurunkan
konsentrasi kalium darah. Jika pengobatan ini gagal atau jika terjadi gagal ginjal, mungkin
perlu dilakukan dialisa.
2. Hipokalemia

Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah) adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.
PENYEBAB
Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu
rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu
banyak kalium yang hilang melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan
obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar).
Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan
dalam makanan sehari-hari. Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan.
Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal
membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan.
Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon
kostikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron adalah hormon yang menyebabkan ginjal
mengeluarkan kalium dalam jumlah besar.
Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah yang banyak pada orang-orang yang
mengkonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita
sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal
bawaan dimana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu.
Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin),
meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia. Tetapi
pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.
GEJALA
Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih
berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan
kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung kalium atau dengan mengkonsumsi garam kalium (kalium klorida) per-
oral.
Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa
kali sehari. Sebagian besar orang yang mengkonsumsi diuretik tidak memerlukan tambahan
kalium. Tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium
darah sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu.
Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan
sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit, untuk menghindari kenaikan
kadar kalium yang terlalu tinggi.

3. Hipernatremia

Hipernatremia (kadar natrium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana kadar natrium
dalam darah lebih dari 145 mEq/L darah.
PENYEBAB
Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air dibandingkan dengan jumlah
natrium. Konsentrasi natrium darah biasanya meningkat secara tidak normal jika kehilangan
cairan melampaui kehilangan natrium, yang biasanya terjadi jika minum terlalu sedikit air.
Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung menunjukkan bahwa seseorang
tidak merasakan haus meskipun seharusnya dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat
memperoleh air yang cukup untuk minum.
Hipernatremia juga terjadi pada seseorang dengan:
Fungsi ginjal yang abnormal
Diare

Muntah
Demam
Keringat yang berlebihan.

Hipernatremia paling sering terjadi pada usia lanjut.Pada orang tua biasanya rasa haus lebih
lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda.
Usia lanjut yang hanya mampu berbaring di tempat tidur saja atau yang
mengalami demensia (pilkun), mungkin tidak mampu untuk mendapatkan cukup air
walaupun saraf-saraf hausnya masih berfungsi. Selain itu, pada usia lanjut, kemampuan ginjal
untuk memekatkan air kemih mulai berkurang, sehingga tidak dapat menahan air dengan
baik.
Orang tua yang minum diuretik, yang memaksa ginjal mengeluarkan lebih banyak air,
memiliki resiko untuk menderita hipernatremia, terutama jika cuaca panas atau jika mereka
sakit dan tidak minum cukup air.
Hipernatemia selalu merupakan keadaan yang serius, terutama pada orang tua. Hampir
separuh dari seluruh orang tua yang dirawat di rumah sakit karena hipernatremia meninggal.
Tingginya angka kematian ini mungkin karena penderita juga memiliki penyakit berat yang
memungkinkan terjadinya hipernatremia.
Hipernatremia dapat juga terjadi akibat ginjal mengeluarkan terlalu banyak air, seperti yang
terjadi pada penyakit diabetes insipidus. Kelenjar hipofisa mengeluarkan terlalu sedikit
hormonantidiuretik (hormon antidiuretik menyebabkan ginjal menahan air) atau ginjal tidak
memberikan respon yang semestinya terhadap hormon. Penderita diabetes insipidus jarang
mengalami hiponatremia jika mereka memiliki rasa haus yang normal dan minum cukup air.
Penyebab utama dari hipernatremi:
Cedera kepala atau pembedahan saraf yang melibatkan kelenjar hipofisa
Gangguan dari elektrolit lainnya (hiperkalsemiadan hipokalemia)
Penggunaan obat (lithium, demeclocycline, diuretik)
Kehilangan cairan yang berlebihan (diare, muntah, demam, keringat berlebihan)
Penyakit sel sabit
Diabetes insipidus.
GEJALA
Gejala utama dari hipernatremia merupakan akibat dari kerusakan otak.
Hipernatremia yang berat dapat menyebabkan:
kebingungan
kejang otot
kejang seluruh tubuh
koma
kematian.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Hipernatremia diobati dengan pemberian cairan. Pada semua kasus terutama kasus ringan,
cairan diberikan secara intravena (melalui infus).
Untuk membantu mengetahui apakah pembelian cairan telah mencukupi, dilakukan
pemeriksaan darah setiap beberapa jam.
Konsentrasi natrium darah diturunkan secara perlahan, karena perbaikan yang terlalu cepat
bisa menyebabkan kerusakan otak yang menetap.
Pemeriksaan darah atau air kemih tambahan dilakukan untuk mengetahui penyebab tingginya
konsentrasi natrium.Jika penyebabnya telah ditemukan, bisa diobati secara lebih spesifik.
Misalnya untuk diabetes insipidus diberikan hormon antidiuretik vasopresin

4. Hiponatremia

Hiponatremia (kadar natrium darah yang rendah) adalah konsentrasi natrium yang lebih kecil
dari 136 mEq/L darah.
PENYEBAB
Konsentrasi natrium darah menurun jika natrium telah dilarutkan oleh terlalu banyaknya air
dalam tubuh. Pengenceran natrium bisa terjadi pada orang yang minum air dalam jumlah
yang sangat banyak (seperti yang kadang terjadi pada kelainan psikis tertentu) dan pada
penderita yang dirawat di rumah sakit, yang menerima sejumlah besar cairan intravena.
Jumlah cairan yang masuk melebihi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihannya.
Asupan cairan dalam jumlah yang lebih sedikit (kadang sebanyak 1L/hari), bisa
menyebabkan hiponatremia pada orang-orang yang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik,
misalnya pada gagal ginjal.
Hiponatremia juga sering terjadi pada penderita gagal jantung dan sirosis hati, dimana
volume darah meningkat. Pada keadaan tersebut, kenaikan volume darah menyebabkan
pengenceran natrium, meskipun jumlah natrium total dalam tubuh biasanya meningkat juga.
Hiponatremia terjadi pada orang-orang yang kelenjar adrenalnya tidak berfungsi (penyakit
Addison), dimana natrium dikeluarkan dalam jumlah yang sangat banyak. Pembuangan
natrium ke dalam air kemih disebabkan oleh kekurangan hormon aldosteron.
Penderita Syndrome of Inappropriate Secretion of Antidiuretik Hormone (SIADH) memiliki
konsentrasi natrium yang rendah karena kelenjar hipofisa di dasar otak mengeluarkan terlalu
banyak hormon antidiuretik.
Hormon antidiuretik menyebabkan tubuh menahan air dan melarutkan sejumlah natrium
dalam darah.
Penyebab SIADH:
Meningitis dan ensefalitis
Tumor otak

Psikosa
Penyakit paru-paru (termasuk pneumonia dan kegagalan pernafasan akut)
Kanker (terutama kanker paru dan pankreas)
Obat-obatan:
chlorpropamide (obat yang menurunkan kadar gula darah)
Carbamazepine (obat anti kejang)
Vincristine (obat anti kanker)
Clofibrate (obat yang menurunkan kadar kolesterol)
Obat-obat anti psikosa
Aspirin, ibuprofen dan analgetik lainnya yang dijual bebas
Vasopressin dan oxytocin (hormon antidiuretik buatan).

GEJALA
Beratnya gejala sebagian ditentukan oleh kecepatan menurunnya kadar natrium darah. Jika
kadar natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul
sampai kadar natrium benar-benar rendah. Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala
yang timbul lebih parah dan meskipun penurunannya sedikit, tetapi gejala cenderung timbul.
Otak sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah. Karena itu gejala awal
dari hiponatremia adalah letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat
dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali).
Sejalan dengan makin memburuknya hiponatremia, otot-otot menjadi kaku dan bisa terjadi
kejang.Pada kasus yang sangat berat, akan diikuti dengan stupor (penurunan kesadaran
sebagian) dan koma.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Hiponatremia berat merupakan keadaan darurat yang memerlukan pengobatan segera. Cairan
intravena diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium darah secara perlahan.Kenaikan
konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menetap.
Asupan cairan diawasi dibatasi dan penyebab hiponatremia diatasi.
Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah dilakukannya
pembatasan asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline atau diuretik
thiazide untuk mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap ginjal

Anda mungkin juga menyukai